Siapa yang Menyiapkan Sahur Kalau Bunda Sakit?

Chi selalu bertekad untuk tetap sehat selama Ramadan. Tentu Chi yakin ini juga menjadi tekad semua yang berpuasa. Karena kalau sehat, mau beraktivitas juga nyaman. Selain itu, yang Chi pikirin adalah siapa yang menyiapkan sahur kalau Bunda sakit?

Siapa yang Menyiapkan Sahur Kalau Bunda Sakit

Qadarullah, Chi kena batuk beberapa hari ini.. Sampe susah tidur malam karena terus-terusan batuk. Kalau siang masih agak reda batuknya. Biasanya karena malam lebih dingin. Makanya batuknya jadi lebih sering.

Batuk berawal sepulang dari salah satu event. Mungkin agak kecapean juga karena lumayan lama nunggu TransJakarta. Bisnya sih lumayan kosong. Tapi, kayaknya bikin masuk angin pas nunggu hahaha! Maklum deh ya jarang banget keluar rumah. Saat itu pun pertama kalinya keluar di bulan Ramadan.

Mulai deh malamnya batuk-batuk. Susah istirahat bahkan pernah gak tidur semaleman. Sampai bikin lemes seharian besoknya karena mengantuk. Tetapi, tetap gak bisa diistirahatin.

Kemudian, Chi membaca beberapa tips kesehatan di internet. Banyak artikel yang memberi tips supaya bisa tidur saat lagi batuk. Caranya dengan mengoleskan balsem ke telapak kaki. Kemudian ditutup dengan kaos kaki. Alhamdulillah, tipsnya berhasil. Chi pun berhasil tidur nyenyak bahkan bablas sampai ....

..... (bunyi alarm)

Chi: "Ayah belum tidur?"

Chi terbangun karena alarm. Dari balik pintu, Chi lihat TV menyala di ruang keluarga. Berarti K'Aie belum tidur, nih.

K'Aie: "Belum, Bun."
Chi: "Tolong nyalain rice cooker, ya. Bunda nanti bangun sebentar lagi buat masak."
K'Aie: "Udah pada sahur, Bun."

Hah?! Chi pun langsung nyamber HP buat lihat jam. Eyaampuuunn! Udah pukul 4 pagi!

Chi langsung bangkit dari kasur. Melihat K'Aie dan anak-anak lagi pada sahur.

K'Aie: "Alarm udah bunyi 5 menitan. Tapi, Bunda gak juga bangun. Ayah gak tega banguninnya. Kayaknya Bunda lagi enak banget tidurnya."

Hmmm ... Berarti alarm yang Chi dengar tadi adalah alarm kedua. Biasanya alarm pertama Chi setting buat bangun sahur. Lalu yang kedua buat menandakan waktunya ngebangunin anak-anak. Nah, alarm yang pertama ini bablas banget gak kedengeran. 😅
 
Chi pun lanjut tidur lagi. Kebetulan lagi haid. JAdi gak ikutan sahur mumpung lagi enak tidur juga. Akhirnya baru bangun rada siang hehehe.

Alhamdulillah. Bersyukur banget, Keke dan Nai mandiri. Disediain makanan apapun buat sahur ya dimakan. K'Aie juga bukan tipe suami yang harus selalu dilayani tanpa melihat kondisi istri.

Oiya, pas datang ke event itu juga Nai sendirian di rumah. Keke kuliah dan K'Aie ada kerjaan. Sebelum berangkat, Chi pesan ke Nai buat masak nasi. Masakannya untuk berbuka udah Chi siapin sebelum berangkat.

Sejak kecil, Keke dan Nai dibiasin untuk mandiri. Diajak bantu-bantu urusan rumah, termasuk memasak. Memang awalnya malah kayak ngeribetin, ya. Karena malah lebih sering bikin berantakan daripada rapihnya. Jadi malah nambah kerjaan hehehe. Tapi, namanya juga anak-anak yang masih harus banyak belajar. Lama-lama juga mereka terampil.

Mengajarkan anak mandiri bukan berarti orangtua tega, lho. Memang kelihatannya kasihan, ya. Masih kecil kayak udah diajak bantuin urusan rumah. Pengennya sih mereka main aja. Tapi, InsyaAllah semakin lama semakin berasa manfaatnya kalau anak-anak diajarin mandiri.
 

Chi bisa ngomong begini karena punya pengalaman pribadi. Terbiasa pakai asisten sejak kecil. Segala hal dilayani. Boro-boro nyapu, ngepel, dll. Sekadar ambil segelas air aja, tinggal teriak, "Biiii! Tolong ambil air minum!"

Seriusan, deh. Untuk berubah tuh lumayan susah. Selain gak terbiasa, yang terberat adalah melawan rasa malas. Makanya, Chi gak pengen kayak gitu terjadi sama Keke dan Nai. Mereka harus belajar mandiri sejak kecil. Ya terkadang suka gak nyangka juga, sih. Chi yang tadinya serba dilayani, malah mengajarkan anak untuk mandiri. Alhamdulillah, sekarang berasa manfaatnya.

Jadi, siapa yang menyiapkan sahur kalau Bunda sakit? Alhamdulillah, kalau begini rasa kekhawatiran pun sirna. InsyaAllah, anak-anak udah bisa mandiri menyiapkan sahurnya sendiri.

[Silakan baca: 5 Alasan Tega Sama Anak]

Post a Comment

0 Comments