4 Tips Mencegah Obesitas pada Anak - Pernah kebayang gak bagaimana
mencegah obesitas pada anak? Salah satu kekhawatiran orang tua terhadap
anak yang umum terjadi adalah urusan pola makan. Biasanya sih orang tua
khawatir kalau anaknya udah susah makan. Udah melakukan gerakan tutup
mulut. Khawatir berat badannya di bawa normal.
Justru seneng banget kalau makannya mudah. Padahal tetap harus hati-hati juga kalau terlalu mudah makan dan tidak dikontrol malah bisa menimbulkan masalah kegemukan juga, lho.
Di acara halbil lalu, ada salah seorang keluarga yang pangling melihat Keke. Tidak hanya tinggi, tetapi badan Keke dianggap ideal. Berbeda dengan cucunya yang gemuk, padahal seumuran ma Keke. Mulai deh nanya-nanya apa tipsnya supaya badannya bisa seperti Keke.
Justru seneng banget kalau makannya mudah. Padahal tetap harus hati-hati juga kalau terlalu mudah makan dan tidak dikontrol malah bisa menimbulkan masalah kegemukan juga, lho.
Di acara halbil lalu, ada salah seorang keluarga yang pangling melihat Keke. Tidak hanya tinggi, tetapi badan Keke dianggap ideal. Berbeda dengan cucunya yang gemuk, padahal seumuran ma Keke. Mulai deh nanya-nanya apa tipsnya supaya badannya bisa seperti Keke.
Keterangan: Keke waktu jadi MC di acara perpisahan kelas
[Silakan baca:
Gerakan Tutup Mulut]
Seseorang termasuk obesitas juga ada cara mengukurnya. Jadi gak hanya melihat seseorang berbadan gemuk, kemudian langsung 'dicap' obesitas. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indikator apakah seseorang memiliki tubuh ideal atau tidak.
Tetapi, kalau Chi nyaris gak pernah menghitung IMT. Andalannya selalu kurva tumbuh kembang anak yang ada di buku catatan kesehatan anak-anak. Ya, kalau mau lebih detil memang mendingan tanya ke dokter. Pertimbangannya pasti lebih jelas dan terperinci.
Pernah ya ada kejadian waktu Keke berusia di bawah 6 bulan, seseorang 'memaksa' kami supaya mengatur pola makan Keke. Diharuskan diet karena Keke terlihat overweight. Memang bener banget kalau lihat dari grafik pertumbuhan, Keke termasuk overweight untuk anak seusianya. Tetapi, ketika kami konsultasi ke dokter anak, gak langsung didiagnosis overweight.
Kami ditanya dulu pola makan dan asupan Keke bagaimana. Saat itu Keke masih ASI Eksklusif. Justru karena masih ASIX, dokter anak melarang Keke diet. Katanya, gak apa-apa kalau anak yang masih ASIX berat badannya berlebih. Kecuali, kalau Keke sudah diberi asupan lain, tentu wajib diet. Lega deh mendengar penjelasan dokter anak.
Tetapi, pola makan teratur itu wajib. Apalagi buat Keke. Dia mah telat sedikit. Anaknya gampang masuk angin kalau sampai terlambat makan. Pernah ada yang bilang kalau Keke kok lemah, telat makan aja bisa sakit. Hehehe kalau kami malah melihat dari sisi positifnya. Justru semakin memudahkan kami untuk mengajarkan anak-anak supaya tertib dengan jadwal makan. Kalau sampai malas kan berasa sendiri gak enaknya kayak gimana.
Kalau sedang dalam perjalanan jauh, kami sudah terbiasa membawa bekal. Ke sekolah juga Keke dan Nai masih bawa bekal, ding. Gak tau deh nanti Keke masih mau bawa bekal atau enggak di SMA. Tetapi, setidaknya dia udah terbiasa gak makan sembarangan.
Anak-anak gak melakukan diet apapun. Bundanya aja yang mulai diet karbo hehehe. Pokoknya mereka mah yang penting makan teratur.
[Silakan baca: 5 Tips Mengajarkan Anak Terbiasa Makan dengan Tertib]
Ya, kalau melihat Keke dan Nai yang mulai berkacamata, suka feeling guilty juga. Chi suka merasa apa jangan-jangan mereka berlebihan menggunakan smartphone/laptop. Tetapi, Chi juga melihat aktivitas sehari-sehari mereka masih banyak yang jalan alias gak mager juga.
Gadget memang bisa bikin kita mager kalau gak dikontrol pemakaiannya. Udahlah bikin malas bergerak, ditambah lagi kalau pakai ngemil. Tau-tau panik berat badannya nambah hehehe. Tetapi, Chi juga gak mungkin melarang anak-anak untuk tidak mengenal gadget. Sekarang penggunaanya tidak sekadar untuk hiburan. Tugas sekolah aja udah ada beberapa yang menggunakan laptop. Bahkan UNBK pun pakai laptop.
[Silakan baca: Anak Generasi Gadget Juga Bisa Lupa Gadget]
Sebelum pindah malah setiap sore, kecuali akhir pekan wajib berolahraga di kompleks. Boleh lari atau sepedaan. Di sini agak berkurang olahraga karena bukan lagi tinggal di komplek. Kurang nyaman kalau mau olahraga di dekat rumah. Enakan jalan ke GOR dulu. Tetapi, paling seminggu sekali.
Berat badan Keke saat ini lagi agak menggemuk. Sebetulnya masih termasuk ideal. Tetapi, karena dia juga kadang-kadang ikut balap motor, sebaiknya badannya lebih kurus lagi. Sekitar 1-2 bulan ini memang dia jarang berolahraga karena sibuk ikut bimbel untuk menghadapi UNBK. Setelah itu mulai masuk bulan Ramadan.
[Silakan baca: Belajar Menjadi Pembalap Motor di 43 Racing School]
Sekarang dia mulai rajin olah raga lagi. Itupun atas kesadaran sendiri. Chi udah gak perlu memaksa dia untuk rutin olahraga. Ya kalau udah kebiasaan, jadinya dengan sendirinya juga dia rutin berolahraga. Biasanya Keke memilih lari setiap hari atau 2 hari sekali.
Semakin larut kita tidur juga bisa bikin berat badan naik. Biasanya menjelang tengah malam suka lapar lagi. Mulai deh tuh cari camilan. Kalau perlu malah makan berat. Beberapa tahun lalu, Chi pernah kayak gitu. Nikmat banget deh makan nasi uduk dan pecel ayam hampir setiap tengah malam kemudian lanjut tidur. Baru menyesal setelah berat badan naik lumayan banyak. 😂
Sekarang mulai kejadian sama anak-anak, terutama ma Keke. Nyaris tengah malam, dia suka makan lagi. Padahal baru aja makan malam. Untungnya setelah lebaran ini dia mulai rutin olahraga setiap sore. Mudah-mudahan aja setelah nanti mulai sekolah, jam tidurnya mulai cepat lagi.
Pola makan, kontrol waktu penggunaan gadget, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup memang koentji! Kenapa semua berawal dari rumah? Karena untuk konsisten menjalankan 4 tips itu enaknya memang dari rumah.
Beberapa kali Chi harus tegas sama mereka. 'Memaksa' mereka untuk mau berolahraga. Berkali-kali smartphone disita karena tidak disiplin. Belum lagi ngomelnya. Wah, itu mah panjang deh kalau Chi udah ngomel. 😂
Semua demi kesehatan mereka juga. Punya berat badan ideal buka semata-mata untuk mencari pujian, tetapi biar sehat. Soalnya pernah juga ada anak tetangga yang harus dioperasi lututnya karena obesitas. Pastinya gak berharap Keke dan Nai mengalami kejadian yang sama. Mendingan mencegah daripada kejadian, kan. Makanya Chi cukup tegas mengingatkan mereka tentang hal ini.
Keke itu sejak lahir sudah cukup besar yaitu 3,99 kg. Kalau Nai sekitar 3,5 kg. Kalau gak disiplin, Keke agak mudah bertambah berat badannya. Kalau Nai persis kayak Chi dulu. Mau makan banyak juga segitu aja berat badannya. Tetap kurus, susah naiknya.
Tetapi, begitu Chi punya anak kedua, mulai kebalikannya. Sekarang makan sedikit aja kayaknya gampang naik berat badannya hehehe. Makanya mendingan Nai mulai disiplin dari sekarang meskipun berat badannya segitu-gitu aja, deh.
Itu aja sih 4 tips mencegah obesitas pada anak versi keluarga kami. Ada saran lain? 😊
Apa itu Obesitas?
Menurut situs IDAI, Obesitas adalah lemak tubuh yang berlebihan yang disimpan dalam tubuh. Obesitas disebabkan oleh energi (kalori) yang masuk lebih banyak dari energi (kalori) yang keluar.
Seseorang termasuk obesitas juga ada cara mengukurnya. Jadi gak hanya melihat seseorang berbadan gemuk, kemudian langsung 'dicap' obesitas. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indikator apakah seseorang memiliki tubuh ideal atau tidak.
IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m)) 2
Tetapi, kalau Chi nyaris gak pernah menghitung IMT. Andalannya selalu kurva tumbuh kembang anak yang ada di buku catatan kesehatan anak-anak. Ya, kalau mau lebih detil memang mendingan tanya ke dokter. Pertimbangannya pasti lebih jelas dan terperinci.
Pernah ya ada kejadian waktu Keke berusia di bawah 6 bulan, seseorang 'memaksa' kami supaya mengatur pola makan Keke. Diharuskan diet karena Keke terlihat overweight. Memang bener banget kalau lihat dari grafik pertumbuhan, Keke termasuk overweight untuk anak seusianya. Tetapi, ketika kami konsultasi ke dokter anak, gak langsung didiagnosis overweight.
Kami ditanya dulu pola makan dan asupan Keke bagaimana. Saat itu Keke masih ASI Eksklusif. Justru karena masih ASIX, dokter anak melarang Keke diet. Katanya, gak apa-apa kalau anak yang masih ASIX berat badannya berlebih. Kecuali, kalau Keke sudah diberi asupan lain, tentu wajib diet. Lega deh mendengar penjelasan dokter anak.
Mencegah Obesitas pada Anak Berawal dari Rumah
Pola Makan Teratur dan Sehat
Tampil di acara graduation angkatannya
Tetapi, pola makan teratur itu wajib. Apalagi buat Keke. Dia mah telat sedikit. Anaknya gampang masuk angin kalau sampai terlambat makan. Pernah ada yang bilang kalau Keke kok lemah, telat makan aja bisa sakit. Hehehe kalau kami malah melihat dari sisi positifnya. Justru semakin memudahkan kami untuk mengajarkan anak-anak supaya tertib dengan jadwal makan. Kalau sampai malas kan berasa sendiri gak enaknya kayak gimana.
Kalau sedang dalam perjalanan jauh, kami sudah terbiasa membawa bekal. Ke sekolah juga Keke dan Nai masih bawa bekal, ding. Gak tau deh nanti Keke masih mau bawa bekal atau enggak di SMA. Tetapi, setidaknya dia udah terbiasa gak makan sembarangan.
Anak-anak gak melakukan diet apapun. Bundanya aja yang mulai diet karbo hehehe. Pokoknya mereka mah yang penting makan teratur.
[Silakan baca: 5 Tips Mengajarkan Anak Terbiasa Makan dengan Tertib]
Penggunaan Gadget yang Tidak Berlebihan
Berapa lama waktu yang tepat untuk anak-anak bersentuhan dengan gadget? Sudah banyak artikel yang menulis tentang screen time untuk anak sesuai usia. Silakan googling aja. Tetapi, kalau Chi batasannya jangan sampai terlalu berlebihan.Ya, kalau melihat Keke dan Nai yang mulai berkacamata, suka feeling guilty juga. Chi suka merasa apa jangan-jangan mereka berlebihan menggunakan smartphone/laptop. Tetapi, Chi juga melihat aktivitas sehari-sehari mereka masih banyak yang jalan alias gak mager juga.
Gadget memang bisa bikin kita mager kalau gak dikontrol pemakaiannya. Udahlah bikin malas bergerak, ditambah lagi kalau pakai ngemil. Tau-tau panik berat badannya nambah hehehe. Tetapi, Chi juga gak mungkin melarang anak-anak untuk tidak mengenal gadget. Sekarang penggunaanya tidak sekadar untuk hiburan. Tugas sekolah aja udah ada beberapa yang menggunakan laptop. Bahkan UNBK pun pakai laptop.
[Silakan baca: Anak Generasi Gadget Juga Bisa Lupa Gadget]
Berolahraga dengan Teratur
Waktu ikut sekolah balap motor
Sebelum pindah malah setiap sore, kecuali akhir pekan wajib berolahraga di kompleks. Boleh lari atau sepedaan. Di sini agak berkurang olahraga karena bukan lagi tinggal di komplek. Kurang nyaman kalau mau olahraga di dekat rumah. Enakan jalan ke GOR dulu. Tetapi, paling seminggu sekali.
Berat badan Keke saat ini lagi agak menggemuk. Sebetulnya masih termasuk ideal. Tetapi, karena dia juga kadang-kadang ikut balap motor, sebaiknya badannya lebih kurus lagi. Sekitar 1-2 bulan ini memang dia jarang berolahraga karena sibuk ikut bimbel untuk menghadapi UNBK. Setelah itu mulai masuk bulan Ramadan.
[Silakan baca: Belajar Menjadi Pembalap Motor di 43 Racing School]
Sekarang dia mulai rajin olah raga lagi. Itupun atas kesadaran sendiri. Chi udah gak perlu memaksa dia untuk rutin olahraga. Ya kalau udah kebiasaan, jadinya dengan sendirinya juga dia rutin berolahraga. Biasanya Keke memilih lari setiap hari atau 2 hari sekali.
Istirahat yang Cukup dan Jangan Begadang
Setiap kali libur sekolah, selalu aja jadi PR untuk meminta mereka tidur cepat. Kalau lagi libur sekolah, mereka bisa tidur di atas pukul 11 malam. Padahal kalau hari sekolah, pukul 9 atau setelatnya pukul 10 malam udah dengan kesadaran sendiri tidur.Semakin larut kita tidur juga bisa bikin berat badan naik. Biasanya menjelang tengah malam suka lapar lagi. Mulai deh tuh cari camilan. Kalau perlu malah makan berat. Beberapa tahun lalu, Chi pernah kayak gitu. Nikmat banget deh makan nasi uduk dan pecel ayam hampir setiap tengah malam kemudian lanjut tidur. Baru menyesal setelah berat badan naik lumayan banyak. 😂
Sekarang mulai kejadian sama anak-anak, terutama ma Keke. Nyaris tengah malam, dia suka makan lagi. Padahal baru aja makan malam. Untungnya setelah lebaran ini dia mulai rutin olahraga setiap sore. Mudah-mudahan aja setelah nanti mulai sekolah, jam tidurnya mulai cepat lagi.
Pola makan, kontrol waktu penggunaan gadget, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup memang koentji! Kenapa semua berawal dari rumah? Karena untuk konsisten menjalankan 4 tips itu enaknya memang dari rumah.
Beberapa kali Chi harus tegas sama mereka. 'Memaksa' mereka untuk mau berolahraga. Berkali-kali smartphone disita karena tidak disiplin. Belum lagi ngomelnya. Wah, itu mah panjang deh kalau Chi udah ngomel. 😂
Semua demi kesehatan mereka juga. Punya berat badan ideal buka semata-mata untuk mencari pujian, tetapi biar sehat. Soalnya pernah juga ada anak tetangga yang harus dioperasi lututnya karena obesitas. Pastinya gak berharap Keke dan Nai mengalami kejadian yang sama. Mendingan mencegah daripada kejadian, kan. Makanya Chi cukup tegas mengingatkan mereka tentang hal ini.
Keke itu sejak lahir sudah cukup besar yaitu 3,99 kg. Kalau Nai sekitar 3,5 kg. Kalau gak disiplin, Keke agak mudah bertambah berat badannya. Kalau Nai persis kayak Chi dulu. Mau makan banyak juga segitu aja berat badannya. Tetap kurus, susah naiknya.
Tetapi, begitu Chi punya anak kedua, mulai kebalikannya. Sekarang makan sedikit aja kayaknya gampang naik berat badannya hehehe. Makanya mendingan Nai mulai disiplin dari sekarang meskipun berat badannya segitu-gitu aja, deh.
Itu aja sih 4 tips mencegah obesitas pada anak versi keluarga kami. Ada saran lain? 😊
46 Comments
gadget itu PR ya. anak zaman sekarang lahir procot udah ada gadget sih, beda banget sama masa kecilku dulu yang gak kenal begituan. main-mainnya jadi lebih ke gadget, trus kurang gerak. dulu waktu kecil sebetulnya juga udah ada gamebot, tapi dilarang punya sama orang tua.
ReplyDeleteiya, makanya PR banget buat bikin anak-anak sekarang bergerak
DeleteAnakku yang bungsu belum over weight sih, tapi tetep udah aku warning. Karena BB nya udah lebih dari ideal. Mager di depan laptop kayak ibunya nih yang bikin BB gampang naik. Trus sejak aktif di kampus juga olahraga nya berkurang. Jaman masih SMA kan dia aktif gowes tiap hari
ReplyDeleteNah, harus mulai dijaga-jaga berat badannya, Mbak
DeleteSaya tak punya pengalaman soal obesitas da anggota keluarga pada kurus, hi hi. Almarhum bapak saya kurus, begitu pun dengan saudaranya. Sepupu dari pihak bapak ada yang gemuk, perempuan karena faktor KB atau makanan. Sejauh ini dari klan bapak tiada yang obesitas. Barangkali faktor genetik memengaruhi. Barangkali dari yangkung.
ReplyDeleteYang saya risaukan adalah Palung, sedang dalam masa tumbuh ke atas tetapi malah kurus ke samping karena kurang makan. Pity eat. Argh banget. Mamah masak ayam goreng atau telur goreng gak dimakannya. Kayaknya mungkin karena masakan mamah kurang enak bagi Palung. Lalu makan apa maunya? Tahu dan tempe goreng, hu hu. Ogah sayur kuah. Sampai kepikiran, sajikan saja satu menu dan paksa makan. Kayak kemarin cuma dua, sayur kacang hitam dan perkedel kentang. Perkedel gak dimakannya malah dihabiskan suami saja daripada mubazir (ngeles da doyan), sayur kacang dimakan dikit.
Jadinya khawatir banget, pengen Palung tinggi besar kayak Keke juga. Pola makan dari kecil harus dijaga dan dipaksa.
Mbak Chi beruntung anak-anak bisa tumbuh sehat, berat dan tinggi ideal. Tak pity eat. Saya akan paksa Palung makan bubur kacang setiap pekan dua kali. Syukurnya sejak ramadhan jarang jajan. Bosan dengan variasi jajanan di warung dekat rumah. Entah nanti kalau mulai sekolah.
Bagi saya obesitas memang tak sehat juga tak enak dilihat. Tetapi terlalu kurus juga jadi masalah padahal anaknya minum susu full cream dan sudah dicekoki obat cacing. Gimana, ya, caranya agar nafsu makan Palung meningkat? Eh, malah curhat. Ha ha.
Banyak cara sih sebetulnya. Kalau saya terus aja berisaha kasih variasi makanan. Orang tuanya juga harus suka makan. Kadang-kadang anak begitu karena meniru orang terdekat
Deleteaku tekankan pada anak-anak untuk n
ReplyDeletebanyak beraktivitas di luar rumah, jadi walau makan mereka banyak kalorinya tetap bisa terbakar
iya, Mbak.Sebaiknya emmang dibiasakan seperti itu
DeleteIya sih, kalau masih masa pertumbuhan sebaiknya jangan dibatasi asupan, tapi diperkaya aja aktivitasnya
ReplyDeletebiar sampai besar juga terbiasa bergerak
DeleteKerasa banget kak...
ReplyDeleteSejak punya anak kedua memang makan (angin) dikit aja langsung nambah.
Huhuu~
Lalu aku mengeluh ke Ibu.
Dan Ibu jawab "Kamu pilih mana...mau badan langsing tapi gak punya anak atau segini gini tapi punya anak?"
Langsung klekep ga bisa jawab aku.
Intinya memang berat badan ideal itu berasal dari pola hidup sehat.
Kangen cerita kak Myr tentang kegiatan anak-anak.
DeleteBalapan motornya Keke.
Bikin deg-degan pasti yaa...kak?
Btw,
Kalau suka balapan, suka utak-atik motor juga gak si..kak?
iya yang penting sehat. Tapi, gak ada salahnya dibarengin dengan olahraga hehehe
DeleteKeke suka otak-atik motor juga. Lagi berhenti dengan aktivitas ini karena pandemi :)
Deleteanakku tipe yang BB-nya susah naik jadi enggak ngerti gimana dengan obesitas. Eh tapi pernah baca baik under maupun overweight itu kuncinya sama-sama makan teratur bersama keluarga di meja makan. Jadi perlu luangkan waktu 20-30 menit untuk quality time makan bersama.
ReplyDeleteTapi, bisa juga penyerapan asupan gizinya kurang baik. Itu dialami sama anak tetangga. Anaknya gak susah makan, tetapi underweight
DeleteAKu jadi ingat keponakanku, yang susah bobo malam dan sering main gadjet
ReplyDeletekalau diajak olah raga ogah-ogahan, aku ingatin nanti ah hati-hati juga ini dengan BB yang akan terus naik
Kalau saya termasuk yang tegas ma anak. Cenderung galak untuk hal begini hihihi
DeleteAku mencoba terapkan clean eating dan food combining untuk anak-anak dan keluargaku mba.. at least banyak sayur dan buah-buahan yaaa
ReplyDeleteAlhamdulillah hasilnya nanti bisa dirasakan anak ya, Mbak :)
Deletetipsnya sangat bermanfaat Bun, alhamdulillah anak-anak saya meski makan banyak tapi gak bisa gemuk. Si kakak malah makannya banyak, tapi juga jarang makan. Yang penting mah asupan buah dan sayur tetap terjaga
ReplyDeletebetul, Mbak. Sehat selalu, ya :)
DeleteAnak lanangku nih mba kelihatan montok, jadi sekarang nasinya dikurangi dan makan teratur ngga lebih dari 3x sehari, dan sekarang tiap hari main bola biar sehat
ReplyDeleteKebalikan nih, anak lanangku lagi kusuruh makaaann terus. Lha makan banyak banget tetep aja badannya tipis gitu. Kusediiihh...
DeleteAnak Mbak Dewi Rieka kayak saya sekarang. Saya juga lagi mengurangi karbo
DeleteKalau anak Mbak Uniek kayak saya dulu hahaha
DeleteAku baru tahu kalo begadang bikin BB susah turun. Waktu puasa kan aku sempat pusing kepalaku, ternyata guldarku rendah banget. Dan dari ngobrol dengan dokter di klinik, ketahuan kalo begadang itu bikin BB susah turun. Aku ngira kalo begadang jadi gampang turun, wkwkwkk
ReplyDeleteKalau begadang malah suka bikin lapar di tengah malam. Selain itu kalau gak salah, tubuh jadi kesulitan mengolah makanan atau apa gitu, Mbak
DeleteAih, kalau asix mah ga perlu diet, ya. Apa lagi emang lairnya dah gede.
ReplyDeleteAsix? Maksudnya bagaimana?
DeleteIya nih kutau keke lagi semoxnya, sekarang badannya tinggi banget. Btw emang bener tuh chi mengurangi bgadang, anak sekolah sekarang tugasnya main onlen mulu, trus ngerjainnya malem, da sekolah pulangnya sore.
ReplyDeleteMoga anak2'kita pada sehat yaa, cukup emaknya aja yg curi2 bgadang kaya gini buat me time bw hHHahaa
Aamiin. Teh Nchie masih ingat aja ya KEke kecil kayak gimana hahaha
DeleteKalau di kampung saya, ada anak kecil terus gemuk, kata mbah-mbah mereka lah yang sehat, yang kecil itu enggak sehat. Padahal kan, belum tentu. Bisa jadi yang gemuk kena obesitas.
ReplyDeleteRajin olahraga itu memang penting banget, biar bisa mengurangi berat badan. Senang ya, Mbak, anak-anak sudah olahraga rutin tanpa harus diberi tahu dulu.
Salah kaprak pemikiran zaman dulu. Kalau gendut dibilang sehat. Padahal ya belum tentu juga
DeleteAnakku (dan aku juga dink) kesusahan makan sayur... Lupa-lupa melulu... Soal OR juga kurang. Wah, PR banget nihhh..
ReplyDeleteAyo kerjakan PRnya, Mbak hihihi
DeleteKyknya krn olahraga itu ya mbak? Rajin juga olahraganya Keke :D
ReplyDeleteJd pengen ngikutkan anakku taekwondo, renang jg.
Eh tapi bisa jg krn keturunan mempengaruhi hehe.
Kalau anakku skrng masih dalam tahap aku gemukkan wkwkwk
Tetapi, sebaiknya memang olahraga. Pril. Kalau masalah keturunan kayaknya bisa iya bisa enggak
DeletePadahal biasanya kita kalau lihat anak-anak yang gemuk gitu sering kali malah bilang "ya ampun kamu lucu banget" padahal gemuk ini belum tentu sehat untuk anak-anak. Obesitas pada anak bisa dicegah dengan pola makan dan aktivitas fisik ya makchi.
ReplyDeleteDulu saya juga mikir begitu. Tetapi, sejak jadi ibu mulai berubah hehehe
DeleteKalau anakku malah susah naik BBnya.
ReplyDeleteKalau mah makan dikit aja melar sih hahaha
Pastinya nih kudu jaga pola makan teratur
itu problem ibu-ibu kebanyakan yang makan dikit melar. Saya pun begitu hahaha
Deleteaku baru tau kalau begadang ternyata bikin obes juga ya
ReplyDeleteanak anak gemuk memang lucu tapi kalao ga diperhatikan healthy life nya bisa bahaya juga ya
Iya, Mbak. GAk boleh kebanyakan begadang :D
DeleteWah noted Teh.
ReplyDeleteSayangnya anakku picky eater. Jadilah dia mungil mungil gimanaaaa gitu. Memang sih belum 2 tahun. Tapi suka bikin kepikiran.
Saya ada tuh tulisan tentang picky eater di blog ini hehehe
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^