So Good Spicy Chicken Strip Nikmatnya Membara - 🎤 Apakah ini rasanyaaaaa ... 🎶 Teman-teman udah lihat iklan terbaru So Good Spicy Chicken Strip di
YouTube yang judulnya Kenikmatan Membara. Duh, kalau belum, coba lihat,
deh. Bisa bikin senyum-senyum atau malah ngakak. Apalagi buat anak 90-an
yang dulunya penggemar sinetron *Etapi, Chi termasuk anak 90-an gak, ya?
Hehehe Teman-teman kalau melihat iklan suatu produk, trus jinglenya bikin
terngiang-ngiang melulu kira-kira rasanya bagaimana? Kesal atau malah
penasaran sama produknya? Kalau Chi tergantung produknya. Tapi, yang
pasti memang bakal terus keingetan. Apalagi sama jinglenya hehehe. [Silakan baca:
Menu Buka Puasa So Good, Resep Sosis Gulung Mie]
Nah, kalau sama produk So Good udah pasti jawabannya itu penasaran.
Alasannya masih gak berubah sejak pertama kali mencoba produk So Good,
yaitu
Rasanya Enak
Semua varian So Good yang pernah kami coba rasanya enak. Dagingnya masih
berasa mendominasi alias gak berasa tepung dengan bumbu yang pas.
Praktis dan Bergizi
Alasan lain kenapa sering menyetok So Good di rumah adalah karena
praktis. Tinggal dikeluarin dari freezer, udah bisa langsung digoreng
dengan minyak yang banyak selama beberapa menit saja. Kandungan protein
hewaninya pun cukup untuk memenuhi asupan gizi seimbang. Kalau Chi lagi
bingung mau masak apa, tinggal keluarin aja So Good dari freezer.
Digoreng sebentar, makanan pun sudah siap untuk disajikan.
Protein hewani kayak akan asam amino essential yang penting untuk
pertumbuhan otak dan otot anak
Mudah Didapat
Di dekat rumah ada beberapa minimarket. Chi gak kesulitan untuk
mendapatkan produk So Good. Biasanya cukup lengkap juga
pilihannya.
Kenikmatan Membara Saat Menyantap So Good Spicy Chicken Strip
Saking sukanya dengan produk So Good, makanya setiap ada yang baru suka
bikin penasaran. Apalagi produk yang ini rasanya pedas. Kalau lihat
iklannya aja, setelah menyantap jadi ngomong pakai
#BahasaPedasSoGood. Ya, walaupun saat ini, Chi agak mengurangi makan pedas, tetapi bukan
berarti gak jadi penasaran. Tetap dong Chi beli produknya. Penasaran
banget soalnya. Seperti produk So Good lainnya, cara mengolahnya mudah banget. Tinggal
keluarin dari freezer dan langsung digoreng dalam minyak panas (deep
fried) selama 4-5 menit saja. Dipanggang atau dioven juga bisa. Tetapi,
Chi belum pernah coba kalau dipanggang atau dioven.
Oiya, satu bungkus
So Good Spicy Chicken
dengan berat 250 gr ini hanya berisi 5 potong. Tetapi, jangan salah, ya.
Meskipun cuma 5, tetapi potongannya lumayan besar. Coba aja 250 dibagi
5, berarti 1 potongnya kurang lebih 50 gr. Dan varian ini tanpa tulang,
lho. Jadi 250 gr itu beneran berasa dagingnya. Nai biasanya 2 potong untuk sekali makan. Keke bisa 3 potong. Bundanya?
Nanti buka bungkus baru lagi kalau mau makan. Biasanya 2 potong juga
cukup kenyang. Semua produk So Good tentunya berasal dari daging ayam pilihan. Nah,
khusus untuk So Good Spicy Chicken dimarinasi dengan bumbu spicy yang
spesial. Bagian luarnya juga dilumuri dengan tepung crispy yang juga
spesial. Begitu digigit, langsung berasa 'kres'. Tekstur luarnya sangat renyah,
tetapi bagian dalamnya full meat dengan tekstur yang masih juicy. Nah,
tentu rasa spicynya juga harus dibahas, dong.
Chi sempat mikir, perlu dikasih cabe lagi atau enggak. Menurut Chi,
rasa pedasnya udah berasa. Makan dengan nasi hangat pun masih berasa
pedasnya. Tetapi, kalau teman-teman memang suka banget pedas, boleh deh
dikasih sambal lagi. Kalau buat Chi, pedas segini udah cukup. Soalnya
lagi mengurangi makan pedas.
Hokoknya hajib hanget hobain hini, heh! Hedasnya has, hasanya henak,
hanhekeluarga huka! (Baca: Pokoknya wajib banget cobain ini, deh! Pedasnya pas, rasanya
enak, dan sekeluarga suka!)
Lho, Chi ngomong pakai bahasa apa, sih? Nah harus lihat iklannya dan
cobain juga So Good Spicy Chicken Strip. Biar tau juga seperti apa
kenikmatan membara sampai bisa ngomong pakai #BahasaPedasSoGood hehehe.
Disimpan di freezer juga tahan sampai 1 tahun, kok. Lumayan kan buat
stok makanan. [Silakan baca:
Menu Sehari bersama Aneka Gizi Piring seimbang So Good]
Overdozzz with Love - Camilan Sehat, Bumi pun Ikut Sehat
- Granola biasanya menjadi salah satu item yang dimasukkan Nai saat
belanja belanja. Dia memang seperti ayahnya, sama-sama suka ngemil. Harus
selalu ada camilan di rumah untuk mereka. Chi gak keberatan kalau Nai
ngemil granola karena termasuk makanan sehat. Pokoknya gak akan bikin Chi
'bertanduk' kalau dia udah ngemil granola.
Berawal dari camilan favorit Nai, Chi pun mulai ikut cobain. Ternyata,
enak juga. Apalagi saat ini Chi sedang berdiet. Walaupun ngemilnya gak
sebanyak Nai dan ayahnya, tetapi Chi bisa menikmati granola tanpa merasa
bersalah.
Tentang Delia von Rueti dan Project "Love & O2"
Sebelum membahas lebih lanjut tentang "Overdozzz with Love", mari
kenalan dulu dengan sosok Delia von Rueti adalah seorang filantropis,
seniman, pengusaha, dan promotor di bidang pertanian berkelanjutan.
Delia lahir dan di besarkan di hutan Sumatera, Indonesia. Kecintaannya
terhadap bumi pertiwi membuatnya mendirikan Love & O2. Love & O2 didirikan karena Delia bertekad melestarikan taman hutan
tropis di Jantung Kalimantan. Pada tahun 2016, Delia mendonasikan 2500
hektar tanah pribadinya untuk dikelola menjadi hutan tropis. Salah satu project Love and O2 yang sudah jalan adalah "One T-Shirt for
One Tree". Di mana setiap membeli t-shirt rancangan Delia, hasilnya akan
digunakan untuk menanam dan merawat pohon di dalam hutan.
Overdozzz with Love, Project Terbaru dari Love & O2
Biasanya kalau kita membeli t-shirt kan hanya sekali. Apalagi kalau
modelnya sama. Tetapi, bila membeli camilan bisa berkali-kali. Kita bisa
ngemil di manapun dan kapanpun. Oleh karena itu pada hari Jum'at (23/11) bertempat di FoodHall, Plaza
Indonesia, Love & O2 resmi meluncurkan product terbarunya yang
bernama Overdozzz with Love. Produk camilan ini ada 2 macam yaitu
Granola dan Coconut Chips.
Kekayaan alam Indonesia memang luar biasa. Salah satunya adalah kelapa.
Melihat produksi kelapa yang melimpah, Kayla von Rueti, putri Delia,
memiliki ide untuk membuat keripik kelapa. Ide yang termasuk baru karena
di Indonesia ini udah banyak keripik dari buah-buahan. Tetapi, rasanya
belum ada keripik kelapa.
Safe the rainforest while you snack / breakfast
Di label Overdozzz with Love untuk granola ada tulisan "safe the
rainforest while you breakfast". Sedangkan di coconut chips
tulisannya "safe the rainforest while you snack". Maksudnya apa,
sih?
Jadi, produk Overdozzz with love ini tentunya masih sejalan dengan misi
Love & O2. Setiap 15% hasil penjualan Overdozzz with Love akan
didonasikan untuk pelestarian dan pengelolaan hutan hujan di
Indonesia.
Bahan baku kelapa untuk coconut chips berasal dari Tabanan, Bali.
Proses produksinya pun melibatkan masyarakat sekitar, terutama para ibu.
Nanti hasilnya juga sebagian untuk mensejahterakan daerah tersebut
misalnya membangun jalan dan berbagai fasilitas lainnya.
Sekarang memang produksinya masih di Bali. Ke depannya juga akan ke
beberapa daerah di Indonesia. Rencananya setelah Bali adalah Jogja.
Misinya sama, selain untuk kelestarian hutan juga mensejahterakan
masyarakat sekitar.
Hutan Indonesia merupakan salah satu paru-paru bumi. Kebayang kan kalau
paru-paru sudah sakit? Maka, bumi pun menjadi sakit. Kalau bumi sudah
sakit, manusia pun ikut sakit.
Makanya, senang banget bisa menikmati makanan ini. Badan tetap sehat,
bumi pun ikut sehat karena kelestarian hutan tetap dijaga. Seperti
project Love & O2 lainnya yaitu Bumiku Untukmu. Sebuah proyek
konservasi hutan seluas 11.000 hektar di Kalimantan. Proyek ini akan
melibatkan 4000 penduduk sekitar di mana masing-masing bertanggung jawab
merawat serta melindungi hutan seluas 2,5 hektar.
Banyak Alasan untuk Menikmati Overdozzz with Love
Makanan sehat dan mencintai bumi menjadi salah dua dari beberapa alasan
untuk menikmati Overdozzz with Love. Alasan lainnya bisa terlihat
ditutup toples granola atau di bagian belakang standing pouch coconut
chips. Sebagai seorang muslim, tentunya saya makin senang ketika
mengetahui produk ini sudah memiliki logo halal MUI.
Alhamdulillah.
Yogurt menjadi salah satu konsumsi harian kami di rumah. Kalau ada
granola, jadi makin nikmat menyantap yogurtnya. Sama Nai malah masih
ditambah dengan coconut chips. Ternyata nikmat juga coconut chips
dikasih yogurt. Oiya, untuk coconut chips ada juga yang rasa
spicy.
Overdozzz with Love bisa dibeli di FoodHall Plaza Indonesia, Jakarta.
Teman-teman juga bisa beli secara online di www.loveando2.love.
Menyambut Natal dan Tahun Baru, Love and O2 juga menawarkan hampers
spesial. Unik banget hampersnya! Pastinya semuanya ramah lingkungan,
termasuk tas dan packagingnya. Untuk satu toples granola, harganya Rp199.000,00. Sedangkan 1 bungkus
coconut chips, harganya Rp39.999,00. Tetapi, dengan berbagai alasan yang
sudah ditulis di atas, harga segitu sepadan. Kita bisa ngemil tanpa rasa
bersalah karena ini makanan sehat. Kita juga jadi turut serta dalam
project Love and O2 karena setiap 15% dari hasil profit penjualan untuk
hutan Indonesia. Sudah halal MUI pula. Mantap banget, kan?
Chi termasuk yang sering kesal. Apalagi di komplek tempat Chi tinggal
waktu itu suka ada aja anak di bawah umur mengendarai motor dengan
ngebut. Chi perkirakan mereka masih usia SD kalau lihat dari postur
tubuh. Udahlah masih pada kecil, ngebut, dan gak pakai helm pula.
Kadang-kadang 1 motor bisa bertiga, lho.
Waktu sedang mengendarai mobil di komplek, setelah menjemput Nai, Chi
coba samperin anak yang sedang mengendarai motor. Tetapi, mereka malah
kabur. Chi coba kejar, malah semakin ngebut. Akhirnya Chi berbalik
arah. Para bocah yang mengendarai motor itu Chi yakin kebanyakan kurang
berhati-hati. Kalau mereka semakin ngebut karena dikejar, Chi khawatir
nanti terjadi sesuatu yang gak diinginkan. Mana di komplek Chi itu masih
banyak anak kecil yang bermain di luar rumah. Sebetulnya anak-anak yang mengendarai motor seperti ini kebanyakan bukan
warga komplek. Mereka datang dari perkampungan sekitar komplek. Biasanya
untuk memotong jalan atau memang sengaja buat kebut-kebutan. Mungkin
karena dianggap jalan komplek lebih sepi daripada jalan umum. Gak taunya Keke malah diajarin mengendarai motor sama ayahnya sejak SMP
... 😓 [Silakan baca:
Darah Muda]
Alasan Belajar Mengendarai Motor
Reaksi pertama Chi tentu aja ngomel. Chi aja suka kesel lihat anak
kecil udah mengendarai motor. Nah ini malah anak sendiri diajarin
mengendarai motor sama ayahnya. Keke memang senang dengan dunia otomotif
sejak kecil. Tapi, gak menyangka aja kalau belum cukup umur udah
diajarin mengendarai motor. Tetapi, K'Aie bilang mengizinkan karena sekadar belajar. Jadi masih
dalam pengawasan orang tua. Keke juga gak dibebaskan mengendarai motor
seenaknya. Dia masih pergi dan pulang sekolah naik ojek online. Kalau
diminta tolong belanja ke minimarket, dia tetap harus naik sepeda. Sekitar bulan September 2017, saat kami sedang ada di acara RRREC Fest
in The Valley, K'Aie bilang kalau ada temannya yang seorang pembalap
motor datang. Keke diajak sama ayahnya untuk kenalan. Sedangkan, Chi dan
Nai memilih istirahat di tenda. Setelah itu, Chi tanya ke Keke dan K'Aie ngobrolin apa aja. Udah diduga
kalau obrolannya seputar motor. Temen K'Aie banyak nanya ke Keke.
Intinya sih menurut teman K'Aie, Keke sudah cukup banyak mengerti
tentang motor. Tetapi, memang darah mudanya bikin dia jadi masih suka
pengen ngebut melulu. *Hmmm .... apa karena seorang pembalap, ya? Dari
sekadar ngobrol aja udah bisa ambil kesimpulan. 😄 K'Aie juga cerita kalau Keke pengen menjadi pembalap motor. Temannya
menyarankan untuk belajar di sekolah balap. Biar sekalian mengerti
bagaimana teknik balapan yang benar. Menjadi pembalap memang bisa
otodidak. Tetapi, menurut temen K'Aie, ketika nanti turun di arena balap
akan kelihatan skill-nya mana yang pernah sekolah balap dan
enggak. Chi: "Ayah seriusan mau kasih izin Keke buat sekolah balap?" K'Aie: "Ya kalau anaknya mau." Chi: "Keke mah pasti mau. Tapi, kita juga udah siap, belum? Sekolah
balap kan banyak persiapannya. Dari mulai biaya sampai mental. Jangan
sampai udah menjanjikan ke anak, tapi gak bisa ditepatin." K'Aie: "Siap, lah."
Persiapan Belajar di 43 Racing School
Singkat cerita, sekitar awal Desember, Keke bilang kalau ada 2 sekolah
balap yang lagi buka pendaftaran. Salah satunya adalah 43 Racing School.
Chi lupa yang satunya lagi apa. Tetapi, kami gak memilih yang satunya
karena salah satu syaratnya adalah harus punya Kawasaki Klx. Kami punya motor Kawasaki Klx. Biasanya dipakai K'Aie ke kantor. Keke
pun belajar mengendarai motor menggunakan Klx. Tetapi, kalau harus
dipakai buat latihan balap, kami juga mikir-mikir dulu. Belajar di 43 Racing School, tidak perlu membawa motor. Ada 3 motor
yang disediakan yaitu Honda Blade, CBR 250, dan GP Mono Moriwaki. Semua
peserta bisa menggunakan ketiganya sesuai dengan level latihan. Karena baru tau infonya di awal bulan Desember, kami hanya punya waktu
sedikit untuk persiapan. K'Aie segera menghubungi temannya.
Alhamdulillah dibantuin banget mencari info berbagai perlengkapan buat
latihan. Gak semua perlengkapannya barang baru. Wearpack dan helm beli
barang second. Untuk 2 barang second aja udah hampir 10 juta biayanya.
Gimana kalau beli baru? 😄
Foto milik 43 Racing School
Walaupun barang second, tetapi dicariin kualitas yang bagus sama temen
K'Aie. Kalau lihat wearpack Keke ada tulisan Honda, itu karena
wearpacknya memang bekas pembalap Honda. Kami gak sempat copotin
merknya, hanya copotin nama pembalapnya aja. Waktunya udah mepet
banget. Saat beli wearpack juga gak bisa langsung dipake. Bagian pahanya
kesempitan! Jadi harus sedikit dirombak dan dikasih tambahan kain.
Begitupun ketika membeli sepatu. Agak susah mendapatkan ukuran yang pas.
Pokoknya last minute banget, deh! Sehari sebelum masuk sekolah aja cari
berbagai perlengkapan. Huff! Sehari sebelum masuk sekolah balap, Keke dan ayahnya diajakin buat
ngumpul di salah satu tempat. Chi lupa nama tempatnya. Ya pokoknya saat
itu juga ada beberapa pembalap motor yang ikut. Meskipun mereka berdua
pulang ke rumah nyaris tengah malam, setidaknya dari hasil ngumpul ada
berbagai info yang bisa Keke dapat. [Silakan baca:
Ketika Keke Bercita-cita Menjadi Pembalap Motor Profesional]
2 Minggu Belajar di Sekolah Balap
43 Racing School memiliki 2 paket di setiap batch yaitu paket A (10
hari) dan paket B (5 hari). Awalnya Keke ditawarin ambil paket B sama
ayahnya. Ya siapa tau Keke gak betah. Apalagi ini juga akan jadi
pengalaman pertamanya menginap lumayan lama tanpa orang tua. Kalau betah
kan tinggal naikin paket. Tetapi, Keke gak mau. Pengennya langsung ambil paket A. Dia juga janji
bakal betah. Nah, giliran bundanya yang agak mewek karena bakal jauhan
ma Keke selama beberapa hari hehehe. Para siswa yang belajar di 43
Racing School memang harus tinggal di mess. Lokasi messnya dekat dengan
rumah M. Fadli Imammudin, owner 43 Racing School
Selain sebagai pemilik 43 Racing School, M. Fadli Imammudin juga
dikenal sebagai atlet Para-cycling Indonesia. Prestasi dari olahraga
ini sudah banyak termasuk pada saat Asian Para Games 2018. Dulu, Fadli
adalah seorang pembalap motor yang berprestasi di tingkat Asia.
Tetapi, arena suatu insiden, sekarang menjadi atlet
para-cycling.
Keke belajar selama 10 hari dari hari Senin s/d Jum'at. Akhir
pekan sekolah libur. Para siswa dibolehkan pulang atau tetap menginap di
mess. Karena Sentul gak terlalu jauh dari rumah, kami memilih menjemput
Keke setiap akhir pekan. Setiap batch dibuka maksimum untuk 7 siswa. Tetapi, waktu itu ada 8
siswa karena mungkin berbarengan dengan musim liburan sekolah (Desember
2017). Usia minimal belajar di sini adalah 10 tahun. Tentu aja di usia
segitu sudah harus bisa mengendarai motor. Kendaraan memang disediakan oleh 43 Racing school. Tetapi, untuk semua
perlengkapan harus menyediakan sendiri. Tidak ada sewa perlengkapan di
sana. Total biaya yang kami habiskan untuk sekolah selama 10 hari itu
sekitar Rp28 juta. Sudah termasuk biaya sekolah yaitu Rp12,5 juta.
Tetapi, belum termasuk biaya makan Keke selama di sana, ongkos jalan,
serta jajan kami bertiga saat mengunjungi Keke, ya.
Tips: Kalau ingin ikutan sekolah balap memang sebaiknya persiapannya
paling enggak 3 bulanan. Jangan mepet kayak kami. Untungnya ada
teman-teman K'Aie yang bantuin cari perlengkapan dengan kualitas
bagus.
Pembalap yang paling dirindukan saat makan siang 😂
Biaya makan pagi dan malam memang sendiri. Hanya makan siang saja yang
ditanggung oleh sekolah. Setiap hari makan siangnya disupport oleh RM
Sederhana. Memang enak menu dari rumah makan ini. Tetapi, ketika selama
2 minggu berturut-turut makan makanan padang melulu, jadi bikin Keke
berhenti sementara waktu dari menu ini. Katanya bosaaaan 😂 Untuk sarapan, kami sediakan susu, roti, dan pisang. Ada kulkas juga di
mess buat menyimpan susu. Sedangkan untuk makan malam, di sekitar mess
ada yang jual makanan. Gak sulit mencari makan di sana.
Ayo mana sepatu Keke? 😄
Jadi kurang lebih perlengkapan yang harus dibawa selama tinggal di mess
adalah sebagai berikut:
Wearpack
Helm
Sarung tangan balap
Inner suit
Sepatu balap
Sepatu olahraga
Sepatu olahraga
Sandal
Kaos Kaki
Baju olahraga
Pakaian sehari-hari
Pakaian dalam
Perlengkapan mandi
Alat sholat
Buku dan peralatan menulis
Makanan untuk sarapan
Inner suit harus dipakai sebelum menggunakan wearpack. Pastinya selesai
latihan, inner suit akan basah oleh keringat. Sebaiknya bawa beberapa
pasang. 2-3 pasang juga cukup. Semua pakaian peserta juga ada yang
cuciin. Jadi bawa secukupnya aja
Para Pelatih di 43 Racing School
M. Fadli tidak mengajar sendirian. Ada Ahmad Marta yang juga
mengajarkan balap motor dan Gandung Darmoko sebagai pelatih fisik. Ada
juga beberapa crew di tim mekanik. Bahkan fotografer pun disediakan.
Setelah selesai sekolah, para siswa juga akan mendapatkan foto-foto
selama latihan. "Om Marta gak segalak om Fadli, Bun. Kalau om Fadli suka marah kalau
sampai jatuh. Pokoknya gak boleh salah. Tapi, kalau om Marta justru gak
apa-apa. Katanya biar belajar." Chi ketawa kecil ketika Keke cerita seperti itu. Dari sebelum mulai
latihan juga kami sudah berdiskusi kalau yang namanya pelatih bisa
berbagai macam karakternya. Tetapi, asalkan tujuannya memang baik,
terima saja meskipun cara melatihnya keras. Contohnya seperti Fadli yang kata Keke paling galak. Tetapi, Keke juga
paham maksud dari pelatihnya. Pada saat balapan yang sesungguhnya tentu
jatuh sangat tidak diinginkan. Kesusul pembalap lain aja bisa sulit
mengejarnya, apalagi kalau sampai jatuh. Lalu kenapa Marta membolehkan jatuh pada saat latihan? Karena risiko
seperti itu akan ada. Seorang pembalap juga harus merasakan bagaimana
rasanya jatuh. Keke pernah beberapa kali jatuh saat latihan. Teman
senagkatannya malah ada yang sampai terpental. Itulah kenapa penting
banget memiliki perlengkapan balap yang aman.
Tahapan Latihan Balap Motor
Setiap siswa yang berlatih di sini tentunya sudah harus memiliki basic
mengendarai motor. Kalau usia minimum yang diterima adalah 10 tahun,
berarti sudah belajar motor sejak umur di bawah itu. Ada 3 tahapan saat
latihan di sini yaitu basic (Honda Blade 125), intermediate (Honda
CBR250R), dan expert (GP Mono). Gak hanya teknik mengendarai motor aja. Menurut Chi, sebaiknya juga
mulai tau tentang mesin, khususnya motor, sedikit demi sedikit. Ya,
memang ada teknisi yang menangani. Tetapi, kan, pembalap juga yang akan
pakai motornya. Pada saat balapan harus tau apakah motornya nyaman atau
enggak. Gak sekadar bisa pakai. Keke sudah beberapa kali melakukannya. Saat sedang menyelesaikan
putaran di sirkuit, dia memilih berhenti karena merasa ada yang salah
dengan motornya. Memang seharusnya begitu. Mau lagi seru kayak apapun
saat balapan, harus melipir kalau motor mulai dirasa bermasalah.
Hubungannya kan dengan keamanan juga.
Level basic menggunakan Honda Blade
foto milik 43 Racing School
Keke belum pernah latihan balap sebelumnya. Jadi, mulai dari level
basic. Buat yang sudah pernah ikut balap, level basic ini boleh
dilewatkan dan langsung naik ke level selanjutnya. Setelah beberapa
hari, Keke naik ke level intermediate. Di 1-2 hari terakhir, Keke sempat
ditawarin coba latihan pakai GP Mono. Tetapi, Keke menolak tawaran
tersebut.
Level intermediate mengendarai CBR250R
Wearpack yang Keke pakai saat itu agak ngepas ke badannya. Wearpack
masih cukup nyaman saat mengendarai Honda Blade. Tetapi, ketika
mengendarai CBR 250R, seringkali Keke merasa kesakitan. Posisi badan
saat mengendarai CBR katanya lebih menunduk daripada Blade. Kalau pakai
wearpack yang ngepas ke badan, lama-lama bikin sakit.
Waktu itu, Keke belum berani mengendarai motor ini
Saat latihan menggunakan CBR 250R, Keke beberapa kali gak menyelesaikan
putarannya karena badannya kesakitan. Makanya, dia menolak belajar
mengendarai GP Mono. Mengendarai GP Mono akan bikin badannya semakin
sakit kalau wearpacknya gak pas. Selain itu, Keke juga merasa baru
banget belajar balap. Katanya, GP Mono kenceng banget larinya. Jadi
nanti aja kalau udah lancar sama motor lain.
Saat para siswa latihan fisik, wearpack digantung dulu.
Tempat helm dan sarung tangan
Setiap pagi, para siswa dijemput menggunakan mobil menuju Sirkuit
Karting Sentul. Segala perlengkapan dibawa oleh team menggunakan truk.
Kemudian oleh team perlengkapan tersebut ditata di tempatnya
masing-masing.
Latihan fisik dulu sebelum balapan. Salah satunya keliling sirkuit
sebanyak beberapa putaran.
Selama latihan, peserta gak terus-terusan mengendarai motor. Pagi-pagi
sekitar pukul 7, peserta sudah berkumpul di Sirkuit Karting Sentul untuk
latihan fisik. Setelah pemanasan, para siswa berlari mengelilingi
sirkuit untuk beberapa putaran.
Sesi pemberian materi, diskusi, dan evaluasi
Tentu ada juga pelatihan materi. Makanya juga harus bawa buku dan
peralatan menulis. Setiap latihan juga para siswa dikasih tau apa yang
harus diperbaiki dan bagaimana progressnya. Di awal latihan, Keke sering
dikritik karena kurang menunduk saat mengendarai motor. Basic Keke
latihan di rumah kan pakai Klx, jadi dia terbiasa tegak saat mengendarai
motor. Tetapi, lama-lama dia juga mulai belajar. Progress Keke selama
latihan pun cukup baik. Menurut pelatihnya, Keke termasuk anak yang
aktif bertanya.
Apakah Keke akan Menjadi Seorang Pembalap?
Kalau bertanya ke Keke, pasti dia akan menjawab mau banget. Tetapi,
sejujurnya Chi masih galau. Bukan berarti gak mendukung minatnya ini,
lho. Menjadi seorang pembalap profesional, tentu butuh totalitas. Bahkan
pernah ada seseorang yang mengatakan kalau menjadi atlet, kadang-kadang
harus bisa mengorbankan hal lain. Urusan pendidikan juga mungkin bisa
ikut dikorbankan. Nah, di bagian ini masih berat buat Chi. Memang beberapa kali terjadi
bentrok. Keke pun gak bisa sering latihan, kecuali saat libur. Itupun
harus dilihat dulu apakah ada PR atau ulangan. Keke pernah bilang mau
ikut beberapa kejuaran termasuk di luar kota. Tetapi, Chi masih melarang
kalau di luar kota. Pastinya akan banyak izin. Mana dia sekarang udah
kelas 9. Jadi bisa dibilang belum sepenuhnya Chi membebaskan Keke
beraktivitas balapan. Padahal Chi pengen banget kasih dia dukungan
penuh. Dilema banget, uy!
Pertama kali ikut pertandingan, masih menggunakan wearpack pinjaman.
Wearpack punya dia belum jadi
Kalau di dalam kota, Keke pernah ikutan. Memang belum pernah menang,
tetapi setidaknya dia mencari pengalaman. Dia sekarang bergabung dengan
salah satu bengkel khusus racing gitu. Detil kerjasama dan
bayar-bayarannya sebetulnya K'Aie yang lebih paham. Tapi, setidaknya dengan gabung di bengkel ada beberapa keuntungan yang
didapat Keke. Kalau sebelumnya dia hanya latihan berdua dengan ayahnya,
sejak gabung di bengkel jadi punya tim mulai dari mekanik hingga
pelatih. Gabung di sini juga direkomendasikan sama teman K'Aie yang
pembalap itu. Ada beberapa pembalap juga yang gabung. Kalau begini,
keuntungan lainnya adalah pergaulan Keke dengan orang-orang yang
memiliki passion yang sama juga semakin luas. Ketika Chi ingatkan kalau dia udah kelas 9, malah dijawab, "Bun,
mumpung ada yang bantuin. Motor ada, wearpack ada. Kesempatan, Bun!" Chi
pun akhirnya hanya pasrah hehehe. Ya tetap diwanti-wanti jangan sampai
ketinggalan urusan sekolah. Setidaknya semua tugas sekolah beres.
Selama ikut pertandingan balap, Keke dikasih pinjam wearpack. Punya
Keke mulai sempit karena dia bertambah tingginya. Lagipula wearpack
dia yang lama kan ada brandnya seperti yang Chi ceritain di atas.
Sekarang ini, Keke lagi bikin wearpack baru. Bukan pakai second lagi
dan disesuaikan dengan ukuran tubuhnya. Butuh waktu sekitar 2-3 minggu
untuk proses pembuatan wearpack.
Untuk urusan dukung-mendukung, kakek dan nenek (orang tua Chi) agak
keberatan kalau Keke menjadi pembalap. Mereka gak pernah mau diajak
nonton Keke latihan. Alasannya ngeri, takut Keke kenapa-napa. Tetapi, orang tua Chi gak melarang. Lagipula Chi cukup memaklumi. Papah
dan mamah kayaknya memang agak ngeri sama motor. Kalau sama anak
perempuannya malah dilarang banget belajar mengendarai motor. Dulu, waktu SMA, Chi pernah beberapa kali merengek minta dibeliin
motor. Gak pernah dikabulkan permintaannya. Menurut papah dan mamah
lebih baik mengendarai mobil. Eh, bener aja. Begitu Chi minta mobil
malah langsung dibeliin 😂 Chi juga beberapa kali ditanya, apa gak ngeri kalau Keke sampai jatuh?
Ngeri lah pasti. Ketika anak-anak bertanding taekwondo aja Chi suka
ngeri sendiri melihat pada saling tendang begitu. Kadang-kadang suka
merasa jadi orang tua yang tega. Tetapi, Chi belum pernah lihat sendiri kalau Keke jatuh dari motor.
Beberapa kali dia jatuh saat latihan, Chi lagi gak ada di lokasi. Hanya
mendengar ceritanya dan melihat sepatu serta wearpacknya yang tergores.
Terakhir kali jatuh saat latihan di Sirkuit Sentul Besar. Sampai ada
bagian di helm yang copot dan gores, perlengkapan lain juga rusak,
bahkan motornya pun sampai gak bisa dikendarai. Harus dibenerin dulu,
deh. Kalau gak salah dia berhenti latihan sampai hampir 2 bulan karena
motor rusak. Itulah kenapa penting banget memakai perlengkapan yang
tidak hanya nyaman, tetapi juga harus aman.
Perlengkapan Balapan dan Diet
"Bun, Keke butuh sepatu balap baru, tuh." Chi cuma diam saat K'Aie
ngomong gitu. Beberapa hari lalu, Keke bilang sliding padnya udah habis.
Sarung tangan juga udah harus ganti baru. Sekarang ngomongin sepatu
balap. Usianya belum pada genap setahun 😅
Ada juga yang bertanya, bagaimana balapan motor kalau pakai kacamata?
Bisa, kok. Asalkan pakai kacamata yang pas aja. Kalau kata Keke,
kacamata yang enak buat balapan itu yang gagang di bagian telinganya
bengkok. Kalau yang bentuknya lurus, gak nyaman karena mudah
bergerak. Gak harus mahal juga, tetapi yang penting nyaman. Kacamata yang biasa
Keke pakai saat balapan motor bukan kacamata yang sehari-hari dipakai.
Harganya juga jauh lebih murah daripada yang biasa dia pakai. Tetapi,
memang nyaman kalau buat balapan. Kalau kacamata memang masih bisa pakai yang murah. Tetapi, untuk
perlengkapan balap harganya termasuk lumayan. Memang di pasaran harganya
bervariasi, tetapi sebaiknya jangan yang murah meriah juga harganya.
Bukannya apa-apa , balap motor kan termasuk olahraga dengan risiko
tinggi. Cari perlengkapan yang bener-bener aman untuk meminimalkan
risiko. Cari barang second pun gak masalah. Asalkan masih bagus kualitasnya.
Kayak wearpack dan helm pertama Keke semuanya second. Tetapi, semuanya
masih bagus kualitasnya. Wearpack pertama Keke itu kan bekas pembalap
Honda. Jadi meskipun second, kualitasnya bagus. Untuk wearpack second
waktu itu harganya Rp5,5 juta. Sedangkan helm Arai second harganya Rp4
juta.
Di sini, Keke masih dianggap gemuk. Harus menurunkan berat badan
12-15 kg
Saat mulai fokus latihan balap, berat badan Keke turun hingga 12 kg.
Bukan karena kecapekan, tetapi memang diharuskan. Berat badan Keke
sebetulnya ideal, tetapi menurut pelatihnya itu berat badan seorang
pembalap sebaiknya kurus. Keke disarankan menurunkan berat badan 12-15
kg. Di saat yang hampir berdekatan, Keke juga sedang persiapan untuk
pertandingan Taekwondo. Ternyata, sama sabeum juga dianjurkan untuk
menurunkan berat badan antara 12-15 kg [Silakan baca:
Taekwondo Tournament] Keke semakin rutin olahraga lari. Bersepeda dan lari memang paling
dianjurkan. Masih juga ditambah dengan latihan taekwondo. Pola makannya
juga semakin dikontrol. Tidak sekadar makan sehat, tetapi porsinya juga
diperhatikan. Nasinya diganti dengan nasi merah. Cuma, sejak pindah
rumah aja belum makan nasi merah lagi. 😄
Btw, akhir-akhir ini Keke minta didaftarin lagi ke 43 Racing School.
Apalagi sekarang sekolah ini punya materi baru yang belum ada saat Keke
belajar di sana. Tetapi, nanti dulu, ya. Sekarang bener-bener fokus
untuk UNBK aja dulu. Lagipula ikut beberapa lomba aja dulu buat
memperbanyak pengalaman 😁 Di bawah ini video angkatan Keke (batch 10). Dokumentasi milik 43
Racing School. Setiap batch kayaknya bakal dibikinin video juga. Bila
teman-teman tertarik untuk belajar balap di sini atau ingin mencari info
lebih lanjut, silakan follow akun Instagram
@43racingschool
Pastikan Asupan Nutrisi dan Stimulasi untuk Mendukung Bayi Prematur
Tumbuh Kembang Optimal
-
Apakah bayi prematur bisa menjadi anak yang sehat? Menjadi anak yang
cerdas? Tumbuh kembangnya optimal? Oke, Chi mau cerita dulu tentang seorang teman semasa kuliah. Kami
sama-sama melahirkan anak pertama di tanggal yang berdekatan dan di
rumah sakit yang sama. Perbedaannya, Chi melahirkan di usia kandungan
yang sudah cukup bulan. Sedangkan teman Chi belum alias prematur. Beberapa hari setelah melahirkan, hasil lab menyatakan kalau kadar
bilirubin Keke sedikit di atas ambang batas yang normal. Keke kena
jaundice. Sakit kuning kalau kata orang awam. Hanya lebih nol koma
sekian. Tetapi, dokter anak menyarankan untuk tetap dirawat di perina.
Seandainya tidak ada peningkatan lagi, paling hanya 1-2 malam saja di
perina. Nah, pada saat itulah Chi bertemu dengan teman. Ya, karena
melahirkan prematur, bayi teman Chi ini langsung masuk perina sejak
dilahirkan. "Ya ampun, Myr! Anak lo ma anak gue sebelahan begini tidurnya udah
kayak raksasa ma liliput! Hehehehe." Chi hanya nyengir. Agak serba salah kalau mau ikut tertawa lepas.
Sesungguhnya bingung bagaimana menanggapinya. Tanpa ditanya pun Chi
yakin dia sedang sedih hatinya. Tetapi, masih bisa tertawa. Ya, mungkin
untuk menghibur diri atau teman Chi memang sangat tabah. Saat di perina, box tempat tidur Keke dan anak teman Chi ini memang
berdampingan. Keke lahir dengan berat badan 3,99 kg. Sedangkan berat
badan putri teman Chi ini hanya 1,1 kg. Benar-benar berbeda jauh.
Begitupun dengan kondisi fisiknya. Keke terlihat cukup aktif. Paling
hanya matanya yang ditutup selama lagi disinar. Sedangkan anak teman Chi
ini tubuhnya dipenuhi dengan selang. Kalau Keke masih bisa digendong dan
diberi ASI langsung. Anak teman Chi ini harus dengan alat bantu. Singkat cerita, beberapa tahun kemudian kami bertemu lagi. Kami
sama-sama membawa anak. Melihat kondisi anak teman Chi saat ketemu, gak
bakal menyangka deh kalau dulunya lahir prematur. Anaknya lincah seperti
kebanyakan anak seusianya. Postur tubuhnya pun termasuk normal. Chi penasaran, dong. Temen Chi ini cerita kalau dia sangat bersyukur
dengan kondisi anaknya sekarang. Tadinya dokter sudah memberi gambaran
kemungkinan akan mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Bahkan mungkin
usianya juga gak panjang. Ada satu hal yang Chi ingat banget sampai sekarang. Teman Chi bilang
kalau dia menerima apa yang dikatakan dokter, tetapi tidak mau menyerah.
Artinya, dia akan berusaha memberikan yang terbaik bagi putrinya. Apapun
saran dari dokter, dia dan suami lakukan. Stimulasi pun tidak boleh
ketinggalan. Menurutnya, stimulasi penting untuk menciptakan bonding
antara ibu dan anak. Dia berharap dengan stimulasi secara terus-menerus,
anaknya akan tau kalau ibunya sayang banget. Apapun yang nanti akan
terjadi di masa depannya. Alhamdulillah putrinya masih sehat sampai sekarang. Sebentar lagi Keke
dan anak ini, sama-sama mau lulus SMP. Kalau ketemu, kami berdua jadi
suka mengingat saat masih di perina. Kali ini Chi bisa ikut tertawa
lepas mengingat 'raksasa dan liliput'. [Silakan baca:
Gizi Sebagai Refleksi Keadaan Masyarakat Suatu Bangsa]
Penyebab Bayi Lahir Prematur
Apakah teman-teman sudah tau kalau setiap tanggal 17 November adalah
World Prematurity Day atau Hari Prematur Sedunia? Seberapa banyak
pemahaman teman-teman tentang kelahiran prematur? Sabtu (17/11)
bertempat di Ocha & Bella, Jakarta, Nutricia Sarihusada mengajak
para orang tua mengenal penanganan dan pencegahan bayi prematur. Pada acara hari ini, hadir
Joana Alexandra, artis sekaligus ibu yang memiliki anak prematur.
Joana bercerita kalau di kehamilan yang ke-4 justru merasa santai. Sudah
memiliki 3 orang anak dan semua proses kehamilannya lancar. Ternyata di
usia kehamilan 36 minggu, dokter mengatakan bahwa detak jantung bayi di
dalam kandungan Joana melemah sehingga harus segera dilahirkan.
Kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu atau kurang dari 259 hari
dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhit (HPHT) disebut prematur.
Menurut situs Sarihusada, kelahiran
prematur
dibagi lagi menjadi 3 golongan, yaitu
Extremely preterm, yaitu kelahiran terjadi sebelum usia kehamilan
28 minggu
Very preterm yaitu kelahiran terjadi saat usia kehamilan 28-32
minggu
Moderate to late preterm yaitukelahiran terjadi saat usia
kehamilan 32-36 minggu
Berdasarkan cerita Joana Alexandra, setidaknya timbul 2 pertanyaan. Apa
yang menyebabkan seorang ibu melahirkan prematur, padahal di beberapa
riwayat kehamilan sebelumnya selalu sehat? Apa risiko melahirkan di usia
kehamilan 36 minggu? Menurut
dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, SpA (K), dokter anak
konsultasi neonatologi RSCM, mungkin saja seorang ibu melahirkan prematur meskipun riwayat
kehamilan sebelumnya selalu sehat. Penyebab lahir prematur bisa
bermacam-macam misalnya ada masalah di ari-ari, kehamilan kembar, ibu
terkena sakit kronis, konsumsi makanan yang kurang baik selama masa
kehamilan, dan lain sebagainya. Bayi di dalam kandungan tumbuh kembang dengan pesat di trimester
terakhir. Itulah kenapa bayi yang dilahirkan sebelum 37 minggu tetap
dianggap prematur. Karena seharus bayi masih bertumbuh kembang di dalam
kandungan, tetapi karena beberapa alasan harus dilahirkan sebelum usia
kehamilan yang cukup.
Cara Menangani Bayi Prematur
Apakah bayi prematur akan tumbuh kembang dengan optimal? Bayi prematur memang memiliki berbagai risiko keterlambatan dalam
tumbuh kembang. Hal seperti ini pastinya akan membuat orang tua menjadi
sedih. Tetapi, sebaiknya jangan berlarut-larut. Bayi prematur masih
mungkin memiliki kesempatan untuk tumbuh kembang secara optimal. Ada 3 hal yang sebaiknya harus diperhatikan, yaitu:
Rutin kontrol untuk pemantauan tumbuh kembang
Tanyakan apakah bayi sudah tumbuh sesuai kurva pertumbuhan
Apakah perkembangan sudah dicapai sesuai usianya
Usia koreksi = (usia gestasi + usia kronologis) - 40 minggu Usia gestasi, dihitung dari hari pertama haid hingga melahirkan Usia kronologis, dihitung sejak bayi dilahirkan
Pada bayi prematur ada yang disebut usia koreksi. Misalnya seorang ibu
melahirkan di usia 33 minggu. Usia bayinya saat ini sudah 20 minggu.
Tetapi, karena dilahirkan secara prematur berarti usia koreksi belum
sampai 20 minggu.
(33 minggu + 20 minggu) - 40 minggu = 13 minggu
Jadi berdasarkan ilustrasi di atas, bayi prematur yang usianya 20
minggu, sebetulnya usia koreksinya baru 13 minggu. Artinya, tumbuh
kembang bayi prematur berusia 20 minggu tersebut tumbuh kembangnya
harusnya sesuai dengan bayi cukup bulan berusia 13 minggu. Itulah kenapa
dikatakan kalau bayi prematur berisiko mengalami keterlambatan tumbuh
kembang. Penghitungan usia koreksi ini hanya sampai usia 2 tahun. [Silakan baca:
#Nutritalk - Jangan Sampai Tumbuh Kembang Anak Terganggu karena
Pencernaannya Sensitif. Yuk, Cari Tau Cara Mengatasinya]
Ujian Sesungguhnya Ada di Rumah
Ketika bayi prematur masih berada di rumah sakit, tentu saja banyak
tenaga medis yang siap siaga? Ujian sesungguhnya terjadi saat di rumah.
Kadang-kadang orang tua masih bingung menangani bayi prematur bila sudah
di rumah. Belum lagi kalau menghadapi banyak omongan yang kurang
mengenakkan hati.
Konsultasi ke Dokter Secara Berkala
Bayi prematur lebih membutuhkan perhatian dan perawatan. Konsultasi
secara berkala tentu saja harus dilakukan. Ikuti apa yang dokter
anjurkan. Bertanyalah sebanyak mungkin bila tidak tahu. Auspan
gizi bayi prematur tentu berbeda dengan bayi lahir cukup bulan. Tanyakan
secara detil kepada dokter.
Biasanya bila ada seorang ibu yang secara emosi kurang baik karena
melahirkan prematur, dr. Putri akan meminta ibu tersebut tenang terlebih
dahulu. Tujuannya agar ibu bisa merawat bayi prematur dengan baik bila
sudah tenang.
Abaikan Pendapat Miring
Omongan yang kurang mengenakkan hati sangat mungkin diterima oleh ibu
yang melahirkan prematur. Joana Alexandra pun merasakannya. Senada
dengan apa yang diucapkan oleh dr. Putri, menjaga perasaan tetap tenang
itu sangatlah penting.
Joana mengatakan bahwa yang mempengaruhi tumbuh kembang anak justru
sikap seorang ibu. Abaikan saja semua pendapat miring. Malah lebih
berbahaya sikap seorang ibu yang sudah pesimis dengan masa depan
anak. Memiliki support system sangatlah penting membuat ibu tetap tenang.
Joana mengatakan bahwa suaminya sangat mendukung dirinya. Hal-hal kecil
yang dilakukan suaminya sudah membuatnya bahagia.
Lakukan Metode Kangguru
Bayi prematur biasanya lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Oleh karena itu biasanya bayi prematur ditempatkan di inkubator saat
berada di rumah sakit. Tetapi, bila sudah di rumah kan biasanya tidak
ada inkubator. Ibu bisa melakukan metode kangguru sebagai inkubator
alami.
Metode ini memang terinspirasi dari binatang kangguru. Bayi kangguru
ditempatkan di kantong ibunya supaya tetap hangat dan menyusui. Metode
ini mudah dan murah untuk dipraktekkan. Ketika melakukan metode
kangguru, kulit ibu akan bersentuhan dengan kulit bayi. Bayi yang hanya
menggunakan popok diletakkan di dada ibu. Bayi akan mendapatkan
kehangatan dari kulit ibu sehingga suhu tubuh dapat dikontrol. Melakukan
metode kangguru juga menciptakan bonding antara ibu dan bayi. Ada ikatan
emosional yang terjalin. Bayi juga akan lebih mudah menyusui kepada
ibunya. Perawatan dengan metode kangguru tidak hanya membuat berat badan bayi
naik dengan cepat, tetapi banyak manfaat lainnya. Bayi bisa tidur lebih
nyenyak, sistem pernapasan dan jantung lebih sehat, daya tahan tubuh
lebih baik, dan lain sebagainya. Perawatan dengan metode ini juga
dianggap mampu menekan angka kematian bayi prematur.
Perawatan metode kangguru harus dilakukan secara terus menerus hingga
berat badan bayi mencapai 2500 gram. Sesekali ayah juga bisa ikut
melakukan perawatan dengan metode kangguru.
Prematur Bukan Halangan
Pada acara ini pun hadir ibu
Yanne Sukmadewi, General Counsel Corporate Legal Advisory &
Compliance Danone Indonesia, membuka acara dengan bercerita bahwa beliau juga seorang prematur.
Beliau cerita sebagai anak prematur bukanlah halangan untuk berprestasi.
Prestasi akademisnya selalu bagus hingga bisa kuliah di salah satu
universitas negeri di Indonesia. Peran ibu juga sangat penting. Ibu
Yanne mengatakan selain memperhatikan asupan gizi, ibunya juga sering
mengajaknya beraktivitas di luar ruangan. Nah, Chi sudah melihat sendiri buktinya kalau anak teman Chi bisa tetap
sehat meskipun lahir prematur. Di acara Nutrisi Untuk Bangsa pun ibu
Yanne juga ternyata seorang anak prematur. Bila dirasa belum
cukup, teman-teman bisa googling tentang tokoh dunia yang lahir
prematur. Ada Albert Einstein, Sir Isaac Newton, Charles Darwin, dan
lain sebagainya. Menurut dr. Putri, salah satu cara mencegah kelahiran prematur adalah
dengan memeriksa kesehatan ibu. Bila sebelum hamil, ibu memiliki riwayat
kesehatan yang kurang baik, sebaiknya disembuhkan terlebih dahulu. Pada
saat kehamilan perhatikan 1000 Hari Pertama Pada Kehidupan agar
bayi dalam kandungan tetap sehat.
Banyak mitos seputar bayi prematur, termasuk anggapan bahwa bayi
prematur adalah anak yang jenius. Ya, bayi prematur mungkin saja
menjadi seorang yang jenius atau memiliki masa depan cerah. Tetapi,
tentunya tidak terjadi begitu saja. Ada peran orang tua yang selalu
memberikan yang terbaiknya baik bayinya dari mulai asupan gizi hingga
stimulasi