Sehatkan Keluarga, Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap - Maret 2021,
mamah pertama kali divaksin Sinovac. Tidak hanya itu, tetapi juga menjadi
pengalaman pertama ke area publik selama pandemi. Mamah keluar rumah cuma
kalau mau menginap di rumah anaknya. Itu pun dijemput pakai mobil. Jadi
gak ketemu sama orang lain.
Saat itu, Chi seneng banget Mamah bisa divaksin. Tapi, ada rasa
was-wasnya juga. Rumah sakit sebetulnya bukan tempat teraman untuk
didatangi. Nah, ini sekalinya ke tempat publik malah ke rumkit. Lagi
pandemi pula. Meskipun tetap prokes, tapi deg-degan juga.
[Silakan baca: Mamah Sudah Divaksin Sinovac]
[Silakan baca: Mamah Sudah Divaksin Sinovac]
Chi jadi keponakan yang saat itu masih bayi. Di saat pandemi ini lansia,
bayi, dan anak-anak termasuk kelompok rentan. Trus, imunisasinya gimana,
ya? Terhambat gak, ya?
Alhamdulillah, imunisasinya tetap berjalan. Adik saya lebih sering
memanggil layanan imunisasi yang datang ke rumah. Jadi gak mengalami
ketertinggalan. Tapi, bagaimana dengan anak-anak Indonesia lainnya? Apakah
ada yang mengalami hambatan proses imunisasi selama pandemi?
Imunisasi Anak di Masa Pandemi
"Vaksin adalah cara paling aman untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang mengancam jiwa." ujar Robert Gass, Representatif UNICEF Indonesia.
Lebih lanjut Robert Gass mengatakan fakta bahwa sejak diciptakan lebih
dari dua ratus tahun lalu, vaksin telah menyelamatkan banyak nyawa
daripada inovasi medis lainnya dalam sejarah. Setiap tahun, ada jutaan
anak yang dapat dicegah dari tertularnya penyakit seperti difteri,
tetanus, campak, rubella, dan polio.
Sudah ada ratusan negara yang melakukan imunisasi rutin untuk anak. Itu
tandanya imunisasi memang terbukti penting, bermanfaat, dan aman. Tidak
perlu khawatir dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) karena
umumnya ringan dan sementara.
Pekan Imunisasi Dunia (PID) tahun ini mengusung tema “Long Life for All - Sehatkan Keluarga, Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap”. Kementerian Kesehatan dan GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia, perusahaan kesehatan global pada Senin, 18 April 2022 di Jakarta, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap memberikan imunisasi secara rutin kepada anak meskipun kita masih berada di situasi pandemi.
Lebih Baik Kebal Secara Alami (Sakit) atau Imunisasi?
Sumber:
https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/how-do-vaccines-work
"Anak sehat-sehat aja sampai sekarang. Padahal dia gak divaksin sama
sekali."
Salah seorang teman pernah bilang gak mau memvaksinasi anaknya. Apalagi
selama ini juga sehat-sehat aja.
Ya, semua orangtua menginginkan anaknya selalu sehat. Karena dengan sehat,
tumbuh kembangnya bisa optimal. Anak pun bisa berprestasi.
Apakah anak bisa tetap sehat seterusnya bila tidak divaksinasi?
Menurut
Dokter Spesialis Anak, Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) bisa
aja terjadi. Kemungkinan anak tersebut mendapatkan perlindungan kesehatan
dari sekitarnya. Tetapi, bila kemudian berada di lingkungan yang herd
immunitynya belum tercapai, anak pun bisa terpapar sakit.
Seperti gambar di atas, imunisasi mampu memproteksi tubuh anak. Tetapi,
semakin banyak yang diimunisasi, maka kekebalan imunitas akan terbentuk.
Anak-anak yang belum diimunisasi pun bisa terlindungi.
Sebaiknya memang mendapatkan kekebalan dari imunisasi karena risiko
kematiannya lebih kecil. Kurang lebih sama seperti kondisi pandemi saat
ini. Masyarakat yang belum divaksin berisiko bergejala ringan hingga berat
bila belum divaksinasi.
Tentu sebagai orangtua gak mau mengambil risiko itu, kan? Oleh karenanya
sebaiknya beri anak hak untuk sehat dengan cara diimunisasi.
Pencapaian Cakupan Imunisasi Menurun Saat Pandemi COVID-19
Ada berbagai tantangan program imunisasi di Indonesia. Pandemi yang
terjadi selama lebih dari 2 tahun ini menjadi tambahan tantangan bagi para
tenaga kesehatan dalam memenuhi cakupan vaksinasi.
Sebetulnya bisa dipahami bila orangtua menunda imunisasi anaknya. Bukan
karena gak mendukung, tetapi ada kekhawatiran akan terpapar COVID-19.
Apalagi bayi dan anak termasuk kelompok rentan.
Akibatnya selama 2 tahun terakhir ini, layanan imunisasi mengalami
penurunan. Banyak fasilitas pelayanan imunisasi yang terdampak. Secara
global, WHO merilis ada 23 juta anak di bawah usia 1 tahun yang tidak
menerima imunisasi dasar pada tahun 2021. Sedangkan di Indonesia
berdasarkan laporan dari Kementrian Kesehatan RI dan UNICEF, capaian
imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79.1% per Oktober
2021.
Penurunan cakupan vaksinasi tidak bisa dianggap sepele. Indonesia bisa
mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) dari Penyakit Yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I). Berbagai penyakit yang tadinya sudah bisa diredam
karena sudah tercipta kekebalan imunitas, mulai bermunculan karena cakupan
vaksinasi menurun.
Mengejar Ketertinggalan Imunisasi Dasar Anak
Menurut Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) ketertinggalan imunisasi
dasar masih bisa dikejar. Gak perlu diulang dari awal. Cukup lengkapi saja
yang masih kurang.
Mengejar ketertinggalan bisa dengan cara pemberian imunisasi sekaligus.
Tetapi, bisa juga dicicil bila orangtua gak tega. Meskipun sebetulnya
tetap aman bila diberikan sekaligus.
Saat ini posyandu sudah dibuka. Tetapi, untuk mengejar ketertinggalan,
sebaiknya jangan hanya menunggu posyandu, ya. Karena hanya dibuka sebulan
sekali. Bisa lakukan imunisasi di Puskesmas atau layanan kesehatan
lainnya.
Nai waktu kecil seneng banget setiap abis diimunisasi karena bisa pasang
plester keren di tangannya
Begitupun bila anak sedang/pernah kontak erat dengan yang terpapar
COVID-19. Harus dilihat dulu kondisinya selama 2 minggu. Karena bisa saja
ikut terpapar.
Komitmen GlaxoSmithKline Indonesia untuk Terus Mendukung Upaya Pemerintah Dalam Membangun dan Memelihara Kesehatan Masyarakat
dr. Deliana Permatasari, Vaccine Medical Director GSK Indonesia, “kolaborasi public dan private dalam upaya untuk menyampaikan informasi ilmiah kepada petugas kesehatan dan juga masyarakat umum terkait imunisasi harus terus dilakukan agar dapat mempercepat cakupan imunisasi lengkap terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) diantaranya seperti Difteri Tetanus Pertussis, Rotavirus, dan Pneumokokus”.
Berbagai masalah kesehatan, termasuk cakupan vaksinasi, memang bisa
diselesaikan bila saling bekerjasama. Kemenkes saat ini mengembangkan
Kemitraan Pentahelix, yaitu
- Kerjasama antar pemerintah pusat dan daerah, melibatkan institusi kesehatan dan non-kesehatan
-
Melibatkan unsur pendidikan (akademisi)
-
Melibatkan private sector melalui peranan kemitraan swasta,
misalnya dengan GSK
-
Melibatkan masyarakat sipil seperti IDAI, NGO, dan lainnya
- Melibatkan media massa dan blogger
Kemitraan Pentahelix ini dilakukan dengan pendekatan Demand Creation,
yaitu
- Aku Tahu - Perbanyak mencari informasi dari sumber yang dapat dipercaya
- Aku Mau - Mulai mengakses layanan kesehatan bukan karena keterpaksaan. Tetapi, karena kesadaran
- Aku Mampu - Mulai mengajak dan mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal sama
Jadi, sudah cek buku KIA belum? Yuk segera dikejar cakupan imunisasinya
bila masih tertinggal. Agar keluarga Indonesia bisa sehat melewati
pandemi dengan imunisasi lengkap.
69 comments
Alhamdulillah sudah lengkap vaksinnya. Abis ini udah ga pandemi lagi, ya? Aamiin..
ReplyDeleteInsyaAllah pandemi selesai. Aamiin
DeleteBeberapa kali memang suka berpikir tentang bahasan ini "Lebih Baik Kebal Secara Alami (Sakit) atau Imunisasi?"
ReplyDeleteSetelah baca tulisan ini jadi paham dan make sense banget. Sangat amat related dengan kondisi yang berkembang. Jika ditarik lebih jauh, Pandemi ini ternyata juga membuat Kita jadi semakin aware dan lebih mengerti banyak hal.
Benar memang, segala sesuatu pasti ada positif negatifnya sendiri
Thanks for sharing Mbak
Yup! Setiap kejadian akan selalu ada 2 sisinya
DeleteKayesa kemarin sempet terhambat teh proses imunisasinya selama pandemi itu. Karena mau imunisasi tapi ada perasaan takut gitu bawannya ke klinik. Selain itu, posyandu jadi jarang buka karena pandemi terus bidannya ada yang sibuk juga ksih vaksin ke masyarakat. Jadi terhambat. Tapi allhamdulilahnya itu bisa aku kejar biar lengkap. Jadi sekali imunisasi langsung nambah varian jnis imunisasinya
ReplyDeletealhamdulillah udah tuntas PR imunisasinya, ya
DeleteNai kecilnya imuuut:). Benar nih gara-gara pandemi jadi turun cakupan imunisasi, tetangga aja ada yang menunda anaknya diimunisasi. Semoga dengan segala program untuk upaya meningkatkan cakupan imunisasi bisa tercapai lagi herd community
ReplyDeleteKarena khawatir terpapar kalau keluar rumah. Alhamdulillah sekarang mulai gerak lagi kegiatan imunisasi
DeleteNgga akan pernah habis nih pro kontra imunisasi. Padahal imunisasi ini juga sebagai salah satu bentuk sayang kita pada anak-anak sebagai pencegahan dan proteksi. Harus rajin2 cek buku KIA hehe.
ReplyDeleteAlhamdulillah nih anak-anakku udah lengkap bahkan udah Sinovac 2x juga.
Kayaknya sampai kapanpun akan tetap ada yang antivaks. Saya sih abaikan aja. Tetap mengimunisasi anak :D
DeleteIya selama pandemi, kegiatan posyandu di tempat saya juga dihentikan, jadinya ibu-ibu yang punya balita nggak bisa dapat imunisasi secara gratis. Akhirnya banyak yang terlambat, yang sudah sadar sih langsung pergi ke tempat praktik bidan, membayar 30 sudah bisa dapat imunisasi. Yang sayang duitnya, memilih nggak usah imunisasi dulu.
ReplyDeleteTernyata ketertinggalannya bisa di rapel ya, diberikan sekaligus. Jadinya bisa disuntik lengan kanan kiri dong ya.
Seneng yaa denger orangtua sudah divaksin, aku pun. Dan ini baru dosis pertama.
ReplyDeleteBtw, rernyata imunisasi anak bisa dirapel sekaligus ya, Teh. Aku malah baru tau. Ini Wildan juga masih kurang imunisasinya, nih.
iya bisa dirapel untuk mengejar ketinggalan
DeleteAlhamdulillah kami keluarga termasuk yang rajin vaksin sedari bayi, jadi turun temurun memberitahukan akan pentingnya imunisasi buat kesehatan keluarga. Sampai pandemi pun vaksin anjuran pemerintah sampe booster udah dilakukan.
ReplyDeleteSemoga ikhtiar kita untuk sehat diberkahi , dan alhamdulillah kami pun sehat2 semuanya.
Btw sehat selalu buat keluarga chi
Melengkapi imunisasi anak emang butuh komitmen dari ortu juga ya..kadang karena kesibukan gak sempat.. Jadi harus diusahakan banget sama para ortu agar vaksin anak2nya lengkap biar terhindar dari berbagai penyakit yang makin ajaib
ReplyDeleteKeponakanku tuh, imunisasinya sempet ketinggalan gegara covid. Sekarang setelah kondisi membaik, mau dikejar biar imunisasinya lengkap
ReplyDeletealhamdulillah mulai dikejar
DeleteImunisasi adalah salah satu cara untuk menyelamatkan anak anak dari penyakit berbahaya bagi mereka. Apalagi pemerintah sudah mengratiskan imunisasi dasar dan ini juga sudah masuk program nasional. Jadi jangan sampe kelewatan ya kak
ReplyDeleteSebagai calon orang tua nantinya, penting sih tahu manfaat imunisasi supaya anak-anak bisa tetap terjaga imunnya. Apalagi sekarang ini lagi masa-masa korona ya kak. Imunisasi hingga vaksin itu wajib diketahui
ReplyDeleteYup! Usahakan imunisasinya komplit
DeleteKemarin pas pandemi lagi ramai, aku juga tetep nemenin keponakan bayi buat imunisasi. Ditunda pun paling karena anaknya kurang sehat aja. Alhamdulillah lengkap untuk yang setahun ini. Kan imunisasi itu hak anak. Jadi orang tua dan sekitarnya kudu peduli
ReplyDeleteAlhamdulillah tetap terpenuhi imunisasinya meskipun sedang pandemi
DeleteAku setuju sekali nih, anak-anak tuh harus mendapatkan imunisasi lengkap. Apalagi sekarang inikan lagi pandemi ya, jadi harus dukung nih usaha Kementerian untuk menyukseskan imunisasi anak secara lengkap
ReplyDeleteharus double proteksi, ya
DeleteImunisasi emang penting banget ya
ReplyDeleteKalau kupikir2 ya imunisasi emang hak anak yang jgn sampai ga dikasih
Penting banget memang ya imunisasi lengkap ini. Untuk kesehatan dan ketahanan tubuh anak. Gak hanya di masa saat ini, tetapi juga untuk di masa depannya. Tanpa imunisasi lengkap, riskan banget deh kesehatan anak. Semoga para antivaks bisa segera menyadari hal ini. Toh vaksin sudah terbukti aman, halal, dan bermanfaat.
ReplyDeleteberpotensi menimbulkan endemi penyakit lain
DeleteSangat setuju sama mbak Myra. Aku merasa bahwa imunisasi tuh salah satu bentuk cinta orang tua kepada anak. Jadi ya memang harus diusahakan dan dikejar ginanapun caranya.
ReplyDeletememberikan hak anak, ya
DeleteImunisasi maupun vaksinasi itu penting kok. Karena kita tidak pernah tau lingkungan baru nantinya seperti apa. Maka dari itu, penting untuk membentengi diri yaitu dengan cara vaksinasi.
ReplyDeleteKalaupun si kecil belum komplit imunisasainya kita sebagai orangtua nggak perlu khawatir. KArena kita masih punya kesempatan untuk melengkapinya.
ReplyDeleteya, bisa dikejar bagi yang tertinggal
DeletePernah denger kayak gini dari antivaks "Anak sehat-sehat aja sampai sekarang. Padahal dia gak divaksin sama sekali."
ReplyDeleteDuh, padahal ya karena anak di sekitarnya divaksin, coba kalau dia pergi ke daerah yang anaknya ga divaksin..ya Wallahualam
Yup! anak-anak yang udah divaksin yang membentengi
DeleteHihi... Nai kecil lucu. Seneng diimunisasi karena dipasang plester keren. Bukan karena dapat bubur kacang ijo ya? :)) Insya Allah anak-anak Indonesia sehat dan cerdas.
ReplyDeleteDia berasa keren kalau pakai plester hihihi
DeleteYa Allah Mbak Myraa....aku kenapa malah salah fokus sama foto Nai yang masih kecil yang seneng dipasang plester ya. Time flies ya mbak. Sekarang anak-anak kita dah abege.
ReplyDeletejadi anak keren katanya hehehe
DeleteSaya belum sempat vaksin dosis 3, pas lagi ada vaksin di kantor, saya malah kena covid. dan sampai sekarang blm vaksin lagi
ReplyDeleteSemoga sekarang udah vaksin ya
DeleteAlhamdulillaah anak2ku sudah lengkap imunisasinya dengan buku pencatatan lengkap juga. Memang deh mesti ada penyuluhan di Posyandu atau pengingat bagi orangtua agar tidak lupa akan hal ini. Serem banget berbagai penyakit yang timbul akibat iminisasi yang terabaikan. Jadi kalau ada yang kelupaan, langsung aja datang ke layanan kesehatan terdekat untuk imunisasi ya mbak? Mantap :)
ReplyDeleteIya, langsung ke RS atau posyandu juga bisa
DeletePentingnya melengkapi imunisasi, apalagi belum tentu engeh bagaimana kondisi lingkungan apakah memang sudah herd immunity atau belum ya. Maka ndak bisa diabaikan sih
ReplyDeleteyup! Usahakan jangan sampai abai dengan jadwal vaksinasi
DeleteKetertinggalan imunisasi dasar masih bisa dikejar. Gak perlu diulang dari awal. Cukup lengkapi saja yang masih kurang. Semoga ini dipahami para orangtua sehingga enggak ada anak yang enggak imunisasi
ReplyDeleteSemoga semakin banyak yang sadar untuk mengimunisasi anak-anaknya
Deleteini nih penting sekali, imunisasi lengkap termasuk faktor utama untuk membentuk imunitas pada bayi. Semoga adanya edukasi pada artikel ini bisa memberikan pemahaman yang gamblang khususnya emak-emak terkait hal-hal berbau imunisasi.
ReplyDeletebaru tau kalo bisa minta imunisasi di rumah
ReplyDelete2 tahun pandemi ini memang membingungkan ya?
Mau divaksin kok takut ketularan.
Gak divaksin, kok takut malah ketularan penyakit lain seperti TBC dan polio
Untuk meminimalisir risiko terpapar. Makanya ada yang bisa ke rumah, Mbak
DeleteImunisasi memang penting banget dilakukan sejak dini, jadi kalau sudah dapat infonya segera daftarkan diri untuk anak tercinta..
ReplyDeleteJangan dtunda, ya
DeleteImunisasi lengkap emang penting banget ya kak supaya jutaan anak bisa terminimalisir dari tertularnya penyakit kayak difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.
ReplyDeleteSelama pandemi berlangsung, kegiatan imunisasi memang terpaksa tertunda sih ya. Orang tua yang memiliki bayi pasti khawatir mau keluar rumah. Apalagi kemudian ada banyak pembatasan untuk beraktivitas dan tenaga medis lebih diarahkan/difungsikan untuk menangani masalah pandemi. Alhamdulillah semoga setelah ini kegiatan imunisasi bisa berjalan baik seperti sediakala.
ReplyDeleteAlhamdulillah
DeleteDengan adanya kerjasama seperti ini akan memudahkan masyarakat, maupun pemerintah dalam mewujudkan capaian imunisassi. Kerjasama pemerintah dengan stake holder harus semakin digalakkan
ReplyDeleteya, harus saling bekerjasama
DeleteImunisasi lengkap adalah hak anak ya mbak
ReplyDeleteMakanya penting banget untuk memberikan anak imunisasi lengkap meski sedang pandemi seperti ini
Kalau ketinggalan harus dikejar
DeletePenting banget emang mba vaksin ini, Alhamdulillah yang vaksinnya telat bisa dikejar ya
ReplyDeletealhamdulillah
Deletememang benar imunisasi itu penting sekali untuk anak-anak supaya tumbuh kembangnya lebih baik dan terhindar dari berbagai penyakit karena sistem imun meningkat dengan pemberian vaksin
ReplyDeleteiya, Mbak
DeleteYups. Imunisasi emg penting banget ya kak. Apalagi yg masih usia anak2 wajib banget di imunisasi lengkap biar terus sehat antibodi terbentuk sejak dini.
ReplyDeleteya semoga anak-anak sehat selalu
DeleteBanyak juga ya 23 juta anak belum ikutan imunisasi, kalau dipikir memang benar adanya, kala pandemi orang jarang keluar, pasti akan menunda jadwal rutin imunisasi lengkap. Semoga setelah ini anak Indonesia tetap sehat bebas penyakit menular
ReplyDeleteMakanya dikhawatirkan jadi endemi kalau banyak yang divaksin
DeleteImunisasi ini penting banget buat membangun sistem kekebalan tubuh sejak dini ya. Jadi kalau sempat tertunda saat pandemi, harus dikejar dan terfasilitasi sama program Imunisasi Kejar dari Kemenkes. Orang tua harus semangaattt demi kebaikan anak-anaknya.
ReplyDeleteyup! Semangat memenuhi jadwal vaksin untuk anak
DeleteImunisasi lengkap memang bisa menjadi solusi terbaik ya kak Untuk menjaga kesehatan keluarga
ReplyDeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^