3 Tips Bijak Mengelola Keuangan Rumah Tangga

By Keke Naima - September 03, 2018

3 Tips Bijak Mengelola Keuangan Rumah Tangga - Kalau bicara keuangan, Chi suka nyengir sendiri. Paling malas membahas keuangan. Bukan berarti Chi seenaknya menghabiskan uang, ya. Alhamdulillah sejak masih jadi anak sekolah hingga sekarang menjadi ibu rumah tangga, tetap ada yang bisa ditabung meskipun mungkin gak seberapa.

3 tips bijak mengelola keuangan rumah tangga

Kelemahan Chi adalah kalau suasana hati sedang jelek. Pengennya belanja terus. Ini beneran! Sekarang masih mending bisa ngerem. Waktu masih kerja, asalkan lagi bete pasti langsung ngacir ke mall. Beli sepatu bisa lebih dari 1 pasang, beli baju, beli ini-itu, pokoknya segala macam bisa dibeli hanya dalam sekali belanja. Ada rasa puas dan senang saat belanja. Semacam pelampiasan dari rasa kesal. Tetapi, begitu sampai rumah baru sadar dan menyesal. Keselnya malah jadi berlipat-lipat.

Setelah menikah, Chi yang mengelola keuangan rumah tangga. K'Aie setor gaji setiap bulan, kemudian Chi bagi jadi beberapa pos. Lha, ternyata pusing juga. Seringkali bikin Chi pengen tepok jidat sendiri. Pernah kuliah di jurusan Manajemen Keuangan dan Perbankan, tetapi bukannya andal malah malas mengurus keuangan.

Akhirnya urusan keuangan rumah tangga dikelola K'Aie. Chi hanya menerima transferan dengan nominal tertentu untuk uang belanja buat makan sehari-hari dan ongkos sekolah anak-anak. Chi lebih nyaman seperti ini. Diusahakan uang belanja yang dikasih selalu cukup. Tetapi, K'Aie juga bukan tipe suami yang bawel kalau Chi bilang uang belanja kurang. Ya, namanya harga-harga kadang-kadang suka naik, yakan.

[Silakan baca: Pendidikan Literasi Keuangan untuk Anak dengan Kurikulum Cha-Ching]


Laki-Laki Lebih Pintar Mengelola Keuangan Rumah Tangga


Laki-Laki Lebih Pintar Mengelola Keuangan Rumah Tangga

Apakah aneh kalau sebagai istri ternyata kurang bisa mengelola keuangan rumah tangga? Padahal di dalam rumah tangga, istri ibarat seorang manajer keuangan. Bahkan Chi pernah mendengar di salah satu televisi, ada seorang publik figur yang bilang kalau istri ibarat seorang menteri keuangan. Artinya di dalam rumah tangga, istrilah yang diharapkan akan mengelola keuangan dengan bijak.

Faktanya, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hanya 25% perempuan yang mampu mengelola keuangan dengan baik. Persentase ini lebih rendah dari laki-laki. 33% laki-laki dianggap mampu mengelola keuangan dengan baik.

Salah satu penyebab rendahnya literasi keuangan adalah kurang disiplin. Apakah kita termasuk yang suka bikin daftar belanjaan, tetapi begitu masuk mall malah yang di luar daftar juga ikut dibeli? Hayo coba dipikir lagi.

Mungkin Chi belum termasuk yang 25% itu, tetapi bukan berarti berhenti atau cuek dengan urusan keuangan. Tetap aja harus memperkaya ilmu literasi keuangan. Gak ingin kan sampai kejadian baru gajian, tetapi gaji sudah habis dan bikin kita manyun? Atau kalau perempuan juga ingin memiliki bisnis sendiri, tentunya harus punya dasar pengetahuan tentang bagaimana mengatur keuangan.

[Silakan baca: 5 Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga Bagi Pasangan Muda]


3 Tahap Dasar Mengelola Keuangan yang Ideal Bersama Ibu Berbagi Bijak dan VISA


Kamis (30/8) di RPTRA Ciganjur Berseri diadakan workshop dengan tema "Bijak Mengelola Keuangan, Kunci Keluarga, dan Masa Depan Sejahtera". Kita semua pasti memiliki rencana dalam hidup, misalnya ingin traveling ke negara A, menyekolahkan anak di universitas B, Ingin punya bisnis C, dan lain sebagainya. Nah, semuanya itu tentunya butuh dana. Bagaimana caranya bisa mewujudkan semua rencana itu kalau untuk kebutuhan sehari-hari saja rasanya sudah berat?


"Mengelola Keuangan yang baik pangkal kaya."

Teman-teman pasti pernah mendengar ungkapan hemat pangkal kaya. Menurut mbak Prita Ghozie, Financial Educator, hemat aja belum tentu bisa kaya. Malah kadang-kadang suka bikin pusing kalau mikirin hemat terus. Menurut mbak Prita yang tepat adalah 'Mengelola keuangan yang baik pangkal kaya.'

Agar bijak mengelola keuangan rumah tangga, mbak Prita Ghozie memberikan 3 tahap mengelola keuangan ideal yaitu:


Financial Check Up

Financial check up adalah proses menimbang dan mengukur keuangan kita. Mbak Prita mengibaratkan seperti orang tua yang mempunyai anak, sejak lahir anak akan rutin dibawa ke puskesmas atau dokter untuk dicatat tumbuh kembangnya dan diperiksa kesehatannya. Begitupun dengan kondisi finansial seharus rutin dicatat untuk mengetahui apakah kondisinya sehat atau sakit. Mbak Prita bahkan menyarankan kita semua memiliki buku catatan keuangan seperti buku catatan medis.


Mengelola Keuangan

Orang yang sehat akan berbeda dengan orang yang sakit. Begitupun dengan kondisi keuangan. Itulah kenapa melakukan financial check up sebelum mengelola dianggap sangat penting. Jawabannya adalah karena mengelola keuangan yang sehat berbeda dengan yang sakit.


Rencana Keuangan

Tahap berikutnya adalah melakukan rencana keuangan. Perencanaan ini nantinya akan membuat pos-pos keuangan terhadap pendapatan yang diterima.


Sehatkah Kondisi Keuangan Saya?


Hutang

Apakah kita memiliki hutang? Kalau iya. Apakah hutang tersebut berupa cicilan rumah atau cicilan barang konsumtif seperti pakaian? Tau sendiri kan ya sekarang ibu-ibu kalau bikin acara suka pakai dress code hehehe. Kalau cicilannya untuk rumah, maka keuangan kita bisa dikategorikan agak sehat. Tetapi, hutang tidak boleh di atas 30% dari penghasilan.


Gaya Hidup

Berapa besar gaya hidup dan penghasilan? Mana yang lebih besar? Jangan-jangan seperti peribahasa 'Lebih besar pasak daripada tiang.' Seharusnya biaya hidup itu maksimal 1/2 dari penghasilan.


Dana Darurat atau Dana Tidak Terduga

Apakah memiliki dana darurat? Di masyarakat juga ada salah kaprah tentang dana tidak terduga. contohnya pada saat bulan Ramadan. Banyak ibu yang menganggap pengeluaran ta'jil sebagai biaya tak terduga. Padahal itu sebetulnya biaya yang terduka karena setiap Ramadan biasanya ada konsumsi ta'jil.

Dana darurat atau dana tak terduga misalnya untuk biaya kesehatan. Sakit kadang-kadang datang tanpa diduga. Anggaran untuk biaya tak terduga adalah 3x biaya hidup. Misalnya biaya hidup kita 1 juta per bulan, maka dana darurat atau tak terduga sebesar 3 juta per bulan. Tetapi, memang faktanya memiliki dana darurat sebesar itu memang sulit. Apalagi kalau biaya hidup juga besar.


Tabungan dan Investasi

Apakah kita memiliki tabungan? Fungsi tabungan adalah untuk mewujudkan rencana yang diinginkan. Tabungan berbeda dengan investasi. Rencana untuk mudik saat hari raya bisa diwujudkan dengan cara menabung. Sedangkan investasi sifatnya lebih jangka panjang, misalnya untuk hari tua.


Alokasi Pos-Pos Keuangan


3 Tahap Dasar Mengelola Keuangan yang Ideal

Bukan tentang seberapa besar penghasilan yang dimiliki, tetapi tentang bagaimana mengelolanya.

Mbak Prita mengatakan bahwa gaji kecil atau besar tidak memberi jaminan cukup untuk hidup. Semua tergantung dari bagaimana kita mengelola. Dikasih penghasilan berapapun kalau selalu merasa kurang, maka tidak akan pernah merasa cukup.

Saran lain dari mbak Prita adalah untuk tidak banyak memegang uang tunai. Bila diberi gaji dalam bentuk tunai, maka segera pergi ke bank untuk disetor. Biasanya berapapun uang yang kita miliki akan segera habis bila dalam bentuk tunai.

Alokasi pengeluaran terhadap penghasilan secara persentase adalah sebagai berikut:


  1. 5% untuk sosial, seperti zakat dan lainnya
  2. 10% untuk dana darurat dan asuransi
  3. 60% untuk biaya hidup dan cicilan
  4. 15% untuk investasi
  5. 10% untuk gaya hidup

Biaya hidup dan cicilan dijadikan 1 posnya. Artinya, semakin kecil cicilan yang dimiliki maka biaya hidup semakin besar. Tetapi, tetap persentase cicilan tidak boleh lebh dari 30%. Dan bila cicilan kita sebesar 30%, maka biaya hidupnya adalah 30%.


Menambah Penghasilan Rumah Tangga dengan Berwirausaha


Bila penghasilan suami setiap bulannya masih dirasa belum cukup, istri bisa melakukan salah satu dari 3 hal ini yaitu

  1. Bekerja secara aktif
  2. Menjadi investor, misalnya membeli saham atau lainnya
  3. Berwirausaha


Tips Menjadi Womenpreuner

Hal pertama yang harus digali adalah tentang yang disukai atau passion. Berwirausaha berdasarkan passion biasanya akan berjalan lebih lama. Tidak suka memasak, sebaiknya tidak membuat usaha di bidang makanan.

Setelah mengetahui usaha apa yang akan dibangun berdasarkan apa yang disuka, langkah selanjutnya adalah mengetahui pasar. Apakah usaha yang kita bangun ini ada pasarnya atau tidak. Contohnya adalah bila mendirikan usaha baju renang di perumahan bisa jadi tidak ada atau minim pembeli. Jualan baju renang akan lebih laku bila dijual di area kolam renang atau pantai.

Berwirausaha bukan berarti waktu kita jadi lebih banyak daripada menjadi karyawan. Usaha yang sesungguhnya justru jauh lebih berat daripada karyawan. Menjadi karyawan jam kerjanya lebih jelas daripada pemilik usaha. Sebagai pemilik usaha juga harus terus berpikir bagaimana bisa menggaji karyawan setiap bulan, memberi THR, dan lain sebagainya.

Sangat penting untuk memisahkan antara keuangan pribadi dan usaha. Catatan arus kas juga harus dimiliki. Modal dalam wirausaha terbagi 2 yaitu biaya dan investasi. Ketika berwirausaha harus memahami dan disiplin dalam pengelolaan uang agar tau apakah usaha yang dijalankan itu untung atau rugi.

Modal usaha sebaiknya tidak berasal dari hutang. Kecuali akan melakukan ekspansi atau pengembangan usaha. Laba bersih yang didapatkan dari usaha bisa ditarik untuk dimasukkan ke dalam penghasilan pribadi.

Membahas tentang womenpreneur, di acara ini juga menghadirkan Gladies Rahman, pengusaha kuliner brownies. Usahanya sudah berjalan sekitar 5 tahun. Passionnya terhadap dunia baking membuat Gladies menjalankan usaha ini.

Awalnya Gladies menjalankan usahanya sendiri. Dari mulai membeli bahan, membuat brownies, hingga memasarkan semua dilakukan sendiri. Di masa-masa awal membuka usaha, Gladies bahkan sampai tidak bisa ke mana-mana selain fokus mengerjakan bisnisnya. Semakin berkembang usahanya, maka Gladies mulai mencari karyawan dan mendapatkan partner. Beberapa tips tentang wirausaha yang dipaparkan mbak Prita juga dilakukan oleh Gladies.

Alasan Gladies mencari partner adalah tidak mungkin dia terus menjalankan usahanya sendiri. Suatu saat dia juga ingin travelling atau mungkin sedang sakit. Harus ada partner yang bisa dipercaya menghandle usahanya, terutama disaat kondisi tertentu.

Tips lain dari Gladies adalah tetap mempertahankan kualitas. Brownies yang dijual Gladies berkualitas premium. Bila harga bahan baku meningkat, Gladies lebih memiliki menaikkan harga jual dan menjelaskan ke pelanggan, daripada harus mengurangi ukuran brownies atau menurunkan kualitas bahan.

Jadi, bagaimana? Masih pusing mempelajari keuangan? Semoga enggak, ya. Kuncinya memang harus disiplin. Kalaupun tetap diurus oleh suami, setidaknya sebagai istri udah paham kalau mengurus keuangan memang harus disiplin. Jadi gak ada cerita manyun-manyu lagi ya, Buibu! 😂

Mbak Prita juga mengatakan kalau mempelajari literasi keuangan sebaiknya sejak kecil. Dari mulai anak mengenal uang jajan. Tujuannya agak ketika anak mulai berpenghasilan sudah terbiasa mengelola keuangannya dengan bijak.

Bila teman-teman masih ingin terus belajar mengelola keuangan dengan baik, bisa juga melihat Instagram @ibuberbagibijak. Di sana banyak tips sederhana, tetapi bermanfaat. Yuk, kita sama-sama belajar literasi keuangan.

  • Share:

You Might Also Like

52 comments

  1. Kalo di rumah, aku yg lbh jago ngatur keuangan :p. Suami dr awal udh bilang, dia ga bisa pegang uang. Dr kecil aja menurut mama mertua dia ga suka megang duit. Kalo memang dia mau beli sesuatu, dia bkl bilang, tp ga mau juga diksh uang lebih. Jd hrs pas. Aneh kan yaaa :p. Makanya sesudah nikah, aku pemegang keuangan 100%, dan dia trima hasil aja :p. Kalo ga gitu, mungkin sampe skr kita ga punya investasi mba.

    Slma ini aku jg bljr dr bank tempat aku kerja. Investment apa yg sedang bagus utk dibeli dll. Cara memonitor nya juga jd lbh gampang krn toh aku punya akses langsung ke systemnya.

    Tapi tetep sih, kunci sr semuanya memang disiplin. Disiplin utk ga berhutang, disiplin ama budget yg udah dibuat, disiplin ngumpulin targetnya.. Dan itu susah sebenernya, apalagi kalo dasarnya suka shopping. Krn aku begitu. Cuma makin kesini, lama2 sadar kalo planning ttg keuangan ini penting banget :). Ga mau kan pas udh tua nanti jd beban anak2 krn g punya pegangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya yang kerja di bank, jago mengurus keuangan ya, Mbak ^_^

      Delete
  2. makasih sharingnya, kalau masalah keuangan aku yg pegang semua , suamiku tahu beres dan itu butuh disiplin secara emak suka lapar mata

    ReplyDelete
  3. saya sampai hari ini masih belajar banget buat mengelola keuangan keluarga. kadang masih kurang juga uang buat sebulan jadi pasti kepake uang tabungan. heu

    ReplyDelete
  4. Makasih sharingnya. Susah banget ya nyisihin dana darurat ini. Tiap mau nyisihin kepake lagi kepake lagi. hihihi

    ReplyDelete
  5. Hahaha, bener ya mikirin hemat malah bisa-bisa jadi pusing :D Harus banyak belajar nih, jujur aku kurang bagus menejemen keuangannya :'D

    ReplyDelete
  6. Itu saya tuh yg masih belanja diluar daftar belanjaan yg saya pegang.. hahaha.. begitu liat angka dikasir menyesal. ^_^

    ReplyDelete
  7. aku termasuk yg masih kurang baik perencanaan keuangannya Mbak.. uang bulanan pun kadang suka bablas abis sebelum awal bulan.. hikss.. dan bener lho Mbak, laki2 memang paling bisa diandalkan untuk berhemat dan ngatur keuangan.. :D

    ReplyDelete
  8. Kalau saya dan suami berbagi tugas untuk mengatur keuangan, karena suami saya lebih detail dari saya. Workshop Ibu Bijak ini memang selalu bagus-bagus dan nampol banget untuk saya.

    ReplyDelete
  9. Waaaw fakta baru tentang laki2 yg ternyata lebih pandai ngatur keuangan ya Mok hehe

    ReplyDelete
  10. Tiap abis ikut workshop Mbak Prita aku jd semangat membenahi catatan keuangan. Kalau Mbak Myra gmn? hehe
    Paling susah tu gaya hidup, kdng emak males masak dan beli aja gtu di luar, eh bengkak deh... moga istiqomah memasak sendri aaamiin

    ReplyDelete
  11. Saya udah mulai mencatat semua pengeluaran di aplikasi android tapi belum maksimal dalam pembagian pos-posnya, masih harus banyak belajar lagi. Makasih mbak udah sharing materinya, jadi bisa saya contek nih hehe

    ReplyDelete
  12. Asyik daku kebagian juga dapat tips ibu bijak dari Kak Myra.. karena pengelolaan keuangan itu penting banget ilmunya

    ReplyDelete
  13. Tips nya masya Allah bermanfaat sekali mbak. Kalau aku setiap gajian pasti aku pos-posin dulu nih habis itu di tabunh untuk masa depan

    ReplyDelete
  14. laki2 lebih pintar mengelola keuangan keluarga? IYA SETUJU. Haha... laki2 lebih bisa memilih mana yg benar2 dibutuhkan dan mana yang belum dibutuhin banget. Contoh depan biji mata banget: orang tuaku sendiri hahahah

    ReplyDelete
  15. ternyata memang perempuan secara data lebih amburadul ya ngelola keuangannya dibanding laik-laki, makanya saya beruntung banget, suami saya ga ngasih saya ngelola keuangan, saya tau beres semuanya hihihi

    TFS ya sharingnya mbak .. alhamdulillah jadi bertambah ilmu mengelola keuangan yang beneran ga mudah ini yaa

    ReplyDelete
  16. Kalau cicilannya untuk kendaraan, apakah termasuk sehat juga Mak Chi?

    ReplyDelete
  17. aku mau intip aaah tips et tricksnya mba..aku selama ini bahu membahu kelola keuangan keluarga, plus ilmu waktu kuliah accounting dulu sangat membantu :). Yang penting disiplin!

    ReplyDelete
  18. sebagai seorang calon ibu rumah tangga mestinya saya konsisten dengan pos belanja yang mesti saya keluarkan tiap bulannya, tapi apa daya saya kaadang tidak konsisten dengan itu

    ReplyDelete
  19. Saya masih belajar mba, dan ternyata kunci semuanya berawal dari disiplin biarpun literasi keuangan kita mendukung tapi gak disiplan, sama aja ya kan mba..

    ReplyDelete
  20. Aku belum bisa ngelola keuangan dengan benar niih. Duh, mulai dari mana dulu ya. Haha. *Malah bingung

    ReplyDelete
  21. kok samaan sih mba. aku cuma dijatah buat jajan aku sendiri dan dapur. sisanya urusan suami, hihi. selama ini sih oke. pun aku kalo pengen beli kebutuhan sekunder ga asal minta. lumayan lah dari ngeblog ada tambahan buat hepi2 sendiri, hahay

    ReplyDelete
  22. Pengen banget bisa bijak mengelola keuangan keluarga agar makin hemat

    ReplyDelete
  23. saya termasuk emak-emak yang ngga jago kelola uang, mbak..wkwkwk.. dulu pernah dipegangin semua uang sm suami, tapi ngga nyantol apa-apa.. akhirnya sekarang kami kelola uang bareng-bareng.

    ReplyDelete
  24. Setuju bagian laki-laki lebih pintar mengelola keuangan. Pos-pos bulanan memang kebanyakan dipegang oleh istri sebagai manajer keuangan di rumah tangga. Kalau setiap bulan, persentasenya naik-turun di tiap pos, apakah memang begitu mba?

    ReplyDelete
  25. Kejadian laki-laki lebih pintar mengelola keuangan, memang terbukti di keluarga kami.
    Aku hanya bertugas bayar-bayar beberapa keperluan wajib bulanan.
    Kek listrik, SPP anak-anak, uang kebersihan dan keamanan kampung.

    masalah belanja mingguan, aku tinggal teriak "Abiii...belanja"

    Ternyata hal kaya gitu sudah ada penelitiannya yaa...

    ReplyDelete
  26. Pas workshop ini aku ketampar bolak-balik, Mbak. :D Aku ngerti rumus2nya tapi kok ya susah ya nerapinnya :(( Tapi aku mulai mencatat keuangan nih di aplikasi di hpku. Mudah2an konsisten. :)

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^