Kali ini giliran Keke yang mendapatkan vaksinasi untuk kelompok usia 12-17
tahun. Efeknya dia merasa
lelah setelah divaksin Sinovac.
Panik, gak? Panik, gaaaak?
Tenaaaaang. Ada yang namanya efek KIPI yang akan Chi jelasin (lagi) di
postingan ini.
Program Vaksinasi di Sekolah
"Bunda, Keke daftar vaksinasi di sekolah, ya?"
Sekitar 2 minggu lalu, Keke mengabarkan kalau di sekolahnya sedang ada
pendataan untuk vaksinasi. Tentu saja kami langsung menyetujui. Kami
mendukung program vaksinasi sebagai salah satu ikhtiar agar herd immunity
bisa segera tercapai.
"Adek bisa numpang vaksin di sekolah Keke, gak?"
"Kayaknya gak bisa, Yah. Undangannya hanya untuk siswa dan anak guru."
Sentra vaksinasi di Jakarta untuk anak berusia 12-17 tahun memang sudah
mulai banyak di mana-mana. Tetapi, kami tetap memilih menunggu yang dekat
rumah.
Saat sekolah Keke mulai pendataan, puskesmas di dekat rumah belum ada
informasi sama sekali tentang jadwal vaksinasi COVID-19 untuk usia 12+.
Tetapi, siapa sangka, seminggu kemudian malah Nai duluan yang
divaksinasi.
Padahal di sekolah Keke kemudian mengundang sekolah Nai dan warga sekitar
untuk divaksinasi. Tetapi, undangannya datang setelah Nai selesai
divaksin.
[Silakan baca:
Nai Sudah Divaksinasi Sinovac Dosis Pertama]
Agak sedih ketika jadwal sudah keluar beberapa teman Keke mengundurkan
diri karena baru mulai isoman. Ada juga yang baru banget sembuh dari
COVID. Dan menurut peraturan harus menunggu minimal 3 bulan sejak
dinyatakan sembuh baru boleh divaksinasi.
Setelah menunggu sekitar 2 minggu, jadwal untuk Keke pun keluar. Dia dapat
jadwal hari Rabu (14/7) pukul 09.00 s/d 10.00 WIB. Keke berangkat dari
rumah sekitar pukul 09.15 WIB. Sekitar 45 menit kemudian sudah ada di
rumah lagi. Prosesnya sama dengan kami saat divaksinasi di Puskesmas.
Diperiksa tensi kemudian skrinning vaksinasi.
Wajib jawab dengan jujur ketika ditanya saat proses skrinning, ya. Jangan
karena semangat banget ingin divaksinasi, jadi berbohong. Khawatir nanti
bisa fatal efek KIPInya kalau sampai bohong.
Salah satu persyaratan vaksinasi di sekolah adalah orang tua wajib
menemani. Tetapi, ketika jadwal sudah ada, diinfokan juga kalau pengantar
hanya boleh menunggu di luar gerbang. Ya, udah Keke memutuskan berangkat
sendiri dan dibolehin masuk juga meskipun gak ditemani.
Pelaksanaan benar-benar tertib. Gak ada gerombolan para siswa menunggu
divaksinasi kalau lihat foto-foto di IG sekolah. Kalau melihat Keke keluar
rumah gak sampai 1 jam, Chi cukup yakin setelah divaksinasi dia langsung
pulang ke rumah. Gak main dulu sama temannya. Gak ada pula foto-foto kalau
dia jalan sendiri hahaha.
Sepertinya sentra vaksinasi di Jakarta sudah mulai ke berbagai sekolah. Memang pelaksanaannya tidak berbarengan. Mungkin karena keterbatasan jumlah vaksinator dan vaksin juga.
Sekolah Nai baru mulai pendataan beberapa hari yang lalu. Tetapi, Nai gak ikut daftar karena dia sudah selesai divaksin untuk dosis pertama.
Jangan Langsung Panik bila Terjadi KIPI Pasca Divaksin
Keke melakukan persiapan yang sama dengan kami semua sebelum divaksinasi.
Istirahat cukup, pola makan teratur dengan nutrisi yang komplit, serta
olahraga ringan. Intinya mau badan harus benar-benar fit saat akan
divaksin apapun, tidak hanya vaksin COVID-19.
[Silakan baca:
Pengalaman Pertama Divaksinasi AstraZeneca]
Keke sudah melakukan itu semua. Badannya pun sedang sehat. Tetapi, berbeda
dengan Nai dan orang tuanya yang tidak merasakan efek KIPI apapun pasca
divaksinasi. Keke justru merasa lelah. Tidak sampai lelah banget banget.
Tetapi, tetap aja merasa berbeda kondisinya dengan sebelum divaksinasi.
Tidak perlu langsung panik kalau ada efek KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi). Nyeri di area suntikan, lelah, demam, sakit kepala, nyeri
otot, nyeri sendi, dan lainnya masih termasuk yang normal, kok. Itu
artinya tubuh sedang bereaksi saat membentuk antibodi.
Lalu bagaimana bila tidak terjadi KIPI?
Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam pada umumnya ringan dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada, serta bergantung pada kondisi tubuh. Efek seperti demam dan nyeri otot atau kemerahan pada bekas suntikan adalah hal yang wajar namun tetap perlu dimonitor.
Sumber: covid.go.id
Dilansir dari situs covid.go.id, ada atau tidak ada KIPI adalah sesuatu
yang wajar. Semua tergantung kondisi tubuh masing-masing.
Tubuh tetap bekerja membentuk antibodi. Jadi, jangan langsung menuding
kalau vaksinnya palsu hanya karena gak merasakan KIPI, ya. Meskipun
begitu, tetap harus dipantau kondisinya.
Makanya gak boleh langsung pulang setelah divaksinasi. Tunggu sekitar
15-30 menit di lokasi untuk melihat ada reaksi atau tidak. Bila terjadi
reaksi yang berat, kan, jadi bisa langsung ditangani.
Nakes yang memvaksinasi Chi pun menjelaskan setelah sampai rumah harus
tetap diperhatikan bila ada perubahan kondisi hingga 3x24 jam. Di lembaran
surat vaksinasi ada contact person yang bisa dihubungi bila terjadi reaksi
KIPI sedang hingga berat.
Seharian itu Keke hanya nyantai di kamar. Tidak ada demam atau gejala
lainnya. Rasa lelahnya pun di hari pertama saja. Besoknya udah biasa lagi.
Alhamdulillah. Tetapi, Chi terus memantau hingga 3 hari pasca
vaksinasi.
Alhamdulillah kami sekeluarga sudah divaksin semuanya untuk dosis pertama.
Tetapi, kami tetap patuh dengan protokol kesehatan karena vaksin memang
bukan untuk mengobati atau membuat tubuh jadi kebal. Vaksin bisa
menurunkan risiko bila sampai terpapar virus. Prokes tetap jalan karena di
Indonesia masih jauh untuk sampai ke herd immunity (kekebalan
imunitas).
[Silakan baca:
Mamah Sudah Divaksinasi Sinovac untuk Lansia]
Teman-teman yang belum dapat kesempatan divaksin harap sabar, ya.
Vaksinasi adalah salah satu layer proteksi. Jadi tetap aja disiplin dengan
protokol kesehatan yang 5M itu. Karena prokes adalah 'vaksinasi' dasar di
saat pandemi.
Nah, kalau udah dapat kesempatan dan kondisi tubuh memungkinkan untuk divaksinasi, jangan ditunda-tunda. Kita sama-sama ikhtiar agar herd immunity terbentuk dan pandemi segera berakhir. Aamiin Allahumma aamiin.
Nah, kalau udah dapat kesempatan dan kondisi tubuh memungkinkan untuk divaksinasi, jangan ditunda-tunda. Kita sama-sama ikhtiar agar herd immunity terbentuk dan pandemi segera berakhir. Aamiin Allahumma aamiin.
40 comments
Alhamdulillah Keke sudah divaksin. SAma setelah Sinovac yang ngantuk dan lelah, itu saja KIPInya. Anakku belum jadi vaksin waktu sekolah ngadain karena kami lagi isoman
ReplyDeleteSemoga 3 bulan pasca isoman sudah bisa divaksin, ya
DeleteBeda-beda yaa efek KIPI tiap orang ya, Mba. Baru tau nih kalau habis vaksin nunggu 15 - 30 menit di lokasi. Iya juga ya, kalau langsung pulang begitu efeknya parah malah bingung nanganinya
ReplyDeleteiya, Mbak. Tetapi, umumnya kalau sinovac lebih ringan
DeleteAlhamdulillah mbak kalo anak-anak akhirnya bisa dapet vaksin juga... Anakku juga Alhamdulillah udah vaksin dan sesudah vaksin gak ada keluhan apa pun..mereka aktivitas sangat normal. Semoga sehat selalu semuanya ya...
ReplyDeleteaamiin Allahumma aamiin
DeleteAnak2ku divaksin Sinovac bareng sama aku dan papanya di Cibis Park, 8 Juli lalau mbak. Memang kepengen aja barengan diencuuuz hihihi biar sekalian jalan. Memang pas banget ini event-nya suntik untuk usia 12 tahun ke atas. Kalau kami ber4 sih ngerasa ngantuk, pegal2 dan kepengen makan terus (eh apa emang doyan yaks hahah ) :D Alhamdulillaah prokes tetap berjalan dengan baik 5M.
ReplyDeleteefeknya kompakan ya, Mbak hehehe
DeleteKeke beneran santuy ya, mengingat jalan sendiri pulang sendiri ga ada foto apapun kayak kita2 ini yg dikit2 cekrek. hahaha..
ReplyDeletehappy deh bacanya kalau sekeluarga udah vaksin ya mbak. aku masih harus nungguin nih sama anak sulungku
Hihihi iya, Mbak. Gak kayak bundanya suka foto-foto :D
DeleteAlhamdulillah sudah vaksin dan semoga kita semua sehat. Di Malang belum ada vaksin usia 12-17 tahun. Lagi rame-ramenya antri untuk vaksin buat umum. Alhamdulillah saya sudah vakson di Malang di pertengahan Juni lalu setelah mudik dr Jakarta
ReplyDeleteAlhamdulillah Mbak Myra dan keluarga sudah vaksin semua ya. Oh di Keke ada efek lelah ya. Kalau anakku efek pegal di lengan yang disuntik saja. Memang beda-beda ya mbak efeknya.
ReplyDeleteAnakku ikut vaksin massal di Kampus STIKES, karena waktu itu dari sekolahnya belum ada pendaftaran. Lucunya, pagi vaksin, eh siangnya sekolah buka pendaftaran haha. Tapi ya gapapa sama saja, yang penting vaksin. Tapi mungkin bakal lebih seneng aja anakku kalau vaksinnya bareng teman-temannya.
Lelah sehari aja, Mbak. Iya, bisa sekalian ketemu teman, ya hehee
DeleteSaya juga divaksin sinovac mam. Alhamdulillah ga ada KIPI yang berat. Cuma pusing sebentar di sore hari. Semoga setelah untuk anak 12-17th ada vaksin untuk anak 3-11 tahun ya
ReplyDeleteAlhamdulillah udah vaksin tahap pertama semua
ReplyDeleteminimal dengan mengikuti protokol kesehatan kita menunjukkan bukti kepedulian - bukti sayang pada keluarga
untuk yang belum mau dan tidak percaya sila ke laut aja dulu
iya, fokus sama yang mau divaksin aja dulu
Deletebulan depan insya Allah giliranku vaksin. Dag dig dug, semoga yaa ga ada KIPI yang gimana. Udah ringan aja, banyak makan, trus bobo.
ReplyDeleteSemoga dilancarkan, ya
DeleteKeponakanku yang seumuran sama Keke belum ada informasi. Mungkin karena di desa ya, jadi bertahap. Yang pasti, karena aku udah vaksin dosis pertama, jadi informasi juga ke mereka soal KIPI yang mungkin terjadi. Aku sendiri gak ngerasain hal aneh sih setelah vaksin
ReplyDeleteSetidaknya tetap patuh prokes dulu ya, Mbak
DeleteAlhamdulillah lega ya Keke sudah divaksin, semoga sehat selalu..bagus ya sekolah memfasilitasi kegiatan vaksinasi ini jadi mempermudah siswa untuk vaksin, semoga sekolah anakku juga segera dapat mbak..
ReplyDeleteAamiin Allahumma aamiin
Deleteiya sih mbak, aku kemarin pas dpt vaksin sinovac juga langsung lemes
ReplyDeletetapi setelah istirahat dan banyak makan jadi baikkan
Senangnya makin banyak yang melek dan sadar bahwa anak harus diberikan vaksin sebagai bentuk pertanggungjawaban dan perlindungan atas kesehatan anak :)
ReplyDeleteikhtiar supaya pandmei berlalu :)
Deletesama kayak anakku mbak, merasa lelah setelah divaksin. alhamdulillah kipi lainnya gak ada sih. btw selamat ya anak anak semuanya berarti udah divaksin semua yaa, keke dan nai. alhamdulillah.
ReplyDeletealhamdulillah
DeleteDuh, aku H2C deh mau divaksin. Semoga minggu depan giliranku divaksin. Udah masuk daftar nih. Masih ngantri dengan RW sebelah. Kayaknya aku juga pake sinovac eh. Apa pun ya, yang penting lancar. Gak usah takut dengan efek sementaranya. Hehehe menghibur diri :D
ReplyDeleteSemoga dilancarkan ya, Mbak
DeleteWah asyik nih keke udah kebagian vaksin di sekolah ya. Ii di sekolah Pascal udah mulai ada sih katanya untuk pendataan, mudah-mudahan segera.
ReplyDeleteAku heran kenapa haru sbohong ya untuk proses skrining padahal demi kebaikannya juga.
Untuk keke bunya ayah & bunda yang udah ngertinih efek vaksin jadi ga panik ya.
Gak tau, lah. Jujur jauh lebih baik :)
DeleteBagus banget kak Chi..
ReplyDeleteJadi sebagai orangtua sudah dibekali ilmu mengenai vaksin. Sehingga gak panik dan heboh duluan kalau anak-anak mengalami efek samping setelah vaksin yang sebenernya wajar-wajar yaa...
Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah dari bahaya virus dari pandemi ini.
Aamiin~
Aamiin Allahumma aamiin
DeleteWaktu Vaksin Pertama aku bulan puasa, dan sempat migren gitu abis divaksin, tapi yang katanya ngantuk lelah gitu gak ada sih...gatau kenapa soalnya 2 bulan sebelum nya suami dinyatain positif tapi aku gak berani swab soalnya takut dinyatain positif hahahaha terus di isolasi di rs juga, jadi aku dirumah aja..tetap jaga jarak dengan org sekitar. mungkin aku bisa jadi udah ada virusnya..jadi eveknya gak berasa..
ReplyDeleteSebetulnya bagusnya diswab juga supaya ada tracing, Mbak. Tapi, ya sudahlah. Semoga baik-baik selalu setelah ini, ya
DeleteWah, Nai dan Keke udah divaksin semua ya. Memang kondisi tiap orang beda-beda ya, Mbak. Agak khawatir jika ada KIPI dimaklumi ya, tapi kita berusaha tetap tenang aja. Semoga akan semakin banyak yang divaksin dan terbentuk herd immunity di Indonesia ya, Mbak.
ReplyDeleteMinggu lalu saya dapat Sinovac juga. Lelah beberapa jam setelah vaksin. Saya sempat kelaparan, kemudian makan trus tidur satu jam. habis itu juga kayaknya pengin rebahan terus, tapi DuoNaj kan gak bisa liat Emaknya bobok cantik tanpa gangguan (kecuali malam hari), jadi dah tetep aktivitas biasa. Tapi so far saya gak ada gejala lain. Gak pusing atau demam juga. Semoga ikhtiar kedua nanti juga aman dan lancar.
ReplyDeleteKalau masih ada bocil memang susah istirahat, ya heheh
DeleteAlhamdulillah ya Mba Keke kini vaksinasi juga menjamah ke remaja gini. Mereka juga jadi punya proteksi. Sehat sehat semua anak Indonesia
ReplyDeleteAamiin Allahumma aamiin
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^