Perlukah melakukan tes minat dan bakat untuk anak? Jawabannya, perlu -
gak perlu.
Sebelum membahas lebih lanjut, Chi perlu membuat semacam pernyataan dulu. Chi sendiri gak memiliki latar belakang keilmuan psikologi. Jadi apa yang tertulis di artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi. Seorang ibu yang selalu penasaran mencari minat dan bakat anak-anaknya. Mencari tau sendiri, serta ada bantuan profesional juga.
Sebelum membahas lebih lanjut, Chi perlu membuat semacam pernyataan dulu. Chi sendiri gak memiliki latar belakang keilmuan psikologi. Jadi apa yang tertulis di artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi. Seorang ibu yang selalu penasaran mencari minat dan bakat anak-anaknya. Mencari tau sendiri, serta ada bantuan profesional juga.
Tes Minat dan Bakat Diperlukan Bila ....
Keke dan Nai pernah beberapa kali ikut psikotest. Gak pernah
disengajain alias kami datang ke psikolog untuk melakukan tes. Ikutnya
selalu karena program sekolah. Ya, tentu aja sekolah bekerjasama dengan
psikolog. Setiap kali melihat hasilnya, Chi gak pernah kaget. Selalu
sesuai dengan dugaan.
Beberapa tahun lalu, salah seorang psikolog di acara parenting pernah bilang kalau orang tua sebaiknya tidak menggampangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog bila dirasa anaknya memiliki masalah atau hal lainnya yang berkaitan dengan anak. Sebaiknya orang tua mencari tahu sendiri dulu. Karena biar bagaimanapun orang tualah yang kuantitas ketemu dengan anaknya seharusnya lebih banyak daripada seorang psikolog.
Maka dari itu, Chi bikin kesimpulan kalau orang tua sebetulnya bisa mencari tahu sendiri. Cuma mungkin bedanya ada di waktu.
Butuh waktu bertahun-tahun dan banyak sekali trial and error supaya Chi tau karakter Keke dan Nai. Mengamati perilaku anak-anak setiap saat sejak mereka lahir. Hingga kemudian mulai berkesimpulan seperti apa gaya belajar mereka hingga mencari tau tentang minat dan bakat. Seringkali pula, apa yang Chi tau dituangkan ke dalam blog ini. Makanya tagline blog ini 'Catatan Keke Naima'.
Sedangkan, ketika psikotes, hanya butuh 1x tes saja sudah dapat kesimpulan. Ya memang itulah yang membedakan. Bagi Chi, meskipun hasilnya tidak mengejutkan, tetap aja selalu ikut kalau ada psikotes di sekolah. Supaya lebih mantap aja,
Jadi, kalau ada teman-teman yang merasa anaknya gak pernah ikut psikotes dengan berbagai alasan, jangan langsung berkecil hati. Terus saja mencari tau meskipun membutuhkan waktu yang (sangat) lama.
[Silakan baca: Bagaimana Mengetahui Potensi Anak?]
Lantas kapan psikotest untuk mengetahui minat dan bakat anak diperlukan?
Begini ... Kita 'kan gak pernah tau keadaan keluarga orang lain yang sebetulnya seperti apa. Bisa jadi ada beberapa halangan yang menyulitkan orang tua untuk mencari tau minat dan bakat anaknya. Bisa juga karena merasa masih belum yakin. Bila kondisinya seperti itu, coba saja berkonsultasi ke psikolog untuk melakukan tes minat dan bakat.
Kalau Chi pribadi, anak-anak ikut psikotest untuk mencocokkan apakah perkiraan Chi selama ini benar atau tidak. Kalau hasilnya gak cocok, bisa bikin evaluasi ulang. Alhamdulillah selama ini hasilnya selalu klop.
Beberapa artikel yang Chi baca menulis kalau tes minat dan bakat bisa dilakukan sejak dini. Tetapi, paling disarankan mulai dari SMA (usia 14-15 tahun). Di usia dini minat anak masih bisa berubah-ubah. Semakin besar, pemikiran anak semakin matang dan minatnya juga mulai ketahuan lebih condong ke mana.
Beberapa tahun lalu, salah seorang psikolog di acara parenting pernah bilang kalau orang tua sebaiknya tidak menggampangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog bila dirasa anaknya memiliki masalah atau hal lainnya yang berkaitan dengan anak. Sebaiknya orang tua mencari tahu sendiri dulu. Karena biar bagaimanapun orang tualah yang kuantitas ketemu dengan anaknya seharusnya lebih banyak daripada seorang psikolog.
Maka dari itu, Chi bikin kesimpulan kalau orang tua sebetulnya bisa mencari tahu sendiri. Cuma mungkin bedanya ada di waktu.
Butuh waktu bertahun-tahun dan banyak sekali trial and error supaya Chi tau karakter Keke dan Nai. Mengamati perilaku anak-anak setiap saat sejak mereka lahir. Hingga kemudian mulai berkesimpulan seperti apa gaya belajar mereka hingga mencari tau tentang minat dan bakat. Seringkali pula, apa yang Chi tau dituangkan ke dalam blog ini. Makanya tagline blog ini 'Catatan Keke Naima'.
Sedangkan, ketika psikotes, hanya butuh 1x tes saja sudah dapat kesimpulan. Ya memang itulah yang membedakan. Bagi Chi, meskipun hasilnya tidak mengejutkan, tetap aja selalu ikut kalau ada psikotes di sekolah. Supaya lebih mantap aja,
Jadi, kalau ada teman-teman yang merasa anaknya gak pernah ikut psikotes dengan berbagai alasan, jangan langsung berkecil hati. Terus saja mencari tau meskipun membutuhkan waktu yang (sangat) lama.
[Silakan baca: Bagaimana Mengetahui Potensi Anak?]
Lantas kapan psikotest untuk mengetahui minat dan bakat anak diperlukan?
Begini ... Kita 'kan gak pernah tau keadaan keluarga orang lain yang sebetulnya seperti apa. Bisa jadi ada beberapa halangan yang menyulitkan orang tua untuk mencari tau minat dan bakat anaknya. Bisa juga karena merasa masih belum yakin. Bila kondisinya seperti itu, coba saja berkonsultasi ke psikolog untuk melakukan tes minat dan bakat.
Kalau Chi pribadi, anak-anak ikut psikotest untuk mencocokkan apakah perkiraan Chi selama ini benar atau tidak. Kalau hasilnya gak cocok, bisa bikin evaluasi ulang. Alhamdulillah selama ini hasilnya selalu klop.
Beberapa artikel yang Chi baca menulis kalau tes minat dan bakat bisa dilakukan sejak dini. Tetapi, paling disarankan mulai dari SMA (usia 14-15 tahun). Di usia dini minat anak masih bisa berubah-ubah. Semakin besar, pemikiran anak semakin matang dan minatnya juga mulai ketahuan lebih condong ke mana.
Tetap Butuh Proses
"Ke, ini hasil tes IQ juga udah keluar. Beberapa kali ikut tes IQ sejak SD sampai sekarang, hasilnya selalu sama. IQ mu di level superior. Tetapi, kenapa ya sekarang nilai akademis mu biasa aja?"
"Karena tingkat kemalasan Keke juga lagi ada di level superior, Bun. Hahahaha!"
Duh, ini bocah ngomongnya santai bangeeeet! Kalau dulu Chi sesantai itu, bisa seharian diomelin kayaknya wkwkwkw.
Hasil tes IQ terbaru yang kami dapat, tingkatan IQ hanya terbagi menjadi 4 kelompok besar. Tingkatan tertinggi ada di level superior. Tetapi, ada juga beberapa artikel tentang psikologi yang membuat tingkatan IQ lebih banyak lagi. Di level Keke itu saja bisa dibagi 3 yaitu superior, very superior, dan genius.
Adakah hubungan tes minat dan bakat dengan tes IQ?
Ada.
Bila orang tua memilih psikotest untuk mengetahui minat dan bakat anak, tetap aja butuh proses dalam mendidik. Hasil yang didapat bukanlah sesuatu yang mutlak. Mau dipakai atau enggak, akan ada konsekuensinya. Kalaupun hasil tersebut akan dipakai sebagai acuan, gak otomatis anak akan berhasil di bidang yang direkomendasikan tersebut.
Misalnya ketikaanak dianggap memiliki minat di bidang seni musik. 'Kan gak tiba-tiba anak tersebut mendadak bisa berhasil di bidang ini. Orang tua tetap harus membimbing agar anak bisa berhasil di bidang yang tepat untuknya.
IQ memang bukan menjadi satu-satunya penentu keberhasilan seorang anak. Ada lagi yang namanya EQ dan SQ. Itulah kenapa Chi tanya ke Keke tentang nilai akademisnya yang semakin ke sini cenderung biasa aja.
Dari jawabannya, Keke juga sebetulnya udah tau permasalahannya. Dia lagi senang main dan ketekunannya mulai berkurang. Memang akhirnya menjadi PR kami bersama untuk menyelesaikan tantangan ini.
Minat dan bakat gak selalu klop. Bagaimana menyikapinya bila hasilnya berbeda? Seperti apa hasil tes dan minat bakat Keke? Chi ceritakan di postingan berikutnya, ya.
[Silakan baca: Belajar Menjadi Pembalap Motor di 43 Racing School]
53 comments
Wah gitu ya Mba, minat dan bakat bisa juga nih beda hihihi.
ReplyDeleteSaya belum pernah ikuti test minat bakat, dulu waktu TK pernah ikut tapi kurang sreg rasanya.
Pengen test ulang :)
Kepo nih Mba, gimana cara menyikapi kalau minat dan bakat anak tidak sejalan :)
Memang terlalu dini kalau tes minat dan bakat saat anak masih TK, Mbak. Katanya idealnya itu usia 14-15 tahun.
DeleteBila minat dan bakat tidak sejalan sudah ada di postingan setelah ini
Siap Mba.
DeleteNah bener kan, menurut saya kalau masih kecil banget kayaknya belum terlalu keliatan ya mesi ditest.
Kalau udah remaja saya rasa pas banget karena mereka udah punya pendirian, jadi benar-benar apa yang mereka butuhkan, bukan inginkan semata :)
Iya tunggu mereka gedean aja
DeleteTes bakat dan IQ sangat diperlukan anak anak,agar kita sebagai orang tahu sehingga dapat mengarahkan anak sesuai bakatnya.
ReplyDeleteBetul, Bu
DeleteKalau tes IQ ini ada jenjang dan waktuny ya sekian lama dites lalau kapan dites lagi. memang bukan tanda kesuksesan atau ga dari seseorang ya mbak tapi setidaknya ada ancer2 alias perkiraan. Aku dulu dites hasilnya ada cerdas. Pernah juga sedang dll ya macam2 deh. Balik lagi ke usaha dan niat seseorang belajar dan menyalurkan bakatnya ya.
ReplyDeleteNah saya gak tau apakah harus berkala atau enggak. Anak-anak selalu ikut kalau sekolah yang menyelenggarakan
DeleteBerarti minat dan bakat anak ditesnya pas SMA aja ya mbak, jadi ketahuan disitu anaknya suka dan minat yg mana. Oke2 paham nih sudah. Makasih sharenya Mak chi
ReplyDeleteIdealnya katanya begitu. Bisa juga saat SMP menjelang SMA. Supaya tau kalau anaknya bagusnya masuk jurusan apa
DeleteSelain IQ memang ada peran penting EQ dan SQ untuk membentuk karakter unggul dari anak. Semenjak dini saya juga sudah memperhatikan si kecil untuk perkembangan ini mbak.
ReplyDeleteYup! Banyak faktor mempengaruhi. IQ aja belum cukup
DeleteMinat dan bakat bisa dilihat dari keseharian juga sih. Tetapi kadang ada anak yg belum terlihat bakatnya di umur tertentu jadi bisa dilakukan tes
ReplyDeleteBetul. Apalagi masa remaja juga masa pencarian jati diri. Banyak juga remaja yang masih bingung maunya apa
DeleteIya sama, anak-anakku beberapa kali ikut tes minat bakat yang memang program sekolah. Kalo nggak salah waktu SD, awal masuk SMP, awal masuk SMA sebagai pertimbangan juga untuk penjurusan kelas dan tes minat kelas 12 SMA. Memang agak berubah-ubah dari beberapa kali tes itu :)
ReplyDeleteyup! Tetapi, semakin besar semakin mengerucut
DeleteMenurutku sih memang penting banget tes minat bakat supaya kita bisa menyesuaikan pendidikan anak dengan minat bakatnya
ReplyDeleteTes minat bakat biasanya diberikan utk mengarahkan pendidikan anak. Dan memang sebaiknya diberikan diusia yg sudah lebih besar...kalau masih kecil kita berikan saja aneka pengalaman dan pembelajaran utk melihat mana yg paling enjoy dikerjakan oleh anak.
ReplyDeleteYup! Masih kecil mendingan banyak stimulus dulu aja
DeleteTes minat bakat ini dimulai di umur berapa ya mba? Apakah bisa dari umur anak saya balita atau menunggu ia sekolah dasar dulu ya? Kalau saya dulu tes minat bakat malah pas SMP hihi :)
ReplyDeleteDisarankan kalau sudah masuk usia remaja
DeletePerlu banget ya moms untuk anak2 tes Stiffin biar kita sebagai orang tua mengetahui bakat anak dimna biar gk salah untuk mengarahkan bakatnya
ReplyDeleteTetapi, anak-anak saya gak pakai metode Stiffin
DeleteKujuga ikutkan anak tes bakat minat anak di sekolah Mbak
ReplyDeletebelum pernah tes sendiri
Tapi memang enggak jauh sih hasilnya..Cuma pengin juga tes sendiri kapan-kapan dengan metode lain, pengin sebagai pembanding saja
Ditunggu lanjutan ceritanya
Sudah ada lanjutan ceritanya ya, Mbak
Deletedulu anakku ikutan psikotest dan dua kali di waktu yang berbeda dan hasilnya berbeda . Karena aku mendampingi anakku selalu jadi tahu dia itu punya kemampuan dimana
ReplyDeletePeran orang tua memang gak bisa diabaikan
DeleteAnakku yang kecil belum tes bakat nih mba. Jadinya aku pribadi pengen tes juga biar tahu minimal ada gambaran dikit
ReplyDeleteTunggu sampai usia remaja dulu aja, Mbak
DeleteTerimakasih atas pencerahannya mbak. Anakku dua kali ikut tes IQ dan hasilnya sama, IQ nya rata-rata....ditambah kemalasannya belajar, akhirnya nilainya ya begitulah hahahaha....cuma kadang saya juga ingin tahu apa sih sebenarnya bakat anakku ini...meski toh nanti bakat anak ini dapat terlihat tapi perlu juga ya dilakukan tes minat dan bakat ini.
ReplyDeleteJadi memperkuat kesimpulan kalau ada tes minat dan bakat
DeleteMengetahui potensi anak menurutku memang penting banget mba. Kita juga jadi tahu kan mana yang tepat buat anak :)
ReplyDeletebetul banget, Mbak
DeletePerlu tapi ya tunggu usia yg tepat...
ReplyDeleteBiasnya mulai usia 10, karena usia tsb jadi masa perkembangan fitrah bakat anak
Yup! Gak usah terlalu dini juga
DeleteWkwkwwkkw ngelesnyaaaa bisa aeeee.
ReplyDeleteAku belum ngetesin anak2 nih mbak, tapi udah klinik yang aku incer sekalian mau screening Maxy sebelum tahun depan dia sekolah :D
Kalau dah nemu potensi dan bakatnya rencananya mu fokus itu aja :D
Masih kecil-kecil, Pril. Tunggu gedean aja hehehe
DeleteSaya pribadi termasuk yang mempertimbangkan hasil tes psikologi (yang reliabel tentunya) untuk diri saya Mbak. Buat anak memang belum, tapi kemungkinan besar akan memanfaatkannya sebagai salah satu masukan pembanding :) jadi kita bisa kroscek juga dari pengamatan sehari-hari, saling melengkapi gitu ya....
ReplyDeleteSama, Mbak. Hasil ini saya jadikan pembanding
DeleteSebagai orang tua yang hampir 24 jam membersamainya, seharusnya memang kita yang paling tahu banyak tentang minat dan bakat anak-anak kita. Jika masih bingung mungkin si anak bisa difasilitasi dengan berbagai mainan atau barang yang akan mengekspor kemampuannya.
ReplyDeleteKalau sering bersama anak dan bondingnya erat sudah bisa ada gambaran sendiri
DeleteKalau aku why not mba Chie.. biar kita bisa lebih awareee ya dengan bakat anak
ReplyDeleteBetul, Mbak. Karena hasilnya kan gak abal-abal
DeleteKalau aku manfaatnya lebih kepada menentukan aktifitas yang anak suka.
ReplyDeleteDan memghindarkan anak salab pilih peran yang berujung mogok dijalan
Suka sama ulasannya mba.
Betul. Jadi kita lebih bisa mengarahkan
DeleteWaaw...Keke anak yang superior?
ReplyDeleteKebanyakan anak-anak superior memang mudah masuk dalam belajar, tapi juga mudah bosan karena merasa kurang tantangan yaa, kak..
Nah itu. Makanya dia harus dikasih tantangan terus
DeleteMenurut aku penting banget untuk mentest minat dan bakat anak mbak, sekarang lagi berusaha untuk mengembangkan EQ nya.
ReplyDeleteYip! Semua aspek memang penting, Mbak
DeleteTes pengembangan minat dan kemampuan perlu diketahui, belum tentu sesuai dengan anak
ReplyDeleteMaksudnya belum tentu sesuai dengan anak itu bagaimana, Mbak? Saya rasa hasil tes apapun memang gak ada yang 100% akurat. Tetapi, setidaknya bisa dijadikan pertimbangan karena tes begini pasti gak asal-asalan
Deletekayaknya perlu juga tes minat bakat ini, aku dulu ikutan tes minat bakat waktu SMP, dan ketika dapet semacam raportnya, jadi ketahuan aku orangnya seperti apa dan cocok di bidang apa.
ReplyDeletetapi itu hanya sebatas untuk tahu saja, seiring berjalan waktu ehh ada mlesetnya juga dari perkiraan raport tadi
Karena semua berproses. Jadi memang bisa juga gak sesuai hasil
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^