Sudahkah Menyatakan Cinta untuk Orang Tersayang?
- Wafatnya Ashraf Sinclair menghentak banyak orang. Di media sosial
manapun, semuanya bersuara tentang ini.
Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari memang termasuk panutan. Couple goals kalau istilah netizen sekarang. Mereka pasangan yang jauh dari gosip. Ashraf juga tipe family man. Kalau dari unggahan foto-foto di akun IGnya aja terlihat sekali sayangnya terhadap istri dan anak.
Tidak mengherankan kalau kemudian banyak yang tersentak dengan berita ini. Usia masih tergolong muda, terlihat sehat, tetapi ajal tiba-tiba menjemput. Ya umur memang termasuk rahasia terbesar Allah SWT.
Foto di atas sebetulnya sedang menggambarkan perasaan Chi yang sedang seneng banget. Sekian lama merawat alm papah mertua yang sakit, membuat kami sekeluarga jarang sekali bisa berlibur.
Salah seorang kakak ipar pernah menyarankan ke kami untuk punya asisten rumah tangga. Kakak ipar percaya kalau kami mampu mengurus rumah dan keluarga, termasuk papah mertua, sendiri tanpa bantuan asisten. Tetapi, menurutnya family time itu penting banget.
Merawat orang sakit, apalagi dalam jangka tahunan, bukanlah perkara mudah. Kami disarankan memiliki ART supaya sesekali bisa family time di luar rumah. Meskipun sekadar makan siang atau malam di salah satu resto. Percayakan perawatan papah mertua untuk sementara waktu ke asisten.
Tetapi, cari asisten juga bukan perkara mudah. Kami 2x memiliki ART. Hasilnya malah bikin kami capek hati. Akhirnya diputuskan untuk kembali mengurus sendiri.
[Silakan baca: Drama Asisten Rumah Tangga]
Itulah kenapa saat itu Chi seneng banget bisa ke luar rumah. Rencananya kami akan berada di Bandung selama 3 hari 2 malam. Tetapi, baru juga masuk hari kedua, kabar menyedihkan itu datang.
Saat di foto itu, Chi sedang senang-senangnya. Sebelum check out juga telponan dulu sama mamah. Kami berdua ketawa-tawa di telpon.
Sama sekali tidak menduga kalau di hari yang sama, hanya dalam hitungan jam, keadaan menjadi terbalik. Dari perasaan senang banget menjadi sedih yang sangat mendalam. Ya, setipis itu batasannya.
Sesuatu yang sebetulnya semua orang udah tau dan bisa membayangkan rasanya. Ditinggal wafat orang tersayang rasanya sedih banget. Apalagi ini mendadak. Duh! Itu udah lebih campur aduk rasanya.
Bahkan di saat papah wafat, rasanya Chi gak terlalu banyak menangis. Antara masih percaya dan enggak. Masih mikir, palingan juga lagi dinas ke luar kota. Berusaha tegar sebagai anak paling tua dan demi mamah. Tetapi, kadang-kadang kayak orang linglung juga. Di depan K'Aie, beberapa kali Chi ngomong, "Bunda udah gak punya papah ya, Yah?" Dengan nada yang antara sedih, pasrah, dan masih berharap kalau itu semua hanya mimpi buruk.
Chi baru benar-benar menangis, bahkan sampai sedikit histeris, tuh justru hampir 2 minggu kemudian. Setelah pulang ke rumah. Nangis hanya di depan K'Aie. Bersyukur banget K'Aie gak berusaha melarang tangisan istrinya. Cuma meluk aja.
Chi tau persis rasanya karena pernah mengalami sekitar 10 bulan yang lalu. Saat papah wafat secara mendadak. Orang tersayang gak hanya suami atau istri, kan? Tetapi juga termasuk orang tua, anak, bahkan saudara. Dan, Chi termasuk yang dekat banget dengan papah.
Papah pergi usai sholat maghrib. Biasanya setelah sholat, papah gak langsung beranjak. Tetapi, lanjut berdzikir dan ditutup dengan sujud. Makanya, mamah sempat menyangka kalau papah memang sedang sujud sebagai tanda selesai beribadah. Tetapi, karena dirasa sujudnya tumben kelamaan, mamah pun menepuk punggung papah. Ternyata, papah gak bangun lagi.
Mamah langsung minta bantuan tetangga. Jamaah masjid pun berdatangan untuk menolong. Termasuk, ketua DKM yang berprofesi sebagai dokter. Tetangga depan rumah juga seorang dokter. Dan, tidak lama kemudian dipastikan kalau papah sudah tidak ada.
Ya memang secepat dan semudah itu papah wafat. Tidak ada yang menyangka karena papah dalam keadaan sehat. Bahkan selama ini juga papah hidupnya paling teratur, deh. Asupan makanannya dijaga, rajin olahraga, dan istirahat juga cukup. Memang sudah waktunya aja.
Ditinggal wafat oleh orang tersayang meninggalkan kesedihan mendalam. Sampai sekarang pun Chi kadang-kadang masih suka menangis. Masih suka bertanya sendiri, 'Kenapa?' 'Kok bisa?' Beragam pertanyaan yang susah untuk dijawab.
Bukan berarti gak ikhlas. Tentu aja kami semua, termasuk Chi, berusaha ikhlas. Apalagi banyak yang bilang kalau papah tuh wafatnya bagus banget. Tidak menyusahkan dan selesai sholat. Banyak yang menginginkan wafat seperti itu.
Tentu saja kami bersyukur mendengarnya. Ya semoga aja benar adanya kalau wafatnya papah itu memang bagus. Wallahualam.
Tetapi, sedih itu suka timbul saat sedang kangen. Apalagi Chi termasuk dekat dengan papah. Suka kangen kalau lagi ngobrol berdua lewat telpon atau WA.
Ditinggal wafat secara mendadak tidak hanya meninggalkan kesedihan yang mendalam. Juga mengingatkan apakah bekal kita sudah cukup untuk di akhirat. Kita semua gak pernah tau kapan akan pulang kepada Nya. Kalau udah mikir begini memang suka bikin merinding. Berasa masih kecil dan kurang banget bekalnya. Tetapi, tau-tau harus 'pulang'. Duh! Memang benar adanya kalau kematian adalah nasehat yang terbaik.
Perasaan lain yang timbul bagi Chi pribadi adalah rasa trauma. Chi bener-bener gak tau apakah keinginan untuk tidak lagi mengalami kejadian seperti itu salah atau benar. Kadang suka merasa berdosa karena seperti menyalahkan rencana Allah Swt yang sudah pasti terbaik. Tetapi, Chi memang benar-benar masih ada rasa takut.
Pengennya pulang di saat sudah siap. Tetapi, gak tau juga lah kapan siapnya kalau untuk hal seperti ini. Jadi pusing sendiri kan.
Makanya berita tentang wafatnya Ashraf Sinclair itu Chi gak ikutan share. Hanya sesekali aja lihat di medsos. Cuma kayak gitu aja udah bikin kepala rasanya kliyengan. Merasa sedikit terguncang. Kebayang lagi kejadian 10 bulan yang lalu. Sediiiihhh ...
Sekarang, jadi sering berlama-lama memandangi wajah suami dan anak-anak. Merekalah orang-orang tersayang yang Chi temui setiap hari. Bersyukur banget, setiap hari masih dikasih kesempatan untuk berkumpul bersama.
Chi jadi suka mikir untuk terus berusaha menyatakan rasa cinta terhadap orang tersayang. Ya gak harus dengan bilang 'I love you' setiap saat dan setiap hari. Lagian itu bukan style kami banget. Kami memang bukan pasangan romantis. Tetapi, kalau sama anak-anak sih Chi masih bisa ngomong gitu hehehe.
[Silakan baca: Bukan Pasangan Romantis]
Banyak cara untuk menyatakan sayang. Salah-satunya adalah dengan membuat orang-orang yang kita sayang itu senang. Misalnya, saat K'Aie ngantor, usahakan dengan perasaan yang senang. Biar di jalannya juga tenang. Kerja juga jadi lebih semangat. Begitupun ke anak-anak.
Setiap hari berusaha buat masakan yang orang rumah senang. Mendengarkan cerita aktivitas suami dan anak-anak selama di luar rumah. Hal-hal yang mungkin kelihatannya sepele. Tetapi, sebetulnya bisa bikin senang. Pokoknya berusaha menyenangkan dengan cara yang kita bisa. Tentu setiap orang punya formula masing-masing, ya.
"Udah tua, ah! Gak mau mikir yang ribet!"
Kadang-kadang, Chi suka ngomong gitu. Bukan berarti Chi merasa udah sepuh. Jiwa Chi tetap di usia 25 tahun, kok hahaha! Tetapi, maksudnya semakin ke sini, pengen berusaha menikmati dan mensyukuri hidup aja. Gak membebani pikiran dengan hal-hal yang bikin pusing. Mendingan banyakin ngebahas hal receh aja, lah.
Bukan berarti hidup Chi udah gak ada lagi masalah. Kadang-kadang Chi juga masih suka ngomel dan ngambek, kok. Masih suka ada ribut dikit juga hehehe. Tapi, ya sejak papah wafat memang berusaha dikurangi banget. Mending semakin banyakin bahagia dengan orang-orang yang Chi sayang. Karena sesungguhnya kita semua gak akan pernah tau kapan akan pergi.
Ungkapan cinta seperti apa yang sudah dilakukan hari ini?
[Silakan baca: Cara Menyatakan Cinta untuk Orang Tersayang dengan PRUCinta]
Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari memang termasuk panutan. Couple goals kalau istilah netizen sekarang. Mereka pasangan yang jauh dari gosip. Ashraf juga tipe family man. Kalau dari unggahan foto-foto di akun IGnya aja terlihat sekali sayangnya terhadap istri dan anak.
Tidak mengherankan kalau kemudian banyak yang tersentak dengan berita ini. Usia masih tergolong muda, terlihat sehat, tetapi ajal tiba-tiba menjemput. Ya umur memang termasuk rahasia terbesar Allah SWT.
Senang dan Sedih Batasannya Bisa Sangat Tipis
Foto di atas sebetulnya sedang menggambarkan perasaan Chi yang sedang seneng banget. Sekian lama merawat alm papah mertua yang sakit, membuat kami sekeluarga jarang sekali bisa berlibur.
Salah seorang kakak ipar pernah menyarankan ke kami untuk punya asisten rumah tangga. Kakak ipar percaya kalau kami mampu mengurus rumah dan keluarga, termasuk papah mertua, sendiri tanpa bantuan asisten. Tetapi, menurutnya family time itu penting banget.
Merawat orang sakit, apalagi dalam jangka tahunan, bukanlah perkara mudah. Kami disarankan memiliki ART supaya sesekali bisa family time di luar rumah. Meskipun sekadar makan siang atau malam di salah satu resto. Percayakan perawatan papah mertua untuk sementara waktu ke asisten.
Tetapi, cari asisten juga bukan perkara mudah. Kami 2x memiliki ART. Hasilnya malah bikin kami capek hati. Akhirnya diputuskan untuk kembali mengurus sendiri.
[Silakan baca: Drama Asisten Rumah Tangga]
Itulah kenapa saat itu Chi seneng banget bisa ke luar rumah. Rencananya kami akan berada di Bandung selama 3 hari 2 malam. Tetapi, baru juga masuk hari kedua, kabar menyedihkan itu datang.
Saat di foto itu, Chi sedang senang-senangnya. Sebelum check out juga telponan dulu sama mamah. Kami berdua ketawa-tawa di telpon.
Sama sekali tidak menduga kalau di hari yang sama, hanya dalam hitungan jam, keadaan menjadi terbalik. Dari perasaan senang banget menjadi sedih yang sangat mendalam. Ya, setipis itu batasannya.
Rasanya Ditinggal Selamanya oleh Orang Tersayang Secara Mendadak
Sesuatu yang sebetulnya semua orang udah tau dan bisa membayangkan rasanya. Ditinggal wafat orang tersayang rasanya sedih banget. Apalagi ini mendadak. Duh! Itu udah lebih campur aduk rasanya.
Bahkan di saat papah wafat, rasanya Chi gak terlalu banyak menangis. Antara masih percaya dan enggak. Masih mikir, palingan juga lagi dinas ke luar kota. Berusaha tegar sebagai anak paling tua dan demi mamah. Tetapi, kadang-kadang kayak orang linglung juga. Di depan K'Aie, beberapa kali Chi ngomong, "Bunda udah gak punya papah ya, Yah?" Dengan nada yang antara sedih, pasrah, dan masih berharap kalau itu semua hanya mimpi buruk.
Chi baru benar-benar menangis, bahkan sampai sedikit histeris, tuh justru hampir 2 minggu kemudian. Setelah pulang ke rumah. Nangis hanya di depan K'Aie. Bersyukur banget K'Aie gak berusaha melarang tangisan istrinya. Cuma meluk aja.
Chi tau persis rasanya karena pernah mengalami sekitar 10 bulan yang lalu. Saat papah wafat secara mendadak. Orang tersayang gak hanya suami atau istri, kan? Tetapi juga termasuk orang tua, anak, bahkan saudara. Dan, Chi termasuk yang dekat banget dengan papah.
Papah pergi usai sholat maghrib. Biasanya setelah sholat, papah gak langsung beranjak. Tetapi, lanjut berdzikir dan ditutup dengan sujud. Makanya, mamah sempat menyangka kalau papah memang sedang sujud sebagai tanda selesai beribadah. Tetapi, karena dirasa sujudnya tumben kelamaan, mamah pun menepuk punggung papah. Ternyata, papah gak bangun lagi.
Mamah langsung minta bantuan tetangga. Jamaah masjid pun berdatangan untuk menolong. Termasuk, ketua DKM yang berprofesi sebagai dokter. Tetangga depan rumah juga seorang dokter. Dan, tidak lama kemudian dipastikan kalau papah sudah tidak ada.
Ya memang secepat dan semudah itu papah wafat. Tidak ada yang menyangka karena papah dalam keadaan sehat. Bahkan selama ini juga papah hidupnya paling teratur, deh. Asupan makanannya dijaga, rajin olahraga, dan istirahat juga cukup. Memang sudah waktunya aja.
Nyatakan Cinta Terhadap Orang Tersayang Setiap Saat
Ditinggal wafat oleh orang tersayang meninggalkan kesedihan mendalam. Sampai sekarang pun Chi kadang-kadang masih suka menangis. Masih suka bertanya sendiri, 'Kenapa?' 'Kok bisa?' Beragam pertanyaan yang susah untuk dijawab.
Bukan berarti gak ikhlas. Tentu aja kami semua, termasuk Chi, berusaha ikhlas. Apalagi banyak yang bilang kalau papah tuh wafatnya bagus banget. Tidak menyusahkan dan selesai sholat. Banyak yang menginginkan wafat seperti itu.
Tentu saja kami bersyukur mendengarnya. Ya semoga aja benar adanya kalau wafatnya papah itu memang bagus. Wallahualam.
Tetapi, sedih itu suka timbul saat sedang kangen. Apalagi Chi termasuk dekat dengan papah. Suka kangen kalau lagi ngobrol berdua lewat telpon atau WA.
Ditinggal wafat secara mendadak tidak hanya meninggalkan kesedihan yang mendalam. Juga mengingatkan apakah bekal kita sudah cukup untuk di akhirat. Kita semua gak pernah tau kapan akan pulang kepada Nya. Kalau udah mikir begini memang suka bikin merinding. Berasa masih kecil dan kurang banget bekalnya. Tetapi, tau-tau harus 'pulang'. Duh! Memang benar adanya kalau kematian adalah nasehat yang terbaik.
Perasaan lain yang timbul bagi Chi pribadi adalah rasa trauma. Chi bener-bener gak tau apakah keinginan untuk tidak lagi mengalami kejadian seperti itu salah atau benar. Kadang suka merasa berdosa karena seperti menyalahkan rencana Allah Swt yang sudah pasti terbaik. Tetapi, Chi memang benar-benar masih ada rasa takut.
Pengennya pulang di saat sudah siap. Tetapi, gak tau juga lah kapan siapnya kalau untuk hal seperti ini. Jadi pusing sendiri kan.
Makanya berita tentang wafatnya Ashraf Sinclair itu Chi gak ikutan share. Hanya sesekali aja lihat di medsos. Cuma kayak gitu aja udah bikin kepala rasanya kliyengan. Merasa sedikit terguncang. Kebayang lagi kejadian 10 bulan yang lalu. Sediiiihhh ...
Sekarang, jadi sering berlama-lama memandangi wajah suami dan anak-anak. Merekalah orang-orang tersayang yang Chi temui setiap hari. Bersyukur banget, setiap hari masih dikasih kesempatan untuk berkumpul bersama.
Chi jadi suka mikir untuk terus berusaha menyatakan rasa cinta terhadap orang tersayang. Ya gak harus dengan bilang 'I love you' setiap saat dan setiap hari. Lagian itu bukan style kami banget. Kami memang bukan pasangan romantis. Tetapi, kalau sama anak-anak sih Chi masih bisa ngomong gitu hehehe.
[Silakan baca: Bukan Pasangan Romantis]
Banyak cara untuk menyatakan sayang. Salah-satunya adalah dengan membuat orang-orang yang kita sayang itu senang. Misalnya, saat K'Aie ngantor, usahakan dengan perasaan yang senang. Biar di jalannya juga tenang. Kerja juga jadi lebih semangat. Begitupun ke anak-anak.
Setiap hari berusaha buat masakan yang orang rumah senang. Mendengarkan cerita aktivitas suami dan anak-anak selama di luar rumah. Hal-hal yang mungkin kelihatannya sepele. Tetapi, sebetulnya bisa bikin senang. Pokoknya berusaha menyenangkan dengan cara yang kita bisa. Tentu setiap orang punya formula masing-masing, ya.
"Udah tua, ah! Gak mau mikir yang ribet!"
Kadang-kadang, Chi suka ngomong gitu. Bukan berarti Chi merasa udah sepuh. Jiwa Chi tetap di usia 25 tahun, kok hahaha! Tetapi, maksudnya semakin ke sini, pengen berusaha menikmati dan mensyukuri hidup aja. Gak membebani pikiran dengan hal-hal yang bikin pusing. Mendingan banyakin ngebahas hal receh aja, lah.
Bukan berarti hidup Chi udah gak ada lagi masalah. Kadang-kadang Chi juga masih suka ngomel dan ngambek, kok. Masih suka ada ribut dikit juga hehehe. Tapi, ya sejak papah wafat memang berusaha dikurangi banget. Mending semakin banyakin bahagia dengan orang-orang yang Chi sayang. Karena sesungguhnya kita semua gak akan pernah tau kapan akan pergi.
Ungkapan cinta seperti apa yang sudah dilakukan hari ini?
[Silakan baca: Cara Menyatakan Cinta untuk Orang Tersayang dengan PRUCinta]