LSD Camping Pramuka Pertama Keke. Setiap semester pertama di setiap tahunnya, sekolah selalu mengadakan kegiatan pramuka yang bernama Life Skill Development (LSD). Keke dan Nai selalu seneng kalau ada LSD karena semua kegiatannya selalu menyenangkan. Biasanya setelah LSD selesai, anak-anak diberi tanda baru untuk baju pramukanya. Berarti semacam kenaikan tingkat juga, ya.

Biasanya LSD dilakukan di sekolah. Selama 1 hari, tidak ada pelajaran lain, hanya kegiatan LSD. Kecuali untuk anak-anak kelas 5 SD, LSD diadakan di luar sekolah alias camping. Karena Keke sudah kelas 5 SD, berarti Keke pun camping. Camping bukanlah pengalaman pertama Keke. Dia cukup sering camping. Tapi, camping tanpa orang tua merupakan pengalaman pertama bagi Keke.

Tahun ini, camping di adakan di Citra Alam Lakeside, Situ Gintung. Mendengar kata Situ Gintung, yang langsung teringat adalah kejadian musibah tanggul jebol beberapa tahun silam. Aman gak, ya, camping disana? Tapi, feeling Chi mengatakan rasanya gak mungkin sekolah mencari tempat yang gak aman buat anak-anak. Lagipula disinilah gunanya Google, kan? Cari informasi tambahan sebanyak-banyaknya :D

Kalau lihat dari webnya, Citra Alam Lakeside sepertinya cukup bagus tempat camping. Bukan tempat camping yang susah lah buat anak-anak hehe. Kelihatannya masih nyaman.

Gak banyak barang yang Keke bawa. Cuma 1 stel baju tidur, 2 kaos, 1 celana jeans, dan 1 stel pakaian untuk LSD. Gak perlu bawa sleeping bag, karena camping masih di area Jakarta dan sekitarnya. Pasti bakal panas pakai sleeping bag. Cukup kami bekali 2 helai sarung aja. Satu untuk selimutan, satu lagi buat jadi alas atau dilipat untuk ditaro di kepala.

Chi pikir kegiatan LSD akan berjalan lancar. Dan, memang benar. Menurut Keke seru bangeeett! Dia bener-bener seru ceritain segala kegiatan saat LSD. Tinggal Chi aja yang kemudian mencuci pakaian bekas LSD plus sepatu dan kaos kainya yang penuh lumpur hehehe.

Pakaian untuk LSD sebetulnya bebas. Hanya diminta kaos dan celana jeans. Tapi, Chi dan K'Aie minta Keke untuk pakai celana kain. Celana yang paling nyaman untuk kegiatan outbound itu sebetulnya celana kain bukan jeans.

Kalau denger cerita Keke, kegiatannya memang kelihatannya seru banget buat dia. Tapi, masalahnya beberapa barang bawaannya pada ketinggalan! Yang dia bawa pulang cuma 1 stel pakaian LSD, kaos kaki,  dan sepatu yang semuanya penuh lumpur. Keke gak bisa langsung ditanya, karena sampai rumah dia tidur sampe sore. Kecapean banget kayaknya hehe.

Chi coba telpon gurunya, gak diangkat. Coba telpon ke Citra Alam Lakeside untuk menanyakan apa ada barang yang tertinggal. Setelah Chi sebutin barang apa aja, kemungkinan 1 stel baju tidur Keke memang ketinggalan di sana. Tapi, celana jeans dan kaos, gak ada.

Setelah Keke bangun, Chi tanyain kronologisnya. Setelah mendengar cerita Keke, ceritanya seperti ini:


  1. Setelah sampai di lokasi, dia mengganti seragam pramuka dengan baju untuk LSD
  2. Selesai LSD, Keke lalu mandi dan berganti pakaian, memakai kaos dan celana jeans.
  3. Baju dan sepatu yang penuh lumpur itu dia taro di bagian dasar tas. Tentunya sebelumnya seluruh isi tas dia keluarkan dulu
  4. Setelah memasukkan baju dan sepatu yang penuh lumpur, Keke lupa menaruh barang-barang bawaannya yang lain ke dalam tas. 
  5. Keke gak ganti baju lagi sampe keesokan hari. Dia tidur pakai celana jeans dan kaos. Baju tidurnya sama sekali gak dipakai
  6. Besoknya, dia mandi lalu menggunakan kembali seragam pramuka. Baju bekas pakai dia taro di kamar mandi dan lupa untuk dimasukkin ke tas

Trus, kenapa baju tidur Keke bisa ketemu, sedangkan kaos dan celana jeansnya enggak? Setelah keesokan harinya Chi ngobol dengan wali kelasnya, Chi baru tau kondisi kamar mandi di sana.

  1. Di Citra Alam itu memang ada beberapa lokasi kamar mandi tapi umum (bahkan kata Keke, gak ada kamar mandi dan toilet khusus laki atau perempuan. Semua disatukan).
  2. Karena di dekat tenda sekolah Keke lagi ada rombongan anak sekolah SMA yang juga lagi camping, pihak sekolah pun meminta Citra Alam untuk memblok toilet khusus buat mereka. Pihak sekolah khawatir kalau disatuin, nanti bisa kejadian anak-anak SD 'dipaksa' mengalah oleh anak SMA
  3. Kebetulan di hari yang sama dengan sekolah Keke datang, ada sekolah SMP yang keluar dan kamar mandi di area mereka kosong. Pihak sekolah pun berinisiatif untuk memakai kamar mandi tersebut untuk dipakai anak laki-laki supaya kamar mandi dan toiletnya gak nyampur dengan anak perempuan. Tapi, memang gak konfirmasi dulu ke pihak Citra Alam. 
  4. Karena gak konfirmasi, makanya wkatu Chi bilang kemungkinan baju Keke ada di toilet, mereka cuma periksa toilet yang bekas dipakai sekolah Keke. Baru keesokan harinya setelah guru Keke telpon ke sana mereka baru cek kamar mandi yang lain. Tapi, sebelumnya mereka gak menjanjikan barang tersebut masih ada karena katanya di area tersebut udah ada sekolah lain yang sedang camping. Tapi, sampe terakhir Chi ngobrol sama gurunya, pihak Citra Alam belom telpon lagi. Padahal tinggal bilang aja, ya, barangnya ada atau enggak.

Itulah kenapa baju tidur Keke bisa ketemu karena ketinggalannya di tenda. Sedangkan pakaian lain ketinggalan di kamar mandi. Chi gak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, sih. Cuma mungkin lain kali semua pihak lebih cek-ricek lagi. Chi juga lalai, sih.

  1. Gak bikin daftar barang bawaan. Chi pikir bawaanya Keke pas camping gak sebanyak kayak waktu dia pesantren kilat. Kalau pas pesantren kilat aja dia bisa bawa balik semua barang tanpa ada satupun yang ketinggalan, mungkin pas camping juga dia bisa mengulangi hal yang sama. Eh, ternyata enggak. Berarti bikin daftar barang bawaan trus ditaro di tas anak itu penting!
  2. Menginap di hotel berbeda dengan menginap di tenda. Kalau di hotel kan kamarnya luas. 1 kamar pun cuma diisi sekitar 4 anak. Chi minta Keke mencari satu pojokan di kamar yang jarang dilewati orang. Jadi, semua barang di taro aja di satu pojok. Nanti pulang tinggal beberes dan cek-ricek. Sedangkan tenda kan kecil. 1 tenda bisa diisi 10 anak plus 1 guru. Jadi, (menurut cerita Keke dan gurunya) isinya memang semrawut. Semua barang dari semua anak yang menginap di tenda sama bercampur aduk. Mungkin jadinya rada ribet. Pelajaran buat Chi juga, terutama kalau nanti saatnya Nai camping sama sekolah. Gimana caranya supaya gak ada barang yang tertinggal walopun isi tendanya semrawut.

Ah, udah pasrah deh kalau gak bakal ditemuin lagi. Walopun itu celana jeans Keke satu-satunya. Masih baru pula hihihi. Tapi, setidaknya bukan sepatunya yang hilang. Kalau sepatu yang hilang bakal lebih repot lagi. Karena dia cuma punya 1 pasang sepatu sekolah. Mau gak mau harus beli baru. Kalau celana kan bisa dinanti-nanti belinya karena Keke masih punya celana kain.

Berusaha bersyukur aja dibalik kehilangan *tsaaahhh hehehehe. Pokoknya jadi pelajaran buat semua. Termasuk buat Keke. Jadikan ini pengalaman yang smeoga gak terulang lagi :)


Celana jeans baru, yang sekarang tinggal kenangan hehehe


Update:

Paginya postingan ini baru di publish, siangnya pas jemput anak-anak, Keke bawa 1 tas plastik besar di tangan. Ternyata, isinya barang-barang yang ketinggalan. Memang gak semua, sih. Justru baju tidurnya yang gak ada. Hehehe. Ya, gak apa-apa, lah. Setidaknya masih ada rezeki yang balik. Terutama celana jeansnya. Udah gak jadi kenangan lagi :p