Bento Rasa Cinta

By Keke Naima - April 06, 2023

Ih! Ih! Agak lebay gak sih sama judulnya? Bento Rasa Cinta. Memang lagi jatuh cinta atau gimana, nih? Hehehe ...
 
bento untuk bekal sekolah anak

Sebetulnya ini lagi terharu aja. Gara-gara lagi beberes foto di laptop. Dibikin rapi trus sekalian lihat foto-foto lama. Salah satunya Chi lihat album 'Bento'. Isinya semua foto bento yang Chi buat untuk bekal sekolah Keke dan Nai.
 
Eyaampuuuun! Langsung ngakak lihat foto-fotonya. Hampir semuanya gak cakep ahahhaha!

 

Awal Mula Ngebento

 
Dunia perbentoan ketika Keke dan Nai kecil belum seperti sekarang. Dulu, cari buku cetak tentang bento masih jarang. Di internet juga belum banyak konten tentang perbentoan. Belum tau kalau ada cetakan bento. Ketika mulai tau, ternyata dulu harganya masih pada lumayan mahal. Ya, mungkin karena dulu kebanyakan produk import.

Trus, Chi tau tentang Bento dari mana?

Dulu, ada blogger Indonesia yang tinggal di Jepang. Suka bikin konten bento untuk putranya. Makanya Chi jadi pengen banget bikin bekal yang lucu-lucu gitu.

Tapi, karena peralatan yang sangat minim, ilmunya juga seadanya, hasilnya pun ya alakadarnya. Awal-awal masih dikerjakan manual. Ngebentuk nasinya sendiri dengan dikepal-kepal. Belum punya cetakan.

Bahan-bahan hiasannya seperti nori, keju, dan lainnya juga dibentuk manual. Digunting, gak dicetak. Karena belum punya puncher. Makanya hasilnya gak seimbang. Misalnya, ketika bikin bento bentuk beruang, matanya satu gede, satu kecil. Coba bikin Doraemon, kumisnya ada yang tebal dan tipis hahaha!


Bangga dengan Bento yang Dibuat Meskipun Awut-Awutan Hasilnya

 
Nah, yang bikin Chi terharu, anak-anak gak pernah sekalipun bilang bento buatan bundanya jelek. Malah mereka bangga dan pengennya dibikinin terus. Bahkan sampai sekarang pun mereka masih cuak ngebujuk bundanya untuk ngebento lagi. Katanya kangen, bekal yang dibawain sekarang biasa aja. Pengennya terus dibento 😄

Duh! Gimana, ya? Chi juga kangen bikin bekal lucu-lucu. Tapi, ngebento tuh lumayan effortnya. Chi harus bangun lebih pagi. Karena gak hanya masak, tetapi juga harus membentuk makanannya. Seringkali konsepnya udah dipikirin dulu dari sehari sebelumnya. Ya, kalau perlu beberapa bahan pun disiapin dari malam hari buat mempersingkat waktu.

Dulu, meskipun bentuknya awut-awutan rasanya senang dan bangga banget! Setiap udah selesai difotoin. Bukan untuk di-upload ke medsos. Tapi, sekadar untuk menyimpan kenang-kenangan. Lucu kalau dilihat lagi. Udahlah hasilnya seadanya, pakai kamera pun yang juga belum kayak sekarang hasilnya. Pokoknya yang penting ada dokumentasinya 😂

Chi pun sadar kalau anak juga bisa mencintai tanpa syarat, kok. Mereka gak menilai bento buatan bundanya awut-awutan atau enggak. Malah mereka seneng banget dan terkangen-kangen sampe sekarang. Mungkin inilah yang disebut bento rasa cinta hihihi.


Bekal Sekolah Gak Harus Dibento


"Duh! Saya gak bakal sanggup deh kalau harus bikin bento. Kasih bekal seadanya aja."

Dari dulu suka ada aja yang komen begitu di konten perbentoan. Bahkan ada juga yang jadinya kayak insecure. Merasa gak bisa ngasih yang terbaik untuk anak karena bekalnya biasa banget.
 
Mungkin Chi ada beruntungnya juga masih jarang internetan ketika Keke dan Nai masih kecil. Jadi gak perlu ngebanding-bandingin. Tetap bangga dengan karya sendiri meskipun hasilnya seadanya. 
 
Kalau sekarang, Chi lihat sampai tempat bekal pun saing-saingan. Udah kayak ajang pamer. Ya memang gak bisa digeneralisir. Gak semuanya seperti itu. Tapi, ada juga yang sampai melarang orangtua lain membuat bento hanya karena dirinya insecure. Trus, jadi repot ketika anaknya menuntut dibuatin bento juga.

Padahal gak perlu kayak gitu juga, lho. Bekal seolah gak harus dibento. Karena utamanya adalah yang penting anak mau makan bekalnya dengan semangat dan sampai habis. Tapi, bagaimana kalau anak menuntut dibikinin juga?

Menurut Chi, jelasin aja baik-baik ke anaknya. Ya mungkin gak bisa langsung sekali dibilangin. Bisa aja tetap merengek. Tapi, InsyaAllah anak akan mengerti dan menurut kalau terus dikasih pengertian.

Chi akhirnya berhenti ngebento karena Nai mulai jarang ngehabisin bekalnya. Bukan karena dia gak suka, tapi udah mulai kenal main. Jadi kalau jam istirahat pengennya langsung main. Makan bekalnya cuma secimit supaya bisa lebih kama mainnya.

Nai protes ketika Chi mulai berhenti bikinin bento. Ya, dijelasin aja kalau dia harus habisin bekalnya. Karena bikin bento butuh waktu yang lebih lama. Jadi dia harus belajar menghargai usaha bundanya. 

Nai pun berjanji bakal ngabisin bekal. Gak lama ingkar lagi. Akhirnya, cara yang berhasil adalah bukan dibikinin bento. Tapi. uang jajan mingguannya dikurangi Rp1.000,00 setiap kali bekalnya gak habis. Dan, carai ini berhasiiiil.Yeaaaay! Alhamdulillah.

So, gak harus bikin bekal dengan dibento. Chi percaya kalau anak juga gimana orangtuanya. Kalaupun anak menuntut, ajak ngomong baik-baik. Keke dan Nai pun akhirnya mengerti alasan bundanya gak ngebento lagi. Paling sesekali aja coba merayu 😄
 
[Silakan baca: Bye-Bye Bento!]

InsyaAllah, anak-anak akan senang dengan bekal apapun yang dibuat. Apalagi kalau bekal yang dibawa adalah favorit anak-anak. Biasanya bakal semangat, deh. Intinya, bekal apapun kalau dibuat dengan rasa cinta, anak-anak bakal suka. Issshh! 😎

Etapi, gimana dengan yang memilih catering?

Sama aja, kok. Pastikan aja, anak senang dengan bekalnya. Mau itu bundanya langsung yang bikin atau enggak. Karena ketika seringkali bekal anak habis, tapi sebetulnya karena dikasih ke temannya.

Sering kejadian sama Keke. Teman-temannya suka memberi sebagian bekal ke Keke. Ya, karena dia memang senang makan jadi diterima aja dengan senang hati hahaha!

Tapi, Keke suka kesel kalau teman-temannya ngajak barter. Teman-temannya beralasan, suka dengan bento yang dibawa Keke. Kalau sesekali, sih. Keke gak keberatan. Tapi, kalau keseringan bikin kesel juga. Karena Keke pengen makan bekal buatan Bunda. Sampai pernah lho Chi buatin double. Supaya bekal Keke gak dimintain terus.

Oiya, pernah ada yang nanya ke Chi, bekalnya yang dibento bakal berantakan gak ketika dibuka?

Enggak berantakan. Asalkan dibawa pakai tas bekal. Isi di dalamnya juga penuh. Jadi, selama megang tasnya gak diputer-puter, biasanya isinya gak berantakan.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^