Pada dasarnya Chi yakin tidak ada seseorang yang terlahir bodoh, semua
pasti punya kecerdasan. Hanya saja tinggal gimana caranya mengasah
kecerdasan kita.. Untuk seorang anak, peran orang tua seharusnya menjadi
penting sebagai pihak yang harus mampu mengasah kcerdasan
anak-anaknya..
Untuk saat ini, Chi merasa mengajarkan Keke itu lebih mudah ketimbang
mengajarkan Nai.. Pliiiissss jangan salah sangka dulu ya.. Chi gak
bermaksud sedikitpun membandingkan anak dalam artian negatif. Apalagi
mengatakan anak yang ini lebih cerdas daripada anak yang satunya lagi..
Sama sekali gak terpikir seperti itu..
Tapi kenapa lalu Chi bilang mengajarkan Keke sekarang ini lebih mudah
ketimbang mengajarkan Nai. Jawabannya karena Chi udah menemukan POLA yang
pas untuk mengajarkan Keke. Chi pikir menemukan pola pengajaran ini
penting banget.. Karena Chi yakin setiap anak punya gaya masing-masing
untuk bisa menyerap ilmu..
Banyak ilmu-ilmu tentang parenting yang bisa kita dapat dengan mudah
sekarang ini.. Buat Chi ilmu-ilmu tersebut bermanfaat. Tapi biasanya Chi
gak caplok ilmu itu bulat-bulat.. Chi juga menyesuaikan dengan kondisi
masing-masing anak yang berbeda-beda..
Untuk Keke, Chi memang sudah bisa menemukan polanya.. Keke tipe anak yang
bisa belajar dengan cara berdiskusi.. Kadang dalam diskusi itu di ramaikan
dengan "perdebatan-perdebatan" kecil. Sampe Chi suka becandain "kayaknya
calon negosiator atau politikus ulung nih". Hehhe... Tapi itulah gaya
belajar Keke.. Dan satu lagi jangan terlalu sering mengulang sesuatu yang
dia sudah kuasain.. Hanya sekedar mengingatkan sih boleh, tapi kalo terus
di ulang di akan hilang semangat belajarnya.. Tapi gali terus rasa ingin
tahunya, dan dia akan terus bertanya..
Kalo Nai lain lagi.. Sebetulnya Nai anaknya termasuk yang tekun banget..
Tapi untuk membuat dia tekun tentu aja harus sesuatu yang bikin dia
menarik.. Di postingan "Raport Nai" Chi pernah bercerita kalo Nai akan lebih cepat menangkap bisa lebih
cepat menangkap suatu ilmu apabila di lakukan sambil bernyanyi &
menari..
Tapi tetep aja bikin Chi dilema, masa' iya sih setiap belajar harus
dengan cara bernyanyi & menari.. Apalagi materi pelajaran SD nanti
seabrek-abrek.. Bagaimana caranya Chi harus bernyanyi & menari untuk
semua pelajaran-palajaran itu?
Kemudian Chi coba untuk "menampar" diri sendiri.. "Heiiii...!!! Setiap
anak itu unik... Ayo semangaaaaaattt!!!". Chi lalu membuka blog lama Chi
yang sekarang lagi "diistirahatkan". Sebuah blog bernama Ke2Nai School.
Blog yang isinya tentang segala kegiatan & perkembangan Ke2Nai waktu
kecil...
Akhir-akhir ini Nai suka ngeluh kalo dia gak mau belajar bahasa Inggris.. Karena buatnya bahasa Inggris itu susah.. Keluhannya Nai itu bikin Chi mumet.. Karena SDnya nanti bilingual.. Dan untuk beberapa mata pelajaran seperti math & science itu semuanya full English.. Duh gimana ini...
Udah 2 hari ini Chi lagi ngajarin Nai tentang "Part of Body". Masih kata-kata sederhana.. Seperti head, hand, body & legs.. Tapi memang mengajar Nai itu tidak bisa dengan cara "Head itu kepala, hand itu tangan, body itu badan, dan legs itu kaki". Kalo dengan cara seperti itu bakalan menempuh perjalanan yang panjang untuk akhirnya Nai bisa hapal..

Akhirnya Chi minta Nai untuk membuat gambar orang & di warnai.
Dengan semangat Nai menggambar tokoh Izzy di Jake & The Neverland.
Setelah selesai Chi minta Nai menuliskan "Part of The Body" si Izzy..
Tarrrraaaaa..... Alhamdulillah berhasil... Dengan waktu yang cukup cepat
Nai bisa hapal "Part of The Body".
Pelajaran selanjutnya Chi tunjukkan salah satu buku
favoritnya anak-anak..

Nai : "........... Ada seven bunda!"
Bunda : " Salah..."
Nai : "Kok salah, nih ya Ima itung.. One, two, three, four, five, six, seven..!!"
Bunda : "Iya sih tapi itu kan yang Nai itu cuma kepala orangnya.. Emang kepala binatangnya gak Nai itung?"
Nai : "Oh iyaaaaaa lupaaaaaaaaa...... Heheh..."
Alhamdulillah satu pelajaran tentang "head" sudah selesai.. Malah akhirnya Chi dapet bonus karena Nai menjawab angkanya dengan bahasa Inggris (bener-bener surprise waktu dia jawab "seven"). Bahkan kemudian kami pun bersama menghitung jumlah semua kepala-kepala itu dengan bahasa Inggris.. Sebuah pelajaran yang awalnya bikin Nai males-malesan tapi akhirnya malah jadi menyenangkan & berbuah bonus..
Keliatannya ribet banget ya, ngajarinnya kok pake harus menggambar & bermain segala.. Tapi kalo di pikir-pikir lagi mendingan mana.. Memaksa si anak untuk menghapal kosa kata, yang belom tentu juga bikin si anak cepat menyerap.. Yang ada si anak tertekan, ibunya juga stress karena susah banget ngajarinnya.. Atau pilihan kedua mengajarkan si anak dengan gayanya masing-masing & hasilnya si anak cepat menangkap.. Mndingan pilihan kedua lah...
Jadi sekali lagi memang mencari POLA belajar yang tepat itu penting banget.. Kalo istilahnya pakdhe sih "Mengajarkan & Melatih dengan cara yang Membumi".
Chi inget pernah mengajarkan Keke dan Nai dengan metode yang saat itu lagi trend, yaitu Metode Glen Doman. Tapi ternyata gak cocok.. Akhirnya Chi menemukan cara sendiri untuk mengajarkan anak membaca.. Gak taulah nama metodenya apa.. Jadi kita sebut aja metode gado-gado... Hahhaa...
Di blog itu Chi juga menemukan cerita tentang permainan "Bear Hunt". Mengajari Keke & Nai bahasa Inggris dengan cara bermain "Bear Hunt". Ketawa Chi bacanya... Hmmmm... Kayaknya cara-cara seperti ini pun masih boleh deh di ulang-ulang lagi.. Pokoknya yang penting belajar itu harus HAPPY. Kalo udah happy, kita akan bisa cerdas dengan gaya kita masing-masing :)
30 comments
iyaa teh chi, setiap anak pasti pnya karakter dan cara belajar yang beda2...
ReplyDeleteapahlagi cewek sama cowok, pasti beda banget pinter2 nya orang tuanya yaa teh :D
yup.. karakter setiap anak berbeda2.. :)
DeleteIya bener mbak, setiap anak terlahir cerdas, tinggal kita yang menentukan selanjutnya.Trims ya sudah berbagi. Semoga menang kontesnya.. :)
ReplyDeletesama2 mbak.. thx ya.. :)
DeleteBener bun, anak2 itu beda yah. PR ortu menemukan pola yang sesuai dengan sifat anak. Dan lagi gak boleh patah semangat, musti puter otak. Smoga bisa menyusul bunda chie menemukan pola buat anak2 disini :)
ReplyDeletesip.. tetep semangat ya :)
Deletebetul mbak...karena setiap anak unik...btw, semoga menang nich kontesnya..
ReplyDeleteyup karena anak itu bukan robot jd pasti punya karakter masing2 ^^
Deletesetiap anak itu unik ya bun walaupun orang tuanya sama.good luck ya
ReplyDeleteyup.. krn mereka bukan robot yg bisa di program seragam :)
DeleteHihi iya ya mbak... tiap anak beda-beda... :D
ReplyDeletebetul una.. makin byk anak, makin dobel2 org tua mikirnya... :D
Deletebisa mendidik anak dengan sepenuh perasaan ikhlas dan maksimal adalah hal yang harus kita syukuri, karena kesempatan seperti itu tidak semua orang memilikinya. Apalagi pendidikan anak tidak sepenuhnya tanggungjawab lembaga pendidikan. Pendidikan keluarga yang baik akan memudahkan anak tumbuh kembang menuju kedewasaan yang sangat penting untuk kehidupan pribadi maupun sosialnya
ReplyDeletewallohu'alam
mnrt sy juga gitu.. Harusnya keluarga itu sbg gerbang utama & filter utk menghadapi dunia luar
Deletebanyak cara untuk menjadi cerdas ya Mbak. Dan tampaknya kecerdasan juga butuh usaha. Beruntung deh anak2mu Mbak Chi, berkat mamanya yang care, potensi mereka pasti bertumbuh dengan maksimal :)
ReplyDeletethx mbak.. Itu krn sy percaya setiap anak pasti cerdas tinggal kitanya sbg org tua yg harus menggali :)
DeleteSusah-susah gampang ya mengajar anak. Memang harus mengetahui karakter anak biar bisa kita paham seperti apa cara belajar yang fun buat dia... :)
ReplyDeletekrn anak bukanlah robot.. Mereka juga manusia yg punya pemikiran & karakter masing2.. Jd memang hrs dipilih yg tepat utk mereka. Gak bisa disama ratakan ternyata :)
DeleteBener banget, setiap pribadi adalah berbeda, dan cara mengajarkan kita pun tidak sama...
ReplyDeleteSemoga hasil akhir pengajarannya sama ya, mereka menjadi anak yang mandiri, berbudi dan berbakti pada orang tua :)
cara mengajarkan boleh berbeda2 yg penting tujuan akhirnya sama ya mbak :)
Deletehihihi berat juga yak tugas kita sebagai ibu. Musti bisa ngajarin anak2 pelajaran juga.. terus semangat ya.. :)
ReplyDeleteberat tp dinikmati ajah emang udah kodratnya.. Heheh...
DeleteWaah banget siip banget cara ngajarnya putra-putrinya bisa sampai dapetin pola belajar masing2. Two thumbs buat mba :)
ReplyDeletethx mbak :)
Deleteseneng baca cerita mbak chi ini, runut dan dapet intinya..seneng...
ReplyDeletealhamdulillah kalo puteri seneng ya :)
Deletesetuju deh chie...memang kita harus kreatif dalam memberikan model pembelajaran bagi masing-masing anak dan disesuaikan dengan gaya belajarnya< dan itu bisa lebih efektif
ReplyDeletekarena tiap anak beda :)
Deleteiya memang setiap anak itu unik. Gak bisa disamakan perlakuan ke masing-masing mereka.
ReplyDeleteKalo Rafa belajar dari mendengar (audio learning), jadi kalo belajar mama nya yg bacain buku2nya dengan suara lantang. Dia mah sambil ngerjain yg lain, tp merekam suara ke dalam otaknya.
Sementara Fayra bisa mengerti dengan baca buku sendiri
jd gak bs di sama ratain ya mbak.. harus di cari dulu.. :)
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^