Jangan Lakukan Ini Bila Mengajak Anak Bertamu - Beberapa hari ini sedang
viral cerita seorang netizen yang merasa kesal karena koleksi mainannya
dibawa pulang oleh keponakannya. Ketika ditagih, orangtua si anak
mengganggap, "Itu kan hanya mainan seharga Rp50 ribu."
Wogh! Chi bacanya ikut geregetan, lho. Rasanya pengen ikut
kruwes-kruwes. Errgh!
Beberapa hari kemudian, Chi baca thread di Twitter tentang kisah viral
ini. Katanya, sih, itu cerita bohong yang sengaja dibuat. Netizennya lagi
nge-halu aja. Akun yang menceritakan kisah mainannya itu pun sudah
menghilang.
Terlepas dari itu cerita fiktif atau enggak, yakin banget kejadian
seperti itu bisa terjadi di dunia nyata. Paling gak Chi pernah mengalami
yang kurang lebih sama. Ya, memang bukan mainan yang harganya sampai
ratusan ribu apalagi jutaan. Tetapi, gregetan banget ketika barang pribadi
diacak-acak oleh tamu.
Nah, apa aja sih yang sebaiknya jangan dilakukan saat
mengajak anak bertamu?
Orangtua Jangan Keasikan Ngobrol dan Mengabaikan Anak
Beberapa tahun lalu, mamah pernah kedatangan tamu yang membawa 2 orang
anaknya yang masih kecil-kecil. Ketika mamah dan tamunya sedang asik
ngobrol, kedua anaknya masuk ke ruangan lain. Kemudian membongkar box
berisi perlengkapan bento milik Chi.
Perlengkapan bento memang banyak yang lucu. Makanya mungkin disangka
mainan. Chi udah dengan sangat pelan kasih tau supaya jangan diberantakin.
Tapi, gak digubris kedua anak itu. Setiap kali Chi beresin ke box,
dikeluarin lagi ma mereka.
Chi tau persis orangtuanya melihat yang dilakukan anak-anaknya. Tetapi,
gak melakukan tindakan apapun. Tetap aja asik ngobrol. Padahal perasaan
Chi udah campur aduk. Antara kesel karena barang pribadi diacak-acak. Juga
merasa gak enak hati sama orangtua. Khawatir dianggap menjadi tuan rumah
yang gak menyenangkan.
Catatan nih buat para orangtua yang ajak putra/putrinya bertamu. Pastikan
bisa duduk manis. Gak 'house tour' tanpa pengawasan. Apalagi sampai
ngacak-ngacak barang pribadi milik tuan rumah.
"Tapi, anak saya memang tipe yang gak bisa diam dalam waktu lama. Makanya
dia jalan-jalan."
Setiap orangtua pastinya harus mengenal karakter anaknya masing-masing.
Coba deh bawa mainan, camilan, atau apapun yang sekiranya bisa bikin
anaknya diam dalam waktu lama. Kalau memang gak bisa juga, orangtuanya
yang harus sadar diri.
Jangan hanya karena masih kangen sama tuan rumah, lagi seru-serunya
ngobrol, trus ngebiarin aja anaknya masuk ke ruangan lain dan
ngeberantakin serta mengambil apapun semaunya. Kalau memang sudah gak bisa
diminta lagi untuk tetap diam, sebaiknya pamit pulang. Seseru apapun
obrolan yang sedang dibahas bisa dilanjutin di lain waktu.
Stop Menormalisasi Kalimat 'Namanya Juga Anak-Anak'
Sekitar 6 tahun lalu Chi pernah membuat postingan tentang seorang anak
usia 4 tahun yang selalu tantrum ketika permintaannya gak diturutin. Anak
ini juga pernah terlihat nyubitin dan memukul sodaranya ketika sodaranya
menolak diajak bermain. Ibunya coba melerai dan mengingatkan anaknya.
Tetapi, sama bapaknya malah dibela dengan alasan, "namanya juga
anak-anak."
Chi gak bermaksud ingin mencampuri urusan keluarga orang lain. Tetapi,
secara pribadi menganggap bahwa gak semua hal bisa dimaklumi dengan alasan
"namanya juga anak-anak."
Iya, anak-anak gak selalu salah. Malah seringkali mereka gak paham yang dilakukan itu bener atau salah. Apalagi kalau gak ada yang ngajarin.
Nah, di sinilah peran penting orangtua. Anak usia berapapun juga bisa diajari, kok. Malah memang bagusnya diajari kebaikan sedini mungkin. Tentu aja disesuaikan dengan daya pikir seusianya.
Iya, anak-anak gak selalu salah. Malah seringkali mereka gak paham yang dilakukan itu bener atau salah. Apalagi kalau gak ada yang ngajarin.
Nah, di sinilah peran penting orangtua. Anak usia berapapun juga bisa diajari, kok. Malah memang bagusnya diajari kebaikan sedini mungkin. Tentu aja disesuaikan dengan daya pikir seusianya.
Balik lagi ke masalah mainan yang viral itu. Kalau baca salah satu
screenshot WAnya, ibu tersebut membela anaknya dengan alasan anaknya
selalu rewel kalau permintaannya gak diturutin. Seriusan Chi gregetan lho
bacanya.
Orangtua tetap harus mengajarkan ke anak untuk jangan mengambil barang
milik orang lain. Lalu bagaimana kalau anaknya tetap rewel saat bertamu
karena menginginkan barang tuan rumah?
Kalau anak udah susah dibujukin dan tetap rewel, sebaiknya pamit pulang. Jangan membuat tuan rumah menjadi terpaksa memberikan sesuatu yang diinginkan anak kita. Perkara anaknya bakal terus rewel kalau permintaannya gak diturutin, ya itu urusan orangtuanya. Intinya jangan membenarkan tingkah lakunya hanya karena si anak masih kecil.
[Silakan baca:
Namanya Juga Anak-Anak]
Jangan Meremehkan Barang Milik Orang Lain
Dulu Keke dan ayahnya punya koleksi diecast. Buat Keke, diecast gak
sekadar mobil-mobilan. Tapi, dia mainin dengan apik. Bahkan sampai tau
ciri-ciri semua koleksinya dengan detil.
Kemudian koleksinya itu sempat kami simpan dalam waktu lama. Karena ada
sepupu Keke yang tinggal serumah, trus kalau mainin diecast sering
dibanting, dilempar, dll. Pokoknya diperlakukan dengan kasar.
Udah sering banget dibilangin. Bahkan dibeliin terpisah supaya gak
mengganggu koleksi Keke. Tapi, tetap aja pengennya punya Keke. Jadi dengan
terpaksa kami simpan dulu. Gak tega lihat Keke yang terus sedih melihat
koleksinya satu per satu jadi bocel-bocel.
[Silakan baca:
Koleksi Diecast Keke Dipajang Lagi]
Di kasus yang viral itu, si ibu kayak meremehkan harga mainan yang
diambil anaknya. Menganggap mainan 50 ribuan aja kok diributin. Padahal
menurut si pemiliki mainan, harganya Rp500 ribu dan Rp1,8 juta.
Menurut Chi, poin permasalahannya bukan di harga mainan. Tetapi, tentang
mengambil barang milik orang lain tanpa izin. Memangnya kita boleh
seenaknya ambil barang orang lain tanpa izin kalau harganya murah? Enggak
kaliiii.
Lagipula harga murah kan belum tentu nilai historisnya juga murah. Siapa
tau ada kenangan yang gak bisa dilupakan dari barang tersebut.
Jadi jangan deh ya meremehkan barang milik orang lain. Apalagi kemudian
merasa berhak mengambil dengan alasan apapun. Kalau mengambil tanpa izin
seharusnya bisa dibilang mencuri. Tapi, pasti tersinggung kan kalau
dibilang pencuri? Nah, sebelum tersinggung, sebaiknya mulai deh menghargai
barang orang lain tanpa meremehkan apalagi ambil seenaknya.
Contohnya, nih, Chi punya beberapa koleksi Minions dari paketan Happy
Meal McDonad's. Sebetulnya, Chi gak terlalu suka sama filmnya. Tapi,
selalu gemes banget ma karakternya. Makanya waktu McD ngeluarin paketan
ini, bisa setiap minggu makan Happy Meal. Bahkan dalam seminggu bisa
beberapa kali hahaha!
Ya mungkin harganya gak seberapa. Apalagi kalau dibandingin ma berbagai
figurine yang memang untuk dikoleksi. Tapi, kan, tetap aja ada sejarahnya.
Jadi tetap aja bisa bikin Chi kesel kalau ada yang seenaknya mainin
koleksi Minions. Kecuali memang udah dikasih izin.
Sebetulnya adab bertamu lebih banyak lagi. Menjadi kewajiban orangtua
untuk mengajarkan. Intinya sih bertamu seharusnya niatan untuk
bersilaturahmi. Jadi pastinya jangan hanya tuan rumah dituntut memuliakan
tamu. Tamu pun juga harus punya etika bertamu.
78 comments
setuju sama point2 nya, apalagi bagian menormalisasi, namanya juga anak2, sebel banget tiap2 ada yang bilang gitu padahal jelas2 anaknya kurang ajar atau berbuat salah
ReplyDeleteYup! Karena perilaku anak juga sebetulnya bisa dipengaruhi dari cara orangtua mendidik. Anak kecil juga bisa kok diajak tertib.
DeletePengalaman aku banget juga mbak, ibunya namu ke rumah anaknya nyobek wallpaper, megang vas bunga, guci dibawa2 tapi orangtuanya diem aja malah main hape. Aku gemes bgt. Mau negur gak enak.
ReplyDeleteNah iya, kan. Saya berusaha keras untuk gak ngomel. Karena gak enak sama mamah. Eh, tapi orangtuanya cuek aja lihat anaknya ngacak-ngacak barang orang lain. Kan, jadinya keseeeel.
Deletenah iya nih, kadang suka ada orang tua yang selalu punya senjata kata2 "namanya anak anak", pernah banget lego koleksi aku yang limited edition dipake mainan dan dilempar2 sama anaknya tamu :(, sedih banget :(
ReplyDeletePadahal bisa bikin Lego jadi pajangan juga butuh usaha, ya
DeleteAku jadi merasa terkoreksi karena membaca tulisan kak Chie.
ReplyDeleteMerasa "Pernahkah anakku berbuat begitu di rumah orang lain?"
Rasanya hancur banget pasti hati ini yaa..
Aku pernah mengalami saat koleksi stikerku ditempel-tempelin anak kecil tamu Ibukku. Dan ibukku malah belain anak lain. Jadi aku pernah ngomel "Sebenernya, Ibu sayang sama adik (aku) gak sih?"
Sampai segitunya yaa...
Memang harus selalu introspeksi. Saya pun begitu. Meskipun rasanya anak-anak saya masih termasuk tertib. Tetapi, siapa tau ada yang gak saya sadari telah melakukan kesalahan
DeleteSetuju mba, adab bertamu harus dijunjung tinggi. Saya juga geregetan kalau ada statement...wong cuma mainan, atau mainan harga berapa sih...atau namanya juga anak-anak.... ini yang gak boleh jadi kebiasaan. Mainan anak saya meski sudah patah, tapi justru inilah mainan favoritnya, kalau hilang sampai kemanapun akan dicari. Bahkan ada yang nyeletuk...halah mainan sudah rusak aja dicariin sampe nangis2.... duuh kita memang harus menjaga banget adab bertamu ya apalagi kalau saat bertamu kita ajak serta anak balita yang kadang suka berulah tanpa sepengetahuan kita.
ReplyDeleteNah itu dia. Kan sebagai tamu gak tau ada cerita apa di balik barang-barang pemilik tuan rumah
DeleteWah, ngerti perasaannya gimana Mba. Saya juga punya anak kecil yang suka berantakin mainan tantenya. Sering ngingetin mereka biar beresin mainannya. Bab ini memang mesti sabar yaa mengingatkan anak-anak terus karena mereka suka lupa. Betul banget menghargai barang milik orang lain itu penting banget yaa jadi catatan untuk saya biar lebih hati-hati lagi kalau bertamu ke rumah saudara atau teman. Makasih sudah mengingatkan
ReplyDeleteIya, Mbak. Memang harus konsisten terus. Insya Allah anak akan mengerti dan mau tertib
DeleteBener banget mbak, apalagi anak kecil yaaa, kudu diajarin adab juga gmn caranya bertamu, supaya gak ngrepotin yang punya rumah juga. Trus diajarin gmn caranya gak boleh minta2 yang bukan hak, kecuali kalau dikasi. Emang kuncinya di orang tua sih, jangan biasakan bilang "Namanya jg anak kecil".
ReplyDeleteTerlepas dr kisah vira kmrn halu atau gmn, mungkin yang nulis pengen ngingetin aja supaya kita2 gak jd ortu yg nyebelin dan belain anak mulu saat sia anak salah kali yaaa
Yup! Orang tua punya peranan penting. Karakter anak bisa terbentuk dari didikan orangtua
DeleteSedih dan gemas yaa kalo ada anak buat kesalahan, ketika ditegur ortunya hanya membalas "namanya juga anak-anak". Sebagai orang tua, harusnya kita malu kalo anak kita "banyak tangan", suka ngambil barang yang bukan miliknya. Kalo dibiarin, besarnya nanti bisa jadi kebiasaan suka ngambil barang milik orang lain
ReplyDeleteNah itu dia. Malah nanti bisa jadi kebiasaan sampai besar
DeleteIya, mbak, aku juga miris dengan cerita ttg gundam itu meski akhirnya katanya sih cerita fiktif. Tapi dari cerita itu saya juga jadi mawas diri agar ketika ajak anak anak ga bikin orang kesel hehehe saya soalnya pernah juga. Pas pengajian di rumah, anak anak main bola terus kena kaca jendela, sampai pengajian selesai itu gak ada yang ganti kaca jendela heheh, ya begitulah, meski anak anak, tetap saja harus diajari untuk aware sama barang orang lain dan meminta maaf jika melakukan kesalahan
ReplyDeleteDuh! Sampai ada kaca yang pecah ya, Mbak. Pada akhirnya tuan rumah jadi harus mengeluarkan biaya. Itulah makanya memang peran kita sebagai orang tua menjadi penting untuk mengajarkan anak
DeleteMba, aku sepakat juga. Menurutku malah sejak kecil harus mulai di edukasi mana yang boleh dan mana yang tidak. Termasuk juga untuk barang-barang orang lain, mba.
ReplyDeleteYup! Anak bisa diajarin kok sejak kecil
DeleteBenar banget Mba, saya juga suka kesal sama orang tua yang cuek aja saat bertamu, padahal anaknya dah acak-acak barang orang lain. Jujur
ReplyDeletegregetan pengen negur tapi takut orangtuanya tersinggung.
Dan setuju juga saya, jangan biasakan untuk bilang "namanya juga anak-anak" saat anak melakukan kesalahan, nanti anaknya jadi kebiasaan kan repot sendiri ya.
iya betul, Wan. Orangtua juga lama-lama yang kerepotan
DeleteBanyak orang jadi biadab karena gak disiplin diajarin adab... Mungkin gitu kali yaaa...
ReplyDeleteAnyway, iya suks kesel sama orang tua yang suka belain anal dgn istilah "namanya juga anak" terus mereka ga ngapa2in. Padahal anaknya udah ngacak, ngancurin ini itu. Dan jadinya speecless ga tau musti ngapain. Hahah.
Itu salah satu penyebabnya. Jadi malah tuang rumah yang serba salah, ya hahaha
DeleteSependapat. Orang tua perlu banget menanamkan kepada anak-anak agar tidak mindahin atau bahkan ambil barang saat bertamu.
ReplyDeleteyup!
DeleteDuuh terenyuh sekali sama ceritanya hi, aku jadi teringat sama ponakan cowo dari keluarga papa olip yang kemaren weekend datang ngacak2 tempat kerjaku dan ngambil mainan kk olip. Hahhaa, gemes siih, apalagi si kk marah2 karena ngambil minion2 ituu sama hellokitty, yang bikin ngambek matahin properti BTS.
ReplyDeleteSementara adek iparku malah adem2 bae, eh aku aja yang ngamanin anak itu ajak ke indomaret depan rumah dari pada di smekdon si kaka hahhaaa. Kalo masih batita wajar, ini udah SD kelas 4, minta di jitak ituuh .
Duh, kadang adab ini perlu banget buat pasutri muda yang kurang peka dan lupa mendidik anak2nya beretika.
eh jadi curcool hahaaa..
Eyaampuuuun! Kebayang keselnya Kk Olip. Karena Nai juga sama-sama penggemar BTS. Patah hati deh kalau barang kesayangan diacak-acak.
DeleteNah kan anak kelas 4 SD harusnya udah lebih bisa diajarin. Kembali memang ke peran orangtua
Terlepas dari kisahnya yang ternyata hoax, perilaku seorang ibu yang membiarkan anaknya mengambil barang orang lain tanpa ijin, bahkan meremehkan nilai dari barang yang orang lain beli, adalah fakta yang mungkin sering kita temui di kehidupan nyata. Aku setuju bahwa anak harus dididik, sesuai usianya, sehingga kalau ada yang keliru dari tingkah laku si anak, berarti orangtuanya yang telah keliru mendidik. Semoga diberikan kesadaran pada para orang tua yang tidak mengajarkan etika dan sopan santun pada anaknya.
ReplyDeleteIya, Mbak. Makanya saya gak mengulas panjang tentang konten hoaxnya. Karena faktanya memang di dunia nyata juga ada.
DeleteIya namanya bertamu ya ga bisa sembarangan yaa. Susahnya anak-anak belum 100% punya nalar, makanya peran orang tua jadi penting banget nih buat mengawasi dan ngajarin hal-hal baik, termasuk menjaga barang orang ya
ReplyDeleteMakanya saya lebih menitikberatkan ke peran orangtua. Karena anak-anak memang masih harus banyak belajar
DeleteAku setuju bgt dengan poin2 di atas, apalagi klo soal koleksi yak. Kadang was2 juga kalau ada anak2 yg pegang2 koleksi gitu, bukan cuman takut rusak, tp minta benda koleksinya, hehehe
ReplyDeleteHihihi apalagi kalau kemudian jadi serba salah untuk menolak
Deletewah jadi inget kemarin sempet liat di tiktok ada kasus viral nih, jadi mainan action figure mahal diambil anak-anak walaupun masih saudaranya, tapi dibilang ah kan cuma mainan, asli kesel gak ada manner kayanya ya
ReplyDeleteBeneran ngundang emosi, ya hihihi
DeleteAku baca juga yang itu. Tau-tau mainan dibawa pergi, ga izin dan ga merasa bersalah. Waduh!
ReplyDeleteAdab bertamu penting banget bahkan pernah belajar kalo belum bisa menjaga adab bertamu sebaiknya tidak diajak dulu
Yup! Orangtua harus paham dengan karakter anaknya
Deleteaku sampai gak berani sering-sering datang bawa anak ke rumah ipar karena aturannya ketat sekali. aku paham anakku aktif sih, jadi mending biar suami aja yang sering sendirian, khawatir aja entar ada aja barang yang pecah atau kotor.
ReplyDeleteSetiap rumah pasti punya aturan. Tapi, mau ketat atau enggak memang sebaiknya jangan suka ambil barang tuan rumah tanpa izin
Deleteiya mba.. seringkali kita meremehkan si tuan rumah, walaupun sebenernya tanpa maksud untuk lakukan itu ya. Kalau ada anak - anak yang out of proportion tingkahnya, aku sih akan tegur orang tuanya langsung mba.. they need to know mana yang baik dan mana yang memang harus ditegur
ReplyDeleteSuka deh dengan ketegasan Mbak Indah. Semoga yang ditegur pun berlapang dada, ya. Memang idealnya seperti itu. Tetapi, yang banyak terjadi, tuan rumah gak enak untuk menegur. Giliran ditegur, malah tamunya yang tersinggung.
DeleteJujur aku termasuk paling tegas kalau anak main ke rumah orang harus benar jaga sikap. Termasuk tak boleh seenaknya pegang barang yang bukan barangnya. Sedih juga ada ortu yang anggap wajar anak berantakin barang orang lain
ReplyDeleteSama, Mbak. Pokoknya anak-anak saya harus tau dan paham aturan bertamu
DeleteKalau ke rumah orang memang idealnya gak ajak anak yaa..
ReplyDeleteKalaupun ajak anak harus dengan konsekuensi yang ketat. Karena yang namanya bertamu, sang pemilik pasti memiliki aturan masing-masing dalam rumahnya.
Jadi, yang bagus sih jangan lama-lama.
Seperlunya aja terus pulang. hihii..kalo mo lama by wa aja...ngobrolnya.
Sekarang banyak wadah berkomunikasi hihihi. Tetapi, saya pun sekiranya mau berlama-lama ketemuan temen, akan meminta tolong suami untuk jagain anak. Jadi, mereka gak ikutan bertamu
DeleteIya nih seringkali kalau tamu anak kecil pecicilan di rumah yaaa
ReplyDeleteMau nglarang gmn akhirnya jurus jitu taktutupin kamar2 hehe
Anak2ku alhamdulillah anteng2 sih selama ini, paling suka kepoh aja nanya2 itu ruang apa, ini makanan apa, kalau tuan rumahnya punya anak sebaya biasanya ya main aja akhirnya hehe
Nah, kalau sekadar nanya-nanya, saya juga seneng. Terkadang celotehan anak kan suka lucu. Asalkan jangan suka ngeberantakin atau ngambil tanpa izin aja
DeleteAku baca tuh berita viral dan gemes banget. Walaupun murah, kan itu punya orang lain. Jadi gak berhak buat ini ituin
ReplyDeleteTerus teringat Keponakan yang dulu suka minta mainan saudaranya. Sama Ibunya diomelin, gak dibolehin kaya gitu. Mau nangis kejer biar dituruti, dibiarin aja. Setelah itu udah lebih terkontrol. Emang balik ke orangtua masing-masing ya
Yup! Karena permasalahan utamanya adalah mengambil tanpa izin
DeleteSetuju banget
ReplyDeleteSaya yang masih punya anak kecil, sangat mewanti-wanti anak kalau bertamu termasuk hal yg digaris bawahi di artikel ini. Soalnya saya juga merasa kesal kalau barang di rumah tanpa izin dimainin sama anak orang. Sama anak sendiri saja gak boleh, eh masa anak orang tanpa izin main seenaknya saja ...
Iya, orangtua seharusnya bisa ajarin masing-masing anaknya
DeleteIyaaa bener di masyarakat kita suka.menyepelekan kata2 "Namanya juga anak2". Sayapun terus terang pernah ngalami, tetangga main dirumah kami mainan di berantakin ibunya jemput merasa gak.enak tapi sayanya yg bilang gapapa namanya jg anak2 hehehe.
ReplyDeleteMengenalkan adab bertamu kepada anak2 memang penting.
Jadinya tuan rumah yang beberes hehehe
DeleteMemang kesal ya mbak kalau ada anak yang naluktak hihi walaupun anak anak, tetap ibu harus mengendalikan supaya gak buat ulah. Ini juga yang selalu saya sampaikan ke anak anak kalau mereka ikut saya bertamu. Bisa duduk diam atau tidak usah ikut. Biasa mereka nurut
ReplyDeleteAlhamdulillah nurut ya, Mbak. Memang orangtua harus berperan.
Deletejadi inget gundam walau cuma cerita karangan ya wkwkkw. tapi aku sebelum sampai ke rumah orang lain pasti udah kubriefieng duluan anak-anak biar ga kejadian macem-macem
ReplyDeleteIya, wajib banget selalu ingetin anak hehehe
DeleteMemang gemes baca cerita yang viral itu... Ternyata ada pengalaman pribadi juga ya mak... Penting banget memang mengajarkan anak tentang kepemilikan dan menghargai milik orang lain...
ReplyDeleteIya, Mbak
DeleteNormalisasi namanya anak-anak nih yang masih banyak di kita ya. Jadinya kayak excuse walopun nyebelin. Jadi reminder nih buat aku. Takut kalo aku begini ke anak. Semoga tidak.
ReplyDeleteIya. Jadi menjadi sesuatu yang menyebalkan dengan bilang "namanya juga anak-anak"
Deletekayanya pada begitu ngikutin lingkungan + kebiasaannya deh mak, soalnya setiap aku main kerumah temenku. anak sebelah gimana" pasti dibilangin gpp namanya juga anak kecil. sampe ku bilang : jgn begitu nanti kebiasaan
ReplyDeleteiya seharusnya jangan selalu dimaklumi hanya karena masih anak-anak
DeleteMak Chi, aq setuju banget dalam bertamu sedini mungkin anak-anak diajarkan aturannya. Terkait bagaimana kesopanan (saat orang tua ngomong tidak boleh disambung), terkait makanan dan apa yang tidak boleh disentuh anak-anak di rumah tamu. Karena kesopanan ini hal mendasar banget ya, kalau kita terapkan insya Allah anak-anak berada di manapun akan mudah adaptasi.
ReplyDeleteAku juga nggak setuju dengan kalimat "namanya juga anak-anak". Hmm anak-anak itu sudah tahu mana benar dan salah, kalau kita terus mengatakan itu maka tidak mungkin di kemudian hari mereka akan semena-mena, naudzubillah.
Iya, Mak. Karena anak-anak juga sebetulnya bisa kok diajarin. Gak bisa selalu dimaklumi kelakuannya
DeleteMeski itu kisah ngehalu, tapi aku punya pengalaman buruk sama ibu-ibu yang main ke rumahku bawa anak loh. Ada yang bawa anak parah banget, lari dari luar ke kamar lewat jendela dan kakinya kotor, kasur, lantai blepotan tanah, susu muncrat ke tembokku. Aseli truma banget ibunya diem aja. Ada yang anaknya teriak-teriak berantem. Intinya bertamu itu bawa anak harus dijaga anaknya, meski pun bocil
ReplyDeleteTuh, kan, faktanya memang ada yang begitu. Makanya ngeselin ya, Mbak
Deletesetuju banget nih teh. alhamdulillah anak-anakku adalah tipekal yang enggak suka pegang2 punya orang lain kalau bertamu. daan dia pun menerapkan hal serupa kalau ada tamu ke rumah.kadang aku kerepotan sendiri kalau ada tamu yang datang terus anaknya pingin mainnan putriku
ReplyDeletebikin serba salah aja ya, Mbak
DeleteAku tuh jadi bersyukur loh mba, dulu dididik mama keras. Apalagi yg namanya etika di rumah orang. Mama sebenernya paling males ngizinin kami main ke rumah orang. Dia bilang takut ga enak Ama tuan rumahnya . Mama lebih milih mending temen2 ku yg DTG ke rumah drpd aku yg kesana.
ReplyDeleteSekalinya dikasih ke rumah temen, diwanti2 bangetttt ga boleh ini, ga boleh minta makan kecuali dipaksa makan Ama mamanya temenku. Banyaaak pokoknya aturan yg ditetapin mama. Apalagi ngambil barang orang, bisa dimasukin sekolah asrama aku kalo sampe gitu 🤣🤣🤣🤣.
Makanya ke anak2, aku sama tegasnya. Harus tau etika. Syukurnya anak2ku pendiem kalo diajak ke rumah orang. Ga hilir mudik kesana kesini. Mereka udah tau maminya bakal berubah singa kalo sampe ga bisa diem 😂.
Nahm ajaran zaman dulu memang ada yang bagusnya juga. Untuk hal tertentu, anak boleh aja dididik dengan tegas
DeleteSetuju sama pendapatnya. Kalau di rumah sendiri terserah mau ngapain, tapi kalau di rumah orang lain harus sopan dan jangan membuat tuan rumah jengkel. Salam kak.
ReplyDeleteIya betul, Mbak
DeleteJadi keingetan tetangga yang kalau main dia minta anak orang buat mengerti. Kesel banget deh anak yang lebih kecil sedang pegang bola terus anak di pengen bola masak anak kecilnya yang disuruh mengalah. Akhirnya Setipa tetangga itu main ke rumah mainan baru cepat diumpetin deh wkwkwk. Oiya satu lagi mbak mainan anak-anak kayak boneka sama Pak Su gak boleh ditaruh di lemari pajangan. Ntar diminta sama anak orang kan kita yang enggak enak ya padahal itu punya bocah dan mereka punya histori sendiri mendapatkan boneka tersebut
ReplyDeleteMalah jadi tuan rumah yang umpetin barang hihihi. Tapi, ya begitu kalau menghadapi anak tetangga yang gak mau mengerti
DeleteSepakat banget Teh.
ReplyDeleteWaktu baca berita yang gundamnya diambil ponakan gitu, rasanya beneran aku pun marah bacanya. Apalagi sikap si ibu yang menganggap "namanya juga anak anak" padahal kalau nggak diajarin menghargai privasi orang dan duduk tenang alias nggak home tour pas bertamu, ya dimulai dari masih kecil begitu ya Teh.
Orangtualah yang seharusnya mengajarkan anak ttg menghargai barang orang lain
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^