Percaya Diri Membuat Konten Kreatif - Chi kerap berpikir seperti apa sih yang dimaksud konten kreatif? Cukupkah hanya dengan membuat tulisan yang menarik? Perlu infografis? Perlu foto? Perlu video juga? Sudah kreatif kah berbagai konten yang Chi buat?
Pertanyaan berikutnya adalah seberapa penting memiliki perangkat yang didukung dengan Intel Core i3/Intel Core i5/Intel Core i7 Processor dalam hal proses membuat konten kreatif? Apabila diibaratkan sebagai otak, maka semakin canggih processor yang dimiliki perforrmanya pun bisa diandalkan. Pekerja di bidang grafis dan IT biasanya menggunakan Intel Core i5 atau i7 karena mampu bekerja secara multitasking dengan kecepatan yang sangat baik. Bagaimana dengan blogger? Apakah sudah perlu menggunakan processor secanggih ini? Chi akan bahas di sini, ya.
Kreatif Itu ...
kreatif/kre·a·tif/ /kréatif/ a 1 memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2 bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan yang -- menghendaki kecerdasan dan imajinasi;
Begitu arti kreatif menurut KBBI. Hmmm ... berarti harus memiliki daya cipta. Dan konten kreatif seharusnya menarik perhatian para pembacanya. Sebuah tulisan tidak mutlak harus ada infografis, foto, atau video. Pilih saja salah satu yang sekiranya bisa memperkaya konten yang dibuat dna terlihat semakin kreatif.
Pernah Merasa Minder Ketika Menulis
Teman-teman pernah merasa minder ketika akan menulis sebuah konten? Chi
pernah, minder banget malah.
Ada pengalaman berharga ketika Chi mengikuti salah satu lomba blog yang diselenggarakan oleh importir teh ternama. Dari mulai Chi datang ke konferensi pers hingga ke beberapa resto/cafe yang ditentukan, perasaan Chi minder luar biasa.
Gimana gak minder kalau melihat kamera para food blogger yang rata-rata mirrorless atau dslr. Sedangkan Chi masih pake kamera kecil mungil yang biasa disebut digital camera. Berasa liliput banget hehehe. Dalam hati sempat terbersit gak berharap menang karena dari perangkat aja udah merasa kalah.
Kemudian Chi berpikir kalau minder itu wajar tapi orang lain gak boleh tau! Maka dengan (sok) pede, Chi pun berusaha terlihat tetap meyakinkan. Udah gak mau lagi berpikir menang atau kalah. Yang penting berusaha memberikan hasil terbaik yang Chi mampu. Intinya sih jangan sampai pihak penyelenggara sampai kecewa dengan tulisan yang dibuat. Mereka sudah mengundang dengan baik, tentu Chi pun harus memberikan tulisan terbaik. Perkara menang atau kalah gimana nanti, deh.
Alhamdulillah, tulisan yang Chi buat berhasil menjadi juara 1 lomba
blog. Tidak hanya itu, beberapa bulan setelahnya, 3 orang juara pertama
dari 3 kota berbeda mendapat undangan makan malam exclusive bersama chef
Peter Kuruvita. Pengalaman yang bener-bener gak bisa dilupakan.
Dari pengalaman itu, Chi menjadi yakin percaya diri adalah kuci utama membuat konten kreatif. Kalau dikuasai sama minder malah jadinya mati gaya. Tiba-tiba gak punya ide. Kalaupun ada ide, ragu-ragu untuk dikeluarkan karena khawatir begini begitu. Udah mengkeret duluan. Jadinya malah gak nulis sama sekali.
Ada pengalaman berharga ketika Chi mengikuti salah satu lomba blog yang diselenggarakan oleh importir teh ternama. Dari mulai Chi datang ke konferensi pers hingga ke beberapa resto/cafe yang ditentukan, perasaan Chi minder luar biasa.
Gimana gak minder kalau melihat kamera para food blogger yang rata-rata mirrorless atau dslr. Sedangkan Chi masih pake kamera kecil mungil yang biasa disebut digital camera. Berasa liliput banget hehehe. Dalam hati sempat terbersit gak berharap menang karena dari perangkat aja udah merasa kalah.
Kemudian Chi berpikir kalau minder itu wajar tapi orang lain gak boleh tau! Maka dengan (sok) pede, Chi pun berusaha terlihat tetap meyakinkan. Udah gak mau lagi berpikir menang atau kalah. Yang penting berusaha memberikan hasil terbaik yang Chi mampu. Intinya sih jangan sampai pihak penyelenggara sampai kecewa dengan tulisan yang dibuat. Mereka sudah mengundang dengan baik, tentu Chi pun harus memberikan tulisan terbaik. Perkara menang atau kalah gimana nanti, deh.

Percaya diri, kunci utama membuat konten kreatif
Dari pengalaman itu, Chi menjadi yakin percaya diri adalah kuci utama membuat konten kreatif. Kalau dikuasai sama minder malah jadinya mati gaya. Tiba-tiba gak punya ide. Kalaupun ada ide, ragu-ragu untuk dikeluarkan karena khawatir begini begitu. Udah mengkeret duluan. Jadinya malah gak nulis sama sekali.

Salah satu foto untuk artikel di lomba teh tersebut. Foto
menggunakan camera digital. Kira-kira udah bikin ngiler belum,
nih?
😊
Beberapa Hal yang Mampu Mendongkrak Rasa Percaya Diri
Mengubah rasa minder menjadi percaya diri gak datang begitu saja. Chi
butuh beberapa hal supaya rasa percaya diri itu kembali terangkat
sehingga mampu menghasilkan konten kreatif
Menulis Hal-Hal yang Kita Kuasai atau Sukai
Ada atau gak ada lomba, hingga saat ini Chi belum tertarik menulis fiksi ataupun puisi. Alasannya karena gak menguasai. Semenggiurkan apapun imbalannya, tetap aja mengibarkan bendera putih kalau disuruh menulis fiksi atau puisi. Jadi mulailah menulis dari hal-hal yang disukai dan kuasai. Jangan ikut-ikutan. Menulis dari hal yang disukai dan dikuasai secara konsisten juga bisa menciptakan branding bagi blog kita.Mencari Inspirasi dan Riset dari Berbagai Hal
Membaca bisa menjadi salah satu cara untuk mencari inspirasi. Dulu Chi suka sekali membaca. Sekarang pun masih suka. Hanya saja frekwensi membaca saat ini sudah tidak seperti dulu. Tapi bukan berarti berhenti membaca. Untungnya sekarang berbagai informasi bisa didapatkan tidak hanya dari buku. Melalui internet pun banyak informasi yang bisa diambil. Asalkan bisa menyaringnya. Sering blogwalking juga bisa dapat inspirasi, lho.Kalau minat membaca buku agak menurun sedikit, tapi menonton justru lagi meningkat. Bisa betah berlama-lama di depan tv. Biasanya Chi nonton berbagai film di HBO atau Fox Movies Premium. Chi juga suka nonton serial kriminal di berbagai channel. Sekarang mulai ikutan Keke dan Nai menonton vlog. Setelah menonton, kadang suka ada inspirasi pengen menulis ini dan itu.
Berbagai Perangkat untuk Nge-Blog
Perangkat untuk nge-blog sebetulnya cuma pc atau laptop. Malah sekarang nge-blog lewat smartphone pun bisa. Asalkan punya salah satu dari ketiga perangkat tersebut dan ada kuota internet langsung bisa nge-blog, deh. Tapi bila ingin membuat konten kreatif sebaiknya ada perangkat tambahan.Salah satu perangkat tambahan yang Chi pakai adalah kamera. Setuju kalau kamera smartphone saat ini udah banyak yang bagus. Tapi Chi tetap lebih suka motret menggunakan kamera. Dan karena Chi lagi berminat nge-vlog, maka mulai nyicil sedikit demi sedikit perangkat untuk vlog.
Latihan dan Terus Update Ilmu
Membandingkan tulisan sendiri di awal nge-blog hingga sekarang tentu saja ada perubahan. Dunia blog pun terus berkembang. Dulu Chi sekadar menulis kehidupan sehari-hari. Beberapa tahun kemudian mulai mengenal lomba blog dan mendapatkan job. Permintaanya pun semakin beragam. Chi merasa harus terus latihan menulis sekaligus latihan memperkaya tulisan. Gak percaya dengan namanya proses instan. Ibarat pisau, semakin sering diasah maka semakin tajam. Jadi jangan berhenti untuk terus latihan.Kuasai Perangkat yang Dimiliki
Siapa sih yang gak mau punya perangkat canggih? Chi pastinya gak bakal nolak. Balik lagi ke cerita pengalaman lomba blog teh itu, sempat ada rasa menyesal kenapa gak punya kamera mirrorless atau dslr. Rasanya pengen pergi saat itu juga ke toko kamera hehehe.Tapi setelah dipikir lagi, kenyamanan Chi saat ini adalah di camera digital. Masih suka bepergian kemanapun bersama anak-anak, lebih praktis kalau bawa camdig. Apalagi kalau berpetualang lebih bisa leluasa motret sambil jagain anak-anak bila menggunakan camdig. Mungkin kalau mereka udah gedean dikit baru mulai pake mirrorless atau dslr, ya *Setahun terakhir ini udah mulai coba sesekali bawa dslr, sih*
Selain itu, camdig yang dipakai ini juga udah Chi kuasai. Jadi merasa bisa maksimal aja menggunakannya. Begitupun dengan perangkat lain, misalkan laptop atau pc. Sebaiknya kuasai perangkat yang kita miliki. Syukur-syukur kalau kemudian memiliki perangkat yang canggih.
Mengapa Ingin Memiliki ASUS Vivo All in One V220IC?
Notebook dan PC ASUS makin keren aja, ya! Pengennya sih punya keduanya.
Tapi kalau disuruh memilih mana yang paling diinginkan, maunya ASUS Vivo
All in One V220IC.
Komputer memang gak bisa mobile dibandingkan notebook. Tetapi karena kegiatan nge-blog Chi lebih banyak di rumah, lebih suka dan nyaman menggunakan PC. Sayangnya sudah sekitar 2 tahun ini, komputer di rumah rusak dan belum sempat dibenerin.
Namanya juga perempuan, gak apa-apa dong kalau melihat sesuatu dari tampilannya dulu? ASUS Vivo All in One V220IC ini terlihat cantik sekali. Tampilannya simpel, ramping, dan minimalis. Tidak terlihat adanya desktop itu karena hampir seluruh perangkat kerasnya menyatu dengan layar sehingga gak banyak makan tempat.
Terinpirasi dari berbagai berbagai karya desainer ternama. Crevasse adalah salah satu desain terkenal dari Zara Hadid juga turut menginspirasi. Tidaklah mengherankan bila tampilan ASUS Vivo All in One V220IC terlihat elegan dan tidak kaku. *Di rumah ngeblog boleh dasteran, tapi perangkatnya tetap elegan*
Komputer memang gak bisa mobile dibandingkan notebook. Tetapi karena kegiatan nge-blog Chi lebih banyak di rumah, lebih suka dan nyaman menggunakan PC. Sayangnya sudah sekitar 2 tahun ini, komputer di rumah rusak dan belum sempat dibenerin.
Cantik, Minimalis, dan Elegan

Namanya juga perempuan, gak apa-apa dong kalau melihat sesuatu dari tampilannya dulu? ASUS Vivo All in One V220IC ini terlihat cantik sekali. Tampilannya simpel, ramping, dan minimalis. Tidak terlihat adanya desktop itu karena hampir seluruh perangkat kerasnya menyatu dengan layar sehingga gak banyak makan tempat.

Terinpirasi dari berbagai berbagai karya desainer ternama. Crevasse adalah salah satu desain terkenal dari Zara Hadid juga turut menginspirasi. Tidaklah mengherankan bila tampilan ASUS Vivo All in One V220IC terlihat elegan dan tidak kaku. *Di rumah ngeblog boleh dasteran, tapi perangkatnya tetap elegan*
Full HD Display
Kami sekeluarga suka menonton tv. Tapi beberapa tahun lalu, Chi pernah merasa K'Aie rada rese untuk urusan menonton. Buat Chi, menonton itu tinggal duduk manis di depan layar (tv/pc/laptop). Tapi bagi K'Aie tidak seperti itu. Spec untuk menonton tv bener-bener dia perhatiin. Kualitas tayangan yang dihasilkan seperti apa, benar-benar dipertimbangkan.Namun Chi pun harus menarik anggapan tersebut. Memang terasa beda ya, sekadar menonton dengan menonton yang didukung perangkat berkualitas. Pantas aja K'Aie sangat pemilih sebelum menentukan alat elektronik.

Display ASUS Vivo All in One V220IC sudah memiliki kualitas Full HD dengan resolusi 1920 x 1080 pixel. Tayangan akan terlihat lebih jernih dan warna maupun objeknya lebih hidup. Ditambah lagi dengan layar berukuran 21,5 inchi serta engsel pada bagian penopang yang mampu dimiringkan ke atas dan ke bawah membuat sudut pandang semakin nyaman dan penonton semakin dimanjakan.
Saat ini, Chi sedang memiliki semangat yang tinggi untuk belajar vlog. Selain memaksimalkan peralatan yang sudah dimiliki, mulai nyicil peralatan lain (termasuk pengen punya ASUS Vivo All in One V220IC), menonton menjadi salah satu aktivitas untuk belajar vlog. Chi jadi semakin perhatiin detil setiap tayangan. Bagaimana tayangan tersebut bisa bercerita, perpindahan antar scene, dan lain sebagainya. Vlog juga pada akhirnya bisa membantu memperkaya setiap konten yang Chi buat.
SonicMaster Premium
Apalah artinya kualitas tayangan yang oke tapi kualitas suaranya mendem. Berasa kurang maksimal kepuasannya. Dengan teknologi SonicMaster Premium, ASUS Vivo All in One V220IC memiliki kualitas suara sebening kristal dan bertenaga. Mendengarkan musik, game, film, pidato, atau apapun bisa dioptimalkan dengan mudah karena penggunaannya yang user friendly.10 Titik Sentuh pada Layar

Teman-teman pernah menonton serial CSI atau Hawaii Five O? Kalau iya, mungkin pernah lihat meja besar kurang lebih sebesar meja bilyar yang sebenarnya layar. Trus, para agen tinggal menyentuh kalau mau ngebesarin foto, kirim foto, atau mencari data apapun yang dibutuhkan. Keren banget, deh!
Nah, ASUS Vivo All in One V220IC juga sudah memiliki layar dengan kemampuan seperti itu. Kita bisa menggunakan sepuluh jari sekaligus untuk menyentuh layarnya dan mengontrol apapun aplikasi yang diinginkan dengan mudah. Fitur touch screen bisa membuat pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah.
Intel Core i5 Processor
Dunia blog semakin berkembang dengan cepat. Sekitar tahun 2007, saat Chi mulai nge-blog, aktivitas ini hanya berupa menulis. Gak perlu pakai foto, apalagi infografis atau video. Asal bisa publish tulisan aja rasanya udah cukup. Saking sederhananya nge-blog pakai pc dengan processor biasa aja dan kecepatan internet yang lambat pun masih bikin nyaman. Yang penting nge-blog.Siapa sangka dalam kurun waktu 'hanya' 10 tahun dunia blog berkembang pesat. 10 tahun termasuk waktu singkat, lho. Tadinya cukup dengan tulisan, sekarang blogger dituntut multitasking bila ingin membuat konten kreatif.
Membuat konten kreatif tidak hanya untuk lomba atau job review saja, kok. Menulis konten untuk pribadi bila dibuat kreatif tentu akan membuat pembaca semakin senang. Dan kita makin senang kalau blog semakin banyak pembacanya. Setuju, kan?
Processor itu ibarat otak. Harus memiliki otak yang cerdas agar performa memuaskan. Tadi di awal, Chi bertanya apakah blogger sudah perlu menggunakan perangkat yang canggih seperti ini? Jawabannya iya.
Dengan tuntutan membuat konten kreatif tentu butuh processor yang multitasking. Kebiasaan Chi banget kalau lagi di depan layar komputer atau notebook gak cukup buka satu window. Termasuk ketika lagi nge-blog. Pasti juga sekalian buka social media, sesekali editing foto atau video, cari data pendukung dan lain sebagainya. Mungkin kalau 'otak'nya gak kuat, notebook atau komputernya udah teriak, "Capek, deeeehh!"
Karena ASUS Vivo All in One V220IC sudah didukung oleh Intel Core i5 processor generasi ke-6. Nge-blog sekaligus membuat video, infografis, mencari data yang dibutuhkan, dan lain sebagainya tidak membuat kinerjanya lambat. Lebih dipuaskan lagi karena ASUS Vivo All in One V220IC menggunakan grafis NVIDIA® GeForce 930M. Gambar yang terlihat jadi lebih halus serta mendukung kerja multimedia dengan cepat walaupun filenya berat.
Upgrade memory RAM-nya pun gampang. Teman-teman tinggal masukkan memorynya di slot yang terletak di belakang layar. Body pc ini memang terlihat ramping, tapi teman-teman gak perlu khawatir dengan memory penyimpanan. ASUS Vivo All in One V220IC tetap mampu menyimpan data dalam jumlah besar.
Tadinya Chi kepikiran untuk benerin PC yang udah sekitar 2 tahun ini rusak. Setelah mencari berbagai info tentang ASUS Vivo All in One V220IC malah jadi pengen banget ganti baru aja. Biar nge-blognya makin lancar dan makin semangat bikin konten kreatif. Mumpung lagi semangat bikin vlog juga, nih! Kan, nanti jadi makin kece artikel di blog kalau ada vlognya.