Ih! Ih! Agak lebay gak sih sama judulnya? Bento Rasa Cinta. Memang lagi
jatuh cinta atau gimana, nih? Hehehe ...

Sebetulnya ini lagi terharu aja. Gara-gara lagi beberes foto di laptop.
Dibikin rapi trus sekalian lihat foto-foto lama. Salah satunya Chi lihat
album 'Bento'. Isinya semua foto bento yang Chi buat untuk bekal sekolah
Keke dan Nai.
Eyaampuuuun! Langsung ngakak lihat foto-fotonya. Hampir semuanya gak
cakep ahahhaha!
Awal Mula Ngebento
Dunia perbentoan ketika Keke dan Nai kecil belum seperti sekarang. Dulu,
cari buku cetak tentang bento masih jarang. Di internet juga belum banyak
konten tentang perbentoan. Belum tau kalau ada cetakan bento. Ketika mulai
tau, ternyata dulu harganya masih pada lumayan mahal. Ya, mungkin karena
dulu kebanyakan produk import.
Trus, Chi tau tentang Bento dari mana?
Dulu, ada blogger Indonesia yang tinggal di Jepang. Suka bikin konten
bento untuk putranya. Makanya Chi jadi pengen banget bikin bekal yang
lucu-lucu gitu.
Tapi, karena peralatan yang sangat minim, ilmunya juga seadanya, hasilnya
pun ya alakadarnya. Awal-awal masih dikerjakan manual. Ngebentuk nasinya
sendiri dengan dikepal-kepal. Belum punya cetakan.
Bahan-bahan hiasannya seperti nori, keju, dan lainnya juga dibentuk
manual. Digunting, gak dicetak. Karena belum punya puncher. Makanya
hasilnya gak seimbang. Misalnya, ketika bikin bento bentuk beruang,
matanya satu gede, satu kecil. Coba bikin Doraemon, kumisnya ada yang
tebal dan tipis hahaha!
Bangga dengan Bento yang Dibuat Meskipun Awut-Awutan Hasilnya
Nah, yang bikin Chi terharu, anak-anak gak pernah sekalipun bilang bento
buatan bundanya jelek. Malah mereka bangga dan pengennya dibikinin terus.
Bahkan sampai sekarang pun mereka masih cuak ngebujuk bundanya untuk
ngebento lagi. Katanya kangen, bekal yang dibawain sekarang biasa aja.
Pengennya terus dibento 😄
Duh! Gimana, ya? Chi juga kangen bikin bekal lucu-lucu. Tapi, ngebento
tuh lumayan effortnya. Chi harus bangun lebih pagi. Karena gak hanya
masak, tetapi juga harus membentuk makanannya. Seringkali konsepnya udah
dipikirin dulu dari sehari sebelumnya. Ya, kalau perlu beberapa bahan pun
disiapin dari malam hari buat mempersingkat waktu.
Dulu, meskipun bentuknya awut-awutan rasanya senang dan bangga banget!
Setiap udah selesai difotoin. Bukan untuk di-upload ke medsos. Tapi,
sekadar untuk menyimpan kenang-kenangan. Lucu kalau dilihat lagi. Udahlah
hasilnya seadanya, pakai kamera pun yang juga belum kayak sekarang
hasilnya. Pokoknya yang penting ada dokumentasinya 😂
Chi pun sadar kalau anak juga bisa mencintai tanpa syarat, kok. Mereka
gak menilai bento buatan bundanya awut-awutan atau enggak. Malah mereka
seneng banget dan terkangen-kangen sampe sekarang. Mungkin inilah yang
disebut bento rasa cinta hihihi.
Bekal Sekolah Gak Harus Dibento
"Duh! Saya gak bakal sanggup deh kalau harus bikin bento. Kasih bekal
seadanya aja."
Dari dulu suka ada aja yang komen begitu di konten perbentoan. Bahkan ada
juga yang jadinya kayak insecure. Merasa gak bisa ngasih yang terbaik
untuk anak karena bekalnya biasa banget.
Mungkin Chi ada beruntungnya juga masih jarang internetan ketika Keke dan
Nai masih kecil. Jadi gak perlu ngebanding-bandingin. Tetap bangga dengan
karya sendiri meskipun hasilnya seadanya.
Kalau sekarang, Chi lihat sampai tempat bekal pun saing-saingan. Udah
kayak ajang pamer. Ya memang gak bisa digeneralisir. Gak semuanya seperti
itu. Tapi, ada juga yang sampai melarang orangtua lain membuat bento hanya
karena dirinya insecure. Trus, jadi repot ketika anaknya menuntut dibuatin
bento juga.
Padahal gak perlu kayak gitu juga, lho. Bekal seolah gak harus dibento.
Karena utamanya adalah yang penting anak mau makan bekalnya dengan
semangat dan sampai habis. Tapi, bagaimana kalau anak menuntut dibikinin
juga?
Menurut Chi, jelasin aja baik-baik ke anaknya. Ya mungkin gak bisa
langsung sekali dibilangin. Bisa aja tetap merengek. Tapi, InsyaAllah anak
akan mengerti dan menurut kalau terus dikasih pengertian.
Chi akhirnya berhenti ngebento karena Nai mulai jarang ngehabisin
bekalnya. Bukan karena dia gak suka, tapi udah mulai kenal main. Jadi
kalau jam istirahat pengennya langsung main. Makan bekalnya cuma secimit
supaya bisa lebih kama mainnya.
Nai protes ketika Chi mulai berhenti bikinin bento. Ya, dijelasin aja
kalau dia harus habisin bekalnya. Karena bikin bento butuh waktu yang
lebih lama. Jadi dia harus belajar menghargai usaha bundanya.
Nai pun berjanji bakal ngabisin bekal. Gak lama ingkar lagi. Akhirnya,
cara yang berhasil adalah bukan dibikinin bento. Tapi. uang jajan
mingguannya dikurangi Rp1.000,00 setiap kali bekalnya gak habis. Dan,
carai ini berhasiiiil.Yeaaaay! Alhamdulillah.
So, gak harus bikin bekal dengan dibento. Chi percaya kalau anak juga
gimana orangtuanya. Kalaupun anak menuntut, ajak ngomong baik-baik. Keke
dan Nai pun akhirnya mengerti alasan bundanya gak ngebento lagi. Paling
sesekali aja coba merayu 😄
[Silakan baca:
Bye-Bye Bento!]
InsyaAllah, anak-anak akan senang dengan bekal apapun yang dibuat.
Apalagi kalau bekal yang dibawa adalah favorit anak-anak. Biasanya bakal
semangat, deh. Intinya, bekal apapun kalau dibuat dengan rasa cinta,
anak-anak bakal suka. Issshh! 😎
Etapi, gimana dengan yang memilih catering?
Sama aja, kok. Pastikan aja, anak senang dengan bekalnya. Mau itu
bundanya langsung yang bikin atau enggak. Karena ketika seringkali bekal
anak habis, tapi sebetulnya karena dikasih ke temannya.
Sering kejadian sama Keke. Teman-temannya suka memberi sebagian bekal ke Keke. Ya, karena dia memang senang makan jadi diterima aja dengan senang hati hahaha!
Sering kejadian sama Keke. Teman-temannya suka memberi sebagian bekal ke Keke. Ya, karena dia memang senang makan jadi diterima aja dengan senang hati hahaha!
Tapi, Keke suka kesel kalau teman-temannya ngajak barter. Teman-temannya
beralasan, suka dengan bento yang dibawa Keke. Kalau sesekali, sih. Keke
gak keberatan. Tapi, kalau keseringan bikin kesel juga. Karena Keke pengen
makan bekal buatan Bunda. Sampai pernah lho Chi buatin double. Supaya
bekal Keke gak dimintain terus.
Oiya, pernah ada yang nanya ke Chi, bekalnya yang dibento bakal
berantakan gak ketika dibuka?
Enggak berantakan. Asalkan dibawa pakai tas bekal. Isi di dalamnya juga
penuh. Jadi, selama megang tasnya gak diputer-puter, biasanya isinya gak
berantakan.
[Silakan baca:
Serba-Serbi Membawakan Bekal untuk Anak]
0 Comments
Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^