Drama Asisten Rumah Tangga - Si Malas vs Si Rajin
sumber gambar: Pixabay
"Biiii! Ambilin minuuuum!""Buku pelajaran udah diberesin, belum?"
"Biii! Makan, doooong!"
Kira-kira siapakah yang seperti itu? Keke atau Nai? Bukan keduanya, tetapi Chi. Yup! Chi pernah seperti itu saat seusia Keke dan Nai. Tetapi, jangan membayangkan kelakuannya kayak di berbagai sinetron yang manggil asisten rumah tangga sambil tolak pinggang, mata melotot, serta jejeritan, ya.
Dulu Chi memang semalas itu. Apa-apa manggil bibi. Untungnya bi Noh, asisten rumah tangga saat itu, sangat sabar sekaligus menjadi asisten terlama di rumah kami. Sejak Chi bayi hingga SMA. Berhentinya karena disuruh menikah sama orang tuanya. Meskipun sekarang sudah tidak lagi menjadi asisten rumah tangga kami, keluarga kami tetap berhubungan baik. Bi Noh dan suaminya masih satu kampung sama papah. Sekarang bi Noh dan suaminya dipercaya mengurus rumah dan kebon papah di kampung.
Sejak itu, kami bergonta-ganti asisten rumah tangga. Tidak ada satupun yang bertahan lama seperti bi Noh yang udah mengasuh Chi sejak kecil. Rata-rata keluar karena mau menikah. Setelah capek bergonta-ganti asisten, mamah pun memutuskan untuk tidak lagi menggunakan.
Chi mulai lepas dari ketergantungan terhadap asisten rumah tangga sejak SMA. Saat itu sekolah di Bandung dan tinggal sama almarhumah nenek yang memang tidak memakai asisten.
Ketika menikah, Chi juga bertekad tidak menggunakan asisten. Sebetulnya keputusan nekat juga karena Chi tidak terbiasa mengurus rumah, masak pun belum bisa. Apalagi mengurus anak. Pastinya belum punya pengalaman sama sekali. Tetapi, kenyataannya lancar aja. Pelan-pelan Chi belajar mengurus rumah dan anak tanpa asisten.
Ketika Nai lahir, Chi sempat memutuskan punya asisten rumah tangga. Chi pikir kalau punya 2 anak mungkin akan lebih repot jadi butuh asisten. Tetapi, kenyataannya malah Chi jadi sering pusing. Asisten Chi sering konflik dengan asisten mamah. Saling iri urusan pekerjaan dan gaji. Padahal ya meskipun Chi masih tinggal sama orang tua, tetapi urusan kerjaan rumah dan gaji ya masing-masing. Jadi mendingan gak punya asisten rumah tangga aja, lah.
[Silakan baca: Agar Tidak Kesepian di Usia Lanjut]
Drama Asisten Rumah Tangga Dimulai Lagi
Setelah bertahun-tahun tidak memiliki asisten rumah tangga, Chi pun
mulai pakai lagi. Kami pindah rumah dan sekarang ada papah mertua yang
sedang sakit. Sebetulnya masih bisa melakukan sendiri mengurus rumah
dan keluarga, tetapi dengan pertimbangan kondisi papah yang sudah di
tempat tidur saja membuat kami memutuskan memiliki asisten rumah
tangga. Nanti lah kapan-kapan Chi ceritakan lebih detil kenapa butuh
asisten lagi.
Zaman sekarang susah banget cari asisten dari kampung. Kondisi ini memaksa kami untuk mencari asisten melalui beberapa penyalur. Ternyata semuanya penuh drama! Hadeuuuhh!
[Silakan baca: Mengurangi Drama Agar Hidup Bisa #AsikTanpaToxic]
Zaman sekarang susah banget cari asisten dari kampung. Kondisi ini memaksa kami untuk mencari asisten melalui beberapa penyalur. Ternyata semuanya penuh drama! Hadeuuuhh!
[Silakan baca: Mengurangi Drama Agar Hidup Bisa #AsikTanpaToxic]
Asisten Rumah Tangga yang Malasnya Minta Ampun
Asisten pertama adalah laki-laki. Sengaja pilih laki-laki karena saat itu kami belum pindah rumah. Masih bolak-balik karena Nai masih fokus UNBK. Makanya pilih laki-laki buat sekalian jaga rumah. Tetapi, minta ampun malasnya.Luar biasa semangat tidurnya! Penyebabnya karena dia selalu begadang buat internetan atau nelpon pacarnya. Jadi pagi hingga sore selalu tidur. Kalau dibangunin susahnya minta ampun. Udah berbagai macam alarm kami kasih, gak mempan. Diteriakin dan digedor pintu kamarnya juga gak bangun. Harus ditepok dulu baru bangun.
Masalah adalah dia kan laki-laki. Gak mungkin lah Chi masuk ke kamarnya buat nepok dia, kan? Harus Keke atau K'Aie. Jadinya kalau Keke atau K'Aie lagi gak ada, Chi gak bangunin dia. Dia kalau pagi dan siang bangun cuma buat makan sama mandi, abis itu tidur lagi. Kayaknya jadi kebalik mana asisten dan mana yang majikan.
Asisten yang Rajin, Tapi...
Chi bertekad untuk memberhentikan dia setelah lebaran. Tetapi, dia yang duluan minta. Syukurlah, Chi jadi gak ribet urusannya.Setelah itu, kami kembali mencari asisten rumah tangga. Sempat takjub sama asisten yang kedua ini. Dia gak punya handphone sama sekali. Mungkin itulah kenapa dia rajin kerjanya. Rasanya zaman sekarang udah agak jarang asisten rumah tangga kayak gini, ya. Saking senangnya dapat asisten idaman, Chi bahkan belum apa-apa udah mikirin buat naikin gaji setelah dia 3 bulan kerja, lho.
Anaknya lugu banget, tapi agak ngeyel. Kalau lugunya sih Chi gak masalah. Dulu mamah pernah beberapa kali dapat asisten yang lugu. Ya gak apa-apa selama masih mau diajarin. Malah kadang-kadang sikap lugu suka bikin kami jadi ketawa.
Nah kalau sikap ngeyelnya yang agak-agak gimana gitu. Chi sempat mikir ya mungkin karena dia masih remaja. Ada beberapa hal yang Chi bisa maklum. Tapi, ada juga yang bikin kesel. Contohnya kalau dia udah ditelpon sama uwanya (katanya dia udah yatim piatu). Uwanya suka WA Chi minta keponakannya ini telpon. Karena dia gak punya handphone, jadi pinjam hp Chi. Tapi, kok ya suka lama. Kalau Chi minta udahan, dia suka ngeyel katanya sebentar lagi. Tapi, gak selesai-selesai. Mulai deh tuh agak ngeselin.
Gak sreg berikutnya adalah dia senang jajan. Chi sempat bingung kok jajan melulu. Duit darimana? Pernah sih sekali minjem sama Chi. Katanya potong gaji aja. Ya Chi memang akan potong gaji, tapi tetap diingatkan supaya jangan jajan melulu. Belakangan, setelah dia berhenti, Chi baru tau kalau dia suka melebihkan belanjaan. Misalnya kalau disuruh beli beras yang harganya sekian, dia beli yang harga di bawahnya. Chi sempat curiga sebetulnya, tapi gak dilanjutin karena dia ngeyel dan Chi malas mempermasalahkan.
Kejadian berikutnya saat baru dikasih gaji pertama langsung minta pulang dengan alasan kakeknya sakit. Chi dan K'Aie sempat gak mau kasih karena dia kan ngakunya baru pertama kali ke Jakarta. Nanti kalau nyasar di jalan bagaimana? Tapi, dia ngotot bilang berani dan katanya nanti dianterin dengan tukang jahit di pasar.
Duarr! Chi yang tadinya senang ma dia seketika berubah. Gek sreg aja dengan tipe yang terlalu nekat begini. Khawatir terjadi apa-apa nanti kami juga yang kena getahnya.
Dia kembali meyakinkan kami dengan menelpon uwanya dulu untuk minta izin pulang sendiri. Uwanya pun kasih izin. Dia juga meyakinkan kami kalau pulangnya hanya 3 hari. Pasti akan balik, begitu janjinya. Bahkan sebagian bajunya pun ditinggal.
Tetapi, yang terjadi keesokan harinya salah seorang anak uwanya telpon ke saya sambil nangis kalau dia belum sampai. Chi jadi panik, dong. Tapi, gak mau juga disalahkan. Kami kan udah melarang dia untuk pulang.
Yang bikin Chi gak suka lagi, sepupunya ini bilang kalau asisten saya ini memang agak bandel dan ngeyelan. Susah dikasih tau. Belum lama ini dia juga pernah ke Jakarta karena diajakin kerja sama seseorang. Tetapi, ternyata ditipu. Sampai Jakarta, dia ditinggal gitu aja. Untung masih bisa balik ke kampung.
2 hari kemudian, Chi dikabarin kalau dia udah sampai. Alasannya sih ketiduran di bis, kebawa lagi sampe ke Jakarta. Udah gitu uangnya katanya habis untuk bolak-balik dan ketipu. Dia minta Chi kirim uang supaya bisa balik. Enggak, deh! Mendingan gak usah balik lagi kalau kayak gitu. Chi segera mengecek kondisi rumah. Alhamdulillah gak ada yang hilang.
[Silakan baca: Pengalaman Anak yang Diasuh oleh Asisten Rumah Tangga]
Hidup Tenang dan Senang Tanpa Asisten Rumah Tangga
K'Aie sempat menawarkan ke Chi untuk cari pengganti. Tapi, Chi udah gak
mau. 2 kali punya asisten rumah tangga dan keduanya sama-sama bikin Chi
capek hati banget. Belum lagi kalau ingat biaya yang harus dikeluarkan.
Biaya menebus aisten di penyalur tuh lumayan banget.
Dan yang bikin Chi malas mengambil asisten rumah tangga dari penyalur lagi adaah karena gak tau kampungnya. Memang sih kalau ambil dari penyalur dikasih surat perjanjian dan foto copy identitas asisten. Tapi, tetap aja gak nyaman banget buat Chi. berbeda kayak pengalaman mamah di mana selalu dapat asisten rumah tangga dari kampung papah atau adik mamah. Kalau ada apa-apa kan jelas gimana mencarinya.
Sejauh ini sih pengalaman mamah punya asisten nyaris gak ada yang buruk. Kalaupun berhenti bekerja tetap masih berhubungan baik. Mungkin karena rata-rata kenal sama keluarganya juga, ya.
Yup! Sekarang kami memutuskan gak memakai asisten rumah tangga lagi. Capek? Pastinya. Untung aja semua saling membantu. Nanti kapan-kapan Chi akan bercerita manajemen rumah tangga tanpa asisten hehehe. Tapi, yang pasti hati jadi lebih tenang meskipun kadang-kadang capek banget beberes rumah. Masih sempat ngopi cantik, nonton tv serial favorit, dan ngeblog biarpun capek mengurus rumah juga.
Dan yang bikin Chi malas mengambil asisten rumah tangga dari penyalur lagi adaah karena gak tau kampungnya. Memang sih kalau ambil dari penyalur dikasih surat perjanjian dan foto copy identitas asisten. Tapi, tetap aja gak nyaman banget buat Chi. berbeda kayak pengalaman mamah di mana selalu dapat asisten rumah tangga dari kampung papah atau adik mamah. Kalau ada apa-apa kan jelas gimana mencarinya.
Sejauh ini sih pengalaman mamah punya asisten nyaris gak ada yang buruk. Kalaupun berhenti bekerja tetap masih berhubungan baik. Mungkin karena rata-rata kenal sama keluarganya juga, ya.
Yup! Sekarang kami memutuskan gak memakai asisten rumah tangga lagi. Capek? Pastinya. Untung aja semua saling membantu. Nanti kapan-kapan Chi akan bercerita manajemen rumah tangga tanpa asisten hehehe. Tapi, yang pasti hati jadi lebih tenang meskipun kadang-kadang capek banget beberes rumah. Masih sempat ngopi cantik, nonton tv serial favorit, dan ngeblog biarpun capek mengurus rumah juga.
21 comments
hahaha betcul mbak myr, ART memang banyak dramanya. makanya males pake ART
ReplyDeleteMengatur pekerjaan rumah tangga tanpa assisten bisa saja di lakukan asalkan pintar bagi waktu dan happy menjalankan
ReplyDeleteMamanya mbk chi beruntung bgd termasuk ya, dapet ART yg gk drama. Aku jg nggak pakek ART, kalau capek beberes rmh tangga, udah aku biarin aja, bolos sehari bebersih *hahay
ReplyDeleteSaya jg sebenarnya lbh tenang tanpa ART Mbak, sebel aja gituu klo harus ngulang sesuatu yg semestinya udah jadi tugas dia, saya orangnya malas nyuruh2 sih sebenarnya, jd mending lakukan sendiri aja.
ReplyDeleteHmm. Apalagi klo dapat yg kayak tipe kedua itu, isshh. Sebelll banget ya pasti. Dikasih tahu tapi dianya lebih banyak komen jg kan nyebelin banget kan yaaa, hufft. Tapi sy butuh yg buat jagain Adek doang klo sy lg kerja. Klo bantu2 di rumah itu mah bonus sebenarnya.
Wah drama banget ya Mak Chi, tapi mau gimana lagi ya, alhamdulilah udah berlalu. Semoga everything gonna be okay ya Mak Chi setelah ini 😊
ReplyDeleteWih..drama ARTnya bikin pusing juga ya Mbak..mending gawe sendiri jadinya:)
ReplyDeleteKalau saya, sejak nikah selalu ada asisten tapi enggak nginep. Jadi rata-rata datang jam 7 pagi sampai kelar jam 11-an.
Dan itu semua awet dan hanya ganti asisten saat pindah rumah (pindah kota ngikut kerja suami...)
Mungkin karena enggak nginap ini jadi ya dramanya enggak banyak...:D
Wkwkwkw ups maaf mba, jadi ngakak.
ReplyDeleteDrama ART ini memang luar biasa banget.
Makanya saya hingga detik ini cuman bisa menghayal punya ART tapi gak berani direalisasikan.
Bisa gantung diri saya karna capek hati.
Hanya pernah merasakan drama ART waktu di rumah mertua, tapo impactnya ga parah karna cuman numpang bayarin aja, yang ngurus mertua hahaha
Aku sempat ga pakai art tiga bulan karena yang lama ga jelas balik kapan. Terus udah aku ganti art. Eh malah baru lima hari kerja minta pulang bilangnya tiga hari, eh bablas jadi lima hari. Keceplosan kumarahin, akhirnya dia minta pulang, ampun deh dikira dari agen aku ga bayar agennya apa? Sempat diganti tapi sama aja, baru semalam besoknya minta pulang dg alasan nggak biasa kerja berat. OMG lha terus kenapa tadi mau dianterin sama agennya. Belum juga 24 jam udah enggak niat gitu kerjanya. Alhamdulillah beberapa minggu kemudian mamahku dapat art pocokan, dan beberapa hari setelahnya art yang kupesen dari artnya temenku juga datang. Ini udah jalan hampir sebulan . Orangnya baik , sabar, anak-anak mau. Doakan ya moga langgeng
ReplyDelete:berpelukaaaan
ReplyDeleteSaya juga tipe perempuan yang tak terlatih melakukan pekerjaan rumah sewaktu kecil Mbaaaa.... Pas berumahtangga, memang jadi canggung, tapi semangaaaattt! Kita pasti bisaaaa! :)
Jadi ngebayangin kalo anakku udh dua atau lebih, sanggup ga ya tanpa ART..hehe..
ReplyDeleteMungkin Tuhan belum takdirkan saya punya ART karena masing ngontrak. Akan kebayang stress-nya saya tiap hari jika harus crash dengan ART.
ReplyDeletePunya orang yang dipercaya untuk mengurus rumah tangga memang gak gampang.
ReplyDeleteAku dramanya sampai 3 kali bolak-balik ganti.
Dan alhamdulillah,
ketemu yang ketiga ini...sampai sekarang uda 4 atau 5 tahunan gitu dee..
Tapi gak nginep, pulang-pergi.
Drama lagi ketika kami pindah.
Alhamdulillah, Bude masih mau datang membantu seminggu 3 kali.
Rejeki ada dimana-mana, in syaa Allah...
Drama ART selalu banyak cerita ya. Tos ah aku masih nyaman gak punya ART sampai skr
ReplyDeletengomongin asisten rumah tangga seperti untung2an juga ya Mba.. kalo dapetnya yg baek banget Alhamdulillah.. giliran dapet yg penuh masalah, rasanya puyeng.. disuruh berhenti juga kadang ga enak :(
ReplyDeleteAku sudah pernah baca di FBmu soal yg asisten pertama, ikutan gemeeesss banget jadinya.
ReplyDeleteAlhamdulillah, asistenku ini sudah ikut aku sejak anak keduaku lahir. Perempuan setengah baya yang ga banyak permintaan, kerjanya rajin dan sistematis. Hanya sering ga masuk aja sih. Udah kubiarin aja, toh kalau si bibik nda masuk kan ntar cuciannya juga numpuk dia juga yg ngerasain sendiri hihiii...
Asisten rumah tangga memang selalu ada drama. Harus sabar dan kuat mental menghadapinya.
ReplyDeleteJadi ingat jaman aku jadi ART di Hongkong dulu hehehehe
ReplyDeletepasti bisa tanpa ART mba, semangat!
Saya saja, yang cuma baca tulisan ini dan status² Mbak Chi jadi ikut kesal, gimana yang menghadapinya langsung ya? Iya sih, mending hidup tenang tanpa asisten
ReplyDeleteaku juga sering gonat agnti art, duh banyak keselnya, sampai adikku bilang makanya janagn judes sama art, pdhl aku mah lbh sering ngalahnya, eh setelah adikku menikah dia ngerasain gmn artnya juga gonta ganti
ReplyDeletedulu pernah sih mama punya orang yang bantu-bantu bersihin rumah pas siang hari. alhamdulillah nggak ada masalah. mungkin kalau art-nya nginap itu lain cerita ya, mbak.
ReplyDeleteAku srg denger cerita2 galau ttg art ini. Malah kaka iparku dan adekku sendiri jg ngalamin. Tp alhamdulillah, dr pertama nikah aku blm ngerasain. Semua baby sitter dan ART kita dpt begitu aja dr tetangga. Dan pada awet. Makanya jujur aja aku bisa dibilang manjain mereka. Ngajakin liburan setahun sekali, staycation ikut, makan2 di luar, pesangon dan asuransi kesehatan aku byr, bonus natal, lebaran dan uang cuti jg aku sediain dll. Semuanya krn aku ga mau kehilangan mrk. Susah dpt yg bener2 jujur dan sayang ama anak2ku gini.. Jd mending dianggab kayak keluarga aja drpd dibajak org lain :D.
ReplyDeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^