Udah agak lama mau nulis ini. Tapi, karena satu dan lain hal, tertunda
melulu. Berawal dari rasa gregetan sama beberapa komentar tentang Makanan
Bergizi Gratis.
"Makanan bergizi memang gak ada yang enak!"
"Dikasih makan gratis harusnya bersyukur. Bukan malah picky eater!"

Resep
Easy Cheesy Spinach
Katika beberapa siswa ditanya awak media tentang rasa MBG di sekolahnya.
Keluar lah komen-komen netizen yang kurang lebih seperti itu. Hmmm ... di
postingan ini, Chi gak akan bahas tentang kelayakan MBG, proses pembagian,
dan sebagainya, ya. Tapi, tentang rasa dari makanan bergizi dan picky
eater alias memilih-milih makanan.
Makanan Bergizi Juga Bisa Enak, Lho!
Sejak berumah tangga, Chi selalu masak untuk keluarga. Padahal tadinya
bedain merica dan ketumbar aja gak bisa hahaha! Tapi, sekarang masak
apapun hayuk aja lah dicoba. Asalkan jangan disuruh baking aja 😂.
Chi pastikan semua masakan yang dimasak gak hanya bergizi. Tapi, juga
harus enak. Ya setidaknya sesuai dengan standar enak keluarga sendiri,
lah. Karena enak atau enggak kan sesuai selera, ya.
Sejak suka masak, Chi jadi tau kalau yang namanya enak itu gak harus
selalu banyak micinnya. Bahkan tanpa micin pun bisa tetap enak. Ada
bahan-bahan lain yang bisa bikin makanan jadi enak.
Apalagi masakan Indonesia itu kan banyak yang kaya bumbu. Itu aja udah
menciptakan berbagai rasa. Tinggal dikasih sedikit garam dan gula pasir,
jadi deh makanan bergizi yang enak. Jadi, makanan bergizi tuh gak selalu
hambar, lho.
Boleh Suka dengan Makanan Tertentu, Tapi Jangan Picky Eater

Pertama kali bikin
Salmon en Croute, pastri yang di dalamnya dikasih salmon, bayam, dan cream cheese. Tampilan
perdana terlihat jelek, tapi rasanya enak banget hahaha.
"Punya makanan favorit boleh aja. Tapi, jangan juga terlalu manjakan lidah
cuma bisa makan makanan kesukaan kamu. Makan itu utamanya adalah untuk
kebutuhan bukan untuk kesukaan. Suatu saat, mungkin kita pergi ke suatu
daerah dimana gak ada satupun makanan favoritmu di sana. Kalau kita biasa
makan untuk kebutuhan, lidah kita gak akan masalah makan apa aja. ," pesan
Papah.
Kata papah, kita gak tau di masa depan akan ada di mana. Bisa jadi traveling ke berbagai daerah atau negara atau bahkan menetap. Belum tentu makanan yang disukai ada di sana. Jadi, belajar makan apa yang ada selama itu halal dan thayib. Meskipun bukan makanan yang disuka.
Kata papah, kita gak tau di masa depan akan ada di mana. Bisa jadi traveling ke berbagai daerah atau negara atau bahkan menetap. Belum tentu makanan yang disukai ada di sana. Jadi, belajar makan apa yang ada selama itu halal dan thayib. Meskipun bukan makanan yang disuka.
Kejadian Katering Jamaah Haji Indonesia Terlambat di Arafah
Orangtua Chi beribadah haji tahun 2006. Saat itu, ada kejadian katering jamaah haji Indonesia terlambat di Arafah. Berbagai media memberitakan banyak jamaah yang kelaparan.
Khawatir banget dong lihat beritanya! Mana dulu belum era digital. Tahun
lalu, ketika om Chi naik haji masih bisa ngabarin setiap hari lewat
WhatApp. Dulu mana bisa kayak gitu. Cuma lihat beritanya dari tv. Nungguin
papah dan mamah telpon yang belum tentu setiap hari.
Itu pun ketika menelpon gak lama durasinya. Papah dan mamah cuma bilang
keadaan mereka baik-baik aja. Gak perlu khawatir. Chi pikir, papah dan
mamah cuma pengen anaknya tetap tenang makanya bilang baik-baik aja. Tapi,
gimana bisa tenang kalau di tv lihat beritanya menyedihkan begitu?
Setelah pulang, baru deh denger cerita utuhnya. Alhamdulillah beneran
baik-baik aja. Jadi, memang benar saat itu katering bermasalah. Gak ada
pengiriman. Tapi, pemerintah Arab Saudi gak tinggal diam. Pemerintah Saudi
mengirimkan banyak roti. Jamaah dari negara lain juga banyak yang
menawarkan berbagi makanan.
Memang kalau bicara selera, makanan-makanan itu bukan sesuai dengan
selera lidah orang Indonesia pada umumnya. Tapi, buat orangtua Chi yang
penting perut kenyang dulu. Selera urusan belakangan. Setidaknya kalau
perut udah kenyang, beribadah juga bisa lebih fokus. Makanya papah dan
mamah bilang kondisi mereka baik-baik aja. Karena memang gak kekurangan
makanan. Cuma bukan dari katering untuk Jamaah Indonesia hehehe.
Dari kejadian itu, Chi jadi semakin paham sama pesan papah. Bayangin
kalau kita terlalu picky eater, tentu akan sangat merepotkan. Padahal ada
aktivitas di sana kan juga berat. Jadi, lebih baik perut terisi daripada
kelaparan.
Gak Suka Sayur Bening Bayam

Resep Perkedel Bayam
Chi pernah cerita di blog ini, kalau Keke dan Nai kurang menyukai sayur
bening bayam. Padahal ini salah satu menu paling praktis, lho. Tapi, Chi
juga kurang suka sama rasanya hehehe.
Apakah itu artinya mereka gak suka bayam?
Enggak juga. Kalau Chi bikin perkedel, bayam dengan saus keju, atau
beberapa menu lainnya, mereka suka banget. Tapi, bukan berarti udah gak
pernah lagi masak sayur bening. lho.
Seperti yang Chi bilang, masak sayur bening tuh praktis. Makanya masih
suka masak meskipun jarang. Dan, semua keluarga tetap harus makan,
termasuk anak-anak hehehe.
Pokoknya selama makanan yang disajikan masih layak makan, semua harus
makan. Gak boleh
picky eater.
Tentu aja, Chi akan selalu berusaha memasak makanan kesukaan sekeluarga. Tapi, juga gak mau ngajarin mereka picky eater. Selama alasannya bukan karena sakit, harusnya jangan sampai terlalu milih-milih makanan.
Tentu aja, Chi akan selalu berusaha memasak makanan kesukaan sekeluarga. Tapi, juga gak mau ngajarin mereka picky eater. Selama alasannya bukan karena sakit, harusnya jangan sampai terlalu milih-milih makanan.
Lagian yang namanya selera itu kan bisa beda-beda. Termasuk di keluarga
sendiri. Gak mungkin juga Chi masak beda-beda mengikuti selera
masing-masing.
Jangan bayam, nasi aja bisa beda seleranya. Nai lebih suka nasi pulen.
Sedangkan Keke lebih suka yang pera. Gak mungkin juga kan setiap hari
masak 2 jenis nasi hehehe. Paling bergantian aja. Terkadang pulen,
terkadang pera.
Jadi, kalau kita bilang makanannya gak enak, bukan berarti makanannya gak
layak. Ini hanya perkara selera. Ya memang sebaiknya ketika dikasih,
baiknya mengucapkan yang baik. Tapi, kalau anak kecil yang ngomong sih
kasih tau baik-baik aja. Gak usah diomelin hehehe.
27 Comments
anakku termasuk yang picky eater mba, semua masakan maminya dia makan tapi kalau yang dia ga suka, makannya cuma dikit, kalau makanan yang dia suka baru deh makannya lahap dan banyak
ReplyDeleteTapi setidaknya tetap makan ya walau sedikit. Itu lebih baik dari anak yang GTM.
DeleteTapi banyak yg bilang semakin beranjak besar, anak semakin tahu dan bisa memberikan asupan sendiri untuk tubuhnya. Intinya kalau sudah besar saat lapar pasti bakalan cari makanan
Menikmati masakan, bukan soal selera, enak, ga enak ya sebetulnya. Paling sebal sama orang2 yang milih2 makanan. Boleh ada yang ga disukai, tetapi kelewatan kalau terlalu banyak yang ini ga mau, itu ga mau rempong hahaha. AKu pengen ah kapan2 masak bayam seperti buatan mbak Myra. Ngeju gitu ya kuahnya cukup kental, disantap hangat2 mantap.
ReplyDeletesekeluarga beda-beda selera makanan, emaknya yang repot masak hahah... kalau di aku, misal aku masak A trus ada yang enggak cocok yaudah sana beli aja sendiri.
ReplyDeletebtw, engga suka makan bayam disayur bening bisa diakalin jadi perkedel dan masakan lainnya yah. Kreatif!
Setuju banget! Makanan bergizi itu gak harus hambar. Dengan rempah dan bumbu yang tepat, makanan sehat pun bisa jadi lezat. Penting juga untuk memahami bahwa selera setiap orang berbeda, jadi "enak" itu relatif. Jangan langsung menghakimi anak yang picky eater, mungkin mereka hanya belum menemukan makanan bergizi yang sesuai dengan selera mereka.
ReplyDeleteNgeliat foto-foto makanannya enak-enak banget itu maaak.. Salut aku tuh dengan ibu-ibu suka masak dengan berbagai variasi, anak-anak pasti suka ya mak..
ReplyDeleteIni setuju banget sih, jangan sampai anak2 jadi picky eater karena bakalan ribet sendiri. Anak2 dari kecil aku 'paksa' harus makan sayur dan gak nerima penolakan sih ahahaha. Dulu Fathir sempet gak mau makan wortel, alesannya karena warnanya orange! Apa pula ituh? Hahaha
ReplyDeletePaling sampai saat ini Fathir gak bisa makan pedes, sama gak suka makan padang, aneh banget lah ini! Tapi gak papa, jatah nasi padang Fathir buat mamanya aja hehe
kalau udah berkeluarga mah, semua harus dicoba dan diusahakan bisa ya Mbak.
ReplyDeletetapi saya antara masak dan baking, saya lebih pilih baking sih, heheh.
kalau gak suka bening, masih bisa kok ya diakalin buat bikin menu sehat dan bergizi lainnya, biar semua tetap bisa makan dengan nutrisi yang pas.
Aaah gemes sama yang bilang makanan bergizi ga ada yang enak. Nd** mu hahaha. Padahal itu tergantung gimana meraciknya ya. Kalau soal picky eater aku lebih ke 3 hal sih. Jangan terlalu pedas, ga terlalu manis dan bukan sea food. Eh satu lagi ga ektrimya macam belalang, kodok, reptil dkk. Iyucks. Dah gitu aja, makanan baru pun aku mencoba selama halal dan thayib
ReplyDeleteKarenanya tugas orang tua yang memberikan pengertian sejak dini pada anak ya...
ReplyDeleteBahasan anak suka makan apa dan bagaimana supaya anak makan habis termasuk yg hot dibicarakan para ibu. Apalagi saat ramadan seperti sekarang. Tidak mudah memang ya, tapi juga bukan tidak mungkin. Kalau diusahakan semua orang insyaallah bisa...
Pesan Papa mbak Chi persis bapakku dulu, makan semuanya yang ada di depan mata. Yang penting halal dan thoyib, daripada kelaparan. Itu sebabnya, saat ibadah haji dulu dapat jatah makan di Mina yang rasanya hambar, tetep aku makan sampai habis. Karena makan saat ibadah haji itu seperti sumber energi yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat dan kuat.
ReplyDeletewow, taunya bayam buat dijadiin sayur bening aja, xixi maklum gak explore banyak, ternyata bisa juga ya jadi menu roti dan juga perkedel bayam gini, hihi jadi pengen coba juga.. masyaAllah cerita pengalaman hajinya jadi mupeng, mudah2n kelak diberangkatin kesana aamiin ya Allah
ReplyDeleteSetuju sama Kak Myra, jangan jadi picky eater, karena kitanya gak bakalan tahu akan berada di tempat dengan satu komunitas/grup yang menyediakan makanan tertentu. Kalo pilih² makanan yang ada malah jadi lapar dan sayang makanannya kalo gak dimakan kan?
ReplyDeleteAku dan si bubby type yang segal dimakan hihi, tapi ponakn aku picky eater banget, agak susah diajarin buat makan apa aka huhh
ReplyDeleteAkutu sering kali over saat masak, ka Chie.
ReplyDeleteJadi kalau lagi memasukkan menu sayur, suka kebanyakan. Maksudnya baik yaa.. tapi jadi unbalance rasanya. Hiikss~
Memang kudu pas, mengikuti resep. Dan jangan lupa, tambahkan bumbu cinta di dalamnya. Hehehe..
Sampai sekarang saya masih belum bisa makan beraneka ragam olahan ikan laut yang terasa amisnya. Kadang2 masih mencoba makan ikan. Selama di lidah dan penciuman tidak terlalu nyegrak amisnya, masih bisa lah makannya. Tapi klo kayak ikan pindang ataupun olahan seperti tekwan gitu, masih belum bisa hiks...
ReplyDeleteAnak saya "picky eater", sukanya makanan yang ga terlalu pekat bumbu, team doyan yang raw dan minim seasoning, sebenernya ini malah lebih simpel dan sehat. Hanya kadang kalo di acara yang menyajikan makanan pedas, gurih, berminyak. Dia makan alakadarnya banget.
ReplyDeleteSetuju banget! Kadang orang suka lupa kalau makanan bergizi itu juga bisa enak, asal cara masaknya pas. Apalagi masakan Indonesia yang kaya bumbu, tinggal sedikit kreatif udah bisa bikin makanan sehat tapi tetap lezat.
ReplyDeleteSoal picky eater, ini relatable banget. Aku juga dulu picky, tapi pelan-pelan belajar buat lebih fleksibel. Bener sih, kalau kebiasaan pilih-pilih dibawa sampai dewasa, bisa repot sendiri nanti.
Nah ini dia yaa dampaknya kalau picky eater. Saat situasi travelling atau sedang ibadah haji dan nggak ada makanan yang kita suka atau seperti kondisi di atas, kita jadi nggak khawatir lagi karena bisa dengan lahap makan. Walaupun rasanya mungkin aneh, tapi setidaknya bisa membuat perut tidak lapar. Ini yang aku tanamkan juga untuk anakku. Alhamdulillah berhasil dan anakku ngga picky eater. Baru aja kejadian tadi makan siang adanya tahu tapi anakku pengen telor, aku bilang makan yang ada dulu ya, harus bersyukur juga dengan makanan yang ada. Karena udah sering juga makan dengan telor, harus variatif hehe.
ReplyDeleteAku juga bilang gitu kalau anakku mulai picky. Kadang anak tuh ya, ngga dicoba udah ngga mau makan. Aku pasti bilang, coba dulu laahh.
ReplyDeleteBener, makan itu kebutuhan bukan kesukaan. Makanya aku selalu menanamkan rasa Syukur untuk setiap makanan yang terhidang di atas meja.
Saya dulu dibilang picky eater sama salah satu kerabat karena enggak suka nasi kebuli. Sejak saat itu saya nggak terlalu mengambil pusing sebutan picky eater, mbak. Bagi saya pribadi, picky eater kurang lebih sama dengan pemikiran mbaknya selera". Anak yang tidak mau makan sayur belum tentu picky eater, bisa jadi lidahnya dan rasanya tidak sesuai sama lidah bocil. ❤️❤️
ReplyDeleteadikku nih dia pilih2 banget kalo makan
ReplyDeletenggak mau makan sayur pula. kalo buah sih mau tapi kudu dikupasin hhh mager dia kalo kupas sendiri
btw setuju. makanan bergizi juga bisa enak kok! dan banyak malah.
Makanan memang tergantung selera, standart rasa tergantung lidah masing-masing nggak bisa diseragamkan setiap orang.
ReplyDeleteSetuju sih, makanan bergizi juga bisa banget enak, tinggal bagaimana kita ngolah dan ngasih perspektif kepada keluarga kita, aku bakal ngusahain banget nanti kalau punya anak bakal ngasih dia berbagai variasi makanan biar nantinya gak jadi picky eater
ReplyDeletePicky eater itu tantangan banget buat ortu. Seriusan. Perlu pinter2 ngolah makanan dr bau, rasa, sampai bentuk agar anak tertarik
ReplyDeleteAlhamdulillah anak saya suka sayur semua. Lahap makannya. Tapi yg kecil kalau urusan lauk bisa sedikit ribet karena bisa meminta menu tertentu.
ReplyDeleteTapi ga masuk picky eater
setuju banget Mbak, harus tegas ya, anak tuh gak boleh picky eater biar bisa menerima semua makanan, gak boleh pilih-pilih makanan biar nantinya bisa makan apa aja tanpa drama :)
ReplyDeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^