Tips Mengikuti Proses Pendaftaran PPDB Online DKI Jakarta - Semester
Genap sudah berjalan setengahnya. Nai sudah bersiap menghadapi UTS,
sedangkan Keke UAS. Ya, karena tahun ini kan Keke akan menghadapi
UNBK. Makanya udah gak ada lagi UTS. Langsung UAS, kemudian dilanjut
dengan UNBK.
Sama seperti Keke, Nai pun sekolah di salah satu SMPN di Jakarta. Hanya saja kali ini mereka terpaksa berbeda sekolah karena saat Nai lulus SD, kami pindah rumah.
Sama seperti Keke, Nai pun sekolah di salah satu SMPN di Jakarta. Hanya saja kali ini mereka terpaksa berbeda sekolah karena saat Nai lulus SD, kami pindah rumah.
[Silakan baca: Pilih Sekolah Swasta atau Negeri?]
Secara garis besar, tahapan mengikuti PPDB pada saat Keke dan Nai tidak mengalami banyak perubahan. Hanya bertukar tahapan aja Biasanya PPDB diawali dengan jalur umum dulu. Tahun lalu ditukar menjadi jalur lokal yang duluan. Katanya sih supaya semakin merata prestasi siswa di setiap sekolah. Siswa unggulan tidak menumpuk di beberapa sekolah tertentu saja. Hmmm... Chi cukup setuju dengan alasan ini asalkan kualitas dalam kegiatan belajar mengajarnya juga semakin merata.
Selain pertukaran tahapan, perubahan lainnya ada pada pembagian kuota. Seingat Chi, pada saat Keke masuk SMP hanya ada 3 kuota yaitu melalui jalur prestasi, jalur umum, dan jalur lokal. Saat Nai, ketiga jalur tersebut masih ada. Tetapi, ketambahan 3 jalur lain yaitu anak panti, inklusi, dan afirmasi.
Seperti apa syarat penerimaan di setiap jalur? Teman-teman bisa langsung ke website Siap PPDB Jakarta untuk membacanya. Pastinya jalur lokal tetap mendapatkan porsi terbesar.
Beberapa Hal yang Harus Diketahui Dalam PPDB DKI Jakarta
Karena tidak terlalu banyak perubahan, maka Chi gak akan menulis
tentang cara mengikuti PPDB Online DKI. Chi sudah menulisnya sejak 2
tahun yang. Jadi, kali ini Chi hanya akan memberikan beberapa tips
tambahan untuk menghindari segala drama tentang proses
pendaftaran.
[Silakan baca: Beginilah Cara dan Rasanya Ikut PPDB Online SMPN DKI]
[Silakan baca: Beginilah Cara dan Rasanya Ikut PPDB Online SMPN DKI]
Setiap Propinsi Bahkan Kabupaten Memiliki Peraturan PPDB Masing-Masing
Sejak awal Chi tegaskan kalau tulisan ini adalah tentang PPDB DKI. Kenapa demikian? Karena setiap daerah memiliki peraturan PPDB masing-masing. Bahkan di Jawa Barat aja belum tentu se-propinsi aturannya sama.Website PPDB juga berbeda-beda. Ada daerah yang pemprovnya membuat website PPDB sendiri. Ada juga yang bekerja sama dengan Telkom di website http://siap-ppdb.com. Bila teman-teman membuka situs Siap PPDB akan ada peta Indonesia dengan berbagai warna untuk menandakan daerah mana saja yang ikut PPDB online menggunakan website tersebut.
Kalau di lihat dari peta tersebut hanya DKI Jakarta yang seluruh daerahnya menggunakan website dari Telkom Indonesia. Daerah dengan warna abu-abu belum tentu tidak ada proses PPDB online, ya. Bisa jadi karena daerahnya sudah punya website sendiri.
Kalau diklik lagi ke daerah yang dituju akan memiliki alamat yang lebih spesifik. Seperti DKI meskipun bergabung di website siap PPDB, tapi link spesifiknya adalah https://jakarta.siap-ppdb.com/
Pelajari dan Pahami Aturannya
Untuk mengetahui apa saja peraturannya, tentunya kita butuh tau website PPDB yang digunakan. Ya kalau PPDBnya sudah berlangsung online, seharusnya peraturannya juga sudah tertera online, kan? Etapi, Chi gak tau juga ding kalau website lain seperti apa. Tapi, kalau situs yang Siap PPDB ini peraturannya sudah tertulis secara jelas.Tentunya kita harus mencarinya berdasarkan daerah sekolah yang dituju. Kalau ingin masuk ke sekolah negeri di Jakarta, cari infonya di Jakarta Siap PPDB, bukan di wilayah lain
Jangan hanya sekali membaca peraturan yang tertulis di situs. Buka secara berkala karena kadang-kadang ada peraturan tambahan atau baru, Biasanya akan langsung diupdate apabila ada info terbaru.
Jangan Percaya Hoax dan Isu Apapun yang Serba Katanya
Setiap kali masuk masa PPDB di timeline media sosial seringkali ramai pro dan kontra. Biasanya tuh tentang hitung-hitungan jarak dari rumah ke sekolah. Sampai ada beberapa kejadian calon siswa yang NEM tinggi gagal masuk sekolah yang diinginkan. Kalah dari siswa yang NEM kecil hanya karena rumahnya lebih jauh. Kemudian mulai marak pertanyaan, ngapain capek-capek belajar demi NEM bagus kalau akhirnya gak diterima? Gak semua anak rumahnya (sangat) dekat dengan sekolah. Mulai juga timbul suara-suara yang menginginkan UN dihapus kalau sistemnya begitu.Di Jakarta hingga tahun kemarin tidak seperti itu sistemnya. Memang tetap ada jalur lokal dan umum, tetapi penghitungan jaraknya gak serumit itu. Menurut Chi, proses PPDB online di Jakarta itu praktis banget. Persaingannya lebih ke NEM. Makanya coba deh perhatikan berita kasus PPDB. Jarang banget ditemukan berita kehebohan di PPDB Jakarta. Kecuali berita sekian tahun lalu yang server down, kalau Chi gak salah ingat.
"Eh, katanya kita harus menyiapkan berkas X. Kalau enggak nanti ditolak pas pendaftaran."
Suka denger kan informasi yang katanya si A begini, kata si B begitu. Semakin mendekati masa pendaftaran, semakin sering Chi denger informasi seperti itu.
2 tahun yang lalu, Chi dan K'Aie masih percaya dengan isu yang serba katanya itu. Padahal dari beberapa informasi yang kami terima, ada juga yang berasal dari salah satu SMPN, lho. Masih inget banget K'Aie panas-panasan mengurus legalisir ke sana-sini. Mana waktu itu bulan Ramadan. Eh, sampai sekarang itu surat legalisir gak kepake sama sekali! 😔
Kami pun kembali menerima beberapa informasi serba katanya itu pada saat Nai. Bahkan sehari sebelum masa pendaftaran dimulai beredar isu-isu yang katanya harus menyiapkan berkas ini-itu. Malah kami sempat diingatkan untuk mengurus juga. Tapi, kali ini kami gak mau lagi keseret sama isu apapun. Pokoknya patokan kami hanya peraturan di yang ada di situs PPDB.
Menurut kami, apabila pas pelaksanaannya nanti diminta berkas-berkas yang tidak tertulis di situs, tinggal diprotes saja. Kalau gak mempan? Di situs tersebut kan ada kontak pengaduan. Tetapi, kalau gak mempan juga, ya ramaikan saja di media sosial. Bukan kami mengancam, tetapi kalau proses penerimaannya sudah transparan, maka aturannya juga sudah harus transparan. Jangan lagi ada aturan susulan yang gak jelas.
Alhamdulillah, proses pendaftaran Nai berjalan lebih mulus. Gak ada drama ini-itu. Kami bener-bener mengikuti peraturan aja. Gak ikut apa yang serba katanya apalagi hoax.
Tahun ini, giliran Keke yang akan mengikuti seleksi PPDB SMAN DKI Jakarta. Sampai tulisan ini dikeluarkan, belum terlihat ada info terbaru. Jadi kami belum tau apa peraturannya masih sama atau enggak. Mudah-mudahannya aja masih sama, biar gak ribet. Mudah-mudahan dilancarkan dan Keke bisa diterima di sekolah yang diinginkan. Aamiin.
[Silakan baca: Tanpa Ikut Bimbel, Nilai UN Bisa Bagus? Bisa!]
24 Comments
masa2 ini sudah lewat
ReplyDeleteIya ya. Sekarang sudah April ga lama lagi nih PPDB. Jadi ingat,2 tahun lalu daftarin Adik
ReplyDeleteYup! Harus mulai siap-siap
DeleteWaaoooo udah gede ya si Keke.
ReplyDeleteudah mau jadi anak SMA aja.
time flies.
ternyata masuk sekolah SMA juga ribet ya.
banyak info sotoy yang bikin bingung sih ya.
padahal daftar SD aja udah lumayan rumit, apalagi SMA ya hahaha
PPDB DKI gak ribet, Mbak. Gak tau kalau di daerah lain, ya. Tetapi, memang persaingannya di NEM. Dan jangan mudah pula kemakan info yang gak jelas
DeleteTahun depan anakku masuk SMP. Bingung juga euy kalo nyari SMP Negeri yang bagus. Lokasinya jauh semua wkwkw....
ReplyDeleteMbak Leyla rencana daftarin di Jakarta juga atau tetap di Depok? Bisa jadi aturannya beda-beda
DeleteAku ku baru TK tapi informasinya penting banget neh mbak. Aku save ah, siapa tahu suatu saat butuh.
ReplyDeleteSilakan, Mbak :)
DeleteDari tadi bingung lho Mbak PPDB itu apa, tp udah tanya Mbah koq, hehehh.
ReplyDeleteWaahh Keke udah ABG ya Mbak, udah mau SMA ya sekarang? Moga lancar ya ujiannya dan bisa masuk SMA yg sesuai pilihan.
Iyaah, itu yg syarat rumah deket emang bikiin greget yaah, ngapain sih ada sistem rayon2 macam gitu. Padahal klo dibuka lebar kan bisa nambah banyak tuh pendaftar, artinya sekolahnya emang bagus dan banyak peminat dong, huffft
Harus teliti bgt berarti ya cari infonya. Secara tiap daerah aturannya bisa beda. Mana banyak bumbu hoax lagi.
ReplyDeleteJadi inget tahun lalu cari informasi masuk SMP negeri buat Pascal nih. Tiap tahun kebijakan & peraturannya suka ada yang berubah ya. DUh aku mau nulis juga pengalamannya malah ketunda terus, jadi diingetin nih. Keke udah mau masuk SMA aja ya
ReplyDeleteAku senang baca perkembangan PPDB mbak dan melihat banyak tulisan, pasalnya sebentar lagi anak mau masuk sekolah tentunya banyak hal yang harus diperhatikan. Syukurnya ada PPDB Online di Jakarta ya mbak, kalau Medan aku belum check lebih lanjut.
ReplyDeleteIya, suka sering ada isu2 ga jelas yang bilang harus gini gitu. Udah dijalanin dengan susah2, eeehh ternyata dokumennya ga kepake. Keseeell ya tentu rasanya.
ReplyDeleteAku belum pernah nih mengalami dampingi anak saat PPDB. Anak pertama dulu lanjut SMP di sekolah swasta, jadi enggak buka web PPDB sama sekali. Ini mau masuk SMA juga enggak via PPDB lagi ;)
Aku yg gak ngikutin anak daftar sekolah merasa pas lagi rame pendaftaran sekolah ikutan mumet hehe. Tahun depan kyknya aku nih mumetnya haha :D
ReplyDeleteTengkyu tips2nya mbak. Intinya cek sendiri jangan kejebak kata org ya haha
Bener banget, tiap daerah punya kebijakan sendiri-sendiri. Aku 2 tahun lalu baca yang Kodya Bandung, lha saat kudu PPDB di Kabupaten Bandung, ternyata beda. Huhu... tahun depan nih aku kudu baca2 dan dek-dekan lagi dengan PPDB. Dan SNMPTN juga :D
ReplyDeletewah aku masih 3 tahun lagi ikutan PPDB. Semoga sistemnya makin bagus dan memudahkan milih sekolah.
ReplyDeleteJalur afirmasi itu belum dengar di sini tapi mungkin ada ya cuma beda istilahnya dan saya gak merhatiin pas dibahas waktu rapat dengan sekolah kemarin.
ReplyDeleteIya ya, dari pada capek-capek ngikutin yang katanya-katanya, mending pakai patokan yang emang sudah ada. Tapi emang sih, kalau kayak begini ini mungkin karena banyak orang panik, banyak orang maunya anaknya diterima di sekolah yang diharapkan, jadi yang katanya-katanya itu ya tetap saja dilakukan.
ReplyDeleteyang bikin isu simpang siur ini karena aturan setiap daerah bisa beda banget, jadi sodara di kota A kasih info ke sodar di kota C, padahal infonya nggak valid :)
ReplyDeleteAndhin masih 4 tahun nih, SD mungkin juga di swasta, jadi menghadapi hal di atas masih cukup lama. Mungkin juga aturannya udah berubah hehe.
ReplyDeleteAnakku 2 tahun lalu masih lanjut di SMP yang sekompleks dengan SD-nya
ReplyDeleteRencana SMA nanti baru cari negeri, berarti tahun depan ikut PPDB
Jadi sudah ambil ancang-ancang dari sekarang termasuk baca artikel informastif ini:0
Semoga Keke bisa sekolah di tempat yang diimpikan:)
Saya sempat dengar sih, masalah PPDB ini dari keriuhan beberapa tetangga yg hendak mengurusi pendidikan anaknya
ReplyDeletesemoga sistem pembaharuan ini membawa kebijaksan positif sehingga pemmerataan pendidikan dapat tercipta
Ngebayangin ini nanti kalau pas anakku yang UAS dan UNBK pasti aku bakal ngalamin kayak mak Chi dan ini bisa kujadikan referensi dan pengalaman juga nanti. Mudah-mudahan nanti gak jauh beda ya mak.
ReplyDeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^