Gerakan Tutup Mulut adalah gerakan yang
biasa dilakukan anak-anak. biasanya dikenal dengan nama GTM. Ibu-ibu
pasti banyak deh yang langsung ngerti apa itu GTM. Karena ini termasuk
topik yang gak ada matinya.
Kalo kita berkunjung ke forum-forum online ibu-anak, ngobrol sama temen, tetangga, atau keluarga, biasanya GTM ini juga termasuk obrolan yang masuk kategori "hot topic". Hampir semua ibu pernah mengalami masalah ini.
Masih bingung apa itu GTM? GTM = mogok makan. Banyak anak-anak yang suka susah kalo di suruh makan. Dikasih ini nolak, itu nolak. Kadang-kadang bikin orang tua jadi stress & panik. Atau ada juga yang termasuk kelompok "picky eater" alias milih-milih makanan. Maunya makan itu-itu aja. Padahal kita sebagai orang tua maunya kan 4 sehat 5 sempurna ya. Lebih repot lagi kalo usia mereka masih batita (dibawah 3 tahun). Di usia itu mereka belum lancar bicara. Jadi mereka belum terlalu mampu mengutarakan apa yang mereka mau.
Gerakan Tutup Mulut ini juga bisa jadi masalah serius kalo terus berlanjut. Bisa jadi "horror" buat si anak karena dia merasa terpaksa harus makan. Akhirnya bukan makan dengan bener, si anak jadi uring-uringan, ngambek, nangis, bahkan bisa juga tantrum. Orang tua jadi tambah panik & stress liat kondisi kayaknya. Jadi aja suasananya rusak & tidak menyenangkan sama sekali.
Alhamdulillah Keke & Nai termasuk yang gak terlalu susah makan. Tapi, bukan berarti mereka gak pernah GTM, lho. Beriku beberapa solusi mengatasi gerakan tutup mulut saat Keke dan Nai sedang susah makan.
Kalo kita berkunjung ke forum-forum online ibu-anak, ngobrol sama temen, tetangga, atau keluarga, biasanya GTM ini juga termasuk obrolan yang masuk kategori "hot topic". Hampir semua ibu pernah mengalami masalah ini.
Masih bingung apa itu GTM? GTM = mogok makan. Banyak anak-anak yang suka susah kalo di suruh makan. Dikasih ini nolak, itu nolak. Kadang-kadang bikin orang tua jadi stress & panik. Atau ada juga yang termasuk kelompok "picky eater" alias milih-milih makanan. Maunya makan itu-itu aja. Padahal kita sebagai orang tua maunya kan 4 sehat 5 sempurna ya. Lebih repot lagi kalo usia mereka masih batita (dibawah 3 tahun). Di usia itu mereka belum lancar bicara. Jadi mereka belum terlalu mampu mengutarakan apa yang mereka mau.
Gerakan Tutup Mulut ini juga bisa jadi masalah serius kalo terus berlanjut. Bisa jadi "horror" buat si anak karena dia merasa terpaksa harus makan. Akhirnya bukan makan dengan bener, si anak jadi uring-uringan, ngambek, nangis, bahkan bisa juga tantrum. Orang tua jadi tambah panik & stress liat kondisi kayaknya. Jadi aja suasananya rusak & tidak menyenangkan sama sekali.
Alhamdulillah Keke & Nai termasuk yang gak terlalu susah makan. Tapi, bukan berarti mereka gak pernah GTM, lho. Beriku beberapa solusi mengatasi gerakan tutup mulut saat Keke dan Nai sedang susah makan.
Cek Kesehatan Anak
Numbuh gigi, sariawan, demam, batuk. dan pilek biasanya jadi penyebab
mereka GTM. Liat juga bahasa tubuh mereka, biasanya sorot mata
terlihat kurang bercahaya. Beda lah pandangan matanya ketika lagi
sehat.
Kalo Keke, apabila tidur malamnya mengigau atau ngompol, biasanya itu tanda-tanda kalo dia lagi gak enak badan. Kalo Nai, apabila tidurnya minta di selimutin biasanya itu juga tanda-tanda kalo dia lagi gak enak badan (Nai itu gak suka di selimutin kalo tidur padahal AC di kamar udah dingin).
Biasanya Chi kasih mereka makanan sop hangat. Pokoknya yang banyak cairan, deh! Gak terlalu Chi paksain untuk makan dengan porsi normal seperti kalo lagi sehat, yang penting ada yang masuk. Sedikit-sedikit, tapi kalo bisa sering.
Waktu mereka masih menyusui malah Chi suka kasih ASI aja kalo mereka susah makan. Alhamdulillah, sampe mereka disapih (rata-rata sampe mereka usia 2,5 tahun) ASI Chi melimpah. Jadi mereka puas banget menyusui.
Kalo Keke, apabila tidur malamnya mengigau atau ngompol, biasanya itu tanda-tanda kalo dia lagi gak enak badan. Kalo Nai, apabila tidurnya minta di selimutin biasanya itu juga tanda-tanda kalo dia lagi gak enak badan (Nai itu gak suka di selimutin kalo tidur padahal AC di kamar udah dingin).
Biasanya Chi kasih mereka makanan sop hangat. Pokoknya yang banyak cairan, deh! Gak terlalu Chi paksain untuk makan dengan porsi normal seperti kalo lagi sehat, yang penting ada yang masuk. Sedikit-sedikit, tapi kalo bisa sering.
Waktu mereka masih menyusui malah Chi suka kasih ASI aja kalo mereka susah makan. Alhamdulillah, sampe mereka disapih (rata-rata sampe mereka usia 2,5 tahun) ASI Chi melimpah. Jadi mereka puas banget menyusui.
Apakah Mereka Sedang Punya Masalah?
Coba liat juga sisi psikologis mereka. Kadang-kadang kalo mereka
lagi marah, sedih, atau terlalu gembira suka bikin susah makan. Coba
kita lihat apa yang sedang anak rasakan saat itu. Coba bantu mereka
untuk menyelesaikan :)
Sedikit-Sedikit, Tapi Sering
Sekarang sih mereka makannya udah rutin sehari 3x. Tapi, dulu waktu
masih batita, mereka termasuk yang makannya sedikit-sedikit tapi
sering. Udah gitu anak-anak dulu gak bisa makan dengan porsi 1 sendok
full masuk ke mulut. Pasti dilepeh. Jadi paling hanya 1/2 sendok kecil
aja untuk sekali suap. Malah Nai lebih sedikit lagi. Bisa cuma 1/4
sendok kecil.
Kalo Chi perhatin emang tiap anak beda-beda, ya. Chi pernah liat ada anak yang pake sendok besar aja masuk. Sedangkan anak-anak Chi gak bisa kayak gitu. Tapi, gak apa-apa daripada dilepeh. Lebih baik masuk sedikit-sedikit, tapi mereka kunyah dengan benar dan habis.
Selain itu Keke-Nai juga bukan tipe anak-anak yang bisa makan dalam 1 porsi besar sekaligus. Jadi daripada mereka GTM lebih baik porsinya dikurangi. Sedikit-sedikit, tapi sering.
Kalo Chi perhatin emang tiap anak beda-beda, ya. Chi pernah liat ada anak yang pake sendok besar aja masuk. Sedangkan anak-anak Chi gak bisa kayak gitu. Tapi, gak apa-apa daripada dilepeh. Lebih baik masuk sedikit-sedikit, tapi mereka kunyah dengan benar dan habis.
Selain itu Keke-Nai juga bukan tipe anak-anak yang bisa makan dalam 1 porsi besar sekaligus. Jadi daripada mereka GTM lebih baik porsinya dikurangi. Sedikit-sedikit, tapi sering.
Gak Suka Makanan Instant
Menjelang usia mereka 6 bulan, Chi mulai mikir-mikir kira-kira apa
nih MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) buat mereka. Cari berbagai
resep makanan bayi di majalah atau buku (dulu Chi masih jarang buka
internet). Dan mulai belanja juga beberapa kota makanan
instant.
Ternyata Keke & Nai gak suka makanan instant. Selalu dilepeh. Awalnya Chi pikir mereka gak coba sama rasanya jadi diganti rasa lain. Tapi semua rasa dilepeh sama mereka.
Ooohhh mungkin porsi per sendoknya ke banyakan. Tapi, gak juga ternyata. Tetap aja dilepeh.
Kesimpulannya, mereka gak suka makanan instant. Akhirnya setiap hari Chi memang harus masak. Yang seru itu kalo lagi lebaran atau harus ke luar kota untuk beberapa hari. Di mobil selain baju, isinya juga peralatan masak & makan mereka. Seperti panci, piring, sendok, tempat minum bahkan bahan-bahan makanan juga bawa karena takut gak sempet belanja. Pokoknya udah kayak pindahan aja. Yah daripada mereka nanti GTM selama liburan, jadi mendingan kita repot bawa ini-itu deh. Tapi, kalo jalan seharian aja sih seringkali Chi nmengandalkan ASI aja udah cukup. Atau cari resto-resto yang menyajikan makanan sehat untuk keluarga. Biasanya mereka mau makan.
Ternyata Keke & Nai gak suka makanan instant. Selalu dilepeh. Awalnya Chi pikir mereka gak coba sama rasanya jadi diganti rasa lain. Tapi semua rasa dilepeh sama mereka.
Ooohhh mungkin porsi per sendoknya ke banyakan. Tapi, gak juga ternyata. Tetap aja dilepeh.
Kesimpulannya, mereka gak suka makanan instant. Akhirnya setiap hari Chi memang harus masak. Yang seru itu kalo lagi lebaran atau harus ke luar kota untuk beberapa hari. Di mobil selain baju, isinya juga peralatan masak & makan mereka. Seperti panci, piring, sendok, tempat minum bahkan bahan-bahan makanan juga bawa karena takut gak sempet belanja. Pokoknya udah kayak pindahan aja. Yah daripada mereka nanti GTM selama liburan, jadi mendingan kita repot bawa ini-itu deh. Tapi, kalo jalan seharian aja sih seringkali Chi nmengandalkan ASI aja udah cukup. Atau cari resto-resto yang menyajikan makanan sehat untuk keluarga. Biasanya mereka mau makan.
Makanan Jangan Diblender
Biasanya MPASI untuk umur 6 bulan itu suka diblender. Kalo Chi liat
resep-resep juga gitu. Tapi, anak-anak juga gak terlalu suka yang
teksturnya terlalu lembut. Pasti dilepeh juga, walopun itu bukan
makanan instant. Jadi Chi lebih memilih menghaluskan secara manual,
yaitu dengan garpu. Biasanya kan piring bayi suka ada geriginya, jadi
Chi ulek-ulek makanan mereka dengan garpu di bagian yang gerigi itu
supaya jadi halus, tapi tetap ada teksturnya.
Memang jadi lebih makan waktu, ketimbang di blender yang tinggal pencet tombol on/off aja. Kalo makanan yang agak susah untuk di haluskan, Chi biasanya menghaluskan sebelum jam makan mereka. Nanti tinggal di hangatkan di pemanas nasi kalo memang udah dingin.
Memang jadi lebih makan waktu, ketimbang di blender yang tinggal pencet tombol on/off aja. Kalo makanan yang agak susah untuk di haluskan, Chi biasanya menghaluskan sebelum jam makan mereka. Nanti tinggal di hangatkan di pemanas nasi kalo memang udah dingin.
Sebaiknya Tidak Makan Sambil Jalan
Dari pertama kali mereka mengenal MPASI, Chi gak membiasakan mereka
makan sambil jalan-jalan. Caranya supaya mau duduk diam adalah dengan
memberikan mainan-mainan di dekat mereka.
Waktu mereka duduknya belum kokoh, Chi dudukin di kasur dengan posisi sedikit agak rebahan. Diganjel bantal belakang, samping kiri, dan kanan. Ketika Keke bayi dan duduknya udah mulai mantap, Chi pengen banget beliin dia kursi bayi. Tapi, keuangan kami saat itu cukup berat kalo harus mengeluarkan sejumlah uang untuk kursi bayi. Ternyata pas Chi ke rumah mertua, mamah mertua ngasih liat kursi K'Aie waktu bayi.
Kualitasnya masih bagus. Hanya catnya aja yang udah pada ngelupas sana-sini. Langsung aja kami bawa pulang. Di amplas & di cat lagi. Kalo dulu catnya berwarna natural (warna kayu), sekarang kami cat warna-warni kayak pelangi.
Dan ini lah penampakan kursi makannya anak-anak. Kursi bekas ayahnya waktu batita. Sekarang dipake sama Keke-Nai. Sayang Chi gak seapik mamah mertua nih. Sekarang kursinya udah gak sebagus dulu.. Dimainin sama anak-anak juga. Bisa sih kalo mau di betulin sedikit siapa tau bisa buat anak-anaknya Keke atau Nai nanti. Hihihi....
Waktu mereka duduknya belum kokoh, Chi dudukin di kasur dengan posisi sedikit agak rebahan. Diganjel bantal belakang, samping kiri, dan kanan. Ketika Keke bayi dan duduknya udah mulai mantap, Chi pengen banget beliin dia kursi bayi. Tapi, keuangan kami saat itu cukup berat kalo harus mengeluarkan sejumlah uang untuk kursi bayi. Ternyata pas Chi ke rumah mertua, mamah mertua ngasih liat kursi K'Aie waktu bayi.
Kualitasnya masih bagus. Hanya catnya aja yang udah pada ngelupas sana-sini. Langsung aja kami bawa pulang. Di amplas & di cat lagi. Kalo dulu catnya berwarna natural (warna kayu), sekarang kami cat warna-warni kayak pelangi.
Dan ini lah penampakan kursi makannya anak-anak. Kursi bekas ayahnya waktu batita. Sekarang dipake sama Keke-Nai. Sayang Chi gak seapik mamah mertua nih. Sekarang kursinya udah gak sebagus dulu.. Dimainin sama anak-anak juga. Bisa sih kalo mau di betulin sedikit siapa tau bisa buat anak-anaknya Keke atau Nai nanti. Hihihi....
Play Pretend
Suka denger atau pernah gak ketika menyuapi anak kita sambil bilang
gini "Ayo buka garasinya ini mobilnya mau masuk... Bruuuummmm...
Hebaaaatttt....".
Itu hanya salah satu contoh aja. Yang jadi garasi itu mulut, yang jadi mobil itu sendok. Kita bisa bermain drama di sana. Temanya gak melulu harus mobil parkir. Bisa apa aja kok. Cari aja cerita-cerita yang bikin anak-anak seneng. Atau bisa juga kita ajak mereka berimajinasi. Kayak brokoli, mereka bilang bentuknya seperti pohon. Dan mereka bangga kalo bisa makan brokoli. Karena merasa hebat seolah-olah bisa makan pohon besar. Hihihi...
Itu hanya salah satu contoh aja. Yang jadi garasi itu mulut, yang jadi mobil itu sendok. Kita bisa bermain drama di sana. Temanya gak melulu harus mobil parkir. Bisa apa aja kok. Cari aja cerita-cerita yang bikin anak-anak seneng. Atau bisa juga kita ajak mereka berimajinasi. Kayak brokoli, mereka bilang bentuknya seperti pohon. Dan mereka bangga kalo bisa makan brokoli. Karena merasa hebat seolah-olah bisa makan pohon besar. Hihihi...
Biasakan Makan di Depan Anak
Menurut pengalaman Chi kayaknya kita jangan terlalu berharap anak gak
susah makan, kalo kitanya sendiri juga susah makan atau termasuk
pemilih. Kalo anak lagi susah makan, atau belum suka sama makanan
tertentu biasanya Chi suka makan di depan mereka. Chi tawarin mereka
untuk makan, kalo mereka menolak ya udah jangan dipaksa. Sesekali aja
di tawarin lagi.
Kita tetep aja makan di depan mereka dan usahakan ekpresinya terlihat menikmati makanan tersebut (tapi jangan lebay ya ekspresinya. Hihihi...). Nah biasanya Keke-Nai itu suka nanya "Makan apa sih bun?", "Enak gak?", "Boleh nyoba gak?". Nah kalo mereka udah mulai tanya-tanya gitu kita jawab dengan baik plus penjelasan yang menarik. Ibaratnya seperti marketing yang harus bikin klien tertarik dengan yang kita tawarkan. Hahaha..
Nah kalo mereka udah coba dan ternyata rasanya enak, biasanya mereka jadi suka kok. Karena kadang anak-anak tuh suka males aja nyobain makanan baru mungkin takut rasanya gak enak, jadi udah males duluan untuk nyobain.
Kita tetep aja makan di depan mereka dan usahakan ekpresinya terlihat menikmati makanan tersebut (tapi jangan lebay ya ekspresinya. Hihihi...). Nah biasanya Keke-Nai itu suka nanya "Makan apa sih bun?", "Enak gak?", "Boleh nyoba gak?". Nah kalo mereka udah mulai tanya-tanya gitu kita jawab dengan baik plus penjelasan yang menarik. Ibaratnya seperti marketing yang harus bikin klien tertarik dengan yang kita tawarkan. Hahaha..
Nah kalo mereka udah coba dan ternyata rasanya enak, biasanya mereka jadi suka kok. Karena kadang anak-anak tuh suka males aja nyobain makanan baru mungkin takut rasanya gak enak, jadi udah males duluan untuk nyobain.
Makan Sambil Belajar
Kasih tau anak juga apa sih manfaat dari makan & apa
vitamin-vitamin yang terkandung di dalamnya. Keliatannya berat ya,
tapi sebetulnya enggak kok. Kita kan bisa kasih mereka dengan cara
yang di sesuaikan dengan usia mereka.
Contohnya gini, Chi pernah masak sop dan dulu mereka milih-milih. Kasih tau aja kalo wortel itu bagus loh buat mata, kalo sayur yang warnanya hijau bagus buat pencernaan, dan lain-lain. Sambil play pretend juga boleh. Misalnya main dokter-dokteran. Si anak jadi pasiennya dan kita jadi dokternya. Trus pura-puranya matanya sakit langsung deh kita kasih mereka wortel. Abis itu berlanjut ke sakit perutnya, langsung deh kita kasih buncis. Kira-kira seperti itulah.. Bikin suasana yang menyenangkan. Lama-lama mereka gak sadar kalo semangkuk sop dengan nasi sudah mereka habiskan.. Horeeeee....!!!
Contohnya gini, Chi pernah masak sop dan dulu mereka milih-milih. Kasih tau aja kalo wortel itu bagus loh buat mata, kalo sayur yang warnanya hijau bagus buat pencernaan, dan lain-lain. Sambil play pretend juga boleh. Misalnya main dokter-dokteran. Si anak jadi pasiennya dan kita jadi dokternya. Trus pura-puranya matanya sakit langsung deh kita kasih mereka wortel. Abis itu berlanjut ke sakit perutnya, langsung deh kita kasih buncis. Kira-kira seperti itulah.. Bikin suasana yang menyenangkan. Lama-lama mereka gak sadar kalo semangkuk sop dengan nasi sudah mereka habiskan.. Horeeeee....!!!
Biarkan Anak Makan Sendiri
Jangan hanya karena mereka masih anak, kita gak tega membiarkan
mereka makan sendiri. Atau karena gak mau mereka jadi belepotan atau
area di sekitarnya jadi kotor karena makanan mereka. Atau bisa juga
takut makan mereka jadi gak bener karena lebih banyak makanan yang
terbuang ketimbang yang masuk.
Kalo Chi sih biarin aja.. Toh mereka kan belajar. Pelan-pelan aja kasih tau. Justru akan repot ke depannya kalo kita terus nyuapin mereka. Untuk awal-awal biasanya Chi sediain 2 porsi. 1 porsi untuk mereka makan sendiri, 1 porsi lagi untuk kita nyuapin mereka. Jadi mereka makan sendiri juga, disuapin juga. Makanan yang masuk ke perut mereka tetap ada, dan mengenai makanan yang berantakan kemana-mana ya tinggal kita bersihin.. Kan kita juga belajar dari kotor *kayak iklan banget ya.. Hihihi...
Kalo Chi sih biarin aja.. Toh mereka kan belajar. Pelan-pelan aja kasih tau. Justru akan repot ke depannya kalo kita terus nyuapin mereka. Untuk awal-awal biasanya Chi sediain 2 porsi. 1 porsi untuk mereka makan sendiri, 1 porsi lagi untuk kita nyuapin mereka. Jadi mereka makan sendiri juga, disuapin juga. Makanan yang masuk ke perut mereka tetap ada, dan mengenai makanan yang berantakan kemana-mana ya tinggal kita bersihin.. Kan kita juga belajar dari kotor *kayak iklan banget ya.. Hihihi...
Bosan
Jangan-jangan mereka sebetulnya bukan susah makan. Tapi kitanya yang
cenderung kasih makan dengan menu yang itu-itu aja. Sampe si anak juga
akhirnya bosen. Chi juga pernah loh ngalamin kayak gitu.
Solusinya ya coba resep-resep baru. Kalo perlu tanyakan ke anak, maunya masak apa. Maunya nyobain resep apa.
Sering ya kalo kami makan ke restoran, anak-anak bilang "Ini makanannya enak loh bun. Bisa gak bunda masak ini di rumah?". Kalo udah gitu Chi suka tertantang untuk nyobain. :)
Solusinya ya coba resep-resep baru. Kalo perlu tanyakan ke anak, maunya masak apa. Maunya nyobain resep apa.
Sering ya kalo kami makan ke restoran, anak-anak bilang "Ini makanannya enak loh bun. Bisa gak bunda masak ini di rumah?". Kalo udah gitu Chi suka tertantang untuk nyobain. :)
Fun Cooking
Untuk anak-anak yang lebih besar coba libatkan mereka untuk ikutan
masak. Gak usah marah kalo potongan wortel mereka ada yang besar &
kecil. Gak usah kecewa kalo buncis yang mereka potong ada yang pendek
& panjang. Kan masak juga buat mereka. Kecuali kalo kita masak
untuk hajatan, mungkin kita bisa minta mereka baik-baik untuk tidak
ikut membantu potong-potong karena kalo untuk hajatan penampilan
masakan juga diperhatikan.
Biasanya kalo mereka dilibatkan, suka lebih lahap loh makannya. Kayaknya bangga. Lagian ngajarin mereka mandiri juga. Kayak Keke, Chi udah percaya kalo dia goreng telor, nugget, osis sendiri atau bikin nasi goreng. Kalo Nai masih di bantu, tapi Chi rasa sebentar lagi dia bisa.
Nai masih Chi bantu karena tinggi matanya sama tinggi penggorengan masih sama (tinggian Nai sedikit). Chi khawatir kalo nanti minyaknya meletup-letup. Bisa aja sih Chi kasih kursi seperti Keke waktu TK, tapi masih pelan-pelan Chi kasihnya mengingat Nai lebih gak mau diem ketimbang Keke. Walopun anak udah bisa masak sendiri jangan lupa untuk tetep diawasi ya :)
Biasanya kalo mereka dilibatkan, suka lebih lahap loh makannya. Kayaknya bangga. Lagian ngajarin mereka mandiri juga. Kayak Keke, Chi udah percaya kalo dia goreng telor, nugget, osis sendiri atau bikin nasi goreng. Kalo Nai masih di bantu, tapi Chi rasa sebentar lagi dia bisa.
Nai masih Chi bantu karena tinggi matanya sama tinggi penggorengan masih sama (tinggian Nai sedikit). Chi khawatir kalo nanti minyaknya meletup-letup. Bisa aja sih Chi kasih kursi seperti Keke waktu TK, tapi masih pelan-pelan Chi kasihnya mengingat Nai lebih gak mau diem ketimbang Keke. Walopun anak udah bisa masak sendiri jangan lupa untuk tetep diawasi ya :)
Sugesti
Untuk yang satu ini, Chi gak menyarankan untuk dilakukan kecuali kalo
emang harus sesekali gak apa-apa. Anak-anak itu maunya masakan
bundanya. Udah cukup sering mereka bilang "makanan bunda
enaaakkk".
Nah kalo Chi gak masak, mereka suka agak susah makan. Kayak waktu Chi sakit, tiap hari yang masak mamah. Mereka tuh gak mau makan, katanya masakan mamah gak enak. Padahal mamah itu kalo masak enak loh, Chi aja banyak belajar dari mamah. Tapi setelah Chi "berbohong" bilang kalo itu Chi yang masak langsung deh mereka mau makan. Dan pujian langsung berbalik katanya masakan bunda enaaaakkk.. Yah mungkin mereka sugesti juga kali ya
Nah kalo Chi gak masak, mereka suka agak susah makan. Kayak waktu Chi sakit, tiap hari yang masak mamah. Mereka tuh gak mau makan, katanya masakan mamah gak enak. Padahal mamah itu kalo masak enak loh, Chi aja banyak belajar dari mamah. Tapi setelah Chi "berbohong" bilang kalo itu Chi yang masak langsung deh mereka mau makan. Dan pujian langsung berbalik katanya masakan bunda enaaaakkk.. Yah mungkin mereka sugesti juga kali ya
Berkreasilah
Berkreasi itu bisa 2 macam, dari komposisi atau dari penyajian. Kalo
dari komposisi contohnya seperti ini, dulu Keke gak suka makan bayam.
Jadi bayamnya Chi blender trus Chi satuin ke adonan perkedel kentang.
Jadilah perkedel bayam-kentang. Dan bayamnya tetep di makan
kan.
Bisa juga dari penyajian. Dunia anak kan dunia penuh imajinasi. Jadi mereka seneng banget kalo makanannya di hias-hias. Termasuk bekel sekolahnya mereka suka Chi hias-hias atau di bentuk-bentuk.
Kalo papah Chi pernah bilang "Mau bikin bekel aja repot banget nanti juga sama-sama abis di mulut". Hahaha... Tetep beda lah pah, kalo di hias-hias gitu kan anak-anak lebih seneng. Eh, tapi ternyata Chi suka dapet protes juga ding kalo bekel mereka di hias-hias.'
"Bundaaaaaaaa..... Besok-besok gak usah di hias-hias deh, abis temen-temen suka pada minta tukeran bekel.. Padahal Keke kan maunya bekel dari bunda.."
"Bunda, Ima kesel tadi di sekolah. Abis temen-temen pada ngambilin bekel Ima. Ada yang kupingnya, ada yang kepalanya.."
Hehehe... protes yang menyenangkan dari anak-anak sebetulnya.. Solusinya ada 2, tergantung mood dari anak saat itu. Bekelnya di tambah, atau biarkan bekelnya segitu tapi mereka harus ikhlas kalo temen-temennya minta berbagi :)
Dan ini beberapa contoh bekel (bento) yang pernah Chi bikin untuk Keke-Nai sekolah
Banyak banget ya tipsnya. Tapi bisa jadi tips-tipsnya akan terus bertambah. Karena setiap saat kita akan menemui masalah GTM. Jangankan anak-anak, kita aja yang udah besar kadang suka pengen GTM kalias ilang nafsu makan. Usia, karakter anak, dan lain-lain juga mempengaruhi solusi penyelesaiannya.
Yang penting jangan langsung panik. Tenang aja, cari solusinya pelan-pelan. Insya Allah nanti ketemu deh. Dan kalo udah ketemu kliknya dalam urusan makanan, acara makan juga bisa jadi GOLDEN MOMENT loh. Karena gak ada lagi cemberut, tangisan, marah-marah dari kedua pihak. Malah di ganti dengan senyum, ketawa-ketawa & obrolan-obrolan yang menarik.
Yah walopun kata salah satu lirik lagu "makan jangan bersuara" tapi seringkali Chi merasakan saat waktunya makan justru jadi saat dimana kita bisa meningkatkan kebersamaan dengan anak-anak. Paling diatur aja, kalo saat makan jangan terlalu sering berbicara atau tertawa sampe ngakak banget.. :)
Bisa juga dari penyajian. Dunia anak kan dunia penuh imajinasi. Jadi mereka seneng banget kalo makanannya di hias-hias. Termasuk bekel sekolahnya mereka suka Chi hias-hias atau di bentuk-bentuk.
Kalo papah Chi pernah bilang "Mau bikin bekel aja repot banget nanti juga sama-sama abis di mulut". Hahaha... Tetep beda lah pah, kalo di hias-hias gitu kan anak-anak lebih seneng. Eh, tapi ternyata Chi suka dapet protes juga ding kalo bekel mereka di hias-hias.'
"Bundaaaaaaaa..... Besok-besok gak usah di hias-hias deh, abis temen-temen suka pada minta tukeran bekel.. Padahal Keke kan maunya bekel dari bunda.."
"Bunda, Ima kesel tadi di sekolah. Abis temen-temen pada ngambilin bekel Ima. Ada yang kupingnya, ada yang kepalanya.."
Hehehe... protes yang menyenangkan dari anak-anak sebetulnya.. Solusinya ada 2, tergantung mood dari anak saat itu. Bekelnya di tambah, atau biarkan bekelnya segitu tapi mereka harus ikhlas kalo temen-temennya minta berbagi :)
Dan ini beberapa contoh bekel (bento) yang pernah Chi bikin untuk Keke-Nai sekolah
Banyak banget ya tipsnya. Tapi bisa jadi tips-tipsnya akan terus bertambah. Karena setiap saat kita akan menemui masalah GTM. Jangankan anak-anak, kita aja yang udah besar kadang suka pengen GTM kalias ilang nafsu makan. Usia, karakter anak, dan lain-lain juga mempengaruhi solusi penyelesaiannya.
Yang penting jangan langsung panik. Tenang aja, cari solusinya pelan-pelan. Insya Allah nanti ketemu deh. Dan kalo udah ketemu kliknya dalam urusan makanan, acara makan juga bisa jadi GOLDEN MOMENT loh. Karena gak ada lagi cemberut, tangisan, marah-marah dari kedua pihak. Malah di ganti dengan senyum, ketawa-ketawa & obrolan-obrolan yang menarik.
Yah walopun kata salah satu lirik lagu "makan jangan bersuara" tapi seringkali Chi merasakan saat waktunya makan justru jadi saat dimana kita bisa meningkatkan kebersamaan dengan anak-anak. Paling diatur aja, kalo saat makan jangan terlalu sering berbicara atau tertawa sampe ngakak banget.. :)
0 comments
Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^