Ngobrolin Tentang Childfree

Beberapa waktu lalu sempat rame banget yang ngobrolin tentang childfree. Awalnya Chi gak paham asal mulanya sampai rame banget. Setelah ditelurusi ternyata berawal dari salah seorang influencer. Hmmm ... pantesan aja Chi gak tau. Gak follow influencer tersebut, jadi harus cari info sana-sini hehehe.

Ngobrolin Tentang Childfree

Childfree adalah sebuah pilihan hidup di mana seseorang memilih untuk tidak memiliki anak. Childfree merupakan pilihan personal sehingga alasannya bisa beragam.
 
Apakah Chi setuju dengan childfree? 

Tentu tidak. Buktinya ada Keke dan Nai. Chi sangat bahagia dikaruniai mereka. Alhamdulillah.

Tetapi, Chi tidak mengeluarkan opini pro dan kontra tentang childfree di medsos. Alasan pertama adalah memilih menyimak dulu. Alasan lainnya, Chi lebih memilih berdiskusi bersama anak terlebih dahulu. Keke dan Nai memang masih remaja, tetapi kami suka berdiskusi banyak topik. 
 
Childfree merupakan topik yang sensitif. Chi memang suka agak malas membuat opini yang sensi begini, kecuali jelas lawan bicaranya. Selain itu, gak mau juga kalau sudah beropini gak setuju, gak taunya anak sendiri malah berpendapat sebaliknya. Nah, makanya makin yakin banget deh buat ngobrolin ma anak sendiri dulu.

Jarang sekali menyiapkan waktu khusus untuk berdiskusi. Seringkali saat lagi punya kegiatan bersama. Misalnya, Chi dan Keke sering membuat makan siang bersama. Saat kami berdua nguprek di dapur, biasanya ngobrol segala macam.
 

Bunda: "Ke, tau gak tentang childfree yang lagi rame dibahas di medsos?"
Keke: "Iya tau."
Bunda: "Gimana menurut Keke?"
Keke: "Hmmm ... Keke setuju. Karena kalau nanti udah nikah juga Keke gak mau punya anak dulu."

Huuufff! Tarik napas panjaaaang dan jangan sampai ngomel hihihi.

Chi memang agak sedikit kaget dengan jawaban Keke. Ya biarpun anak-anak masih remaja, tetapi terkadang Chi suka mengkhayal jauh ke depan. Ngebayangin Keke dan Nai kalau udah berkeluarga dan punya anak 😂.

Tapi, ya sebatas gitu aja. Gak menuntut harus begini-begitu. Malah semakin menarik pengen tau banget alasannya.


Memilih Childfree Karena Alasan Kondisi Finansial


Memilih Childfree Karena Alasan Kondisi Finansial

Keke: "Keke belum mau punya anak kalau tabungan Keke belum sampai sekian milyar!"

Lalu dia menjelaskan kalau hidup butuh biaya. Dia juga pengen kalau nanti punya anak, tetap punya bujet untuk menyenangkan diri sendiri. Makanya, dia merasa harus bekerja keras mengumpulkan uang lebih banyak dulu. Supaya bisa menafkahi keluarga sekaligus menyenangkan dirinya sendiri.

Bunda: "Keke kepikiran seperti itu, apa karena kondisi ekonomi kita sekarang lagi kena imbas pandemi? Jadinya merasa perlu punya uang banyak dulu?
Keke: "Ya salah satunya. Tetapi, sebelum pandemi juga Keke udah mulai mikir gitu, kok. Hidup butuh biaya."
 

Chi memang sengaja gak mengajak dia membahas lebih detil tentang keuangan keluarga. Cukup tau dulu seperti apa caranya berpikir.

Wajar lah kalau di usia Keke segala sesuatu masih dilihat dari kacamata yang idealis. Punya sekian milyar berarti dianggap aman.

Kemudian Chi sedikit ngebelokin ke bahasan tentang cinta. Biasanya suka jadi lebih asik ya kalau ada bahasan percintaan hehehe.

Bunda: "Ke, berkeluarga itu kan melibatkan pendapat pasangan. Gimana kalau istri Keke nanti justru pengen banget punya anak?"
Keke: "Ya, Keke akan cari pasangan yang sependapat, lah."
Bunda: "Iya, sih. Tapi, Cinta terkadang gak bisa diatur. Gimana kalau Keke jatuh cinta banget dengan seseorang, tetapi pandangannya tentang childfree bertolak belakang? Tetap pilih pasangan yang setuju menunda anak atau Keke memilih mengalah? Ini penekanannya di jatuh cinta, lho."
Keke: "Hmmmm ... apa, ya? Iya juga, ya. Ya gitu lah pokoknya, Bun. Keke belum kepikiran juga kalau kayak gitu."

Mulai galau dia hahaha!

Chi pun mulai memasukkan nasihat di sini. Chi setuju dengan pendapat Keke tentang perlunya kesiapan keuangan sebelum memiliki anak. Itu artinya dia mulai paham literasi keuangan. Persiapan memang jangan sekadar dilandasi nafsu. Apalagi berlomba-lomba cepat kawin, cepat punya anak, dan lain sebagainya.

Tetapi, Chi juga meminta Keke jangan sampai lepas dari agama. Memiliki persiapan matang, temasuk dalam hal keuangan, pastinya bagus banget. Tetapi, jangan sampai menunda punya anak karena khawatir gak punya rezeki. Allah sudah mengatur kalau tentang rezeki. Tugas manusia berdoa, berikhtar, dan tawakal.

Manusia memang sebaiknya memiliki kemampuan literasi keuangan yang baik. Tetapi, jangan sampai mengabaikan 'matematika Allah."
 
Manusia berencana, Tuhan menentukan. Memang kalimat klasik banget yang mungkin udah ribuan kali didengar. Tetapi, bila kemudian Allah berkehendak di luar yang direncanakan oleh manusia, ya jangan sampai ditolak. Kalau Allah memberi karunia anak, jangan sampai digugurkan. Naudzubillah min dzalik.
 
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)." - QS. Hud ayat 6
 

 

Memilih Childfree Karena Memiliki Luka Batin Masa Kecil


Memilih Childfree Karena Memiliki Luka Batin Masa Kecil

Bunda: "Keke bahagia gak jadi anak Bunda?"
Keke: "Iya, lah. Bunda nanyanya suka aneh, nih!"

Senang lah pastinya mendengar jawaban Keke. Tetapi, Chi juga jelasin maksud dari pertanyaan tersebut.

Chi merasa suka agak keras ke Keke dan Nai. Apalagi kalau udah debat ma Keke. Ayahnya aja sampai bilang kalau kami sedang berebda pendapat udah kayak Tom n Jerry. Tetapi, kalau lagi akur juga deket banget.

Terkadang Chi suka agak khawatir ada kata-kata yang tanpa disadari menyakiti hati mereka. Meskipun merasa apa yang Chi lakukan sudah tepat. Tetapi, bisa aja kan tanpa sadar ada khilaf. Makanya setiap kali selesai berdebat, menegur, atau marah ke anak-anak, Chi juga tetap minta maaf. Ya kali aja terlontar kata-kata yang menyakitkan meskipun tujuannya baik.

Bukan saat itu aja Chi bertanya tentang perasaan anak-anak. Lumayan sering dan anggap aja jadi ajang saling introspeksi. Karena kami sekeluarga memang cukup terbuka untuk saling memberi masukan dan kritikan. 
 

Dari beberapa artikel yang Chi baca, inner child yang belum selesai bisa menjadi salah satu alasan seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak. Makanya memang caranya harus berdamai dengan diri sendiri dulu. Sebelum merembet ke hal lainnya atau malah jadi membesar di kemudian hari.

Masih banyak alasan lain yang melatarbelakangi seseorang memutuskan childfree. Tentu ada rasa sedih bila semakin banyak yang berprinsip seperti ini. Tetapi, bila ada yang berpikir seperti itu di lingkungan kita, sebaiknya lakukan pendekatan dulu. Langsung dihakimi malah bikin seseorang semakin keras dengan pilihannya. Bisa-bisa malah ribut.
 
Apalagi kalau ternyata anak sendiri yang berpikir begini. Tarik napas panjang dulu aja. Inhale exhale. Jangan langsung merepet. Bisa-bisa kita sendiri yang tertampar kalau ternyata alasannya punya rasa sakit hati sama orang tua. Berarti harus introspeksi dan membantu anak untuk menyembuhkan luka batinnya dulu.

Memiliki anak bagi Chi adalah salah satu berkah yang luar biasa. Tetapi, memang penting untuk berpikir matang. Karena yang akan kita asuh dan didik adalah seorang manusia. Jadi jangan sekadar pengen punya anak, tetapi kemudian gak siap menjadi orangtua. Meksipun bisa aja seiring dengan berjalannya waktu juga bisa membaik.

Tetapi, banyak juga pakar yang menyarankan untuk menyelesaikan permasalahan di masa lalu sebelum masuk gerbang pernikahan. Karena khawatir akan terbawa. Apalagi bila sampai punya anak. Pernikahan yang sehat kayak ya gak cukup hanya berlandaskan cinta.
 
Keke memang masih remaja. Baru juga berusia 17 tahun. Masih jauh buat Chi meminta mantu. Halah! 😂 


Bahasan tentang childfree selesai setelah makan siang yang kami buat sudah matang. Chi lupa waktu itu kami masak apaan hehehehe. Pastinya aktivitas memasak bareng sambil ngobrol ngalor-ngidul memang asik banget.

Post a Comment

81 Comments

  1. Senangnya ya bisa diskusi bareng anak-anak remaja apalagi disambi melakukan kegiatan bersama.
    Kalau saya masih nunggu beberapa tahun untuk membicarakan hal itu kepada anak hahaha.
    Childfree memang sensitif sih ya, kalau saya setuju aja kalau ada yang childfree, toh itu cuman ikhtiar mereka untuk ga punya anak, karena kalau Tuhan menghendaki, gimana caranya ditolak pun, pasti diberi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya saya memilih berdiskusi dengan anak-anak dulu. Karena kalau sama mereka bis alebih bebas ngobrolnya :D

      Delete
  2. Aku baca nih pro kontranya di twitter, namun kembali lagi ke sebuah pilihan seseorang karena mereka punya hak untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Kalau aku sih malah happy punya anak, bahagia lahir bathin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, sama. Saya bahagia menjadi ibu. Tetapi, gak tau pasti alasan seseorang memilih childfree

      Delete
  3. Asik ya mbak kalau punya anak yg udah besar bisa diajak diskusi isu isu terkini. Aku malah jadi ngga sabar nih nungguin anakku besar biar bisa diajak ngobrol apa aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saat masih kecil juga bisa tetap diajak ngobrol asik, kok. Disesuaikan dengan topik yang pas aja buat mereka :)

      Delete
  4. memang lagi rame banget pembahasan childfree kemarin ya.. kalo aku tim yang kontra pastinya. aku malah merasa kalo ada anak tuh, hidup ku jadi lebih "hidup".

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, Mbak. Tetapi, selama gak tau persis alasan yang lain, saya memilih gak langsung menghakimi. Paling sedih aja kalau sampai banyak yang memiluh childfree

      Delete
  5. Membaca tentang childfree ini saya jadi ingat dengan nak bujang sendiri saat bocah, dia tanpa sengaja sempat terlontar nggak punya anak juga setelah menikah, takut anaknya nanti minta mainan mulu kayak dia, hehe. Tapi setelah remaja, belum tanya-tanya lagi. Sepertinya jawabannya mungkin nggak jauh2 dr jawaban Keke, secara usianya yg memang sedang fokus sm diri sendiri.
    Semoga anak-anak tetap dalam lindungan din Islam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Allahumma aamiin

      Memang terkadang jawaban anak gak sesuai dengan yang orangtua inginkan. Suka bikin kaget dan memancing rasa ingin ngomel hihihi.

      Tapi, tetap harus didengarkan. Siapa tau memang hanya karena alasan receh atau malah lebih berat.

      Delete
  6. Asyik banget obrolannya Mbak meski temanya berat. Hehe.
    Suka sedih sih baca soal alasan-alasan childfree. Dan mereka itu tuh kebanyakan orang-orang terpelajar kan. Jadi argumennya kayak kuat banget gitu lho. Masing-masing orang punya latar belakang sendiri blablabla..
    Yah hanya bisa berdoa semoga anak-anak saya kelak tidak seperti itu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terkadang beberapa alasan, tidak selalu ada hubungannya dengan terpelajar. Mereka yang terpelajar pun ada beberapa yang punya masalah inner child. Jadi, daripada menghakimi, memang sebaiknya coba dipahami dulu masalahnya. Atau bisa juga dengan membantu.

      Delete
  7. Adiknya ngobrol ama anak ngalur ngidul itu ciptakan bonding ya mba. Aku pribadi nggak sepakat child free. Walau aku hanya berdua ama adik, hidup di keluarga besar orangtua terbiasa semua serba rame :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, Mbak. Tapi, saya berusaha memahami dulu. Biar kelak gak dianggap sebagai ibu atau mertua yang rese' karena nanyain kapan punya cucu melulu hahaha

      Delete
  8. Nah dari hal-hal viral ini bisa mempengaruhi sesorang untuk mengikutinya ya, tanpa pikir panjang atau melihat alasan jelasnya dulu.
    Kaget ya dengar jawaban Keke, tapi ternyata ada alasannya juga, setelahngobrol mulai goyah nih hehehe. Nah ini nih yg dukhawatirkan ya kalau ada berita viral

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya saya suka aja diskusi kalau ada yang viral. Biar tau tanggapan anak-anak. Jangan sampai mereka salah menyimpulkan

      Delete
  9. setuju banget dengan sikap kak Chie.
    Kita sebagai orangtua tentu memiliki banyak pandangan mengenai sebuah pendapat. Dan ini bukan untuk diperdebatkan sih.. Karena masing-masing orang punya keadaannya masing-masing yang gak sama.

    Jadi, sesuaikan dengan masing-masing kondisi untuk memutuskan child free atau engga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba saling memahami dulu. Tetapi, tetap ingatkan jangan sampai keluar dari pondasi agama

      Delete
    2. Siap, kak Chie.
      Tulisannya selalu menginspirasi. Jadi sedikit paham mengenai cara berkomunikasi dengan anak remaja. Seru tapi juga jangan lupakan value keluarga, yakni iman.

      Delete
  10. Kalau aku pribadi sih, mikirnya Tuhan kasi rahim krn utk ada bayi, jd kurang setuju dengan childfree. Tapi memang ada kondisi2 tertentu yang memaksa kudu childfree, kecuali ekonomi, misal krn sakit, karena ada kondisi kejiwaan dll mungkin memutuskan begitu ya mungkin msh dimaklumin.
    Krn kalau ekonomi dijadikan alasannya, rasa2nya kok kyk main tebak2an matematika ma Tuhan #imho hehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya dalam hal apapun saya coba ingatkan untuk jangan sampai keluar dari ajaran agama. Tetapi, memang harus dimaklumi juga kalau usia segitu masih berpikiran idealis tentang ekonomis. Ya memang diskusinya gak bisa sekali. Harus ada tarik ulurnya

      Delete
  11. Well isu ini lagi hits emang ya, dan menurutku mereka yang memilih child free punya pertimbangan masing-masing sih pastinya, cukup kita gak mengusik keputusan mereka krn gak tau juga kan alasannya apa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup. Nanti malah semakin panas pro kontranya kalau sudah menghakimi

      Delete
  12. Aku sendiri kalo ditanya mau punya anak atau gak, jawabannya mau banget. Tapi aku tidak menjudge siapapun yg punya pendapat gak mau punya anak. Karena kita gak ada hak buat judge mereka karena gak tahu cerita latar belakangnya gimana.

    ReplyDelete
  13. Anakku satu-satunya, akhir-akhir ini berpikir tentang childfree juga loh. Menurutnya punya anak, iya kalau tak jadi beban, kalo jadi beban gimana? Ini kalimat tanya dia minggu lalu pas kami lagi ngobrol berdua di kamar. Selain itu katanya banyak temannya yang tidak mau punya anak nanti kalo menikah dan menurut dia bagus, apalagi dia pengen fokus keliling nusantara... hmmm. Kayaknya ini yang nanti perlu didiskusiin lagi suatu hari mengingat dia masih 20-an sih, masih panjang jalannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi Keke yang masih berusia 17 tahun hihihi. Ya memang gak bisa sekali aja ngobrolin begini. Makanya saya bawa santai. Karena bisa aja suatu saat bisa berubah lagi pendapatnya

      Delete
  14. Aku jadi kepikiran pengin bahas soal childfree ini juga sama anakku. Ntar kalau pas dia pulang liburan dari pondok, bisa kuajak diskusi gini. Seru yaaa ngobrol sama anak remaja. Ada campuran deg-degannya gitu karena mereka udah mulai punya opini sendiri dan tidak asal manut sama ortu aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, coba deh ngobrol seru ma anak-anak hehehe

      Delete
  15. Kalau menurut aku childfree itu boleh asalkan ada indikasi medis misalnya akan berbahaya kalo punya anak ataupun ada alasan urgent lainnya tapi rasanya egois kalo sengaja memutuskan tidak punya anak teringat di Jepang pernah ada fenomena kemunduran peradaban namanya Shizouka apaa gitu gara2 penduduknya banyak yang memutuskan tidak memiliki anak jadi penduduk usia produktif berkurang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu dia. Di Jepang, kan, katanya saat ini juga krisis usia produktif. Tetapi, memang sulit juga kalau memaksakan satu pemahaman, termasuk ke anak sendiri. Makanya saya lebih suka dengan cara berdiskusi ringan begini meskipun topiknya berat

      Delete
  16. Ooh aku baru tau istilah childfree. Tapi sepengalamanku sih, jarang ya di negara maju faktornya karena finansial. Cuma ga mau repot aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak mau repot, bisa jadi karena alasan finansial. Apalagi bagi mereka yang pemahaman literasinya sudah jalan. Punya anak memang harus berhitung juga meskipun rezeki sudah diatur.

      Delete
  17. Aku baru tahu isu childfree dari posting Mbak Myra ini. Memang sih ya hidup itu pilihan. Mau punya anak atau tidak, sekarang atau nanti tergantung banget pada yang menjalani. Saya nih yang sudah punya mantu tapi belum punya cucu, jadi punya pemahaman sedikit sekarang. Makasih Mbak Myra :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Mbak. Wah, saya baru tau kalau Mbak Evi udah punya mantu :)

      Delete
  18. Saya dulu sebelum menikah, juga berpikir untuk nggak mau punya anak mbak. Saat itu ngerasa ribet aja lihat teman yang punya bayi, nggak bisa ke mana-mana, apalagi kalau bayinya nangis terus.

    Eh setelah menikah, pandangannya udah beda, bahkan punya anak sampai 3 hehehe...

    Baca percakapan mbak Myra sama keke, jadi nggak sabar nunggu anak-anak remaja dan bisa diajak berdiskusi tentang banyak hal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Itulah alasan saya gak mau langsung ceramahin begini-begitu. Karena pemikiran manusia memang bisa berubah. Pelan-pelan aja. Yang penting utamanya jangan lepas dari agama

      Delete
  19. Jawaban Keke khas remaja ya hahaha..mungkin sebagian besar mereka berpikiran sama, mau banyak uang dulu (yang dia juga ga kebayang sebanyak apa) biar bisa nyenengin diri maka mending pilih sementara childfree
    Saya sendiri menghargai keputusan pasangan yang memilih childfree tapi kok rasanya aneh saja, padahal kalau mau bisa saja mereka punya anak.
    Soalnya satu dari kakakku belom ada keturunan sampai sekarang sudah belasan tahun nikah dan sudah berbagai cara diupayakan, tetap belum diberi amanah anak.
    Maka sayang aja sama yang seharusnya mungkin bisa punya anak tapi pilih ga punya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak heheheh. Saya pun sedih ya kalau semakin banyak yang memutuskan untuk childfree. Tetapi, memang sulit juga kalau langsung menghakimi. Karena manusia terkadang malah suka semakin keras hati bila merasa dihakimi

      Delete
  20. Kagum dengan anak sekarang yang sudah punya pemikiran tentang masa depan. Tinggal kitanya aja sebagai ortu yang harus bisa mengarahkan untuk kembali ke pedoman agama ya, Mbak. Eh, tapi, mungkin nggak sih, remaja-remaja ini punya pikiran untuk menunda punya anak dan mungkin menganggap punya anak itu merepotkan karena sering terpapar konten ibu-ibu atau ortu muda yang kerepotan punya anak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, saya pun mikirnya giti. Dulu, seusia dia saya belum kepikiran finansial di masa depan. Terpengaruh media itu mungkin banget. Saya sedang menulis tentang ini

      Delete
  21. Sama seperti pembukaan artikel ini. Saya yg kudet malah baru tahu ada seseorang publik figur yang berpendapat begitu ya di artikel ini. Saya pun ga mau kasih komentar biarlah jadi pilihan mereka. Toh kehidupan yang menjalankan dan bertanggung ya masing-masing, bukan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Teh. Tetapi, semoga aja tetap berusaha dan gak lari dari pondasi agama

      Delete
  22. Seneng banget sih pasti Keke punya bunda kayak Mak Chie. Seru ya bund kalau anaknya sudah bisa diajak diskusi agak berat gini. Pendapat Keke boleh juga tuh, mau kaya dulu baru punya anak. Biar siap finansial juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pemikiran siap finansialnya saya apresiasi. Karena memandakan bahwa segala sesuatu memang harus ada usahanya. Pastinya juga butuh duit hehehe

      Delete
  23. Aku pribadi sih gak ngaruh sama jargon childfree (iyalah..anakku banyak wkwkkwk), memang itu pilihan tapi seiring waktu banyak juga yang merubah pilihannya karena gak mudah menjadi pasangan tanpa anak loh, ini kata temenku. Memang bahagia awalnya tidak ada kerepotan dll, tapi ketika usia senja mereka mulai denial, mencari sesuatu yang kosong di hati, karena memang kodratullah manusia itu beranak pinak ya,kecuali yang ditakdirikan tidak memiliki. Tapi ada juga yang enjoy sampai tua, dan itu pilihan sih menurutku, kita gak perlu khawatir karena populasi manusia kenyataannya masih banyak, berati tetap keren dong yang banyak anak (Narsis nih aku wkwkkw, maaf-canda). Dan ketika aku mendiskusikannya dengan kedua anakku yang ABG mereka jawabnya nyaris sama: Apakah yang childfree lupa dia pernah jadi anak? Sesimpel itu pemikiran anakku, tapi jlen sih buat aku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lha, iya sama. Saya seneng aja dikaruniai 2 anak ehhehe. Tetapi, saya rasa memang semua manusia bisa berubah. Tadinya gak kepikiran punya anak. Bisa jadi sekian tahun ke depan lain lagi ceritanya

      Delete
  24. Bahasan yang sensitif ya soal Childfree, setahuku beda deh Childfree yang heboh itu dengan menunda punya anak tapi mereka benar2 enggak mau punya anak. Kalau bukan karena alasan medis, aku sendiri nggak sepakat sih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memutuskan gak punya anak sama sekali dengan menunda memang bisa jadi berbeda. Tetapi, kalau alasan Keke memilih menunda karena alasan finansial, itu bisa berujung childfree juga, lho.

      Karena ada teman saya yang seperti itu. Sampai saat ini memilih gak mau punya anak dengan alasan finansial. Meskipun dari kacamata saya kelihatan sudah berkecukupan. Tetapi, ya mungkin ada alasan lain yang saya tidak tahu.

      Saya pun gak sepakat dengan childfree, Tetapi, buat saya pribadi memang harus disikapi dengan perlahan. Apalagi kalau kemudian anak sendiri yang punya sikap ini dan alasannya karena merasa punya masa lalu yang kurang baik. Tentu harus dijadikan introspeksi bersama dan membantu mengobati luka batinnya dulu

      Delete
  25. Ya Allah mak Chi, aku baca ini sambil mbayangin mak Chi ngobrol sama Keke depan mataku ahahaha. Seru banget ya ngobrolin tema yang lagi viral sama anak.

    Ngomongin childfree, itu pilihan hidup orang ya. Aku pilih punya anak, yaiyalahhh udah punya Aqla wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya suka bahas yang viral-viral bersama suami dan anak-anak. Lebih enak juga pro kontranya hahaha.

      Delete
  26. Aku tau issu childfree ini pas youtuber Gitasav itu ya, mungkin wajar kan diluar negeri standar parenting sangat tinggi. Ortu dituntut sempurna dalam mendidik anak. Kalau di Indo malah kita tertekan kena omongan keluarga, orang-orang kalau memutuskan hal ini. Belum lagi aku gak bisa bayangin ntar hari tua siapa yang ngurus kalau bukan anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya, perbedaan budaya juga bisa mempengaruhi

      Delete
  27. Ngomong sama abege tu nggemesin ya mak, kadang jawabannya ngelantue, kadang kocak kadang juga bikin deg2an
    .tapi setelah baca bukunya mak chi aku berusaha mendengarkan aja tapi ya sambil diarahkan n diingatkan juga ke jalur yg bener klo ada salah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena masa remaja biasanya suka merasa paling benar ahhahaha. Ya kita coba dengerin aja dulu. Sambil pelan-pelan mengarahkan

      Delete
  28. Isu yang sempat heboh di sosial media kala itu ya Mba, aku meski beberapa kali nonton youtube nya dia, tapi tahu sikap childfree ini dari sosmed.

    Kalo mengingat pendapatku sendiri, justru kayak dejavu. Dulu mendekati pernikahan, akku sempat bilang pengen berdua aja sama suami, nggak pengen punya anak dulu. Bude ku yang langsung protes mendengar ucapanku. Hihihii, katanya awas ada malaikat lewat bisa dikabulkan gak punya anak beneran. Ya akhirnya istighfar. Nah aku juga suka ngobrol sama anak-anak misalkan ada isu viral gini. Si sulung yang menganggapi biarkan aja, itu hak Gita. Kalo dia sendiri ya umumnya kayak orang-orang, sedikasihnya Allah aja, Buk, gitu sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya, pasti deh setiap orang punya pandangan beda-beda. Seru juga kalau dibahas ya, Mbak :D

      Delete
  29. Alhamdulillah bisa berdiskusi mengenai childfree bersama anak-anak. Apalagi mereka duluan yang membuka diskusi. Mendengarkan opini anak penting juga ya pada isu-isu terkini seperti childfree ini. Tugas ibu menjadi pendengar juga memberikan pendapat-pendapat yang bisa diterima oleh anak sesuai dengan agama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Biar bisa tau apa yang mereka pikirkan. Lagian kalau langsung ke nasehat justru biasanya suka susah masuknya. Mending dari ngobrol-ngobrol dulu

      Delete
  30. Wah Keke usia 17 tahun sudah mikirin ke depan gimana. Dan sendng banget ibunya bisa terbuka gitu sama anaknya. Jd terinspirasi nih aku.
    Cara Mbak jelasin tentang childfree juga pelan2 banget, ngomongnya dari hati ke hati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena bundanya pernah merasakan masa remaja. Masa di mana sebetulnya lagi mencari jati diri. Meskipun sok taunya juga gede hahahha. Makanya saya pengen bisa menemani mereka di masa remaja :)

      Delete
  31. Teh, masyaAllah kece banget pola pikirnya Keke. Yaaaa ... waktu isu ini naik pun, ikut jadi bahasan aku sama adek-adekku. Ujung-ujungnya pun dari curhatan seseinfluencer itu kan, doi menyinggung inner child. Takut terulang lagi hal yang sama ke si kecilnya mungkin. Tapi ya ujungnya Teh, kita terpikir, apapun itu bisa dipelajari, bahkan inner child bisa disayang lagi biar nggak berkembang jadi trauma, soalnya menikah kan salah satunya biar punya keturunan dan melanjutkan ajaran soal adab akhlak dan agama ke anak-anak. Kagum deh sama asiknya sudut pandang Keke di usia 17 gini. Mulai matang. Keren Teteh mendidiknya. MasyaAllah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya baru tau kalau alasannya ada masalah inner child. Berarti saya kurang ngulik beritanya hihihi

      Nah itulah kenapa saya ajak anak-anak ngobrol. Sebetulnya pengen tau juga apa mereka punya trauma masa kecil. Karena bisa aja saya merasa udah bener mendidik mereka. Tapi, yang mereka rasakan berbeda.

      Dengan banyak ngobrol setidaknya tau kedekatan dengan anak seperti apa.

      Delete
  32. kalau sudah punya anak remaja enak yah mba, bisa diajak diskusi apalagi pemikiran mereka tuh diluar ekspetasi kita sebagai orang tua, jadi membuka pikiran kita juga kenapa sih anak-anak muda sekarang kok pemikirannya berbeda dengan kita sebagai orang tua.

    tentang childfree kalau aku hanya berharap suatu saat akan ada pandangan baru untuk mereka yang memilih hal tersebut tentang anak dalam hidup kita, tidak hanya untuk dimasa sekarang tapi juga untuk masa depan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Mbak. Kita berharap aja ada perubahan ke arah baik, ya

      Delete
  33. Aww.. Keke. Jawaban yg realistis n khas remaja banget.

    Hihi. Sama pun, aku jg dulu waktu awal nikah mikirnya sm kek keke. Gak mau punya anak dulu. Tp langsung hamil dong. Hehe.

    Bener banget, matematika Allah tuh gak terduga. Yg jls gak boleh denial sm takdir.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Berencana boleh, tetapi jangan lupakan Allah

      Delete
  34. Waah bahasan Mbak Myra dan Keke udah berat. Aku jarang banget bahas berat berat gini sama anak. Paling berat palingan besok pengin kuliah dimana ambil jurusan apa . Hahaha

    ReplyDelete
  35. Aku yang menantikan buah hati malah ada yang bilang childfree, namanya juga masih menunggu. Tapi bukan berarti nggak mau (punya anak)
    *elap mata
    Asyik banget ya mbak bisa berdiskusi dengan topik apapun bersama anak. Jadi tahu sudut pandang mereka apabila dihadapkan sama pertanyaan2 soal Childfree ini.
    Btw aku dulu juga pernah berpikir menunda ketika sebelum nikah. Begitu nikah, pengennya bisa segera tapi masih belum dikasih hehhehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabar ya, Mbak. Insya Allah akan berbuah manis :)

      Delete
  36. Wah asyik banget ya kalo orang tua dan anak bisa berdiskusi seperti ini. Ngomongin soal childfree yg lagi rame dibahas, setiap orang punya pendapat masing-masing. Menurut saya, faktor ekonomi berperan besar. Hidup yg semakin mahal, apalagi di kota besar, bisa jadi alasan kenapa orang memilih childfree

    ReplyDelete
  37. aku pun sempet nih ngikutin isu2 childfree karena rame banget seliweran di sosmed, nah iya aku pun pribadi akan pilih tetap mengandung dan punya anak kelak, ga akan dengan sengaja merencanakan ga mau punya anak kan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Biasanya ada alasan di balik setiap keputusan

      Delete
  38. Memang childfree mengandung pro dan kontra. Kalau saya mengapresiasi pilihan orang andaikata ia ingin childfree karena bisa saja ia punya alasan tersendiri.

    Salam hangat
    @dewi_puspa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua pasti ada alasannya. Tetapi, semoga untuk alasan baik dan tidak melupakan Allah

      Delete
  39. Wahh diskusinya menarik banget, Mbak. Aku nyimak kata per kata, karena mau sekaki belajar. Keliatan kalau bundanya nggak mendikte tapi memancing untuk berpendapat, sambil tetap mengingatkan juga akan hal-hal yang perlu dipegang. Dan akhirnya begitu masuk bagian soal inner child, duh iya nih, semoga kita nggak sampai menimbulkan luka pengasuhan yang berpotensi pengaruh ke kepribadian anak yang cenderung kurang positif, ya (bukan berarti perilaku negatif, tapi termasuk minder, terlalu banyak khawatir dll). Terima kasih sudah berbagi, Mbak.

    ReplyDelete
  40. Waduh sama ini anak saya yg SD sebelum ditanya udah bilang duluan kalo dia gak mau punya anak karena akan sakit saat melahirkan, padahal dia blm ngalamin wkwkwkwk 😂😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkkw tau-tauan ya kalau melahirkan itu sakit :D

      Delete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^