Cerita Keluarga KeNai di ID Photobook

By Keke Naima - October 13, 2020

Cerita Keluarga KeNai di ID Photobook - Setelah lulus SMA, Chi pernah kepikiran mau ambil kuliah di Jurnalistik. Sebetulnya bukan karir wartawan yang diinginkan. Tetapi, kegiatan memotretnya yang diincar. Pikiran sederhana Chi saat itu adalah kalau jadi wartawan bakal sering memotret. Padahal karir jurnalistik kan luas juga, ya hehehe.
 
Cerita Keluarga KeNai di ID Photobook
 
Chi pengen banget kuliah photography. Tetapi, mamah dan papah berharap banget anak pertamanya ini bisa kuliah di fakultas teknik. Ketika, Chi memilih fakultas ekonomi pun reaksinya terlihat kurang antusias.

Sayangnya, Chi juga bukan tipe anak yang terbuka. Chi gak berani bilang mau kuliah di photography. Makanya sempat kepikiran ke jurnalistik. Tetapi, tetap gak berani ngomong juga.Fakultas ekonomi dipilih sekadar merasa ini jalur yang aman karena sedang tidak ingin belajar eksak. Meskipun di SMA masuk jurusan IPA. 


Fotografi Selalu Menarik


cetak foto di id photobook
Foto K'Aie waktu di Everest. Berarti ketahuan 'kan siapa yang mempengaruhi kami sekeluarga jalan-jalan di alam terbuka.


Enggak, Chi gak sedang menyesali nasib. Apalagi kesel sama orang tua, kok. Kejadian itu udah lama sekali berlalu dan Chi merasa baik-baik aja. Cukuplah dijadikan pelajaran, untuk menjadi orang tua yang mau memahami passion anak. Setidaknya sering berdiskusi dengan anak.

Di postingan ini, Chi ingin bercerita kalau sejak dulu hingga sekarang dunia fotografi memang selalu menarik. Meskipun gagal kuliah di jurusan ini, Chi coba untuk belajar secara otodidak. Selalu menyisihkan uang jajan untuk beli majalah fotografi.

Gak hanya beli majalah fotografi. Chi juga sering beli roll film hingga cuci cetak foto dengan menggunakan uang sendiri. Dari dulu sampai sekarang, sering bawa kamera ke manapun.

Chi dan K'Aie pernah membuat kumpulan foto dari lahir hingga menjelang pernikahan. Foto-foto tersebut kemudian ditampilkan di big screen melalui projector saat pernikahan kami. Seneng banget melihat perubahan penampilan kami dari masa ke masa. Hingga akhirnya ke pelaminan.

Sekarang, minat Chi untuk belajar fotografi gak sebesar dulu. Paling yang gak berubah tuh hobi motretnya. Tetap aja masih suka bawa kamera ke mana-mana.

Seneng banget ketika Keke memilih ekskul fotografi di sekolahnya. Bahkan terpilih menjadi ketua angkatan. Sebelum pandemi, dia pernah menang salah satu lomba foto. Hadiah uangnya lumayan banget. Terbayar deh usaha dia menerjang banjir besar Jakarta di awal tahun ini untuk hunting foto. Bahkan besoknya sampai sakit hehehe.
 
Dari selembar foto memang bisa memiliki banyak kenangan. Sejak punya anak, Chi semakin sering motret, terutama motretin anak-anak. Seneng banget melihat tumbuh kembang mereka melalui foto. Melihatnya saja udah menimbulkan berjuta kenangan.

 

Cetak Foto di Era Kamera Digital 


Cetak Foto di Era Kamera Digital

Di era kamera digital ini, mengumpulkan foto jauh lebih mudah. Tinggal jeprat-jepret, gak perlu mikirin berapa banyak uang yang dikeluarkan. Beda banget 'kan dengan zaman masih roll film. Isi 36 tuh disayang-sayang banget.

Gak mungkin deh kayak zaman sekarang yang untuk 1 pose aja jepretan fotonya bisa puluhan sampai ratusan. Kalau dulu tuh posenya harus dipastikan pas dulu biar gak buang-buang roll film. Mahal, uy!

Bakalan puas banget kalau semua hasilnya bagus. Tetapi, nyengir garing dan pasrah aja kalau fotonya ngeblur, kebakar filmnya, atau gayanya gak pas. Duh, kenangan yang gak terlupakan banget, ya hahaha!

Saking mudahnya memotret di zaman sekarang, membuat Chi jadi rutin menyortir. Kalau enggak gitu, nanti penuh kapasitas memorinya. Tentu aja foto yang dipertahankan adalah yang bagus dan memiliki cerita.

Beberapa foto blur memang ada yang dipertahankan. Biasanya karena foto tersebut memiliki cerita. Bisa bikin tertawa saat melihatnya dan menimbulkan kenangan yang indah. Sayangnya gak ada foto yang jelas. Jadi tetap sayang untuk dibuang.

Chi masih mencetak foto sampai sekarang. Karena melihat berbagai foto di album jauh lebih asik. Tetapi, gak mungkin juga ya mencetak semuanya. Terlalu banyak jumlahnya. Makanya, foto-foto yang dicetak bisa dikatakan best of the best.

Selain best of the best, photobook yang dicetak semuanya dikasih judul. Sampai saat ini udah ada 3 album yaitu
 
  1. 2007 Jalan-Jalan KeNai
  2. 2008 Jalan-Jalan KeNai
  3. KeNai's Family
 
Memang rencananya Chi mau bikin edisi album foto Jalan-Jalan KeNai setiap tahun. Tapi, gak sempat melulu sortir fotonya karena jumlahnya lumayan banyak. 

Awalnya, kepikiran untuk membuat berdasarkan destinasi yang pernah dikunjungi. Misalnya saat keliling pulau Jawa. Tetapi, setelah dipikir lagi kayaknya enakan bikin per tahun. Pilih beberapa foto jalan-jalan yang paling berkesan. 


Berbagai Kenangan di Album Foto KeNai's Family 

 
review id photobook
Keke waktu masih bayi. Kalau yang baju kuning, itu Nai saat bayi

 

Album ketiga, Chi namakan KeNai's Family. Udah lama juga ingin punya rangkuman album tentang keluarga kami.

Untuk album KeNai's Family ini, foto-fotonya mulai dari tahun 2004 s/d 2018. Lumayan juga menyortir kumpulan foto selama 14 tahun menjadi 1 album. Tetapi, Chi puas dengan hasilnya. Ada banyak cerita yang terangkum dalam 1 photobook ini.

Di halaman awal ada foto Keke waktu masih bayi. Lahir dengan berat badan 3,99 kg memang membuat Keke terlihat besar. Sempat disangka overweigt oleh salah seorang kerabat. Bahkan Chi sempat dipaksa untuk membuat Keke diet. Padahal saat itu Keke masih ASI Eksklusif.

Untungnya Chi cuek. Terserah aja lah orang mau ngomong apa. Percaya apa kata dokter aja. Dan dokter anak mengatakan gak perlu diet selama masih ASI eksklusif meskipun berat badannya di atas rata-rata. 

Melihat perubahan anak-anak dari masih bayi hingga remaja di album ini memang menyenangkan banget. Tidak hanya itu, beberapa foto perjalanan juga ada di sana. Semacam mengingatkan kalau kami ini keluarga yang bahagia. Ya semoga aja akan selalu seperti itu.


ID Photobook Selalu Jadi Andalan


cetak foto keluarga di id photobook
Keke mulai puber. Badannya mulai mengurus

 

Ketiga photobook yang sudah kami miliki ini dicetak di ID Photobook. Awalnya, Chi cetak 2 album dulu yang tentang jalan-jalan. Eh, kok, bagus banget hasilnya. Langsung deh saat itu juga pengen cetak foto lagi. Tetapi, gak sempat sortir fotonya terus.

Padahal ya kalau udah disortir, tinggal diserahin aja ke ID Photobook. Urusan design biar mereka yang mengerjakan. Sejauh ini, Chi puas dengan hasilnya.

Ketika ada keinginan untuk cetak foto lagi, Chi udah gak mau cari-cari jasa photobook lagi. Langsung aja lah ke ID Photobook. Pengalaman pertama udah memuaskan.

Dan, prosesnya masih sama seperti sebelumnya. Cepat, praktis, serta pelayanan yang ramah. Harga juga menurut Chi masih ramah di kantong. Malah suka ada promo-promo gitu. Coba deh teman-teman kepoin akun media sosial ID Photobook.

Pastinya masih pengen cetak foto lagi di sini. Belum pernah mengecewakan. Untuk album keempat, kayaknya Chi bakal melanjutkan tema jalan-jalan. Masih banyak foto traveling Keluarga KeNai yang belum dicetak di photobook.
 

  • Share:

You Might Also Like

24 comments

  1. Ishhh, baguuusss banget poto2nyaaa
    apalagi dicetak secara eksklusif di ID Photobook.
    Keren nian!

    ReplyDelete
  2. Baru tau cita cita mak chie yg ga kesampean. Tp gapapa ya mak kan bs disalurkan hobi motretnya di ID Photobook. Aku pernah bikin album anak anakku. Seneng aja ya lihatnya kalau didokumentasikan dengan cantik 😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, masih tersalurkan hobinya. Terutama setelah menjadi blogger :D

      Delete
  3. Makasih infonya, Chi. Membaca ini jadi membuka-buka file simpanan foto juga, terinspirasi ingin menjadikannya album foto jg di photobook, membukukan kenangan.

    ReplyDelete
  4. Seru banget yaa punya photo keluarga gini, pasti bisa menjadi kenangan buat anak kalau mereka sudah besar hihi, albumnya juga cantik deh

    ReplyDelete
  5. cakep-cakep photonya,jadi pingin

    #toss mbak, akupun pernah ingin masuk jurnalistik, juga pernah ingin masukpsikologi, tapi kedua fakultas itu dulu mah termasuk madesu :D :D

    kepaksa deh masukekonomi yang agak nyrempet eksakta :D :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, dulu jurusan begini masih dipandang sebelah mata

      Delete
  6. Gemes banget deh Keke sama Nai di album foto itu. Duh aku kepengen juga deh nyetak foto anak-anak waktu kecil. Udah gak pernah lagi buka file foto lama sih. Kalo dicetak foto album kayak gini kan bisa dilihat kapan pun. Mana tampilannya cantik pula.

    ReplyDelete
  7. Kalau dicetak fotonya jadi menumbuhkan kenangan bagaimana foto tersebut bisa terjadi dan ada kejadian apa. Dengan cetak foto solusi juga sih biar memori hape nggak penuh hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Supaya memori hp gak penuh, saya sering pindahkan ke tempat lain

      Delete
  8. Saya menggunakan fasilitas ID Photobook untuk Company Profile jenama perhiasan saya (FIBI Jewelry). Hasilnya cantik banget. Foto-fotonya clear dengan sentuhan artistik yang nyeni. Sampai akhirnya diminta oleh Mentri Koperasi untuk dijadikan contoh pas ketemu beliau di salah satu meeting.

    ReplyDelete
  9. Benar ya mbak, sejak ada camera digital dan sosial media, uda jarang cetak foto. Tapi klo dicetak di ID Photobook lucu dan bagus hasilnya, jadi pgn coba

    ReplyDelete
  10. Kualitas gambarnya bagus ya mbak, cocok nih buat mengabadikan momen penting

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagus karena ada minimum size kalau mau cetak di sini

      Delete
  11. Aku juga nunggu punyaku kak, order di IDPhotobook sejak tanggal 16 Oktober jadi nggak sabar 😍😍😍

    ReplyDelete
  12. Sama mbak, aq dulu juga pgn kuliah jurnalistik.
    Btw ID Photobook ini ada g di sby?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa order online, Mbak. Jadi nanti hasilnya dikirim ke rumah

      Delete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^