Tren Menikah di KUA lagi jadi bahasan di berbagai media sosial. Katanya
berawal dari salah satu cuitan di Twitter. Ternyata banyak juga yang
melakukannya, sehingga dianggap trend.
(Bukan) pengantin baru 😂
Kalau Chi lihatnya memang asik aja. Dari dulu pun ada yang menikah di
KUA. Chi pernah menghadiri salah satunya. Waktu itu, teman K'Aie yang
menikah. Kami berdua datang ke salah satu KUA di Jakarta
Selatan.
Ada yang berencana menikah hanya di KUA juga? Sebelum langsung
memutuskan, perhatikan beberapa poin berikut.
Menikah adalah Menyatukan Dua Keluarga
Di Indonesia dan mungkin di beberapa negara Asia, menikah adalah
tentang menyatukan 2 keluarga. Banyak juga yang bilang, "kalau udah siap
menikah, berarti harus siap juga menikah dengan keluarganya."
'Menikah dengan keluarganya' tentu semacam perumpaan. Maksudnya, ya,
harus berusaha bisa masuk dengan keluarga pasangan. Bahkan bukan sesuatu
yang aneh kalau orangtua atau keluarga besar ikut campur. Meskipun dalam
beberapa kasus memang terasa nyebelin, sih.
"Tapi, orang-orang Barat gak begitu."
Sebetulnya Chi gak tau persis seperti apa orang-orang Barat tentang
pernikahan. Tapi, banyak yang membandingkannya ke sana. Memang, sih,
kelihatannya mereka lebih praktis. Asalkan pasangannya udah setuju,
nikah tanpa ngundang pun kelihatannya kayak wajar aja.
Jadi inget salah satu episode di serial The Rookie. John Nolan ingin
menikahi pasangannya, tapi gak mau ngundang ibunya. Alasannya ibunya
suka rese' dan manipulatif. Dia gak mau nanti ibunya merusak acara
pernikahannya.
Dalam Islam pun menikah bukan sesuatu yang ribet, kok. - Maaf
sebelumnya, Chi gak bahas agama lain -. Karena memang gak paham. Selama
ada wali nikah, 2 orang saksi, bukan pasangan mahram, bukan karena
paksaan, dan mahar. Bahkan mahar pernikahan pun gak harus yang mewah.
Intinya, rukun dan syarat menikah dalam Islam juga mudah.
Tapi ....
Terkadang, orangtua punya mau. Belum lagi keluarga besar, terutama dari
para sesepuh. Beberapa kejadian memang kayak memberikan tekanan karena
bertentangan dengan keinginan kita dan pasangan.
"Nikah kok cuma di KUA? Apa kata keluarga dan kerabat?"
Gengsi menjadi salah satu alasan harus buat resepsi. Masih ada beberapa
alasan lainnya misalnya anak perempuan satu-satunya, ada istiadat, ajang
kumpul keluarga besar, dan lain sebagainya.
Saling mendengarkan dan berdiskusi ...
Menurut Chi kuncinya adalah mau saling mendengarkan dan berdiskusi.
Mungkin caranya gak bisa dibilang mudah. Apalagi ada orangtua atau
sesepuh yang ngotot semua keinginannya harus dituruti. Sama sekali gak
mau mendengarkan pendapat anak. Sedih juga ya kalau pernikahan jadi
gagal hanya karena saling mempertahankan ego.
Setiap keluarga memiliki karakter yang belum tentu sama dengan keluarga
kita. Jadi gak ada resep jitu untuk hal ini. Tapi, paling tidak cobalah
untuk mau belajar mendengarkan dan berdiskusi dengan tenang.
Intimate Wedding Tidak Selalu Murah Biayanya
Foto di acara resepsi pernikahan adik Chi yang bungsu. Konsepnya intimate
wedding
Banyak yang menyamakan menikah di KUA sama dengan intimate wedding. Ada
benarnya juga, tetapi bukan berarti sama.
Intimate wedding adalah konsep pernikahan yang tidak mengundang banyak orang. Biasanya hanya dihadiri oleh keluarga dan teman terdekat.
Menurut Chi, hanya menikah di KUA bisa dikatakan intimate wedding.
Karena gak mungkin mengundang ratusan apalagi sampai ribuan tamu ke KUA.
Paling yang menghadiri hanya keluarga dan teman terdekat.
Tetapi, intimate wedding tidak sebatas hanya menikah di KUA. Itulah
kenapa Chi bilang tidak sama. Karena ada juga yang tetap membuat
resepsi.
Bisa dibilang pernikahan Chi termasuk intimate wedding karena gak
mengundang banyak orang. Adik Chi yang bungsu juga pernikahannya hanya
mengundang orang-orang terdekat.
Beberapa minggu lalu, Chi melihat salah seorang netizen yang menikah
hanya dengan mengundang 50 orang terdekat di Bali. Cuma 50 orang,
tapiiii ...
Semua tamu dibiayain mulai dari tiket hingga penginapan. Jas dan gaun pengantin tentu beli di butik atau rancangan desainer. Belum lagi venue acara, makanan, dan lain sebagainya. Tentu bukan bujet murah meskipun cuma ngundang 50 orang.
Semua tamu dibiayain mulai dari tiket hingga penginapan. Jas dan gaun pengantin tentu beli di butik atau rancangan desainer. Belum lagi venue acara, makanan, dan lain sebagainya. Tentu bukan bujet murah meskipun cuma ngundang 50 orang.
Atau masih ingat gak sama pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle?
Make up Meghan terlihat Flawless. Trus, terjadi perdebatan di
antara netizen. Ada yang verpikir biayanya murah karena dianggap gak
dandan hehehe.
Padahal make up flawless atau yang terlihat natural belum tentu
murah, lho. Bisa jadi malah mahal (banget). Kembali juga tergantung
siapa MUAnya yang dipakai dan lain sebagainya.
[Silakan baca:
Haruskah terlihat pangling saat menikah?]
Dari pengalaman Chi pribadi, intimate wedding juga harus membuat tamu
lebih betah. Kalau pernikahan konvensional kan standar aja, ya. Datang,
salaman, trus makan. Tapi, kalau intimate wedding kan harus mikirin
gimana caranya para tamu betah paling gak selama 2 jam. Karena kalau
ngundangnya cuma sedikit, trus pada gak betah kayaknya gak sampe 1 jam
juga udah pada bubar hehehe.
Foto di atas adalah suasana pernikahan adik Chi yang bungsu. Konsepnya
intimate wedding dan ada himbauan untuk tidak bersosial media selama
acara. Tentu sekadar himbauan, karena gak akan dilarang juga kalau pun
ada yang pegang hp.
Waktu Chi dan K'Aie menikah gak ada himbauan begitu karena memang belum
era digital alias belum pada punya hp. Jadi suasana memang benar-benar
berbaur. Apalagi kalau intimate wedding kan sesama tamu biasanya saling
mengenal dekat.
Nah, karena sekarang eranya digital, tentu harus bikin sesuatu yang
membuat para tamu gak sibuk nunduk untuk medsosan. Salah satu caranya
adalah MCnya seru dan kocak. Live musicnya pun juga asik yang sekiranya
banyak tamu suka.
Tapi, juga jangan langsung khawatir duluan sama biayanya. Salah seorang kerabat juga ada yang menikah di KUA beberapa tahun silam. Setelah itu kami semua makan siang di salah satu resto yang udah dibooking. Bener-bener hanya makan siang bersama. Gak ada hiburan atau dekorasi khusus untuk pernikahan.
Tapi, juga jangan langsung khawatir duluan sama biayanya. Salah seorang kerabat juga ada yang menikah di KUA beberapa tahun silam. Setelah itu kami semua makan siang di salah satu resto yang udah dibooking. Bener-bener hanya makan siang bersama. Gak ada hiburan atau dekorasi khusus untuk pernikahan.
Jadi, gak semua intimate wedding biayanya lebih murah, lho! Tapi,
juga bukan berarti selalu mahal. Itu sih kembali ke kitanya
juga.
Menikah Hanya di KUA Bukan Jaminan Langgeng
Ups! Ini bukan bermaksud berharap jelek, ya. Mau menikah secara
sederhana atau besar-besaran sekalipun do'anya adalah sakinah mawaddah
warahmah.
Justru Chi suka sebel sama komentar mendang-mending atau mudah
sekali julid.
"Ih! Daripada resepsi gede-gedean mendingan uangnya buat nyicil
rumah!"
"Ngapain resepsi gede-gedean kalau akhirnya cerai?"
Gak usah mendang-mending kalau kita gak tau pasti kondisi keuangan
yang punya hajat. Mungkin bagi kita, mendingan buat bayar cicilan
rumah daripada resepsi gede-gedan. Tapi, siapa tau yang bikin hajat
besar udah punya rumah duluan yang ukurannya juga besar.
Gak usah julid juga, apalagi sampai nyangkutin ke perceraian.
Pernikahan dengan konsep yang sederhana sekalipun tetap ada yang
akhirnya bercerai, kok.
Nah, buat siapapun yang sedang merencanakan menikah juga sebaiknya
gak berpikir ada jaminan langgeng kalau nikahnya cuma di KUA. Karena
pernikahan adalah tentang perjalanan yang (sangat)
panjang.
Apapun konsep pernikahan yang dipilih, siapkan dengan matang. Jangan
sekadar ikut-ikutan atau gengsi-gengsian. Chi setuju dengan pendapat
netizen yang di-screenshot itu. Gak usah ikut-ikutan trend.
Berdiskusilah dengan pasangan dan keluarga kedua belah pihak, Cari
kesepakatan tanpa dan minimalkan paksaan.
Akad nikah adalah proses awal dari sebuah perjalanan panjang. Jangan
berharap akan ketemu cerita manis terus. Gak ada tuh yang namanya
'dunia hanya milik kita berdua' dalam pernikahan. Terkadang ya kayak
naik roller coaster. Turun-naik, kadang-kadang pengen teriak/nangis,
kadang-kadang bikin ketawa. Tetapi, kalau hubungan dengan pasangan
baik, naik roller coaster pun akan dianggap sebagai keseruan
bersama.