Waktu itu, Chi lagi berkunjung ke rumah salah seorang kenalan. Sepasang kakek-nenek, yang saat kami berkunjung juga lagi ada cucunya sedang asik terpaku menonton sinetron sambil menyantap snack, jajanannya di warung.
Chi : "Dio *bukan nama sebenarnya, bukannya gak boleh nonton tv sama makan snack kayak gitu sama mamanya, ya?"
Walopun secara pribadi tidak mengenal mama Dio, tapi melalui cerita nenek dan kakeknya, Mama Dio memang sangat tegas dalam urusan menonton televisi dan jajan. Tidak boleh sama sekali, tanpa ada sedikitpun pengecualian. Kalau tahu, mamanya bisa marah besar. Bahkan kakek dan nenek Dio pun bisa ikut kena dimarahi kalau Dio ketahuan nonton tv dan jajan, selama mamanya gak ada. Papa Dio pun tidak jauh berbeda dengan istrinya. Cuma kadang suka agak longgar aja.
Sementara, kakek-neneknya jadi dilema. Dio hanya menurut kalau ada mamanya saja. Kalau mamanya lagi ke luar rumah, Dio seperti anak yang bebas merdeka. Peringatan dari kakek-neneknya diabaikan. Kakek-nenek Dio gak bisa berbuat banyak. Apalagi yang namanya kakek-nenek, memang cenderung ingin memanjakan cucu, kan?
"Gak tega juga untuk terlalu keras melarang Dio. Kasihan, dimarahi terus sama mamahnya. Tapi, kalau gak dilarang, nanti mamanya tau akan dimarahi juga." kata nenek Dio tentang alasannya tidak ingin melarang Dio terlalu keras.
Ketika Chi masih di sana, mama Dio pun datang. Tanpa ada pelukan, atau sapaan hangat, Mama Dio langsung memanggil Dio dan menginterogasinya. Jajan, gak? Nonton tv, gak? Dan, Dio menjawab tidak!
Yup! Dio berbohong ke mamanya. Neneknya pun hanya diam, khawatir Dio dimarahi habis-habisan. Tapi, sesekali neneknya juga bercerita. Dengan hasil yang bisa diduga. Dio akan dimarahi habis-habisan. Membuat kakek-neneknya bersedih, apalagi kalau cucunya sampai menangis.
Chi, gak bermaksud untuk ikut campur sama urusan rumah tangga orang lain. Di satu sisi, Chi bisa memahami peraturan mama Dio. Tayangan televisi banyak yang gak bagus, begitu juga dengan jajanan. Chi pun punya kekhawatiran yang sama, kok.
Tapi, menurut Chi sebaiknya jelaskan juga ke anak-anak tentang larangan ini-itu. Sesuaikan dengan bahasa dan pemahaman mereka saat itu. Chi berpendapat seperti ini juga karena sebelumnya pernah punya pengalaman pribadi. Pengalaman yang pernah Chi tulis di blog ini beberapa tahun lalu dengan judul "Pentingnya Konsistensi".
Chi juga pernah setegas mama Dio untuk urusan jajan. Saat itu, Chi selalu menegur Keke kalau dia ketahuan jajan. Perasaan, sih, Chi udah menegur dan bertanya ke Keke dengan cara baik-baik. Tapi, suatu hari ada jawaban Keke yang mengagetkan. “Ah besok kalo Keke jajan gak mau ngomong lagi sama bunda deh. Abis di tegur terus!!”
Plak!! Chi beneran berasa ditampar waktu Keke ngomong gitu. Sikap Chi itu udah membuat Keke mempunyai niatan untuk berbohong. Tentu aja Chi gak mau kejadian itu berlanjur.
Setelah Chi pikir-pikir lagi, mungkin selama ini cara Chi bersikap tegas dan menegurnya ada yang salah. Bukan berarti kita gak boleh tegas atau gak boleh menegur anak, lho. Menegur dan bersikap tegas kepada anak itu boleh, kok! cuma mungkin caranya yang harus diperhatikan.
Dari situ, Chi berusaha untuk merubah caranya. Lebih banyak memberikan penjelasan supaya mereka mengerti tanpa mengurangi ketegasan. Komunikasi tetap menjadi hal yang utama. Gak hanya Chi yang menjelaskan dan memberi peraturan, Keke dan Nai pun bisa mengungkapkan perasaan mereka.
Sejauh pengamatan Chi, sih, Keke dan Nai tetap disiplin dengan peraturan yang ada, walopun sesekali mereka bertanya alasannya. Dijelaskan aja ke mereka kalau bertanya. Gak bertanya pun selalu dijelaskan.
Chi katakan sejauh pengamatan, karena gak mungkin mengawasi mereka 24 jam, kan. Kepercayaan juga salah satu hal yang bisa Chi berikan ke mereka. Dan, Chi berharap mereka gak akan merusak kepercayaan uanh udah ayah dan bundanya kasih.
4 comments
Aku selalu berusaha kasih penjelelasan sama anak2 kalo melarang sesuatu. anak-anakku kritis dan bawel-bawel juga sih walaupun mamanya galak :D
ReplyDeleteKaya moses itu, dia gak akan berhenti tanya "kenapa gak boleh" kalo aku atau papinya melarang dia melakukan sesuatu. Tapi begitu penjelasannya diterima logikanya, dia langsung berhenti menuntut dan bilang oke. Kalo sama yg udah ABG , gak bisa asal melarang. Biasanya lewat mengobrol santai.
nah, anak skrg itu kritis2. Memberi penjelasan ke mereka memang penting
Deletepenjelasan yang masuk akal untuk anak-anak memamng penting ya. Kaang aku bilang demi kesehatan, demi diri sendiri kalau sakit nanti smeua yang repot :)
ReplyDeletedan yang harus disesuaikan dengan pemahaman mereka
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^