Beberapa waktu lalu sempat rame banget yang ngobrolin tentang childfree.
Awalnya Chi gak paham asal mulanya sampai rame banget. Setelah ditelurusi
ternyata berawal dari salah seorang influencer. Hmmm ... pantesan aja Chi
gak tau. Gak follow influencer tersebut, jadi harus cari info sana-sini
hehehe.
Childfree adalah sebuah pilihan hidup di mana seseorang memilih untuk tidak memiliki anak. Childfree merupakan pilihan personal sehingga alasannya bisa beragam.
Apakah Chi setuju dengan childfree?
Tentu tidak. Buktinya ada Keke dan Nai. Chi sangat bahagia dikaruniai
mereka. Alhamdulillah.
Tetapi, Chi tidak mengeluarkan opini pro dan kontra tentang childfree di
medsos. Alasan pertama adalah memilih menyimak dulu. Alasan lainnya, Chi
lebih memilih berdiskusi bersama anak terlebih dahulu. Keke dan Nai memang
masih remaja, tetapi kami suka berdiskusi banyak topik.
Childfree merupakan topik yang sensitif. Chi memang suka agak malas
membuat opini yang sensi begini, kecuali jelas lawan bicaranya. Selain
itu, gak mau juga kalau sudah beropini gak setuju, gak taunya anak sendiri
malah berpendapat sebaliknya. Nah, makanya makin yakin banget deh buat
ngobrolin ma anak sendiri dulu.
Jarang sekali menyiapkan waktu khusus untuk berdiskusi. Seringkali saat
lagi punya kegiatan bersama. Misalnya, Chi dan Keke sering membuat makan
siang bersama. Saat kami berdua nguprek di dapur, biasanya ngobrol segala
macam.
[Silakan baca:
2020 Tahun Kebersamaan Keluarga]
Bunda: "Ke, tau gak tentang childfree yang lagi rame dibahas di
medsos?"
Keke: "Iya tau."
Bunda: "Gimana menurut Keke?"
Keke: "Hmmm ... Keke setuju. Karena kalau nanti udah nikah juga Keke gak
mau punya anak dulu."
Huuufff! Tarik napas panjaaaang dan jangan sampai ngomel hihihi.
Chi memang agak sedikit kaget dengan jawaban Keke. Ya biarpun anak-anak
masih remaja, tetapi terkadang Chi suka mengkhayal jauh ke depan.
Ngebayangin Keke dan Nai kalau udah berkeluarga dan punya anak 😂.
Tapi, ya sebatas gitu aja. Gak menuntut harus begini-begitu. Malah
semakin menarik pengen tau banget alasannya.
Memilih Childfree Karena Alasan Kondisi Finansial
Keke: "Keke belum mau punya anak kalau tabungan Keke belum sampai sekian
milyar!"
Lalu dia menjelaskan kalau hidup butuh biaya. Dia juga pengen kalau nanti
punya anak, tetap punya bujet untuk menyenangkan diri sendiri. Makanya,
dia merasa harus bekerja keras mengumpulkan uang lebih banyak dulu. Supaya
bisa menafkahi keluarga sekaligus menyenangkan dirinya sendiri.
Bunda: "Keke kepikiran seperti itu, apa karena kondisi ekonomi kita
sekarang lagi kena imbas pandemi? Jadinya merasa perlu punya uang banyak
dulu?
Keke: "Ya salah satunya. Tetapi, sebelum pandemi juga Keke udah mulai
mikir gitu, kok. Hidup butuh biaya."
[Silakan baca:
Self Love dengan Cara Sehat Finansial bagi Milenial]
Chi memang sengaja gak mengajak dia membahas lebih detil tentang
keuangan keluarga. Cukup tau dulu seperti apa caranya berpikir.
Wajar lah kalau di usia Keke segala sesuatu masih dilihat dari kacamata yang idealis. Punya sekian milyar berarti dianggap aman.
Kemudian Chi sedikit ngebelokin ke bahasan tentang cinta. Biasanya suka jadi lebih asik ya kalau ada bahasan percintaan hehehe.
Wajar lah kalau di usia Keke segala sesuatu masih dilihat dari kacamata yang idealis. Punya sekian milyar berarti dianggap aman.
Kemudian Chi sedikit ngebelokin ke bahasan tentang cinta. Biasanya suka jadi lebih asik ya kalau ada bahasan percintaan hehehe.
Bunda: "Ke, berkeluarga itu kan melibatkan pendapat pasangan. Gimana
kalau istri Keke nanti justru pengen banget punya anak?"
Keke: "Ya, Keke akan cari pasangan yang sependapat, lah."
Bunda: "Iya, sih. Tapi, Cinta terkadang gak bisa diatur. Gimana kalau
Keke jatuh cinta banget dengan seseorang, tetapi pandangannya tentang
childfree bertolak belakang? Tetap pilih pasangan yang setuju menunda anak
atau Keke memilih mengalah? Ini penekanannya di jatuh cinta, lho."
Keke: "Hmmmm ... apa, ya? Iya juga, ya. Ya gitu lah pokoknya, Bun. Keke
belum kepikiran juga kalau kayak gitu."
Mulai galau dia hahaha!
Chi pun mulai memasukkan nasihat di sini. Chi setuju dengan pendapat Keke
tentang perlunya kesiapan keuangan sebelum memiliki anak. Itu artinya dia
mulai paham literasi keuangan. Persiapan memang jangan sekadar dilandasi
nafsu. Apalagi berlomba-lomba cepat kawin, cepat punya anak, dan lain
sebagainya.
Tetapi, Chi juga meminta Keke jangan sampai lepas dari agama. Memiliki
persiapan matang, temasuk dalam hal keuangan, pastinya bagus banget.
Tetapi, jangan sampai menunda punya anak karena khawatir gak punya rezeki.
Allah sudah mengatur kalau tentang rezeki. Tugas manusia berdoa,
berikhtar, dan tawakal.
Manusia memang sebaiknya memiliki kemampuan literasi keuangan yang baik. Tetapi, jangan sampai mengabaikan 'matematika Allah."
Manusia berencana, Tuhan menentukan. Memang kalimat klasik banget yang
mungkin udah ribuan kali didengar. Tetapi, bila kemudian Allah berkehendak
di luar yang direncanakan oleh manusia, ya jangan sampai ditolak. Kalau
Allah memberi karunia anak, jangan sampai digugurkan. Naudzubillah min
dzalik.
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)." - QS. Hud ayat 6
[Silakan baca:
Anak Muda Memangnya Tau Apa, Sih?]
Memilih Childfree Karena Memiliki Luka Batin Masa Kecil
Bunda: "Keke bahagia gak jadi anak Bunda?"
Keke: "Iya, lah. Bunda nanyanya suka aneh, nih!"
Senang lah pastinya mendengar jawaban Keke. Tetapi, Chi juga jelasin
maksud dari pertanyaan tersebut.
Chi merasa suka agak keras ke Keke dan Nai. Apalagi kalau udah debat ma
Keke. Ayahnya aja sampai bilang kalau kami sedang berebda pendapat udah
kayak Tom n Jerry. Tetapi, kalau lagi akur juga deket banget.
Terkadang Chi suka agak khawatir ada kata-kata yang tanpa disadari
menyakiti hati mereka. Meskipun merasa apa yang Chi lakukan sudah tepat.
Tetapi, bisa aja kan tanpa sadar ada khilaf. Makanya setiap kali selesai
berdebat, menegur, atau marah ke anak-anak, Chi juga tetap minta maaf. Ya
kali aja terlontar kata-kata yang menyakitkan meskipun tujuannya
baik.
Bukan saat itu aja Chi bertanya tentang perasaan anak-anak. Lumayan
sering dan anggap aja jadi ajang saling introspeksi. Karena kami
sekeluarga memang cukup terbuka untuk saling memberi masukan dan
kritikan.
[Silakan baca:
Imperfect Parenteen, Bukan Buku Parenting]
Dari beberapa artikel yang Chi baca, inner child yang belum selesai bisa
menjadi salah satu alasan seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Makanya memang caranya harus berdamai dengan diri sendiri dulu. Sebelum
merembet ke hal lainnya atau malah jadi membesar di kemudian hari.
Masih banyak alasan lain yang melatarbelakangi seseorang memutuskan
childfree. Tentu ada rasa sedih bila semakin banyak yang berprinsip seperti ini.
Tetapi, bila ada yang berpikir seperti itu di lingkungan kita, sebaiknya
lakukan pendekatan dulu. Langsung dihakimi malah bikin seseorang semakin
keras dengan pilihannya. Bisa-bisa malah ribut.
Apalagi kalau ternyata anak sendiri yang berpikir begini. Tarik napas
panjang dulu aja. Inhale exhale. Jangan langsung merepet. Bisa-bisa kita
sendiri yang tertampar kalau ternyata alasannya punya rasa sakit hati sama
orang tua. Berarti harus introspeksi dan membantu anak untuk menyembuhkan
luka batinnya dulu.
Memiliki anak bagi Chi adalah salah satu berkah yang luar biasa. Tetapi, memang penting untuk berpikir matang. Karena yang akan kita asuh dan didik adalah seorang manusia. Jadi jangan sekadar pengen punya anak, tetapi kemudian gak siap menjadi orangtua. Meksipun bisa aja seiring dengan berjalannya waktu juga bisa membaik.
Tetapi, banyak juga pakar yang menyarankan untuk menyelesaikan permasalahan di masa lalu sebelum masuk gerbang pernikahan. Karena khawatir akan terbawa. Apalagi bila sampai punya anak. Pernikahan yang sehat kayak ya gak cukup hanya berlandaskan cinta.
Memiliki anak bagi Chi adalah salah satu berkah yang luar biasa. Tetapi, memang penting untuk berpikir matang. Karena yang akan kita asuh dan didik adalah seorang manusia. Jadi jangan sekadar pengen punya anak, tetapi kemudian gak siap menjadi orangtua. Meksipun bisa aja seiring dengan berjalannya waktu juga bisa membaik.
Tetapi, banyak juga pakar yang menyarankan untuk menyelesaikan permasalahan di masa lalu sebelum masuk gerbang pernikahan. Karena khawatir akan terbawa. Apalagi bila sampai punya anak. Pernikahan yang sehat kayak ya gak cukup hanya berlandaskan cinta.
Keke memang masih remaja. Baru juga berusia 17 tahun. Masih jauh buat Chi
meminta mantu. Halah! 😂
[Silakan baca:
Tantangan Memiliki Anak Remaja]
Bahasan tentang childfree selesai setelah makan siang yang kami buat
sudah matang. Chi lupa waktu itu kami masak apaan hehehehe. Pastinya
aktivitas memasak bareng sambil ngobrol ngalor-ngidul memang asik
banget.
[Silakan baca:
Keke dan Makna Usia 17 Tahun]
81 Comments
Senangnya ya bisa diskusi bareng anak-anak remaja apalagi disambi melakukan kegiatan bersama.
ReplyDeleteKalau saya masih nunggu beberapa tahun untuk membicarakan hal itu kepada anak hahaha.
Childfree memang sensitif sih ya, kalau saya setuju aja kalau ada yang childfree, toh itu cuman ikhtiar mereka untuk ga punya anak, karena kalau Tuhan menghendaki, gimana caranya ditolak pun, pasti diberi :)
Makanya saya memilih berdiskusi dengan anak-anak dulu. Karena kalau sama mereka bis alebih bebas ngobrolnya :D
DeleteAku baca nih pro kontranya di twitter, namun kembali lagi ke sebuah pilihan seseorang karena mereka punya hak untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Kalau aku sih malah happy punya anak, bahagia lahir bathin.
ReplyDeleteiya, sama. Saya bahagia menjadi ibu. Tetapi, gak tau pasti alasan seseorang memilih childfree
DeleteAsik ya mbak kalau punya anak yg udah besar bisa diajak diskusi isu isu terkini. Aku malah jadi ngga sabar nih nungguin anakku besar biar bisa diajak ngobrol apa aja
ReplyDeleteSaat masih kecil juga bisa tetap diajak ngobrol asik, kok. Disesuaikan dengan topik yang pas aja buat mereka :)
Deletememang lagi rame banget pembahasan childfree kemarin ya.. kalo aku tim yang kontra pastinya. aku malah merasa kalo ada anak tuh, hidup ku jadi lebih "hidup".
ReplyDeleteSama, Mbak. Tetapi, selama gak tau persis alasan yang lain, saya memilih gak langsung menghakimi. Paling sedih aja kalau sampai banyak yang memiluh childfree
DeleteMembaca tentang childfree ini saya jadi ingat dengan nak bujang sendiri saat bocah, dia tanpa sengaja sempat terlontar nggak punya anak juga setelah menikah, takut anaknya nanti minta mainan mulu kayak dia, hehe. Tapi setelah remaja, belum tanya-tanya lagi. Sepertinya jawabannya mungkin nggak jauh2 dr jawaban Keke, secara usianya yg memang sedang fokus sm diri sendiri.
ReplyDeleteSemoga anak-anak tetap dalam lindungan din Islam.
Aamiin Allahumma aamiin
DeleteMemang terkadang jawaban anak gak sesuai dengan yang orangtua inginkan. Suka bikin kaget dan memancing rasa ingin ngomel hihihi.
Tapi, tetap harus didengarkan. Siapa tau memang hanya karena alasan receh atau malah lebih berat.
Asyik banget obrolannya Mbak meski temanya berat. Hehe.
ReplyDeleteSuka sedih sih baca soal alasan-alasan childfree. Dan mereka itu tuh kebanyakan orang-orang terpelajar kan. Jadi argumennya kayak kuat banget gitu lho. Masing-masing orang punya latar belakang sendiri blablabla..
Yah hanya bisa berdoa semoga anak-anak saya kelak tidak seperti itu :)
Terkadang beberapa alasan, tidak selalu ada hubungannya dengan terpelajar. Mereka yang terpelajar pun ada beberapa yang punya masalah inner child. Jadi, daripada menghakimi, memang sebaiknya coba dipahami dulu masalahnya. Atau bisa juga dengan membantu.
DeleteAdiknya ngobrol ama anak ngalur ngidul itu ciptakan bonding ya mba. Aku pribadi nggak sepakat child free. Walau aku hanya berdua ama adik, hidup di keluarga besar orangtua terbiasa semua serba rame :)
ReplyDeleteSama, Mbak. Tapi, saya berusaha memahami dulu. Biar kelak gak dianggap sebagai ibu atau mertua yang rese' karena nanyain kapan punya cucu melulu hahaha
DeleteNah dari hal-hal viral ini bisa mempengaruhi sesorang untuk mengikutinya ya, tanpa pikir panjang atau melihat alasan jelasnya dulu.
ReplyDeleteKaget ya dengar jawaban Keke, tapi ternyata ada alasannya juga, setelahngobrol mulai goyah nih hehehe. Nah ini nih yg dukhawatirkan ya kalau ada berita viral
Makanya saya suka aja diskusi kalau ada yang viral. Biar tau tanggapan anak-anak. Jangan sampai mereka salah menyimpulkan
Deletesetuju banget dengan sikap kak Chie.
ReplyDeleteKita sebagai orangtua tentu memiliki banyak pandangan mengenai sebuah pendapat. Dan ini bukan untuk diperdebatkan sih.. Karena masing-masing orang punya keadaannya masing-masing yang gak sama.
Jadi, sesuaikan dengan masing-masing kondisi untuk memutuskan child free atau engga.
Coba saling memahami dulu. Tetapi, tetap ingatkan jangan sampai keluar dari pondasi agama
DeleteSiap, kak Chie.
DeleteTulisannya selalu menginspirasi. Jadi sedikit paham mengenai cara berkomunikasi dengan anak remaja. Seru tapi juga jangan lupakan value keluarga, yakni iman.
Kalau aku pribadi sih, mikirnya Tuhan kasi rahim krn utk ada bayi, jd kurang setuju dengan childfree. Tapi memang ada kondisi2 tertentu yang memaksa kudu childfree, kecuali ekonomi, misal krn sakit, karena ada kondisi kejiwaan dll mungkin memutuskan begitu ya mungkin msh dimaklumin.
ReplyDeleteKrn kalau ekonomi dijadikan alasannya, rasa2nya kok kyk main tebak2an matematika ma Tuhan #imho hehe :D
Makanya dalam hal apapun saya coba ingatkan untuk jangan sampai keluar dari ajaran agama. Tetapi, memang harus dimaklumi juga kalau usia segitu masih berpikiran idealis tentang ekonomis. Ya memang diskusinya gak bisa sekali. Harus ada tarik ulurnya
DeleteWell isu ini lagi hits emang ya, dan menurutku mereka yang memilih child free punya pertimbangan masing-masing sih pastinya, cukup kita gak mengusik keputusan mereka krn gak tau juga kan alasannya apa
ReplyDeleteYup. Nanti malah semakin panas pro kontranya kalau sudah menghakimi
DeleteAku sendiri kalo ditanya mau punya anak atau gak, jawabannya mau banget. Tapi aku tidak menjudge siapapun yg punya pendapat gak mau punya anak. Karena kita gak ada hak buat judge mereka karena gak tahu cerita latar belakangnya gimana.
ReplyDeleteyup! Saya pun berpikiran seperti itu
DeleteAnakku satu-satunya, akhir-akhir ini berpikir tentang childfree juga loh. Menurutnya punya anak, iya kalau tak jadi beban, kalo jadi beban gimana? Ini kalimat tanya dia minggu lalu pas kami lagi ngobrol berdua di kamar. Selain itu katanya banyak temannya yang tidak mau punya anak nanti kalo menikah dan menurut dia bagus, apalagi dia pengen fokus keliling nusantara... hmmm. Kayaknya ini yang nanti perlu didiskusiin lagi suatu hari mengingat dia masih 20-an sih, masih panjang jalannya
ReplyDeleteApalagi Keke yang masih berusia 17 tahun hihihi. Ya memang gak bisa sekali aja ngobrolin begini. Makanya saya bawa santai. Karena bisa aja suatu saat bisa berubah lagi pendapatnya
DeleteAku jadi kepikiran pengin bahas soal childfree ini juga sama anakku. Ntar kalau pas dia pulang liburan dari pondok, bisa kuajak diskusi gini. Seru yaaa ngobrol sama anak remaja. Ada campuran deg-degannya gitu karena mereka udah mulai punya opini sendiri dan tidak asal manut sama ortu aja.
ReplyDeleteIya, coba deh ngobrol seru ma anak-anak hehehe
DeleteKalau menurut aku childfree itu boleh asalkan ada indikasi medis misalnya akan berbahaya kalo punya anak ataupun ada alasan urgent lainnya tapi rasanya egois kalo sengaja memutuskan tidak punya anak teringat di Jepang pernah ada fenomena kemunduran peradaban namanya Shizouka apaa gitu gara2 penduduknya banyak yang memutuskan tidak memiliki anak jadi penduduk usia produktif berkurang
ReplyDeleteNah itu dia. Di Jepang, kan, katanya saat ini juga krisis usia produktif. Tetapi, memang sulit juga kalau memaksakan satu pemahaman, termasuk ke anak sendiri. Makanya saya lebih suka dengan cara berdiskusi ringan begini meskipun topiknya berat
DeleteOoh aku baru tau istilah childfree. Tapi sepengalamanku sih, jarang ya di negara maju faktornya karena finansial. Cuma ga mau repot aja.
ReplyDeleteGak mau repot, bisa jadi karena alasan finansial. Apalagi bagi mereka yang pemahaman literasinya sudah jalan. Punya anak memang harus berhitung juga meskipun rezeki sudah diatur.
DeleteAku baru tahu isu childfree dari posting Mbak Myra ini. Memang sih ya hidup itu pilihan. Mau punya anak atau tidak, sekarang atau nanti tergantung banget pada yang menjalani. Saya nih yang sudah punya mantu tapi belum punya cucu, jadi punya pemahaman sedikit sekarang. Makasih Mbak Myra :)
ReplyDeleteSama-sama, Mbak. Wah, saya baru tau kalau Mbak Evi udah punya mantu :)
DeleteSaya dulu sebelum menikah, juga berpikir untuk nggak mau punya anak mbak. Saat itu ngerasa ribet aja lihat teman yang punya bayi, nggak bisa ke mana-mana, apalagi kalau bayinya nangis terus.
ReplyDeleteEh setelah menikah, pandangannya udah beda, bahkan punya anak sampai 3 hehehe...
Baca percakapan mbak Myra sama keke, jadi nggak sabar nunggu anak-anak remaja dan bisa diajak berdiskusi tentang banyak hal
Yup! Itulah alasan saya gak mau langsung ceramahin begini-begitu. Karena pemikiran manusia memang bisa berubah. Pelan-pelan aja. Yang penting utamanya jangan lepas dari agama
DeleteJawaban Keke khas remaja ya hahaha..mungkin sebagian besar mereka berpikiran sama, mau banyak uang dulu (yang dia juga ga kebayang sebanyak apa) biar bisa nyenengin diri maka mending pilih sementara childfree
ReplyDeleteSaya sendiri menghargai keputusan pasangan yang memilih childfree tapi kok rasanya aneh saja, padahal kalau mau bisa saja mereka punya anak.
Soalnya satu dari kakakku belom ada keturunan sampai sekarang sudah belasan tahun nikah dan sudah berbagai cara diupayakan, tetap belum diberi amanah anak.
Maka sayang aja sama yang seharusnya mungkin bisa punya anak tapi pilih ga punya
Iya, Mbak heheheh. Saya pun sedih ya kalau semakin banyak yang memutuskan untuk childfree. Tetapi, memang sulit juga kalau langsung menghakimi. Karena manusia terkadang malah suka semakin keras hati bila merasa dihakimi
DeleteKagum dengan anak sekarang yang sudah punya pemikiran tentang masa depan. Tinggal kitanya aja sebagai ortu yang harus bisa mengarahkan untuk kembali ke pedoman agama ya, Mbak. Eh, tapi, mungkin nggak sih, remaja-remaja ini punya pikiran untuk menunda punya anak dan mungkin menganggap punya anak itu merepotkan karena sering terpapar konten ibu-ibu atau ortu muda yang kerepotan punya anak?
ReplyDeleteNah, saya pun mikirnya giti. Dulu, seusia dia saya belum kepikiran finansial di masa depan. Terpengaruh media itu mungkin banget. Saya sedang menulis tentang ini
DeleteSama seperti pembukaan artikel ini. Saya yg kudet malah baru tahu ada seseorang publik figur yang berpendapat begitu ya di artikel ini. Saya pun ga mau kasih komentar biarlah jadi pilihan mereka. Toh kehidupan yang menjalankan dan bertanggung ya masing-masing, bukan...
ReplyDeleteBetul, Teh. Tetapi, semoga aja tetap berusaha dan gak lari dari pondasi agama
DeleteSeneng banget sih pasti Keke punya bunda kayak Mak Chie. Seru ya bund kalau anaknya sudah bisa diajak diskusi agak berat gini. Pendapat Keke boleh juga tuh, mau kaya dulu baru punya anak. Biar siap finansial juga.
ReplyDeletePemikiran siap finansialnya saya apresiasi. Karena memandakan bahwa segala sesuatu memang harus ada usahanya. Pastinya juga butuh duit hehehe
DeleteAku pribadi sih gak ngaruh sama jargon childfree (iyalah..anakku banyak wkwkkwk), memang itu pilihan tapi seiring waktu banyak juga yang merubah pilihannya karena gak mudah menjadi pasangan tanpa anak loh, ini kata temenku. Memang bahagia awalnya tidak ada kerepotan dll, tapi ketika usia senja mereka mulai denial, mencari sesuatu yang kosong di hati, karena memang kodratullah manusia itu beranak pinak ya,kecuali yang ditakdirikan tidak memiliki. Tapi ada juga yang enjoy sampai tua, dan itu pilihan sih menurutku, kita gak perlu khawatir karena populasi manusia kenyataannya masih banyak, berati tetap keren dong yang banyak anak (Narsis nih aku wkwkkw, maaf-canda). Dan ketika aku mendiskusikannya dengan kedua anakku yang ABG mereka jawabnya nyaris sama: Apakah yang childfree lupa dia pernah jadi anak? Sesimpel itu pemikiran anakku, tapi jlen sih buat aku.
ReplyDeleteLha, iya sama. Saya seneng aja dikaruniai 2 anak ehhehe. Tetapi, saya rasa memang semua manusia bisa berubah. Tadinya gak kepikiran punya anak. Bisa jadi sekian tahun ke depan lain lagi ceritanya
DeleteBahasan yang sensitif ya soal Childfree, setahuku beda deh Childfree yang heboh itu dengan menunda punya anak tapi mereka benar2 enggak mau punya anak. Kalau bukan karena alasan medis, aku sendiri nggak sepakat sih.
ReplyDeleteMemutuskan gak punya anak sama sekali dengan menunda memang bisa jadi berbeda. Tetapi, kalau alasan Keke memilih menunda karena alasan finansial, itu bisa berujung childfree juga, lho.
DeleteKarena ada teman saya yang seperti itu. Sampai saat ini memilih gak mau punya anak dengan alasan finansial. Meskipun dari kacamata saya kelihatan sudah berkecukupan. Tetapi, ya mungkin ada alasan lain yang saya tidak tahu.
Saya pun gak sepakat dengan childfree, Tetapi, buat saya pribadi memang harus disikapi dengan perlahan. Apalagi kalau kemudian anak sendiri yang punya sikap ini dan alasannya karena merasa punya masa lalu yang kurang baik. Tentu harus dijadikan introspeksi bersama dan membantu mengobati luka batinnya dulu
Ya Allah mak Chi, aku baca ini sambil mbayangin mak Chi ngobrol sama Keke depan mataku ahahaha. Seru banget ya ngobrolin tema yang lagi viral sama anak.
ReplyDeleteNgomongin childfree, itu pilihan hidup orang ya. Aku pilih punya anak, yaiyalahhh udah punya Aqla wkwkwk
Saya suka bahas yang viral-viral bersama suami dan anak-anak. Lebih enak juga pro kontranya hahaha.
DeleteAku tau issu childfree ini pas youtuber Gitasav itu ya, mungkin wajar kan diluar negeri standar parenting sangat tinggi. Ortu dituntut sempurna dalam mendidik anak. Kalau di Indo malah kita tertekan kena omongan keluarga, orang-orang kalau memutuskan hal ini. Belum lagi aku gak bisa bayangin ntar hari tua siapa yang ngurus kalau bukan anak.
ReplyDeleteNah iya, perbedaan budaya juga bisa mempengaruhi
DeleteNgomong sama abege tu nggemesin ya mak, kadang jawabannya ngelantue, kadang kocak kadang juga bikin deg2an
ReplyDelete.tapi setelah baca bukunya mak chi aku berusaha mendengarkan aja tapi ya sambil diarahkan n diingatkan juga ke jalur yg bener klo ada salah
Karena masa remaja biasanya suka merasa paling benar ahhahaha. Ya kita coba dengerin aja dulu. Sambil pelan-pelan mengarahkan
DeleteIsu yang sempat heboh di sosial media kala itu ya Mba, aku meski beberapa kali nonton youtube nya dia, tapi tahu sikap childfree ini dari sosmed.
ReplyDeleteKalo mengingat pendapatku sendiri, justru kayak dejavu. Dulu mendekati pernikahan, akku sempat bilang pengen berdua aja sama suami, nggak pengen punya anak dulu. Bude ku yang langsung protes mendengar ucapanku. Hihihii, katanya awas ada malaikat lewat bisa dikabulkan gak punya anak beneran. Ya akhirnya istighfar. Nah aku juga suka ngobrol sama anak-anak misalkan ada isu viral gini. Si sulung yang menganggapi biarkan aja, itu hak Gita. Kalo dia sendiri ya umumnya kayak orang-orang, sedikasihnya Allah aja, Buk, gitu sih
Nah iya, pasti deh setiap orang punya pandangan beda-beda. Seru juga kalau dibahas ya, Mbak :D
DeleteAlhamdulillah bisa berdiskusi mengenai childfree bersama anak-anak. Apalagi mereka duluan yang membuka diskusi. Mendengarkan opini anak penting juga ya pada isu-isu terkini seperti childfree ini. Tugas ibu menjadi pendengar juga memberikan pendapat-pendapat yang bisa diterima oleh anak sesuai dengan agama.
ReplyDeleteYup! Biar bisa tau apa yang mereka pikirkan. Lagian kalau langsung ke nasehat justru biasanya suka susah masuknya. Mending dari ngobrol-ngobrol dulu
DeleteWah Keke usia 17 tahun sudah mikirin ke depan gimana. Dan sendng banget ibunya bisa terbuka gitu sama anaknya. Jd terinspirasi nih aku.
ReplyDeleteCara Mbak jelasin tentang childfree juga pelan2 banget, ngomongnya dari hati ke hati.
Karena bundanya pernah merasakan masa remaja. Masa di mana sebetulnya lagi mencari jati diri. Meskipun sok taunya juga gede hahahha. Makanya saya pengen bisa menemani mereka di masa remaja :)
DeleteTeh, masyaAllah kece banget pola pikirnya Keke. Yaaaa ... waktu isu ini naik pun, ikut jadi bahasan aku sama adek-adekku. Ujung-ujungnya pun dari curhatan seseinfluencer itu kan, doi menyinggung inner child. Takut terulang lagi hal yang sama ke si kecilnya mungkin. Tapi ya ujungnya Teh, kita terpikir, apapun itu bisa dipelajari, bahkan inner child bisa disayang lagi biar nggak berkembang jadi trauma, soalnya menikah kan salah satunya biar punya keturunan dan melanjutkan ajaran soal adab akhlak dan agama ke anak-anak. Kagum deh sama asiknya sudut pandang Keke di usia 17 gini. Mulai matang. Keren Teteh mendidiknya. MasyaAllah.
ReplyDeleteSaya baru tau kalau alasannya ada masalah inner child. Berarti saya kurang ngulik beritanya hihihi
DeleteNah itulah kenapa saya ajak anak-anak ngobrol. Sebetulnya pengen tau juga apa mereka punya trauma masa kecil. Karena bisa aja saya merasa udah bener mendidik mereka. Tapi, yang mereka rasakan berbeda.
Dengan banyak ngobrol setidaknya tau kedekatan dengan anak seperti apa.
kalau sudah punya anak remaja enak yah mba, bisa diajak diskusi apalagi pemikiran mereka tuh diluar ekspetasi kita sebagai orang tua, jadi membuka pikiran kita juga kenapa sih anak-anak muda sekarang kok pemikirannya berbeda dengan kita sebagai orang tua.
ReplyDeletetentang childfree kalau aku hanya berharap suatu saat akan ada pandangan baru untuk mereka yang memilih hal tersebut tentang anak dalam hidup kita, tidak hanya untuk dimasa sekarang tapi juga untuk masa depan.
iya, Mbak. Kita berharap aja ada perubahan ke arah baik, ya
DeleteAww.. Keke. Jawaban yg realistis n khas remaja banget.
ReplyDeleteHihi. Sama pun, aku jg dulu waktu awal nikah mikirnya sm kek keke. Gak mau punya anak dulu. Tp langsung hamil dong. Hehe.
Bener banget, matematika Allah tuh gak terduga. Yg jls gak boleh denial sm takdir.
Yup! Berencana boleh, tetapi jangan lupakan Allah
DeleteWaah bahasan Mbak Myra dan Keke udah berat. Aku jarang banget bahas berat berat gini sama anak. Paling berat palingan besok pengin kuliah dimana ambil jurusan apa . Hahaha
ReplyDeleteKarena saya suka ngobrol ma anak-anak hehehe
DeleteAku yang menantikan buah hati malah ada yang bilang childfree, namanya juga masih menunggu. Tapi bukan berarti nggak mau (punya anak)
ReplyDelete*elap mata
Asyik banget ya mbak bisa berdiskusi dengan topik apapun bersama anak. Jadi tahu sudut pandang mereka apabila dihadapkan sama pertanyaan2 soal Childfree ini.
Btw aku dulu juga pernah berpikir menunda ketika sebelum nikah. Begitu nikah, pengennya bisa segera tapi masih belum dikasih hehhehee
Sabar ya, Mbak. Insya Allah akan berbuah manis :)
DeleteWah asyik banget ya kalo orang tua dan anak bisa berdiskusi seperti ini. Ngomongin soal childfree yg lagi rame dibahas, setiap orang punya pendapat masing-masing. Menurut saya, faktor ekonomi berperan besar. Hidup yg semakin mahal, apalagi di kota besar, bisa jadi alasan kenapa orang memilih childfree
ReplyDeleteKAyaknya kebanyakan karena alasan ekonomi, ya
Deleteaku pun sempet nih ngikutin isu2 childfree karena rame banget seliweran di sosmed, nah iya aku pun pribadi akan pilih tetap mengandung dan punya anak kelak, ga akan dengan sengaja merencanakan ga mau punya anak kan.
ReplyDeleteYup! Biasanya ada alasan di balik setiap keputusan
DeleteMemang childfree mengandung pro dan kontra. Kalau saya mengapresiasi pilihan orang andaikata ia ingin childfree karena bisa saja ia punya alasan tersendiri.
ReplyDeleteSalam hangat
@dewi_puspa
Semua pasti ada alasannya. Tetapi, semoga untuk alasan baik dan tidak melupakan Allah
DeleteWahh diskusinya menarik banget, Mbak. Aku nyimak kata per kata, karena mau sekaki belajar. Keliatan kalau bundanya nggak mendikte tapi memancing untuk berpendapat, sambil tetap mengingatkan juga akan hal-hal yang perlu dipegang. Dan akhirnya begitu masuk bagian soal inner child, duh iya nih, semoga kita nggak sampai menimbulkan luka pengasuhan yang berpotensi pengaruh ke kepribadian anak yang cenderung kurang positif, ya (bukan berarti perilaku negatif, tapi termasuk minder, terlalu banyak khawatir dll). Terima kasih sudah berbagi, Mbak.
ReplyDeletesama-sama, Mbak :)
DeleteWaduh sama ini anak saya yg SD sebelum ditanya udah bilang duluan kalo dia gak mau punya anak karena akan sakit saat melahirkan, padahal dia blm ngalamin wkwkwkwk 😂😂
ReplyDeletewkwkkw tau-tauan ya kalau melahirkan itu sakit :D
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^