Mamah Sudah Divaksin Sinovac untuk Lansia

By Keke Naima - June 26, 2021

Mamah Sudah Divaksin Sinovac untuk Lansia awal Maret untuk yang pertama. Sedang awal April untuk yang kedua. Jedanya memang sebulan.
 
persiapan traveling agar perjalanan aman dan menyenangkan
Mamah pakai double masker saat ke rumah sakit. Padahal saat itu belum ada himbauan untuk menggunakan 2 masker


"Kapan, ya, mamah divaksin?"

Berkali-kali mamah bertanya seperti itu. Terutama sejak mulai beredar berita kalau vaksin sudah mulai diproduksi. Mamah semakin sering bertanya ketika tau kalau adik Chi yang tinggal di US sudah divaksinasi.

"Indra aja udah divaksin. Masa' mamah belum?"

Hadeuuuhh, Mah. Beda kali pelaksanaan vaksinasi di US dan Indonesia hihihi. Chi berusaha memaklumi aja, lah. Sangat maklum karena pandemi memang sangat melelahkan lahir dan batin. 
 
Mamah nyaris tidak pernah ke mana-mana sejak pandemi. Sekadar ke minimarket depan komplek pun tidak dilakukan. Belanja sayur pun diantar ke rumah.

Mungkin secara fisik, Mamah kelihatan tidak capek. Tetapi, sangat kangen sekali dengan anak dan cucu. Lebih dari 6 bulan di awal pandemi, kami gak ketemu sama sekali. Hanya berkomunikasi lewat smartphone dan sesekali video call. Mamah juga kangen ingin ke kuburan papah.
 
Mamah sempat agak mutung karena dapat kabar kalau lansia gak boleh divaksinasi. Chi memahami kesedihan mamah. Juga harus jelasin beberapa kali kalau semua vaksin saat ini masih bersifat darurat. Jadi tentu harus berhati-hati penggunaannya. 


Banyak Pilihan Lokasi Vaksinasi COVID di Jakarta

 
Ketika mengetahui kabar kalau vaksin untuk lansia sudah ada, kami gerak cepat mencari informasi cara mendapatkannya. Mamah memiliki KTP DKI, tapi sudah tidak tinggal sesuai dengan domisili yang ada di KTP. Makanya kami harus aktif mencari informasi.

Tadinya mamah mau ikut di tempat adik Chi. Mamah sedang tinggal di sana untuk beberapa waktu. Ternyata, rumah sakit dan puskemas terdekat hanya melayani vaksinasi yang sesuai dengan domisili. Mau bikin surat domisili, pak RTnya baru aja wafat karena Covid.Adik Chi juga warga baru di sana. Jadi masih bingung mengurus berkas kalau pak RT udah wafat.

Di puskesmas dekat rumah Chi juga bisa, asalkan ada surat domisili. Tadinya mau diurus ke pak RT. Tetapi, kemudian adik dapat kabar kalau RS Duren Sawit menerima semua peserta vaksinasi dari mana pun. Asalkan  memiliki KTP DKI. Gak harus daftar online juga. Bisa langsung datang ke lokasi.
 
Alhamdulillah, di Jakarta banyak pilihan lokasi vaksinasi COVID-19. Gak bisa di tempat kita tinggal, kemudian langsung dapat informasi tempat-tempat lainnya. Mamah juga bisa dapat kuota dari kantor adik Chi. Tetapi, karena udah lebih dulu divaksinasi di RS Duren Sawit, maka mamah gak daftar lagi.

 

Tekanan Darah Mendadak Tinggi Menjelang Divaksinasi

 
Adhi: "Teh, mamah tensinya tinggi sampai di atas 200. Udah beberapa kali diulang cuma turun dikit. Diulang lagi aja atau gak jadi vaksin?"
 
Chi: "Coba ulang 2-3x lagi. Kalau masih tinggi juga, ajak pulang aja. Gak bagus juga buat mamah berlama-lama di rumah sakit. Insya Allah tetap sehat meski pun gak divaksinasi."
 
Adhi: "Iya, Teh."
 
Perbincangan pagi itu antara Chi dan adik via Whatsapp. Sebelum divaksin, peserta diberikan beberapa pertanyaan dulu. Khusus untuk lansia ada pertanyaan tambahan yaitu
 
  1. Apakah kesulitan menaiki 10 anak tangga?
  2. Apakah sering merasa kelelahan?
  3. Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit yaitu hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, gagal jantung kongestif, serangan jantung, asma, nyeri dada, nyeri sendiri, dan penyakit ginjal.
  4. Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100-200 meter
  5. Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam 1 tahun terakhir?
 
Alhamdulillah, mamah tidak mengalami semuanya. Kalau pun tensi mamah tinggi saat mau divaksinasi bukan karena hipertensi.
 
Tekanan darah naik belum tentu karena hipertensi. Ada banyak penyebabnya. Stress dan kecapean juga bisa membuat tensi menjadi tinggi.
 
Ketika Chi menceritakan tentang tensi mamah yang mendadak naik menjelang divaksinasi, banyak yang mengalami hal sama. Dan, gak semuanya lansia. Beberapa teman mengalaminya sendiri. 
 
Bisa jadi memang penyebabnya karena capek. Mungkin di jalanan terkena macet atau susah cari parkiran. Stress karena mau disuntik juga bisa menjadi salah satu penyebab.

Mamah memang takut saat mau divaksinasi. Selama pandemi gak pernah keluar. Sekalinya keluar malah ke rumah sakit terus. Tempat yang paling berisiko terhadap virus. 
 
Selama di rumah sakit, mamah gak berani minum. Padahal katanya haus banget menunggu lumayan lama. Mamah juga bawa botol minum sendiri. Tetapi, takut banget buka masker, Mana ketika dipanggil gak boleh ditemenin. Semakin membuat mamah tegang.
 
Para nakes gak akan langsung meminta peserta vaksinasi pulang bila tensi di atas 180. Peserta diminta untuk beristirahat sekitar 10-15 menit untuk kemudian ditensi lagi.
 
Ada sekitar 4-5x mamah diulang. Berarti hampir 1 jam lamanya. Makanya Chi menyarankan ke adik untuk dibawa pulang aja bila tinggi terus. Nanti di rumah diajak ngobrol biar gak tegang kalau diajak vaksin lagi.
 
Selama pandemi, kan, mamah di rumah aja. Sekalinya ke luar rumah untuk ke periksa kulitnya yang gatal. Ke luar rumah yang kedua dan ketiga untuk vaksinasi. Selain itu, mamah hanya di rumah.

 
Insya Allah tetap aman meski gak divaksin. Tinggal kitanya aja yang masih ke luar rumah untuk lebih ketat dengan prokes. Jangan sampai bawa virus ke rumah. Apalagi sampai nularin semua orang. Naudzubillahi min dzalik. 

Vaksinasi kedua bukan berarti menjadi lebih lancar. Mamah malah lebih banyak pengulangan tensinya. Kata mamah, saat vaksinasi kedua justru perasaannya lebih tegang. Makanya tensinya susah turun hehehe.


Vaksinasi Pertama dan Kedua Harus di Tempat yang Sama


Alhamdulillah, vaksinasi Sinovac mamah sudah komplit. Jeda antara yang pertama dan kedua itu sebulan karena lansia. Menurut nakesnya, kalau yang lebih muda jedanya 2 minggu.

Menurut mamah, RS Duren Sawit tempat mamah divaksinasi pelayanannya bagus dan tertib. Para nakesnya juga ramah.

Banyak tingkah laku para lansia yang udah kayak anak-anak lagi. Udah dibilang jangan mondar-mandir atau turun-naik tangga, tetapi tetap aja dilakukan. Super duper sabar, deh, para nakesnya. Kata mamah udah kayak di sekolah TK hehehe.

Tetapi, antreannya memang lama. Karena go show, K'Aie yang jalan duluan ke rumah sakit setelah sholat Subuh untuk ambil nomor. Sekitar pukul 7 pagi, mamah dan adik berangkat. Sampai sana masih harus menunggu sekitar 3 jam. Agak melelahkan bagi lansia.

Makanya kami berencana mencari lokasi vaksinasi yang bisa drive thru aja untuk tahap 2. Biar mamah bisa istirahat di mobil ketika menunggu.

Ternyata gak bisa. Mamah harus divaksinasi kedua di tempat yang sama. Untungnya pengalaman kedua gak lama antreannya. Karena pihak rumah sakitnya duluan yang menghubungi. Mengingatkan jadwal vaksinasi kedua. 
 
Mamah termasuk yang awal divaksinasi. Jadi, Chi gak tau peraturannya masih sama atau enggak. Seharusnya, sih, kalau semua data masuk ke situs Peduli Lindungi, bisa divaksinasi di mana pun untuk dosis berikutnya, ya. Tinggal lihat datanya aja. Tetapi, memang ada baiknya tanya dulu, deh. Siapa masih harus di tempat yang sama atau bisa beda.


Efek KIPI Setelah Divaksinasi Sinovac


Setelah divaksinasi jangan langsung meninggalkan lokasi. Tinggal dulu sekitar 30 menit untuk memantau ada efek KIPI atau tidak. Bila terjadi efek yang berat, kan, bisa langsung segera ditangani.

Setelah vaksinasi pertama mamah gak merasakan efek apapun. Biasa aja seperti sebelum divaksin. Mamah baru merasakan ada efeknya saat yang kedua. Mengantuk luar biasa sampai gak bisa ditahan. Seharian setelah divaksin, Mamah tidur terus. Alhamdulillah, hanya itu efek yang mamah rasakan pasca divaksinasi.

Baidewei, seminggu yang lalu, Chi dan K'Aie baru aja divaksinasi AstraZeneca. Serem gak efek KIPInya? Nanti Chi ceritakan, ya. 

Pokoknya yang penting udah divaksin pun tetap wajib patuh protokol kesehatan 5M. Indonesia masih jauh dari herd immunity. Jadi, jangan abai dengan prokes dan bersedia divaksin kalau ingin pandemi berakhir.
 

  • Share:

You Might Also Like

99 comments

  1. Alhamdulillah mamah Mbak Myra sudah divaksin 2x ya. Semoga senantiasa sehat dan makin kuat.

    Kalau dengar dari cerita teman-teman lain yang orang tua atau saudaranya vaksin, memang ada beberapa yang mengalami tensi tinggi saat hendak vaksin. Kemungkinan katanya karena faktor kelelahan, misal kelamaan antri, kepanasan, dehidrasi, dll. Mungkin karena tegang juga ya. Aku pernah baca juga di artikel kawan, anaknya sampai pingsan segala, ternyata ya itu tadi, kecapekan nunggu dari pagi sampai siang, dan nggak makan :D

    Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan ya mbak. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul, Mbak. Memang banyak faktornya. Belum tentu karena ada oenyakit

      Delete
  2. Alhamdulillah semua ibunda selalu sehat ya ..Mamaku juga sudah sinovac juga... insyaallah gak ada efek yang mengganggu ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sehat-sehat selalu, ya, Aamiin Allahumma aamiin

      Delete
  3. Alhamdulillah ya Chii, si MAma akhirnya menerima vaksin, semoga ikhtiar untuk selalu sehat.Dan ceritanya hampir sama sama Mamaku pas awal maret udah divaksin,sempat tekanan darah tinggi juga, tapi alhamdulillah mamaku ga punya riwayat penyakit apapun. Kebeneran rumah Mama pinggir puskesmas dan kader di sana jadi dipermudah pas divaksin.

    Intinya bener banget..
    Tekanan darah naik belum tentu karena hipertensi. Ada banyak penyebabnya. Stress dan kecapean juga bisa membuat tensi menjadi tinggi.

    Hahhaa, jadi ngakak, Mamaku mah stress di rumah aja, ga kmana mana selama pandemi, biassanya muter sana sini, hihiii.

    Ahh, semoga mamah2 kita diberikan kesehatan selalu yaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mamah saya juga biasanya aktif, Teh. Untungnya selama pandemi nurut hehehe

      Delete
  4. Noted mbaa, utk daftar pertanyaan bagi lansia yg mau divaksin:
    Apakah kesulitan menaiki 10 anak tangga?
    Apakah sering merasa kelelahan?
    Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit yaitu hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, gagal jantung kongestif, serangan jantung, asma, nyeri dada, nyeri sendiri, dan penyakit ginjal.
    Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100-200 meter
    Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam 1 tahun terakhir

    Semogaaa semua sehaattt ya
    Uti sehaattt selalu yaaa

    ReplyDelete
  5. di daerahku masih sulit banget nih. rata2 masih pakai ktp domisili kan. sementara di domisiliku ya masih gitu2 aja.
    apalagi bentar lagi anak2 juga bisa vaksin, padahal yg dewasa aja belum kedapetan semua nih.

    mungkin enak kalau semua langsung kali ya? di data per lingkungan

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah. Ikut seneng untuk mama. Semoga selalu sehat ya Tante. Mamaku sendiri belom nih. Tempat vaksinnya masih jauh2. Jadinya berisiko juga bawa mama. Semoga bisa segera deh yang deket. Khawatir ya kalo lansia. Walopun sebenernya, aku sendiri khawatir dengan diri sendiri. Kepengen juga segera vaksin. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tetap prokes aja dulu kalau belum divaksin. Sesudah divaksin pun masih harus prokes

      Delete
  7. Sehat terus ya buat mamanya Mak Myra. Pandemi memang bikin lelah jiwa dan raga, apalagi sudah hampir satu tahun lebih ngak kemana-mana dan ngak leluasa bergerak. Aku aja sejak pandemi lebih banyak belanja online bahkan sayuran pun kadang belanja via online atau diantar mamang sayur.

    Btw...aku belum vaksin nih, jadwalnya akhir bulan ini soalnya di Kab. Tangerang vaksin baru dimulai pertengahan Juni untuk umum. Aku bedain jadwal dengan suamiku biar saling merawat satu sama lain plus ada yang handel urusan anak-anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga begitu, Mbak. Sengaja dibedain jadwalnya. Jaga-jaga kalau sampai sakit

      Delete
  8. Alhamdulillah Mamah sudah divaksin..smeoga sehat selalu Mamahnya ya Mbak Myra
    Saya juga vaksin Sinovac 5 hari lalu dosis pertama, KIPI-nya ngantuk polll kwkwk. Seharian tiduran. vaksin kedua 28 hari setelah yang pertama, masih sabar menunggu saya

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah mamanya sudah di vaksin ya mbak, vaksin sebagai upaya kita menghadapi pandemi ini ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga pandemi lekas berlalu. Aamiin Allahumma aamiin

      Delete
  10. Alhamdulillah..
    Ibunda tercinta sudah selesai di vaksin.
    Ibukku juga sudah selesai vaksin pertama dan kedua setelah drama takut untuk divaksin. Beruntung dikuatkan oleh saudara dan keponakan yang menjadi dokter.
    Katanya, aman dan semoga bisa menjadi benteng ketika (naudzubillah) si virus menyerang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sehat-sehat selalu, ya. Aamiin Allahumma aamiin

      Delete
    2. Aamiin~
      Senang sekali karena kak Chie menuliskan di blog begini. Jadi sebagai anak juga kudu gercep meski orangtua belum merasakan keluhan apapun yaa.. Dukungan psikologis ini yang terbaik dari anak dan cucunda tercinta.

      Delete
    3. Lansia termasuk yang rentan. Jadi termasuk yang paling harus dilindungi

      Delete
  11. Mamaku juga udah vaksin Mba. Dari sekolahnya. Katanya agak lemes udahnya. Yang kedua agak meriang. Nah, aku Kan kemarin vaksin yang pertama, bawaannya ngantuk luar biasa. Agak cepet lelah kalau dibawa aktivitas RT. Memang begitu kali ya efeknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayak anak saya yang pertama. Setelah divaksin efeknya lemas. Tetapi, hanay di hari pertama

      Delete
  12. untuk sekarang dengan Jakarta PPKM selama dua minggu, vaksin udah banyak yang drive thru ya mba, jadwalku sama suami buat vaksin kedua nanti tanggal 24 Juli, kebetulan orangtua sudah lengkap vaksinnya alhamdulillah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Semoga semakin banyak yang divaksin

      Delete
  13. wah alhamdulillah mamahnya udah vaksin sinovac. Ibuku dapatnya yang AZ jadi ada jeda 3 bulan, nih. Bulan Juni baru vaksin pertama. Berhubung di Gresik, kota kecil, jadi enggak semudah Jakarta untuk dapat slot vaksin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi, kalau AZ memang jeda 3 bulan setahu saya

      Delete
  14. Kok sama ya Chi, saat akan divaksin di Puskesmas, ibuku dan rombongan satu kelurahan tuh tensinya tinggi-tinggi. Padahal menurut mereka semua, tidak capek maupun takut lho. Akhirnya sekampung gagal vaksin deh.

    Lalu cari informasi, di salah satu RS swasta deket rumah ada jatah vaksin lansia juga. Hanya saja memang per hari hanya sejumlah orang saja, nggak banyak-banyak. Untungnya temanku ada yang kerja di sana, jadi bisa dicarikan hari yang pas kosong. Alhamdulillah, 2 kali vaksin sinovac ibu ga ada efek apa-apa. Ngantuk pun enggak kata beliau.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang banyak faktor tensi menjadi tinggi. Tidak hanya lansia yang mengalami. Orang yang masih muda pun bisa

      Delete
  15. Barokallah ya Kak, jadi lega rasanya udah vaksin
    mertuaku dua belum vaksin, emak mertua ada diabetes dan pak mer ada asam u rat Kak
    sehat selalu skeluarga ya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kondisi tubuh tidak memungkin memang jangan dipaksakan untuk divaksinasi. Khawatir efek KIPInya berat. Nah, kita yang sehat yang wajib divaksinasi. Ikhtiar melindungi mereka juga

      Delete
  16. Alhamdulillah sudah vaksin ya mam... Insya Allah saua July ini vaksin, tapi belum tahu mau vaksin yang mana. Pengennya sih AZ mam, tapi pasrah aja, yang penting terlindungi. Salam sehat selalu mam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga dilancarkan vaksinasinya. Karena stok maish terbatas, memang sebaiknya jangan pilih-pilih dulu vaksinnya :)

      Delete
  17. Wah keren mamanya berani divaksin, lansia sekitar rumahku pada takut divaksin, aku vaksin 1 sinovac ngantuk dan lpr bawaan

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah ya mbak, sudah divaksin, sekarang mau vaksin susah, penuh terus kabarnya. semoga yang sudah divaksin terjaga imunitas tubuhnya, mama sehat sehat selalu yaaa.

    ReplyDelete
  19. Rata rata keluhan habis di vaksin ini pada ngantuk banget ya mak. Ibuku alhamdulillah sudah divaksin 2 kali. Sekarang sepertinya yang luar daerah bisa vaksin di tempat Domisili ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Mbak. sudah banyak banyak yang tidak mensyaratkan domisili

      Delete
  20. Syukurah Mama sudah divaksin ya
    Mamaku aja nih yang takut vaksin
    Soalnya ada sahabatnya yang meninggal
    Padahal amarhumah itu memang ada penyakit bawaan
    Ada indikasi tidak jujur saat divaksin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, ini yang harus terus diedukasi. Jangan sampai terjadi salah paham tentang vaksin

      Delete
  21. Tetap jaga kesehatan ya buu, semoga sehat terus. Semoga corona ini segera terhempas biar bisa leluasa buat pergi2 dan silahturahmi sama sodara jauh

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah, salah satu wujud ikhtiar ya untuk sehat. Ayah saya masih belum berani, karena sudah sepuh juga. Mudah2an orangtua orangtua kita sehat semuay yaa aamiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga nanti ayahnya berubah pikiran, ya. Karena selama kondisinya sehat, tetap bisa divaksin meskipun sudah sepuh. Tetapi, kalaupun belum mau, dijaga kondisi kesehatannya :)

      Delete
  23. Alhamdulillah mamanya udh di vaksin ya mba, ikhtiar buat jaga diri dari pandemi. Aku pas abis vaksin sinovac pertama ga merasakan KIPI berarti sih normal-normal aja, nah pas suntikan kedua baru berasa lebih pegel lengannya, selebihnya aman-aman aja. Jangan lupa abis vaksin mending diam di rumah dulu biar membangun antibody

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selama KIPInya masih ringan, gak masalah. Begitu pun bila tidak mengalami KIPI. Karena semua tergantung imun

      Delete
  24. Aku pun ud divaksin dengan vaksin sinovac, efeknya memang agak ringan ya dibanding vaksin yang lain. Hehe. Saya efeknya ngantuk dan rada lemes.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Semoga kita semua terus sehat. Aamiin Allahumma aamiin

      Delete
  25. Orang yang selalu ngingetin aku untuk segera vaksin juga mamaku, haha ternyata beliau lebih semangat untuk vaksin. Alhamdulillah ya semakin banyak yang sudah dapat vaksin, semoga semua warga Indonesia segera 100% vaksin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Senang, ya, kalau orangtua juga justru semangat untuk ikut memberantas pandemi

      Delete
  26. Saya belum divaksin. Masih ada kendala kesehatan. Ini mau nunggu fit dulu dn nunggu periks dokter dulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau alasannya memang karena kesehatan jangan dipaksakan divaksin, ya. Khawatir efek KIPI jadi berat. Tetapi, tetap patuh prokes

      Delete
  27. Semoga semakin banyak yang sadar dan ikut kegiatan vaksinasi sehingga pandemi ini segera selesai ya kak

    ReplyDelete
  28. Wah, kalau mamahku di RSUD Pasar Minggu tuh vaksin lansia waktu itu belum rame banget. Mamah mbak Myra di RS. Duren sawit ya? Pelayanan di rumah2 sakit zaman now makin bagus ya. Btw sama tuh, mamahku juga sempet naik tensinya tinggi jadi disuruh rehat duduk2 dulu bentar hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, banyak yang mendadak tinggi tensinya hehehe

      Delete
  29. Nah samaan ma aku ni pake sinovac n abis vaksin kita g boleh pulang dulu suruh duduk duduk dulu di kecamatan klo ada efek samping yang parah biar bisa langsung ditangani untungnya kemaren tu efek sampingku cuma satu mbak, laper karena blm sarapan hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal harusnya jangan sampai perut kosong saat divaksin hehehe

      Delete
  30. wah! ini testimoni yang luar biasa. Mamahnya sudah jadi salah satu pahlawan memutus mata rantai pandemi. Semoga ini jadi cerita baik buat semua lansia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita harus sama-sama semangat untuk mengatasai pandemi, ya

      Delete
  31. Ah, iya, mamaku juga udah divaksin lansia. Beberapa waktu sebelum saya vaksin malahan. Vaksinnya dari sekolah, ibu jadi guru SD soalnya. Kata ibuku vaksin pertama bawaannya ngantuk berat, vaksin kedua agak meriang jadi minum parasetamol udah cukup. Selebihnya engga ada efek Yang membahayakan kesehatan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Sehat selalu untuk ibunya ya, Mbak

      Delete
  32. Saya yang cuma baca aja ikutan dagdigdug, Mbak.. Apalagi Mamanya yang memang benar-benar stay at home terus tiba-tiba harus keluar dan tujuannya ke RS. Duh.. padahal itu salah satu tempat yang paling dihindari di masa pandemi ini :')

    Sehat selalu ya untuk Mamanya dan Mbak sekeluarga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Sekalinya keluar malah ke rumah sakit hehehe

      Delete
  33. Jadi sekarang sudah ada vaksin sinovac ntun lansia ya kak, berita bagus nih krna di kampung banyak lansia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lansia malah duluan. Setelah itu baru kelompok umum

      Delete
  34. Senang dengarnya, semoga membuat mereka yang masih takut atau ragun vaksi untuk segera melakukan vaksinasi. Semoga keluarga kak Keke selalu sehat amiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Allahumma aamiin. Do'a dan harapan yang sama untuk Mbak Puspa dan keluarga, ya

      Delete
  35. Senagai orang yg belum vaksin, artikel ini sangat membantu. Sepertinya harus cari informasi lagi terkait beda ktp sama lokasi vaksin yang harus sama.

    ReplyDelete
  36. Sehat selalu buat mamah dan semuanya...
    Memang meski sudah divaksin, menjalankan protokol kesehatan tetap wajib ya. Ibaratnya kita sejak kecil sudah divaksin pun tetap saja bisa sakit, kan? Apalagi ini covid-19 yg udah negatif bisa positif lagi ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Prokes adalah perlindungan pertama karena herd immunity belum tercapai.

      Semua vaksin prinsip kerjanya memang bukan bikin kebal. Tetapi, untuk menurunkan risiko.

      Anak yang sudah divaksin campak, bukan berarti gak bisa kena campak. Tetap aja bisa, tetapi biasanya risikonya lebih kecil/ringan.

      Begitu pun dengan vaksin Covid. Bukan berarti jadi kebal gak bakal positif. Tetap bisa berisiko kena. Tetapi, risikonya lebih ringan

      Delete
  37. Mamaku termasuk yang takut disuntik, biasanya belum diapa2in udah pingsan duluan. Tapi saat vaksin covid Alhamdulilah gak drama pake pingsan segala, malah bilang gak berasa. 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantaaaap! Salut buat mamanya yang beraniii ^_^

      Delete
  38. Hehehe memang kisah lansia divaksin ini unik2. Kebanyakan tensi mendadak tinggi karena takut. Alhamdulillah ortuku juga sudah semua. Tadinya bapakku gamau karena selama pandemi 4x opname karena jantung..Jadi ibuku duluan. Tapi setelah kasusnya makin seram, bapakku malah minta. Setelah dapat lampu hijau dari dokter, alhamdulillah sudah vaksin 2x tanpa masalah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Salah satu ikhtiar kita semua ya, Mbak

      Delete
  39. Semangat sehat untuk kita semua ya, Mbak. Kalau di kampungku para lansia mendapatkan giliran terlebih dahulu untuk vaksin. Dan saat PPKM darurat kemarin ada vaksin setiap hari di beberapa lokasi tertentu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lansia memang lebih dulu sebelum masyarakat umum.

      Delete
  40. Alhamdulillah mamahnya sudah divaksin ya mba. Orang tua saya gak bisa ikut vaksin punya penyakit bawaan. Semoga sehat-sehat selalu ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak apa-apa kalau memang tidak memungkin divaksin dengan alasan sakit. Kita yang berusaha melindungi

      Delete
  41. Senangnya mamanya mau vaksin mba. Papaku awalnya sempat nggak mau dengan alasan ntar aja. Untungnya trus mau mba. Sehat sehat mamanya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah akhirnya mau juga ya, Mbak. Sehat-sehat juga untuk papa Mbak Alida dan keluarga

      Delete
  42. mamah mertua kesulitn mba buat daftar di puskesmas terdekat ga kebagian akhirnya aku coba dftar online udah 3x ga bisa2 semoga yang terakhir aku daftar bisa karena kelurahan beda dengan yang di ktp sedih mana skrg lagi sakt pula

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga lekas sembuh untuk mamanya. Dan semoga proses vaksinasinya dilancarkan ya, Mbak

      Delete
  43. Bersyukur Mama sudah divaksin mbak dan memang ada gejala cepat lelah tapi jadi sehat sampai sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Mbak. Salah satu gejalanya memang bikin lelah. Meskipun gak semua mengalami

      Delete
  44. Jakarta emang termasuk cepat utk vaksin ya mbak, sangat masif.
    Alhamdulillah ortuku juga sudah terima vaksin pas zaman vaksin awal buat lansia itu. Di Surabaya juga sama kyk Jakarta mayan cepet dapatnya. Tp sayang di luar pulau kyk mertuaku tu belum dapat huhu.
    Alhamdulillah efek kipinya gak gmn2 ya mbak, cuma ngantuk aja. Sehat2 selalu buat mamanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin karena Jakarta episentrum. Kasus hariannya tinggi terus. Jadi harus masif vaksinasinya.

      Delete
  45. Ibuku baru sembuh dari sakit mba, kalo mertua ada diabetes jadi nggak bisa vaksin katanya
    semoga aku pun lekas bisa vaksin. Sehat-sehat ibu dan keluargamu ya kak. Semoga kita tetap tangguh dengan semua ujian ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Prinsip kerja vaksin adalah saling melindungi. Makanya buat kita yang sehat harus mau divaksin. Supaya bisa melindungi yang lain

      Delete
  46. Alhamdulillah ya, Teh sudah vaksin ibunya. Aku baru mau ini bareng sama anakku, karna dia baru aja genap 12 tahun. Semoga sehat-sehat semuanya ya. Aamiin.

    ReplyDelete
  47. Baru aja sy nonton video bu Menkes Siti Fadilah, katanya vaksin AstraZeneca in masih harus dilakukan penelitian ya krn ad negara yang menolak. Jd penasaran dengan ulasan vaksin ini di tulisan mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ulasan tentang AstraZeneca sudah saya tulis di blog ini.

      Tentu kita harus berhati-hati. Tetapi, saran saya, jangan hanya mencari info dari salah satu sumber. Cari juga dari sumber lain, terutama dari para ahli yang terjun langsung menangani covid

      Delete
  48. Alhamdulillah ya mamahnya udh bisa vaksin,
    kalau mamhku belum bisa vaksin karena ada komorbidnya.

    ReplyDelete
  49. Alhamdulillah makChi mama sudah divaksin. Kita sebagai anak lumayan tenang kalau ortu sudah divaksin.

    ReplyDelete
  50. alhamdulillah ya mbak jadi udah terlindungi. Ibuku belum neh karena ada diabetes, beberapakali udah sampai di meja vaksinasi pas mau suntik tensi tinggi banget heheh. Sehat selalu ya mbak.

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^