Tren Menikah di KUA lagi jadi bahasan di berbagai media sosial. Katanya berawal dari salah satu cuitan di Twitter. Ternyata banyak juga yang melakukannya, sehingga dianggap trend.

trend menikah di kua
(Bukan) pengantin baru 😂


Kalau ditelusuri, awalnya karena pandemi. Di mana ada larangan untuk membuat keramain terkait protokol kesehatan COVID-19. Sepertinya larangan ini awalnya banyak yang gak setuju. Karena kesannya menyedihkan banget. Eh, gak taunya menikah hanya di KUA pun tetap bisa menyenangkan.

Kalau Chi lihatnya memang asik aja. Dari dulu pun ada yang menikah di KUA. Chi pernah menghadiri salah satunya. Waktu itu, teman K'Aie yang menikah. Kami berdua datang ke salah satu KUA di Jakarta Selatan. 

Ada yang berencana menikah hanya di KUA juga? Sebelum langsung memutuskan, perhatikan beberapa poin berikut.


Menikah adalah Menyatukan Dua Keluarga

 
pernikahan sederhana bukan jaminan langgeng

Di Indonesia dan mungkin di beberapa negara Asia, menikah adalah tentang menyatukan 2 keluarga. Banyak juga yang bilang, "kalau udah siap menikah, berarti harus siap juga menikah dengan keluarganya."
 
'Menikah dengan keluarganya' tentu semacam perumpaan. Maksudnya, ya, harus berusaha bisa masuk dengan keluarga pasangan. Bahkan bukan sesuatu yang aneh kalau orangtua atau keluarga besar ikut campur. Meskipun dalam beberapa kasus memang terasa nyebelin, sih.

"Tapi, orang-orang Barat gak begitu."

Sebetulnya Chi gak tau persis seperti apa orang-orang Barat tentang pernikahan. Tapi, banyak yang membandingkannya ke sana. Memang, sih, kelihatannya mereka lebih praktis. Asalkan pasangannya udah setuju, nikah tanpa ngundang pun kelihatannya kayak wajar aja. 
 
Jadi inget salah satu episode di serial The Rookie. John Nolan ingin menikahi pasangannya, tapi gak mau ngundang ibunya. Alasannya ibunya suka rese' dan manipulatif. Dia gak mau nanti ibunya merusak acara pernikahannya.

Dalam Islam pun menikah bukan sesuatu yang ribet, kok. - Maaf sebelumnya, Chi gak bahas agama lain -. Karena memang gak paham. Selama ada wali nikah, 2 orang saksi, bukan pasangan mahram, bukan karena paksaan, dan mahar. Bahkan mahar pernikahan pun gak harus yang mewah. Intinya, rukun dan syarat menikah dalam Islam juga mudah.

Tapi ....

Terkadang, orangtua punya mau. Belum lagi keluarga besar, terutama dari para sesepuh. Beberapa kejadian memang kayak memberikan tekanan karena bertentangan dengan keinginan kita dan pasangan.

"Nikah kok cuma di KUA? Apa kata keluarga dan kerabat?"

Gengsi menjadi salah satu alasan harus buat resepsi. Masih ada beberapa alasan lainnya misalnya anak perempuan satu-satunya, ada istiadat, ajang kumpul keluarga besar, dan lain sebagainya.

Saling mendengarkan dan berdiskusi ...

Menurut Chi kuncinya adalah mau saling mendengarkan dan berdiskusi. Mungkin caranya gak bisa dibilang mudah. Apalagi ada orangtua atau sesepuh yang ngotot semua keinginannya harus dituruti. Sama sekali gak mau mendengarkan pendapat anak. Sedih juga ya kalau pernikahan jadi gagal hanya karena saling mempertahankan ego.

Setiap keluarga memiliki karakter yang belum tentu sama dengan keluarga kita. Jadi gak ada resep jitu untuk hal ini. Tapi, paling tidak cobalah untuk mau belajar mendengarkan dan berdiskusi dengan tenang.

 

Intimate Wedding Tidak Selalu Murah Biayanya

 
Intimate Wedding Tidak Selalu Murah Biayanya
Foto di acara resepsi pernikahan adik Chi yang bungsu. Konsepnya intimate wedding

 

Banyak yang menyamakan menikah di KUA sama dengan intimate wedding. Ada benarnya juga, tetapi bukan berarti sama.
 
Intimate wedding adalah konsep pernikahan yang tidak mengundang banyak orang. Biasanya hanya dihadiri oleh keluarga dan teman terdekat.
 
Menurut Chi, hanya menikah di KUA bisa dikatakan intimate wedding. Karena gak mungkin mengundang ratusan apalagi sampai ribuan tamu ke KUA. Paling yang menghadiri hanya keluarga dan teman terdekat.
 
Tetapi, intimate wedding tidak sebatas hanya menikah di KUA. Itulah kenapa Chi bilang tidak sama. Karena ada juga yang tetap membuat resepsi.
 
Bisa dibilang pernikahan Chi termasuk intimate wedding karena gak mengundang banyak orang. Adik Chi yang bungsu juga pernikahannya hanya mengundang orang-orang terdekat.
 
Beberapa minggu lalu, Chi melihat salah seorang netizen yang menikah hanya dengan mengundang 50 orang terdekat di Bali. Cuma 50 orang, tapiiii ...

Semua tamu dibiayain mulai dari tiket hingga penginapan. Jas dan gaun pengantin tentu beli di butik atau rancangan desainer. Belum lagi venue acara, makanan, dan lain sebagainya. Tentu bukan bujet murah meskipun cuma ngundang 50 orang.
 
Atau masih ingat gak sama pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle? Make up Meghan terlihat Flawless. Trus, terjadi perdebatan di antara netizen. Ada yang verpikir biayanya murah karena dianggap gak dandan hehehe.

Padahal make up flawless atau yang terlihat natural belum tentu murah, lho. Bisa jadi malah mahal (banget). Kembali juga tergantung siapa MUAnya yang dipakai dan lain sebagainya.

 
Dari pengalaman Chi pribadi, intimate wedding juga harus membuat tamu lebih betah. Kalau pernikahan konvensional kan standar aja, ya. Datang, salaman, trus makan. Tapi, kalau intimate wedding kan harus mikirin gimana caranya para tamu betah paling gak selama 2 jam. Karena kalau ngundangnya cuma sedikit, trus pada gak betah kayaknya gak sampe 1 jam juga udah pada bubar hehehe. 

Foto di atas adalah suasana pernikahan adik Chi yang bungsu. Konsepnya intimate wedding dan ada himbauan untuk tidak bersosial media selama acara. Tentu sekadar himbauan, karena gak akan dilarang juga kalau pun ada yang pegang hp.

Waktu Chi dan K'Aie menikah gak ada himbauan begitu karena memang belum era digital alias belum pada punya hp. Jadi suasana memang benar-benar berbaur. Apalagi kalau intimate wedding kan sesama tamu biasanya saling mengenal dekat.

Nah, karena sekarang eranya digital, tentu harus bikin sesuatu yang membuat para tamu gak sibuk nunduk untuk medsosan. Salah satu caranya adalah MCnya seru dan kocak. Live musicnya pun juga asik yang sekiranya banyak tamu suka.

Tapi, juga jangan langsung khawatir duluan sama biayanya. Salah seorang kerabat juga ada yang menikah di KUA beberapa tahun silam. Setelah itu kami semua makan siang di salah satu resto yang udah dibooking. Bener-bener hanya makan siang bersama. Gak ada hiburan atau dekorasi khusus untuk pernikahan.

Jadi, gak semua intimate wedding biayanya lebih murah, lho! Tapi, juga bukan berarti selalu mahal. Itu sih kembali ke kitanya juga.

 

Menikah Hanya di KUA Bukan Jaminan Langgeng

 
merencanakan konsep pernikahan

 
Ups! Ini bukan bermaksud berharap jelek, ya. Mau menikah secara sederhana atau besar-besaran sekalipun do'anya adalah sakinah mawaddah warahmah.

Justru Chi suka sebel sama komentar mendang-mending atau mudah sekali julid. 
"Ih! Daripada resepsi gede-gedean mendingan uangnya buat nyicil rumah!"
"Ngapain resepsi gede-gedean kalau akhirnya cerai?"

Gak usah mendang-mending kalau kita gak tau pasti kondisi keuangan yang punya hajat. Mungkin bagi kita, mendingan buat bayar cicilan rumah daripada resepsi gede-gedan. Tapi, siapa tau yang bikin hajat besar udah punya rumah duluan yang ukurannya juga besar.

Gak usah julid juga, apalagi sampai nyangkutin ke perceraian. Pernikahan dengan konsep yang sederhana sekalipun tetap ada yang akhirnya bercerai, kok.

Nah, buat siapapun yang sedang merencanakan menikah juga sebaiknya gak berpikir ada jaminan langgeng kalau nikahnya cuma di KUA. Karena pernikahan adalah tentang perjalanan yang (sangat) panjang. 

Apapun konsep pernikahan yang dipilih, siapkan dengan matang. Jangan sekadar ikut-ikutan atau gengsi-gengsian. Chi setuju dengan pendapat netizen yang di-screenshot itu. Gak usah ikut-ikutan trend. Berdiskusilah dengan pasangan dan keluarga kedua belah pihak, Cari kesepakatan tanpa dan minimalkan paksaan.
 
Akad nikah adalah proses awal dari sebuah perjalanan panjang. Jangan berharap akan ketemu cerita manis terus. Gak ada tuh yang namanya 'dunia hanya milik kita berdua' dalam pernikahan. Terkadang ya kayak naik roller coaster. Turun-naik, kadang-kadang pengen teriak/nangis, kadang-kadang bikin ketawa. Tetapi, kalau hubungan dengan pasangan baik, naik roller coaster pun akan dianggap sebagai keseruan bersama.