Royco Baru dengan Garam Beriodium Membuat Makanan Tetap Lezat dan
#BantuTumbuhSesuai
- Setiap menjelang tidur selalu ada pertanyaan "besok mau masak apa?" Ada
yang punya kebiasaan sama seperti itu?
Di saat pandemi ini, agak sedikit berubah kebiasaannya. Mikirin menunya
jadi setiap 2-3x sehari. Gak berani juga kalau setiap hari belanja ke
pasar. Kadang-kadang diselingin dengan belanja online. Tetapi, apapun cara
belanjanya, tujuannya tetap sama yaitu ingin selalu membuat hidangan yang
lezat dan bergizi bagi keluarga.
Waspada Hidden Hunger di Masyarakat Indonesia

25 Januari 2021 adalah Hari Gizi Nasional yang ke-61. Usia lebih dari
setengah abad ini seharusnya sudah membuat masyarakat Indonesia matang
tentang asupan gizi. Tetapi, faktanya masih banyak terjadi permasalan gizi
di Indonesia. Meski pun menurut
Dr. Hera Nurlita , SSiT, M.Kes, Kepala Seksi Mutu Gizi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia,
masalah gizi sudah terlihat ke arah menggembirakan di 5 tahun
terakhir.

Indonesia saat ini mengalami triple burden (3 masalah gizi). Ada yang
kekurangan gizi. Di sisi lain ada yang kelebihan gizi. Permasalahan
lainnya adalah kurangnya asupan mikronutrien.
Bertepatan dengan Hari Gizi Nasional, Royco melakukan inovasi produk yaitu
Royco dengan Garam Beriodium. Produk ini tidak hanya membuat makanan tetap
lezat, tetapi bentuk juga sekaligus kepedulian Royco dalam hal mengatasi
salah satu masalah gizi di Indonesia yaitu Hidden Hunger (Kelaparan
Tersembunyi)
Pernahkah kita mengetahui istilah 'Hidden Hunger'?

Istilah 'Hidden Hunger (Kelaparan Tersembunyi) sebetulnya sudah dikenal
sejak tahun 90an. Sayangnya masih banyak masyarakat yang pemahamannya
kurang baik akan hal ini. Masih banyak orang tua yang merasa sudah cukup
bila anaknya bisa makan dengan kenyang. Tanpa mempedulikan kandungan
gizinya, termasuk mikronutrien.
Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, menyampaikan, “Negara kita masih memiliki beban hidden hunger yang besar; kondisi yang timbul akibat kekurangan zat gizi mikro seperti iodium, zat besi, vitamin A dan zink ini telah menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang berkepanjangan. Contohnya, Riset Kesehatan Dasar 2018 memperlihatkan 48,9 % ibu hamil menderita anemia, dan Riset Kesehatan Dasar 2013 melaporkan bahwa 14,9% anak usia sekolah berisiko kekurangan iodium. Masyarakat seringkali masih abai akan masalah ini, karena meskipun makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, penderitanya tidak merasa kelaparan karena asupan gizi makronya sudah terpenuhi. Jika tidak segera mendapatkan perhatian, akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang, baik secara fisik maupun psikis.”

Salah satu mikronutrien adalah iodium. Berikut kebutuhan iodium per hari
berdasarkan tingkat usia:
- Bayi (0-1 tahun) - 90 mikrogram/hari
- Anak (1-12 tahun) - 120 mikrogram/hari
- Remaja dan orang dewasa (di atas 12 tahun) - 150 mikrogram/hari
- Ibu hamil - 220 mikrogram/hari
- Ibu menyusui - 250 mikrogram/hari
Yup! Kebutuhan iodium untuk konsumsi harian hanya ukuran
mikrogram. Sangat kecil, makanya termasuk gizi mikro. Tetapi, tetap gak
boleh mengabaikan kebutuhan ini meskipun jumlahnya sedikit.
Kekurangan asupan vitamin dan mineral dalam sehari, biasanya tidak akan
langsung membuat tubuh menjadi sakit. Tetapi, efek jangka panjang yang
harus dipikirkan. Bila terus kekurangan akan berakibat fatal bagi tubuh.
Bahkan bila sampai meluas di masyarakat juga bisa berdampak ke sektor
ekonomi.

Hidden Hunger (Kelaparan Tersembunyi) ini ibarat suatu masalah yang tak
kasat mata. Orang tua merasa kebutuhan anak untuk makan sudah terpenuhi
karena tidak kelaparan. Tetapi, coba perhatikan lagi. Apakah anak sering
sakit-sakitan padahal porsi makannya sudah cukup?
Bila memang iya, berarti ada sesuatu yang salah atau kurang tepat pada
asupan gizinya. Kenyang saja gak cukup bila kekurangan gizi. Kekurangan
iodium dapat mengakibatkan penyakit gondok, tumbuh kembang tergangu,
pubertas terlambat, gangguan mental, gangguan pertumbuhan otak pada
janin, dan lain sebagainya.
Bila melihat daftar kebutuhan iodium per hari, ibu hamil dan menyusui
memang paling banyak. Itu karena ada janin dan bayi yang sedang dalam
masa keemasan. Tentunya kita sudah mengetahui tentang pentingnya 1000
Hari Pertama Kehidupan. Bahkan usia 2-5 tahun masih termasuk golden
period. Jadi jangan sampai dilewatkan kesempatan emas untuk
memaksimalkan tumbuh kembang anak pada masa ini.

Iodium banyak terdapat pada makanan. Tetapi, tentu kita juga familiar
dengan garam beriodium. Kebutuhannya juga gak banyak. Tidak lebih dari 1
sdt per hari yang bisa dibagi ke dalam berbagai makanan.
Makan Makanan yang Beragam dan Bergizi Seimbang Menjadi Kunci #BantuTumbuhSesuai

dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes, Dokter Spesialis Gizi Klinik, berpendapat, “Orang tua perlu memperkaya pengetahuan dan kreativitas dalam memenuhi nutrisi seluruh keluarga dengan menyertakan bahan-bahan bergizi di tiap masakan, termasuk garam beriodium. Sayangnya, pengetahuan sebagian masyarakat mengenai manfaat dari iodium masih terbatas pada upaya pencegahan penyakit gondok. Padahal, dampak dari kekurangan iodium jauh lebih luas dan dapat terjadi pada semua usia. Kekurangan iodium dapat mengakibatkan perkembangan otak terganggu. Diperkirakan, 20 juta orang Indonesia menderita GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium), yang mengakibatkan hilangnya IQ setara 140 juta point. Maka, pemenuhan kebutuhan iodium harus diperhatikan dari hulu ke hilir, sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau di dalam kandungan, hingga ke tahapan usia selanjutnya.”
Bila mencermati pendapat dr. Diana, maka tidak mengherankan bila
dikatakan permasalah gizi yang tidak tuntas diatasi tidak hanya
menimbulkan masalah kesehatan. Tetapi, bisa sampai ke sektor ekonomi.
Bayangkan saja bila 20 juta penderita GAKI ini adalah usia bayi hingga
remaja. Padahal mereka adalah generasi penerus bangsa.
Menurut dr. Diana, kuncinya adalah dengan menerapkan pola gizi seimbang.
Dalam sekali makan ada makanan pokok, lauk, sayur, dan buah-buahan.
Porsinya mengikuti panduan "Isi Piringku".
Biasakan mengkonsumsi sayuran dan buah berwarna-warni. Semakin beraneka
warna yang ada dalam "Isi Piringku" makan semakin lengkap kandungan gizi
yang diperoleh tubuh.
Program 'Royco Nutrimenu' dan Royco Garam Beriodium Membantu Para Ibu Mempersiapkan Menu Harian yang Lezat dan Bergizi

Tantri Syalindri, penyanyi dan ibu dari dua anak mengatakan, “Sebagai seorang ibu, Aku ingin selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga, termasuk saat menyiapkan menu hidangan sehari-hari. Royco telah memberikan begitu banyak inspirasi sehingga Aku bisa memasak menggunakan berbagai variasi bahan nabati yang bergizi sambil ikut berkontribusi terhadap lingkungan. Apalagi kini Royco telah menggunakan garam beriodium, sangat membantu Aku dalam memastikan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara lebih optimal.”
Seperti halnya Tantri, banyak ibu yang ingin memberikan yang terbaik
bagi keluarga, termasuk menyiapkan menu harian. Tetapi, seperti yang Chi
tulis di awal, berpikir 'besok mau makan apa' kadang-kadang bukan hal
mudah.

Biasanya kalau lagi kangen nasi padang, lebih memilih makan di resto.
Sejak pandemi lebih sering bikin sendiri. Rasanya sama enaknya dengan
resto langganan
Pengennya makanan yang enak dan bergizi. Tetapi, menyiapkan menu
variatif biar orang rumah, terutama anak-anak, gak bosan juga sebuah
tantangan. Belum lagi kalau memikirkan kandungan gizi. Kadang-kadang
masih bingung juga tentang asupan gizi dari menu harian yang dibuat
sudah cukup atau belum.
Tantri mengatakan kalau dulu putrinya termasuk
picky eater. Solusinya adalah melibatkan anak dalam menentukan
menu harian. Sesekali juga mengajak anak untuk makan bersama.
Hernie Raharja, Director of Foods & Refreshment PT Unilever Indonesia Tbk. menerangkan, “Sejak 2019, Unilever secara global memiliki komitmen untuk membantu masyarakat melakukan transisi menuju pola makan yang lebih sehat sembari mengurangi dampak lingkungan dari rantai makanan. Sejalan dengan komitmen tersebut, Royco memiliki tujuan mulia atau purpose yaitu Gerakan Pangan untuk Masa Depan guna menginspirasi keluarga Indonesia dalam mengkonsumsi hidangan yang baik untuk tubuh maupun untuk bumi; yaitu yang beragam, bergizi seimbang, serta berasal dari sumber yang berkelanjutan. Selain itu, Royco juga ingin membantu mengatasi berbagai masalah nutrisi, baik melalui inovasi produk maupun program edukasi yang dilakukan secara konsisten.”

Sejalan dengan komitmen Unilever, pada tahun ini Royco melanjutkan
program "Royco Nutrimenu". Program edukasi yang sudah
dikembangkan sejak tahun 2019 ini mengacu pada konsep "Isi Piringku"
yang sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang dari Kementrian Kesehatan RI.
Melalui website Royco Nutrimenu, para orang tua bisa mendapatkan
informasi serta berbagai ide resep masakan yang tidak hanya lezat,
tetapi juga bergizi. Sehingga dapat #BantuTumbuhSesuai dan terhindar
dari kondisi Hidden Hunger.
Ibu Hernie lebih lanjut mengatakan kalau program "Royco Nutrimenu"
tahun ini memiliki target mengubah perilaku pola makan 2,5 juta
masyarakat Indonesia. Edukasinya menitikberatkan pada panduan Isi
Piringku serta pentingnya asupan Iodium sejak 1000 Hari Pertama
Kehidupan.
Makanan enak dan bergizi gak harus yang harganya mahal. Berbagai bahan
makanan lokal yang ada di pasar tradisional juga banyak yang bergizi.
Pada web Royco Nutrimenu, resep-resepnya juga menggunakan "50 Pangan
Masa Depan"
Future 50 Food atau 50 Pangan Masa Depan, merupakan ragam bahan makanan yang baik untuk masa depan. Menawarkan masakan bernutrisi yang tidak hanya lezat namun juga memiliki dampak yang lebih baik terhadap lingkungan. Beberapa bahan makanan yang termasuk dalam 50 Pangan Masa Depan antara lain okra, pakcoy, selada air, daun kelor, kacang hijau, ubi jalar, dan bayam.

Tantri dan Chef Norman demo masak membuat nasi liwet (di dalamnya dikasih
potongan ubi, kacang ijo, dan jagung manis) serta steam ikan tongkol
50 Pangan Masa Depan ini tidak hanya baik bagi kesehatan tubuh, tetapi
juga untuk bumi. Lebih banyak mengkonsumsi makanan berbasis tumbuhan
dianggap lebih bagus bagi kesehatan manusia dan alam.
Walaupun rasanya Chi sudah berusaha mengatur menu sebaik mungkin untuk
konsumsi harian sekeluarga, tetapi memang dirasa masih ada yang kurang.
Selalu berusaha mengkonsumsi lengkap. Ada lauk, buah, dan sayur. Tetapi,
kadang-kadang komposisinya masih belum seimbang, misalnya porsi lauk
masih lebih besar daripada sayur dan buah. Mengikuti webinar ini menjadi
diingatkan kembali dan menambah beberapa wawasan baru.

Tidak perlu khawatir kalau masak makanan sehat itu gak enak. Coba deh
pakai bumbu kaldu Royco Ayam/Sapi sesuai takaran. Gak hanya untuk
makanan berbahan dasar ayam atau sapi aja, ya. Menu sayur kalau dikasih
bumbu kaldu Royco juga bisa jadi makanan yang lezat

Kabar gembiranya bertepatan dengan Hari Gizi Nasional, Royco
mengeluarkan inovasi yaitu Royco dengan Garam Beriodium. Sehingga gak
perlu menambahkan garam lagi. Harga juga tetap sama, kok.
Selain itu, sesuai dengan komitmen Royco yang ingin membantu
menuntaskan permasalan gizi di Indonesia. Karena tidak bisa hanya
pemerintah yang melakukan. Tetapi, semua pihak termasuk swasta hingga
masyarakat lingkup terkecil peduli akan asupan gizi seimbang.
