Mengurangi Drama Agar Hidup Bisa #AsikTanpaToxic
Buat saya salah satu tips hidup bahagia adalah dengan cara mengurangi
drama. Tentu saja drama yang dimaksud bukanlah tentang mengurangi menonton
drama Korea, Jepang, atau lainnya. Ya biarpun sampai sekarang saya belum
bisa menikmati drama Korea, tetapi banyak orang drama tersebut adalah
hiburan.
Drama yang dimaksud adalah mendapatkan berbagai masalah dalam hidup. Kalau
bisa dikurangi atau dihindari, deh. Media sosial juga bisa menjadi salah
satu sumber drama. Lihat berita atau ulasan politik kesal, gampang
terpancing untik ikut mom's war, hingga lihat yang pamer rasanya marah.
Duh, kapan bisa bahagianya kalau semua ditanggapi dengan drama? Mendingan
puasa media sosial aja kalau seperti itu.
Selama ini, saya cukup bersyukur karena hidup tidak terlalu banyak drama.
Hubungan antar keluarga yang dekat, tinggal di lingkungan yang nyaman,
hingga anak-anak pun belajar di sekolah yang ramah anak ketika mereka SD.
Rasanya hidup saya bahagia banget.
Banyak Drama yang Bikin Stress Dimulai Sejak Hampir 1 Tahun Terakhir
Ini
Selama ini gak pernah terpikir oleh saya akan kembali tinggal di Jakarta.
Kota di mana saya dilahirkan dan menghabiskan masa kecil hingga kelas 5
SD. Setelah itu saya tinggal di Bekasi hingga bulan akhir Mei 2018. Ya,
saya sekeluarga memang baru aja pindah ke Jakarta.
Sekitar bulan Desember 2017, mamah mertua saya wafat. Umur manusia memang
salah satu rahasia Allah SWT. Tetapi, kejadian tersebut benar-benar di
luar dugaan kami semua karena selama ini yang terbaring sakit justru papah
mertua. Siapa yang akan merawat papah setelah mamah tidak ada?
Drama Pertama - Pindahan dan Ujian Nasional
Hasil rembukan suami dengan kakak-kakaknya diputuskan kami lah yang
mengurus papah. Itu artinya kami harus pindah rumah. Tetapi, kami tidak
bisa langsung pindah saat itu juga karena Nai sedang bersiap menghadapi
UN. Jadi untuk sementara kami bekerjasama dengan kakak ipar untuk
bergantian mengurus papah.
Di sini drama pertama dimulai. Seharusnya fokus saya saat itu adalah
mempersiapkan Nai menghadapi UN. Tetapi, pikiran jadi terpecah antara Nai
dan pindahan. Saya jadi merasa kurang maksimal membantu Nai. Berbeda
banget ketika 2 tahun sebelumnya menemani Keke menghadapi UN. Akhirnya
jadi sering merasa bersalah dan khawatir.
Ujung-ujungnya jadi suka kesal dan sedih sendiri. Mana tanggal kepindahan
kami adalah 2 minggu menjelang hari raya Idulfitri. Semakin mendekati
tanggal kepindahan, saya semakin stress. Saya sangat bersyukur ketika Nai
berhasil mendapatkan NEM yang bagus dan bisa diterima di SMPN
pilihan.
Drama Kedua - Asisten Rumah Tangga
Drama berikutnya adalah tentang asisten rumah tangga. Sebetulnya saya
masih sanggup mengurus rumah tangga dan keluarga sekaligus. Apalagi suami
dan anak-anak juga masih mau membantu. Seharusnya tidak ada masalah, kan?
Ternyata enggak juga.
Mengurus orang tua yang sudah sakit berbeda dengan mengurus anak kecil
meskipun kondisinya sama-sama harus dibantu oleh orang dewasa. Tetapi,
mengurus anak kecil masih bisa dibawa ke mana-mana. Sedangkan kalau orang
tua kan gak bisa. Wah, bisa-bisa saya gak bakal ke luar rumah kalau
begini. Saya sempat galau dengan masalah ini. Masa iya harus di rumah
terus? Kalau akhir pekan bisa bergantian dengan suami untuk mengurus
papah. Saya sebetulnya termasuk orang rumahan. Tetapi, sesekali keluar
rumah sekadar me time juga rasanya perlu.
Dengan pertimbangan tersebut, kami memilih mencari asisten rumah tangga.
Tetapi, bukan solusi yang kami dapatkan, malah drama yang sepertinya gak
ada habisnya. 2x memiliki asiaten rumah tangga dalam kurun waktu gak
sampai setahun. Semuanya penuh drama. Huff!
Polusi Udara di Rumah Bisa Lebih Berbahaya Daripada di Luar
Salah satu area favorit saya di rumah. Meja kerja menghadap kolam ikan.
Suara gemericik air, angin sepoi-sepoi, dan sebotol Nastbee Honey Lemon
membuat saya nyaman. Tentunya saya juga harus memperhatikan kebersihan
gorden dan jendela supaya tidak menjadi salah satu sarang debu.
Selain tipe orang rumahan, saya juga merasa di luar sana banyak polusi.
Apalagi di kota besar seperti Jakarta. Polusi udara dan suara adalah 2 hal
yang langsung saya ingat. Kalau begini mendingan di dalam rumah aja ya,
kan?
Ternyata pendapat berada di dalam ruangan itu lebih aman gak sepenuhnya
tepat. Di dalam rumah bisa aja polusinya lebih berbahaya daripada di luar
ruangan. Kok, bisa?
Coba aja cek ventilasi rumah. Sudah cukup baik atau belum? Buka jendela
rumah, bagusnya setiap pagi, agar sirkulasi udara mengalir dengan lancar.
Sirkulasi udara di dapur juga harus bagus. Jangan sampai asap yang keluar
saat memasak terkurung di dalam ruangan. Pasang penyedot asap atau ada
jendela yang membuat asap bergerak ke luar rumah.
Kebersihan rumah juga harus dijaga. Periksa gorden, karpet, sofa, dan lain
sebagainya. Jangan sampai jadi sarang debu. Begitu juga dengan penggunaan
berbagai produk pembersih atau lainnya. Sebisa mungkin pilih yang
kandungannya paling aman untuk tubuh kita.
Mulai Konsisten Bergaya Hidup Sehat Meskipun Padat Beraktivitas
Beban yang terus menghampiri beberapa bulan terakhir ini membuat saya
berpikir. Kesehatan juga mulai sering terganggu. Tentu aja, saya harus
segera mencari solusinya. Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah gaya
hidup tidak sehat. Saya pun mulai bertekad untuk konsisten memperbaiki
gaya hidup.
Mengatur Pola Makan dengan Diet Carbo
Sudah hampir setahun ini saya menjalani diet carbo. Menurunkan berat badan
memang menjadi target utama. Alasannya karena saya ingin lebih sehat.
Akhir-akhir ini, saya merasa agak sering sakit terutama di bagian lutut.
Itulah kenapa saya mulai memutuskan untuk diet carbo karena diet ini yang
paling cocok untuk saya. Pernah berhasil beberapa tahun sebelumnya.
Sayangnya saya belum konsisten saat itu. Lumayan nih udah ada hasilnya.
Berat badan saya udah turun sekitar 5 kiloan. Lutut juga udah jarang
banget sakit.
Olahraga yang Teratur
Saya mulai teratur lagi berolahraga. Setiap akhir pekan, saya dan suami
berolahraga di GOR. Saya berjalan kaki, sedangkan suami memilih lari. Saya
gak kuat kalau lari, meding jalan secara teratur.
Kadang-kadang anak-anak juga ikutan. Lumayan lah sekali jalan bisa dapat
sampai 7000an langkah.
Kalau sehari-hari, saya pilih olahraga ringan saja. Buka YouTube kemudian
pilih SKJ 84 dan 88 hehehe. Selain nostalgia, SKJ jadul ini juga lumayan
bikin keringetan meskipun sebantar. Lagipula kalau sehari-hari juga udah
lumayan banyak bergerak karena mengurus rumah (baca: ke pasar, masak,
nyetrika, mencuci, dan lain sebagainya). Jadi, cari olahraga yang ringan
aja.
Istirahat yang Cukup
Nah kalau yang satu ini memang masih menjadi pekerjaan rumah buat saya.
Pengennya tidur cepat di bawah pukul 10 malam, tetapi seringkali belum
bisa. Pelan-pelan deh berusaha untuk menambah jam tidur. Kalaupun belum
bisa, saya berusaha membuat tidur yang berkualitas. Caranya dengan
menyingkirkan berbagai masalah menjelang tidur.
Bersihkan Hati dan Pikiran
Nah, kalau buat saya hati dan pikiran yang selalu suntuk lebih toxic
daripada polusi. Udah banyak kan ya kejadian penyakit yang menghampiri
karena pikiran. Jadi hidup sehat gak hanya memperhatikan fisik saja. Hati
dan pikiran juga harus sehat. Drama dalam hidup kemungkinan ada aja.
Tetapi, saya akan berusaha menyikapi dengan santai. Misalnya, drama kami
dengan asisten rumah tangga. Kami memutuskan untuk kembali tidka memiliki
asisten rumah tangga.
Daripada capek hati dan pikiran yang menguras emosi, mending capek
fisik. Tetapi, capek fisik yang membuat tubuh menjadi bugar
Capek badan udah pasti, tetapi setidaknya pikiran gak ruwet dengan drama
asisten rumah tangga. Lagipula anak-anak sudah bisa diajak kerjasama
mengurus rumah. Kalau suami memang sejak dulu selalu turun tangan membantu
mengurus rumah. Tentang kekhawatiran saya yang gak bisa ke mana-mana
karena harus mengurus papah mertua juga sudah ada solusinya. Kalau saya
sedang ke luar rumah, tetap akan ada yang mengurus papah. Bisa suami atau
anak-anak yang mengurus. Tentu aja, saya pun tidak bisa memutuskan pergi
mendadak. Semuanya harus saling menyesuaikan jadwal harian.
Aktivitas Harian yang Padat Tetap #AsikTanpaToxic Bersama NATSBEE
Honey Lemon
Meskipun di rumah, aktivitas keseharian saya lumayan padat. Setiap hari,
saya yang lebih dahulu bangun dibandingkan anggota keluarga lain. Sebelum
subuh sudah harus menyiapkan bekal sekolah untuk anak-anak. Sampai saat
ini, anak-anak memang lebih memilih bawa bekal sekolah daripada jajan.
Setelah anak-anak berangkat sekolah, saya memilih untuk tidur lagi sekitar
2 jam. Biasanya saya tidur sekitar pukul 12 malam dan bangun pukul 4 pagi.
Makanya butuh tambahan jam tidur setelah anak-anak berangkat sekolah.
Lumayan lah 2 jam juga.
Setelah bangun, masukkan pakaian harian ke mesin cuci. Sedangkan seragam
sekolah dan pakaian yang bagus, saya cuci manual dengan tangan. Sambil
menunggu pakaian selesai di mesin cuci, baju lainnya juga sedang direndam,
saya pun belanja ke pasar. Tadinya pengen kayak beberapa orang, melakukan
food prep. Tetapi, dipikir lagi, rumah saya gak terlalu jauh dari pasar.
Anggap aja sekalian berolahraga saat belanja di pasar.
Memasak dan menyetrika juga menjadi kegiatan saya sehari-hari. Sedangkan
untuk cuci piring, menyapu, mengepel, dan bersih-bersih lainnya bisa
dilakukan bekerjasama dengan anggota keluarga lainnya. Begitupun dengan
mengurus papah mertua. Kami semuanya bekerjasama.
Meskipun sudah berbagi tugas dengan suami dan anak-anak, tetap aja rasanya
pekerjaan rumah tidak ada habisnya. Saya tidak mau ngotot menyelesaikan
saat itu juga, kecuali untuk masak dan menyetrika seragam sekolah. Memasak
tetap harus dilakukan karena setiap hari kan butuh masak. Bila kondisi
badan sedang kurang enak, saya memilih memasak yang praktis atau delivery
order aja. Anak-anak juga udah bisa masak sendiri untuk makanan yang
praktis. Menyetrika paling yang wajib adalah seragam. Kasihan anak-anak
kalau sekolah dengan pakaian yang kusut.
Nah, begitulah kurang lebih aktivitas saya sehari-hari. Lumayan padat
merayap, kan? Supaya badan dan pikiran tetap sehat meskipun aktivitas
padat, saya harus me time.
Pakaian yang mau disetrika dan dilipat sudah menumpuk? Santai dulu aja,
lah.
Khasiat Minuman Madu Lemon
Salah satu me time yang saya lakukan adalah menikmati sebotol NATSBEE
Honey Lemon. Kalau mengikuti bahasa kekinian, ini me time yang berfaedah.
Kita semua tau kalau lemon dan madu memiliki segudang manfaat yaitu
-
Membantu proses detoksifikasi tubuh. Sebetulnya tubuh sudah memiliki
pertahanan alami. Tetapi, pernah gak kita memikirkan berapa banyak
polusi serta stress yang menggempur tubuh dalam sehari? Oleh karena
itu ada baiknya juga mengkonsumsi makanan atau minuman yang membantu
pertahanan tubuh menjadi semakin baik
-
Meningkatkan energi. Madu dan lemon memiliki sumber vitamin dan
mineral yang tinggi. Manis dari madu alami lebih baik daripada
mengkonsumsi gula. Mengkonsumsi minuman madu lemon bisa menjaga tubuh
agar tidak mudah lemas. Energi tetap terjaga selama beraktivitas
padat.
-
Memberikan efek menenangkan. Saya menyukai wangi lemon. Ketika
menghirupnya, langsung berasa menenangkan. Ternyata tidak hanya lemon.
Madu pun memiliki khasiat meredakan kecemasan, insomnia, stress, dan
kegelisahan.
-
Meningkatkan sistem imunitas tubuh. Karena sarat dengan kandungan
vitamin dan mineral, salah satunya adalah vitamin C, air lemon madu
tidak hanya membantu proses detoksifikasi. Sistem imun pun meningkan
bila rutin mengkonsumsi racikan minuman ini.
NATSBEE Honey Lemon Menjadi Pilihan Saya.
Nai: "Bunda, NATSBEE Honey Lemon udah habis, ya?"
Bunda: "Masa'? Bukannya masih ada 2 botol di kulkas?"
Nai: "Habis, Bun. Kayaknya terakhir itu Ima yang abisin."
Bunda: "Oh, gitu. Nanti Bunda beli lagi, deh."
Nai memang suka dengan segala makanan atau minuman yang ada rasa madu.
Makanya dia yang paling nyariin kalau NATSBEE Honey Lemon udah habis. Saya
akhirnya ikutan Nai. Mulai suka juga dengan minuman ini.
Awalnya memang saya terpengaruh Nai yang udah lebih dulu suka dengan
NATSBEE Honey Lemon. Kemudian praktis menjadi alasan lain kenapa saya
menyukai NATSBEE Honey Lemon. Saya tidak perlu membeli semua bahan dan
kemudian meraciknya. Apalagi menurut saya, rasa lemon dan madu pada
NATSBEE Honey Lemon ini sudah seimbang. Tidak keasaman dan
kemanisan.
Salah satu cara ternikmat mendapatkan kesegaran di hari yang panas
adalah dengan meminum sebotol NATSBEE Honey Lemon dingin.
Yup! Setelah hampir seharian beraktivitas, saya juga ingin me time
sejenak. Selonjoran, menonton acara tv favorit, dan sambil minum NATSBEE
Honey Lemon bisa menjadi salah satu me time yang menyenangkan. Apalagi
kalau siang hari lagi berasa panas kayak akhir-akhir ini. Sebotol NATSBEE
Honey Lemon dituang ke gelas yang udah diisi es batu. Wah! Energi langsung
berasa dicharge lagi. Hati dan pikiran pun jadi rileks dan senang.
Bagaimana dengan teman-teman? Sudahkan bersihkan hari aktifmu agar hidup
menjadi #AsikTanpaToxic?