Mamah Sudah Divaksin Sinovac untuk Lansia
awal Maret untuk yang pertama. Sedang awal April untuk yang kedua. Jedanya
memang sebulan.
Mamah pakai double masker saat ke rumah sakit. Padahal saat itu belum ada
himbauan untuk menggunakan 2 masker
"Kapan, ya, mamah divaksin?"
Berkali-kali mamah bertanya seperti itu. Terutama sejak mulai beredar
berita kalau vaksin sudah mulai diproduksi. Mamah semakin sering bertanya
ketika tau kalau adik Chi yang tinggal di US sudah divaksinasi.
"Indra aja udah divaksin. Masa' mamah belum?"
Hadeuuuhh, Mah. Beda kali pelaksanaan vaksinasi di US dan Indonesia
hihihi. Chi berusaha memaklumi aja, lah. Sangat maklum
karena pandemi memang sangat melelahkan lahir dan batin.
Mamah nyaris tidak pernah ke mana-mana sejak pandemi. Sekadar ke
minimarket depan komplek pun tidak dilakukan. Belanja sayur pun diantar ke
rumah.
Mungkin secara fisik, Mamah kelihatan tidak capek. Tetapi, sangat kangen
sekali dengan anak dan cucu. Lebih dari 6 bulan di awal pandemi, kami gak
ketemu sama sekali. Hanya berkomunikasi lewat smartphone dan sesekali
video call. Mamah juga kangen ingin ke kuburan papah.
Mamah sempat agak mutung karena dapat kabar kalau lansia gak boleh
divaksinasi. Chi memahami kesedihan mamah. Juga harus jelasin beberapa
kali kalau semua vaksin saat ini masih bersifat darurat. Jadi tentu harus
berhati-hati penggunaannya.
Banyak Pilihan Lokasi Vaksinasi COVID di Jakarta
Ketika mengetahui kabar kalau vaksin untuk lansia sudah ada, kami gerak
cepat mencari informasi cara mendapatkannya. Mamah memiliki KTP DKI, tapi
sudah tidak tinggal sesuai dengan domisili yang ada di KTP. Makanya kami
harus aktif mencari informasi.
Tadinya mamah mau ikut di tempat adik Chi. Mamah sedang tinggal di sana
untuk beberapa waktu. Ternyata, rumah sakit dan puskemas terdekat hanya
melayani vaksinasi yang sesuai dengan domisili. Mau bikin surat domisili,
pak RTnya baru aja wafat karena Covid.Adik Chi juga warga baru di sana.
Jadi masih bingung mengurus berkas kalau pak RT udah wafat.
Di puskesmas dekat rumah Chi juga bisa, asalkan ada surat domisili.
Tadinya mau diurus ke pak RT. Tetapi, kemudian adik dapat kabar kalau RS
Duren Sawit menerima semua peserta vaksinasi dari mana pun. Asalkan
memiliki KTP DKI. Gak harus daftar online juga. Bisa langsung datang ke
lokasi.
Alhamdulillah, di Jakarta banyak pilihan lokasi vaksinasi COVID-19. Gak
bisa di tempat kita tinggal, kemudian langsung dapat informasi
tempat-tempat lainnya. Mamah juga bisa dapat kuota dari kantor adik Chi.
Tetapi, karena udah lebih dulu divaksinasi di RS Duren Sawit, maka mamah
gak daftar lagi.
Tekanan Darah Mendadak Tinggi Menjelang Divaksinasi
Adhi: "Teh, mamah tensinya tinggi sampai di atas 200. Udah beberapa kali
diulang cuma turun dikit. Diulang lagi aja atau gak jadi vaksin?"
Chi: "Coba ulang 2-3x lagi. Kalau masih tinggi juga, ajak pulang aja. Gak
bagus juga buat mamah berlama-lama di rumah sakit. Insya Allah tetap sehat
meski pun gak divaksinasi."
Adhi: "Iya, Teh."
Perbincangan pagi itu antara Chi dan adik via Whatsapp. Sebelum divaksin,
peserta diberikan beberapa pertanyaan dulu. Khusus untuk lansia ada
pertanyaan tambahan yaitu
- Apakah kesulitan menaiki 10 anak tangga?
- Apakah sering merasa kelelahan?
- Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit yaitu hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, gagal jantung kongestif, serangan jantung, asma, nyeri dada, nyeri sendiri, dan penyakit ginjal.
- Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100-200 meter
- Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam 1 tahun terakhir?
Alhamdulillah, mamah tidak mengalami semuanya. Kalau pun tensi mamah
tinggi saat mau divaksinasi bukan karena hipertensi.
Tekanan darah naik belum tentu karena hipertensi. Ada banyak penyebabnya. Stress dan kecapean juga bisa membuat tensi menjadi tinggi.
Ketika Chi menceritakan tentang tensi mamah yang mendadak naik
menjelang divaksinasi, banyak yang mengalami hal sama. Dan, gak semuanya
lansia. Beberapa teman mengalaminya sendiri.
Bisa jadi memang penyebabnya karena capek. Mungkin di jalanan terkena
macet atau susah cari parkiran. Stress karena mau disuntik juga bisa
menjadi salah satu penyebab.
Mamah memang takut saat mau divaksinasi. Selama pandemi gak pernah
keluar. Sekalinya keluar malah ke rumah sakit terus. Tempat yang paling
berisiko terhadap virus.
Selama di rumah sakit, mamah gak berani minum. Padahal katanya haus
banget menunggu lumayan lama. Mamah juga bawa botol minum sendiri.
Tetapi, takut banget buka masker, Mana ketika dipanggil gak boleh
ditemenin. Semakin membuat mamah tegang.
Para nakes gak akan langsung meminta peserta vaksinasi pulang bila tensi
di atas 180. Peserta diminta untuk beristirahat sekitar 10-15 menit
untuk kemudian ditensi lagi.
Ada sekitar 4-5x mamah diulang. Berarti hampir 1 jam lamanya. Makanya
Chi menyarankan ke adik untuk dibawa pulang aja bila tinggi terus. Nanti
di rumah diajak ngobrol biar gak tegang kalau diajak vaksin lagi.
Selama pandemi, kan, mamah di rumah aja. Sekalinya ke luar rumah untuk
ke periksa kulitnya yang gatal. Ke luar rumah yang kedua dan ketiga
untuk vaksinasi. Selain itu, mamah hanya di rumah.
[Silakan baca:
Pengalaman Menggunakan Rangkaian Produk Scarlett Body Care]
Insya Allah tetap aman meski gak divaksin. Tinggal kitanya aja yang
masih ke luar rumah untuk lebih ketat dengan prokes. Jangan sampai bawa
virus ke rumah. Apalagi sampai nularin semua orang. Naudzubillahi min
dzalik.
Vaksinasi kedua bukan berarti menjadi lebih lancar. Mamah malah lebih
banyak pengulangan tensinya. Kata mamah, saat vaksinasi kedua justru
perasaannya lebih tegang. Makanya tensinya susah turun hehehe.
Vaksinasi Pertama dan Kedua Harus di Tempat yang Sama
Alhamdulillah, vaksinasi Sinovac mamah sudah komplit. Jeda antara yang
pertama dan kedua itu sebulan karena lansia. Menurut nakesnya, kalau
yang lebih muda jedanya 2 minggu.
Menurut mamah, RS Duren Sawit tempat mamah divaksinasi pelayanannya
bagus dan tertib. Para nakesnya juga ramah.
Banyak tingkah laku para lansia yang udah kayak anak-anak lagi. Udah
dibilang jangan mondar-mandir atau turun-naik tangga, tetapi tetap aja
dilakukan. Super duper sabar, deh, para nakesnya. Kata mamah udah kayak
di sekolah TK hehehe.
Tetapi, antreannya memang lama. Karena go show, K'Aie yang jalan
duluan ke rumah sakit setelah sholat Subuh untuk ambil nomor. Sekitar
pukul 7 pagi, mamah dan adik berangkat. Sampai sana masih harus menunggu
sekitar 3 jam. Agak melelahkan bagi lansia.
Makanya kami berencana mencari lokasi vaksinasi yang bisa drive thru aja
untuk tahap 2. Biar mamah bisa istirahat di mobil ketika menunggu.
Ternyata gak bisa. Mamah harus divaksinasi kedua di tempat yang sama.
Untungnya pengalaman kedua gak lama antreannya. Karena pihak rumah
sakitnya duluan yang menghubungi. Mengingatkan jadwal vaksinasi
kedua.
Mamah termasuk yang awal divaksinasi. Jadi, Chi gak tau peraturannya
masih sama atau enggak. Seharusnya, sih, kalau semua data masuk ke situs
Peduli Lindungi, bisa divaksinasi di mana pun untuk dosis berikutnya,
ya. Tinggal lihat datanya aja. Tetapi, memang ada baiknya tanya dulu,
deh. Siapa masih harus di tempat yang sama atau bisa beda.
Efek KIPI Setelah Divaksinasi Sinovac
Setelah divaksinasi jangan langsung meninggalkan lokasi. Tinggal dulu
sekitar 30 menit untuk memantau ada efek KIPI atau tidak. Bila terjadi
efek yang berat, kan, bisa langsung segera ditangani.
Setelah vaksinasi pertama mamah gak merasakan efek apapun. Biasa aja
seperti sebelum divaksin. Mamah baru merasakan ada efeknya saat yang
kedua. Mengantuk luar biasa sampai gak bisa ditahan. Seharian setelah
divaksin, Mamah tidur terus. Alhamdulillah, hanya itu efek yang mamah
rasakan pasca divaksinasi.
Baidewei, seminggu yang lalu, Chi dan K'Aie baru aja divaksinasi
AstraZeneca. Serem gak efek KIPInya? Nanti Chi ceritakan, ya.
Pokoknya yang penting udah divaksin pun tetap wajib patuh protokol
kesehatan 5M. Indonesia masih jauh dari herd immunity. Jadi, jangan abai
dengan prokes dan bersedia divaksin kalau ingin pandemi berakhir.
93 comments
Alhamdulillah mamah Mbak Myra sudah divaksin 2x ya. Semoga senantiasa sehat dan makin kuat.
ReplyDeleteKalau dengar dari cerita teman-teman lain yang orang tua atau saudaranya vaksin, memang ada beberapa yang mengalami tensi tinggi saat hendak vaksin. Kemungkinan katanya karena faktor kelelahan, misal kelamaan antri, kepanasan, dehidrasi, dll. Mungkin karena tegang juga ya. Aku pernah baca juga di artikel kawan, anaknya sampai pingsan segala, ternyata ya itu tadi, kecapekan nunggu dari pagi sampai siang, dan nggak makan :D
Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan ya mbak. Aamiin
Iya betul, Mbak. Memang banyak faktornya. Belum tentu karena ada oenyakit
DeleteAlhamdulillah semua ibunda selalu sehat ya ..Mamaku juga sudah sinovac juga... insyaallah gak ada efek yang mengganggu ..
ReplyDeleteSehat-sehat selalu, ya, Aamiin Allahumma aamiin
DeleteAlhamdulillah ya Chii, si MAma akhirnya menerima vaksin, semoga ikhtiar untuk selalu sehat.Dan ceritanya hampir sama sama Mamaku pas awal maret udah divaksin,sempat tekanan darah tinggi juga, tapi alhamdulillah mamaku ga punya riwayat penyakit apapun. Kebeneran rumah Mama pinggir puskesmas dan kader di sana jadi dipermudah pas divaksin.
ReplyDeleteIntinya bener banget..
Tekanan darah naik belum tentu karena hipertensi. Ada banyak penyebabnya. Stress dan kecapean juga bisa membuat tensi menjadi tinggi.
Hahhaa, jadi ngakak, Mamaku mah stress di rumah aja, ga kmana mana selama pandemi, biassanya muter sana sini, hihiii.
Ahh, semoga mamah2 kita diberikan kesehatan selalu yaa.
Mamah saya juga biasanya aktif, Teh. Untungnya selama pandemi nurut hehehe
DeleteNoted mbaa, utk daftar pertanyaan bagi lansia yg mau divaksin:
ReplyDeleteApakah kesulitan menaiki 10 anak tangga?
Apakah sering merasa kelelahan?
Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit yaitu hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, gagal jantung kongestif, serangan jantung, asma, nyeri dada, nyeri sendiri, dan penyakit ginjal.
Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100-200 meter
Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam 1 tahun terakhir
Semogaaa semua sehaattt ya
Uti sehaattt selalu yaaa
Aamiin Allahumma aamiin
Deletedi daerahku masih sulit banget nih. rata2 masih pakai ktp domisili kan. sementara di domisiliku ya masih gitu2 aja.
ReplyDeleteapalagi bentar lagi anak2 juga bisa vaksin, padahal yg dewasa aja belum kedapetan semua nih.
mungkin enak kalau semua langsung kali ya? di data per lingkungan
iya ada kok yang bisa langsung barengan
DeleteAlhamdulillah. Ikut seneng untuk mama. Semoga selalu sehat ya Tante. Mamaku sendiri belom nih. Tempat vaksinnya masih jauh2. Jadinya berisiko juga bawa mama. Semoga bisa segera deh yang deket. Khawatir ya kalo lansia. Walopun sebenernya, aku sendiri khawatir dengan diri sendiri. Kepengen juga segera vaksin. :D
ReplyDeleteTetap prokes aja dulu kalau belum divaksin. Sesudah divaksin pun masih harus prokes
DeleteSehat terus ya buat mamanya Mak Myra. Pandemi memang bikin lelah jiwa dan raga, apalagi sudah hampir satu tahun lebih ngak kemana-mana dan ngak leluasa bergerak. Aku aja sejak pandemi lebih banyak belanja online bahkan sayuran pun kadang belanja via online atau diantar mamang sayur.
ReplyDeleteBtw...aku belum vaksin nih, jadwalnya akhir bulan ini soalnya di Kab. Tangerang vaksin baru dimulai pertengahan Juni untuk umum. Aku bedain jadwal dengan suamiku biar saling merawat satu sama lain plus ada yang handel urusan anak-anak.
Saya juga begitu, Mbak. Sengaja dibedain jadwalnya. Jaga-jaga kalau sampai sakit
DeleteAlhamdulillah Mamah sudah divaksin..smeoga sehat selalu Mamahnya ya Mbak Myra
ReplyDeleteSaya juga vaksin Sinovac 5 hari lalu dosis pertama, KIPI-nya ngantuk polll kwkwk. Seharian tiduran. vaksin kedua 28 hari setelah yang pertama, masih sabar menunggu saya
Iya katanya ada yang sampai ngantuk hehehe
DeleteAlhamdulillah mamanya sudah di vaksin ya mbak, vaksin sebagai upaya kita menghadapi pandemi ini ya mbak
ReplyDeleteSemoga pandemi lekas berlalu. Aamiin Allahumma aamiin
DeleteAlhamdulillah..
ReplyDeleteIbunda tercinta sudah selesai di vaksin.
Ibukku juga sudah selesai vaksin pertama dan kedua setelah drama takut untuk divaksin. Beruntung dikuatkan oleh saudara dan keponakan yang menjadi dokter.
Katanya, aman dan semoga bisa menjadi benteng ketika (naudzubillah) si virus menyerang.
Sehat-sehat selalu, ya. Aamiin Allahumma aamiin
DeleteAamiin~
DeleteSenang sekali karena kak Chie menuliskan di blog begini. Jadi sebagai anak juga kudu gercep meski orangtua belum merasakan keluhan apapun yaa.. Dukungan psikologis ini yang terbaik dari anak dan cucunda tercinta.
Lansia termasuk yang rentan. Jadi termasuk yang paling harus dilindungi
DeleteMamaku juga udah vaksin Mba. Dari sekolahnya. Katanya agak lemes udahnya. Yang kedua agak meriang. Nah, aku Kan kemarin vaksin yang pertama, bawaannya ngantuk luar biasa. Agak cepet lelah kalau dibawa aktivitas RT. Memang begitu kali ya efeknya
ReplyDeleteKayak anak saya yang pertama. Setelah divaksin efeknya lemas. Tetapi, hanay di hari pertama
Deleteuntuk sekarang dengan Jakarta PPKM selama dua minggu, vaksin udah banyak yang drive thru ya mba, jadwalku sama suami buat vaksin kedua nanti tanggal 24 Juli, kebetulan orangtua sudah lengkap vaksinnya alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah. Semoga semakin banyak yang divaksin
Deletewah alhamdulillah mamahnya udah vaksin sinovac. Ibuku dapatnya yang AZ jadi ada jeda 3 bulan, nih. Bulan Juni baru vaksin pertama. Berhubung di Gresik, kota kecil, jadi enggak semudah Jakarta untuk dapat slot vaksin.
ReplyDeleteTapi, kalau AZ memang jeda 3 bulan setahu saya
DeleteKok sama ya Chi, saat akan divaksin di Puskesmas, ibuku dan rombongan satu kelurahan tuh tensinya tinggi-tinggi. Padahal menurut mereka semua, tidak capek maupun takut lho. Akhirnya sekampung gagal vaksin deh.
ReplyDeleteLalu cari informasi, di salah satu RS swasta deket rumah ada jatah vaksin lansia juga. Hanya saja memang per hari hanya sejumlah orang saja, nggak banyak-banyak. Untungnya temanku ada yang kerja di sana, jadi bisa dicarikan hari yang pas kosong. Alhamdulillah, 2 kali vaksin sinovac ibu ga ada efek apa-apa. Ngantuk pun enggak kata beliau.
Memang banyak faktor tensi menjadi tinggi. Tidak hanya lansia yang mengalami. Orang yang masih muda pun bisa
DeleteBarokallah ya Kak, jadi lega rasanya udah vaksin
ReplyDeletemertuaku dua belum vaksin, emak mertua ada diabetes dan pak mer ada asam u rat Kak
sehat selalu skeluarga ya kak
Kalau kondisi tubuh tidak memungkin memang jangan dipaksakan untuk divaksinasi. Khawatir efek KIPInya berat. Nah, kita yang sehat yang wajib divaksinasi. Ikhtiar melindungi mereka juga
DeleteAlhamdulillah sudah vaksin ya mam... Insya Allah saua July ini vaksin, tapi belum tahu mau vaksin yang mana. Pengennya sih AZ mam, tapi pasrah aja, yang penting terlindungi. Salam sehat selalu mam.
ReplyDeleteSemoga dilancarkan vaksinasinya. Karena stok maish terbatas, memang sebaiknya jangan pilih-pilih dulu vaksinnya :)
DeleteWah keren mamanya berani divaksin, lansia sekitar rumahku pada takut divaksin, aku vaksin 1 sinovac ngantuk dan lpr bawaan
ReplyDeleteNgebujukin lansia harus pelan dan sabar, ya
DeleteAlhamdulillah ya mbak, sudah divaksin, sekarang mau vaksin susah, penuh terus kabarnya. semoga yang sudah divaksin terjaga imunitas tubuhnya, mama sehat sehat selalu yaaa.
ReplyDeleteRata rata keluhan habis di vaksin ini pada ngantuk banget ya mak. Ibuku alhamdulillah sudah divaksin 2 kali. Sekarang sepertinya yang luar daerah bisa vaksin di tempat Domisili ya
ReplyDeleteiya, Mbak. sudah banyak banyak yang tidak mensyaratkan domisili
DeleteSyukurah Mama sudah divaksin ya
ReplyDeleteMamaku aja nih yang takut vaksin
Soalnya ada sahabatnya yang meninggal
Padahal amarhumah itu memang ada penyakit bawaan
Ada indikasi tidak jujur saat divaksin
Nah, ini yang harus terus diedukasi. Jangan sampai terjadi salah paham tentang vaksin
DeleteTetap jaga kesehatan ya buu, semoga sehat terus. Semoga corona ini segera terhempas biar bisa leluasa buat pergi2 dan silahturahmi sama sodara jauh
ReplyDeleteAlhamdulillah, salah satu wujud ikhtiar ya untuk sehat. Ayah saya masih belum berani, karena sudah sepuh juga. Mudah2an orangtua orangtua kita sehat semuay yaa aamiin..
ReplyDeleteSemoga nanti ayahnya berubah pikiran, ya. Karena selama kondisinya sehat, tetap bisa divaksin meskipun sudah sepuh. Tetapi, kalaupun belum mau, dijaga kondisi kesehatannya :)
DeleteAlhamdulillah mamanya udh di vaksin ya mba, ikhtiar buat jaga diri dari pandemi. Aku pas abis vaksin sinovac pertama ga merasakan KIPI berarti sih normal-normal aja, nah pas suntikan kedua baru berasa lebih pegel lengannya, selebihnya aman-aman aja. Jangan lupa abis vaksin mending diam di rumah dulu biar membangun antibody
ReplyDeleteSelama KIPInya masih ringan, gak masalah. Begitu pun bila tidak mengalami KIPI. Karena semua tergantung imun
DeleteAku pun ud divaksin dengan vaksin sinovac, efeknya memang agak ringan ya dibanding vaksin yang lain. Hehe. Saya efeknya ngantuk dan rada lemes.
ReplyDeleteAlhamdulillah. Semoga kita semua terus sehat. Aamiin Allahumma aamiin
DeleteOrang yang selalu ngingetin aku untuk segera vaksin juga mamaku, haha ternyata beliau lebih semangat untuk vaksin. Alhamdulillah ya semakin banyak yang sudah dapat vaksin, semoga semua warga Indonesia segera 100% vaksin.
ReplyDeleteAlhamdulillah. Senang, ya, kalau orangtua juga justru semangat untuk ikut memberantas pandemi
DeleteSaya belum divaksin. Masih ada kendala kesehatan. Ini mau nunggu fit dulu dn nunggu periks dokter dulu.
ReplyDeleteKalau alasannya memang karena kesehatan jangan dipaksakan divaksin, ya. Khawatir efek KIPI jadi berat. Tetapi, tetap patuh prokes
DeleteSemoga semakin banyak yang sadar dan ikut kegiatan vaksinasi sehingga pandemi ini segera selesai ya kak
ReplyDeleteYuk semangat!
DeleteWah, kalau mamahku di RSUD Pasar Minggu tuh vaksin lansia waktu itu belum rame banget. Mamah mbak Myra di RS. Duren sawit ya? Pelayanan di rumah2 sakit zaman now makin bagus ya. Btw sama tuh, mamahku juga sempet naik tensinya tinggi jadi disuruh rehat duduk2 dulu bentar hehehe.
ReplyDeleteIya, banyak yang mendadak tinggi tensinya hehehe
DeleteNah samaan ma aku ni pake sinovac n abis vaksin kita g boleh pulang dulu suruh duduk duduk dulu di kecamatan klo ada efek samping yang parah biar bisa langsung ditangani untungnya kemaren tu efek sampingku cuma satu mbak, laper karena blm sarapan hihihi
ReplyDeletePadahal harusnya jangan sampai perut kosong saat divaksin hehehe
Deletewah! ini testimoni yang luar biasa. Mamahnya sudah jadi salah satu pahlawan memutus mata rantai pandemi. Semoga ini jadi cerita baik buat semua lansia
ReplyDeleteKita harus sama-sama semangat untuk mengatasai pandemi, ya
DeleteAh, iya, mamaku juga udah divaksin lansia. Beberapa waktu sebelum saya vaksin malahan. Vaksinnya dari sekolah, ibu jadi guru SD soalnya. Kata ibuku vaksin pertama bawaannya ngantuk berat, vaksin kedua agak meriang jadi minum parasetamol udah cukup. Selebihnya engga ada efek Yang membahayakan kesehatan
ReplyDeleteAlhamdulillah. Sehat selalu untuk ibunya ya, Mbak
DeleteSaya yang cuma baca aja ikutan dagdigdug, Mbak.. Apalagi Mamanya yang memang benar-benar stay at home terus tiba-tiba harus keluar dan tujuannya ke RS. Duh.. padahal itu salah satu tempat yang paling dihindari di masa pandemi ini :')
ReplyDeleteSehat selalu ya untuk Mamanya dan Mbak sekeluarga.
Iya, Mbak. Sekalinya keluar malah ke rumah sakit hehehe
DeleteSenang dengarnya, semoga membuat mereka yang masih takut atau ragun vaksi untuk segera melakukan vaksinasi. Semoga keluarga kak Keke selalu sehat amiin.
ReplyDeleteAamiin Allahumma aamiin. Do'a dan harapan yang sama untuk Mbak Puspa dan keluarga, ya
DeleteSenagai orang yg belum vaksin, artikel ini sangat membantu. Sepertinya harus cari informasi lagi terkait beda ktp sama lokasi vaksin yang harus sama.
ReplyDeleteSemoga bisa lekas divaksin, ya :)
DeleteSehat selalu buat mamah dan semuanya...
ReplyDeleteMemang meski sudah divaksin, menjalankan protokol kesehatan tetap wajib ya. Ibaratnya kita sejak kecil sudah divaksin pun tetap saja bisa sakit, kan? Apalagi ini covid-19 yg udah negatif bisa positif lagi ..
Yup! Prokes adalah perlindungan pertama karena herd immunity belum tercapai.
DeleteSemua vaksin prinsip kerjanya memang bukan bikin kebal. Tetapi, untuk menurunkan risiko.
Anak yang sudah divaksin campak, bukan berarti gak bisa kena campak. Tetap aja bisa, tetapi biasanya risikonya lebih kecil/ringan.
Begitu pun dengan vaksin Covid. Bukan berarti jadi kebal gak bakal positif. Tetap bisa berisiko kena. Tetapi, risikonya lebih ringan
Mamaku termasuk yang takut disuntik, biasanya belum diapa2in udah pingsan duluan. Tapi saat vaksin covid Alhamdulilah gak drama pake pingsan segala, malah bilang gak berasa. 😅
ReplyDeleteMantaaaap! Salut buat mamanya yang beraniii ^_^
DeleteHehehe memang kisah lansia divaksin ini unik2. Kebanyakan tensi mendadak tinggi karena takut. Alhamdulillah ortuku juga sudah semua. Tadinya bapakku gamau karena selama pandemi 4x opname karena jantung..Jadi ibuku duluan. Tapi setelah kasusnya makin seram, bapakku malah minta. Setelah dapat lampu hijau dari dokter, alhamdulillah sudah vaksin 2x tanpa masalah
ReplyDeleteAlhamdulillah. Salah satu ikhtiar kita semua ya, Mbak
DeleteSemangat sehat untuk kita semua ya, Mbak. Kalau di kampungku para lansia mendapatkan giliran terlebih dahulu untuk vaksin. Dan saat PPKM darurat kemarin ada vaksin setiap hari di beberapa lokasi tertentu.
ReplyDeleteLansia memang lebih dulu sebelum masyarakat umum.
DeleteSenangnya mamanya mau vaksin mba. Papaku awalnya sempat nggak mau dengan alasan ntar aja. Untungnya trus mau mba. Sehat sehat mamanya ya
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya mau juga ya, Mbak. Sehat-sehat juga untuk papa Mbak Alida dan keluarga
Deletemamah mertua kesulitn mba buat daftar di puskesmas terdekat ga kebagian akhirnya aku coba dftar online udah 3x ga bisa2 semoga yang terakhir aku daftar bisa karena kelurahan beda dengan yang di ktp sedih mana skrg lagi sakt pula
ReplyDeleteSemoga lekas sembuh untuk mamanya. Dan semoga proses vaksinasinya dilancarkan ya, Mbak
DeleteBersyukur Mama sudah divaksin mbak dan memang ada gejala cepat lelah tapi jadi sehat sampai sekarang.
ReplyDeleteiya, Mbak. Salah satu gejalanya memang bikin lelah. Meskipun gak semua mengalami
DeleteJakarta emang termasuk cepat utk vaksin ya mbak, sangat masif.
ReplyDeleteAlhamdulillah ortuku juga sudah terima vaksin pas zaman vaksin awal buat lansia itu. Di Surabaya juga sama kyk Jakarta mayan cepet dapatnya. Tp sayang di luar pulau kyk mertuaku tu belum dapat huhu.
Alhamdulillah efek kipinya gak gmn2 ya mbak, cuma ngantuk aja. Sehat2 selalu buat mamanya.
Mungkin karena Jakarta episentrum. Kasus hariannya tinggi terus. Jadi harus masif vaksinasinya.
DeleteIbuku baru sembuh dari sakit mba, kalo mertua ada diabetes jadi nggak bisa vaksin katanya
ReplyDeletesemoga aku pun lekas bisa vaksin. Sehat-sehat ibu dan keluargamu ya kak. Semoga kita tetap tangguh dengan semua ujian ini
Prinsip kerja vaksin adalah saling melindungi. Makanya buat kita yang sehat harus mau divaksin. Supaya bisa melindungi yang lain
DeleteAlhamdulillah ya, Teh sudah vaksin ibunya. Aku baru mau ini bareng sama anakku, karna dia baru aja genap 12 tahun. Semoga sehat-sehat semuanya ya. Aamiin.
ReplyDeleteAlhamdulillah ya mamahnya udh bisa vaksin,
ReplyDeletekalau mamhku belum bisa vaksin karena ada komorbidnya.
Sehat selalu untuk mamanya ya, Mbak. Aamiin
DeleteAlhamdulillah makChi mama sudah divaksin. Kita sebagai anak lumayan tenang kalau ortu sudah divaksin.
ReplyDeleteiya betul, Mbak :)
Deletealhamdulillah ya mbak jadi udah terlindungi. Ibuku belum neh karena ada diabetes, beberapakali udah sampai di meja vaksinasi pas mau suntik tensi tinggi banget heheh. Sehat selalu ya mbak.
ReplyDeleteAamiin Allahumma aamiin
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^