Mommy war dari zaman dulu sampai sekarang gak ubahnya seperti pertempuran
tiada akhir. Cara untuk mengakhiri mommy war menurut Chi adalah engan
tidak melibatkan diri dan memihak salah satu. Ya, namanya juga lagi
perang, keberpihakan justru seringkali bukan menyelesaikan masalah.
Kalaupun, Chi rutin menulis kisah sehari-hari tentang Keke dan Nai di blog
ini bukan bermaksud untuk menunjukkan pilihan seorang ibu untuk berumah
tangga saja tanpa karir adalah paling tepat. Chi hanya ingin
mendokumentasikan seluruh perjalanan hidup Keke dan Nai melalui tulisan.
Silakan saja kalau ada yang ikut jejak Chi, tapi enggak pun gak apa-apa.
Mama Chi juga dulunya ibu bekerja. Dan, semua baik-baik aja. Every mom has
story.
Every mom has her own battle, itu juga benar adanya. Daripada energinya dihabiskan untuk perang sama ibu-ibu lain, mendingan 'berperang' untuk rumah tangga sendiri. Maksudnya, berusaha yang terbaik untuk keluarga masing-masing. Lagian, lucu dong kalau kita selalu mengajarkan anak cinta damai, bertoleransi, dan lain sebagainya, sementara kita sendiri gak bisa mempraktekkan itu.
Happy Mom, Happy Family. Berperang itu bikin kepala mumet, pikiran stress. Kalau kayak begitu, masih bisakah kita bikin keluarga sendiri bahagia? *Self Note
Usia Keke dan Nai sudah lumayan jauh dari usia balita. Problem Chi
sekarang, mungkin bukan lagi bagaimana melatih motorik halus dan kasar,
bagaimana mereka belajar makan, belajar membaca, dan lainnya. Tapi, bukan
berarti juga udah bebas dari yang namanya cerita 'seru'.
Itu aja sih 7 tips yang Chi coba praktekin. Sejauh ini Keke masih terbuka, termasuk tentang jatuh cinta. Bahkan tanpa Chi tanya-tanya pun, seringkali udah muncul duluan curhatan dari Keke.Ya, biar gimana Chi kan pernah remaja kayak Keke. Pernah juga merasakan jatuh cinta. Dari yang namanya cinta monyet sampe cinta beneran. Jadi, ketujuh tips itu sebetulnya berkaca dari pengalaman pribadi juga.
Oiya, kalau bisa para ayah juga mempraktekkan hal yang sama. Karena ada kalanya seorang anak laki-laki butuh saran dari sisi ayah. Atau anak perempuan akan menjadikan ayahnya sebagai contoh bila kelak memilih pasangan :)
Pernah suatu malam, Chi tanya ke Keke..
Bunda: "Ke, merasa disayang Bunda, gak?"
Keke: "Iya, lah."
Bunda: "Kapan sih Keke merasa kalau Bunda itu sayang sama Keke? Setiap kali dibeliin mainan, ya?"
Keke: "Enggak, lah. Keke itu merasa paling disayang Bunda kalau sebelum tidur dibacain buku cerita trus dipeluk."
Huaaaa.. Meleleh gak sih dengernya?? Ya, semoga aja 7 tips yang Chi coba praktekkan itu juga bisa bikin Keke juga berpikir kalau yang dilakukan Bundanya ini karena sayang banget sama dia
Every mom has her own battle, itu juga benar adanya. Daripada energinya dihabiskan untuk perang sama ibu-ibu lain, mendingan 'berperang' untuk rumah tangga sendiri. Maksudnya, berusaha yang terbaik untuk keluarga masing-masing. Lagian, lucu dong kalau kita selalu mengajarkan anak cinta damai, bertoleransi, dan lain sebagainya, sementara kita sendiri gak bisa mempraktekkan itu.
Happy Mom, Happy Family. Berperang itu bikin kepala mumet, pikiran stress. Kalau kayak begitu, masih bisakah kita bikin keluarga sendiri bahagia? *Self Note
------------------
Salah satunya adalah ketika Keke mulai jatuh cinta. Sebetulnya urusan
naksir cewek,
pacaran, atau
putus cinta
pernah Keke alamin sejak TK. Eits! Jangan keburu heboh, ya. Kalau Chi
ajak bicara, yang ada dipikiran Keke tentang naksir hingga putus cinta
pun sebetulnya lucu. Bikin ngikik. Tapi, kali ini Chi merasa jatuh cinta
Keke memang berbeda.
Sebetulnya pemikiran Keke tentang jatuh cinta juga masih anak-anak
banget. Sesuai dengan usianya, lah. Misalnya, suka dengan teman
perempuan yang kebetulan lagi akrab dengannya karena punya kesamaan
nonton kartun. Malah sebetulnya banyak cerita lucu dengan urusan jatuh
cinta Keke ini. Salah satunya ketika Keke pengen bilang suka sama teman
ceweknya, Nai dengan santai terus menempel di samping Keke. Sehingga
bikin Keke jadi keki dan rencana 'nembak' pun batal. Di mobil mereka
ribut tentang rencana penembakan yang batal. Tapi, ributnya juga lucu.
Malah bikin Chi terpingkal-pingkal dengernya.
Keke: "Bun, jangan pernah cerita tentang Keke yang mulai jatuh cinta di
blog, ya."
Bunda: "Oke."
Gak lama kemudian...
Keke: "Bunda, gak apa-apa deh kalau Bunda mau ceritain di blog. Cerita
aja."
Bunda: "Beneran gak apa-apa?"
Keke: "Beneran, Bun. Lagian Keke udah move on sekarang."
Bunda: "Hahahaha! Ada-ada aja nih Keke."
Sebetulnya, tanpa Keke membolehkan atau melarang, Chi memang udah niat
gak akan menceritakan pengalaman jatuh cinta Keke di blog. Walaupun
rasanya 'gatal' pengen berbagi cerita, apalagi pas bagian cerita
lucunya. Tapi, walopun pengertian jatuh cinta bagi Keke itu masih
anak-anak banget, usia Keke sudah mulai pra-ABG. Usia segitu biasanya
sudah timbul rasa malu, grogi, dan mulai mengenal privasi. Bisa jadi
jatuh cinta juga mulai menjadi privasi Keke. Setidaknya walopun Keke
sendiri masih berubah-ubah pendapatnya, Chi mulai ingin menghargai kalau
jatuh cinta adalah sebuah privasi yang tidak akan Chi tulis secara detil
di blog ini.
Kalaupun Chi menulis ini, sebetulnya ingin berbagi tips dari sisi
parenting aja. Dan, siapa tau kita bisa berbagi pengalaman. Sebagai ibu,
tau anaknya mulai jatuh cinta, selalu ada rasa 'anak saya udah besar'.
Rasanya gak pengen anak cepat besar. Masih kepengen timang-timang mereka
:)
Usia Keke yang mulai memasuki pra-ABG juga bikin Chi khawatir kalau dia
sampai salah mengartikan jatuh cinta. Deg-degan juga sebetulnya. Jangan
sampai salah pergaulan. Beberapa kali Chi melihat anak-anak dibawah
umur, pacarannya udah dua-duaan sampe peluk-pelukan segala. Dan, dengan
santai diupload di FB. Ngerii. Tapi, anak juga kalau terlalu diiket juga
bisa lebih kencang berontaknya. Huff!
Oke lah kalau di rumah, Keke dan Nai memang aman dari yang namanya
sinetron (mereka gak pernah nonton). Tapi, teman-temannya kan belum
tentu. Dna, tidak menutup kemungkinan, yang tidak pernah nonton sinetron
dan selalu menonton sinetron saling mempengaruhi dalam pergaulan. Iya
kalau mempengaruhi untuk hal baik, kalau enggak?
Keke dan Nai memang bersih dari sinetron. Tapi, mereka kan akrab dengan
dunia internet. Walopun beberapa kata 'membahayakan' memang sudah
diprotect di internet rumah, gak jamin 100% aman. Banyak keyword yang
kelihatan aman, gak taunya isinya 'berbahaya'.
Idealnya orang tua memang mendampingi ketika anak berinternet. Tapi,
menurut Chi bukan berarti kita harus terus duduk disamping mereka. Kan,
Chi juga ada kegiatan lain. Lagipula mereka juga harus belajar diberi
kepercayaan.
Keke pernah protes, karena Chi khawatir dia jatuh waktu jalan sendiri di Tangkuban Perahu
Berikut adalah hal-hal yang coba Chi lakukan ketika Keke mulai jatuh
cinta. Mungkin cara ini juga akan Chi praktekan ke Nai kalau memang
sudah waktunya:
- Jangan panik. Jatuh cinta sebetulnya hal wajar. Berbahagia dan bersyukur aja dulu, kalau anak kita bisa punya rasa suka kepada lawan jenis. Lagipula, definisi jatuh cinta seorang anak bisa beda, lho dengan orang dewasa. Malah bikin kita senyum-senyum dengernya.
- Jadi teman bicara yang asik bagi anak.Yang bikin enggan untuk terbuka sama orang tua adalah takut kalau sampe obrolannya seperti diinterogasi. Akhirnya, malah lebih suka bicara sama teman daripada orang tua.
- Kalau mau memberi rambu-rambu larangan, usahakan dengan bahasa yang enak didengar oleh mereka. Dan, jangan lupa memberi penjelasan. Kalau cuma melarang, anak akan bingung kenapa dilarang. Darah muda mereka bisa menggelegak dan melakukan perlawanan.
- Beri mereka kepercayaan. Chi pernah ditegur sama Keke karena terlalu khawatir sama dia. Katanya, kasih lah Keke kepercayaan. Anak akan bangga kalau dikasih kepercayaan. Tapi, tunjukkan juga rasa kecewa kalau sampai mereka melanggar kepercayaan yang sudah diberikan.
- Jangan kaku dengan pemikiran kita. Seringkali Chi berpikir, anak-anak sekarang cepat dewasa berpikirnya lalu tergoda untuk memaksakan Keke supaya berpikir seperti zaman Chi kecil dulu. Tapi, rasanya bakal susah banget. Chi belajar untuk meluweskan pikiran. Bagaimanapun zamannya udah beda. Coba memahami cara berpikir mereka, walopun tetap aja rambu-rambu kita jaga.
- Mengajak berdiskusi. Kalau Keke mendengar, melihat, melakukan sesuatu yang salah, Chi berusaha untuk mendengarkan dulu cerita dan alasannya. Coba menilai dan hargai sudut pandangnya. Cepat-cepat memvonis juga bisa bikin anak jadi ciut nyalinya untuk terbuka.
- Berikan ruang untuk menikmati rasanya. Yang namanya jatuh cinta itu berbunga-bunga. Kalau patah hati itu sakiiitt. Walopun Keke masih sebatas jatuh cinta ala anak-anak, tapi tetep aja dia merasakan senang dan sedih. Chi berusaha untuk gak menggurui, misalnya dengan berkata, "Ya elah gitu aja bikin sedih," atau "Tau apa sih kamu tentang cinta?"
Itu aja sih 7 tips yang Chi coba praktekin. Sejauh ini Keke masih terbuka, termasuk tentang jatuh cinta. Bahkan tanpa Chi tanya-tanya pun, seringkali udah muncul duluan curhatan dari Keke.Ya, biar gimana Chi kan pernah remaja kayak Keke. Pernah juga merasakan jatuh cinta. Dari yang namanya cinta monyet sampe cinta beneran. Jadi, ketujuh tips itu sebetulnya berkaca dari pengalaman pribadi juga.
Oiya, kalau bisa para ayah juga mempraktekkan hal yang sama. Karena ada kalanya seorang anak laki-laki butuh saran dari sisi ayah. Atau anak perempuan akan menjadikan ayahnya sebagai contoh bila kelak memilih pasangan :)
Pernah suatu malam, Chi tanya ke Keke..
Bunda: "Ke, merasa disayang Bunda, gak?"
Keke: "Iya, lah."
Bunda: "Kapan sih Keke merasa kalau Bunda itu sayang sama Keke? Setiap kali dibeliin mainan, ya?"
Keke: "Enggak, lah. Keke itu merasa paling disayang Bunda kalau sebelum tidur dibacain buku cerita trus dipeluk."
Huaaaa.. Meleleh gak sih dengernya?? Ya, semoga aja 7 tips yang Chi coba praktekkan itu juga bisa bikin Keke juga berpikir kalau yang dilakukan Bundanya ini karena sayang banget sama dia
30 comments
baru tau ada GA ini bun, bagus banget ide GA nya. semoga menang yaa
ReplyDeleteikutan juga dong, Bun :)
DeleteSimpen.ah tipsnya buat saya kelak kalo anak2 udah mulai jatuh cinta hihi..makasih sharenya mak
ReplyDeletesama-sama, Mak :)
Deletehuwaa... pastinya meleleh dong mak... hehehe
ReplyDeletekalo saya pernah tanya ke anak saya Farras, teman perempuan Farras yg paling cantik siapa sih? Farras cuma mesem2 aja tuh... hehehe
Farras mesem2 masih malu2, ya? hehe
DeleteSuit suit... anak bujang Bunda Keke udh mulai jatuh cinta :)
ReplyDeleteKalo my boyz msh lempeng2 aja :D
Tipsnya keren. Moga sukses buat GAnya yaa
masanya beda2 kayaknya, Mak :D
DeleteWah makasih tipsnya mak..di simpen dulu sampe nadia udh masuk usia ABG nanti skr ini urusan masih berkutat dgn ngajarin menulis yg rapi hihihi....
ReplyDeletesemoga kelak tipsnya bisa kepake, ya :)
Deleteaih. keke lucu banget sih, udah ngerasain yg namanya jatuh cinta skaligus move on jg :D
ReplyDeletemakasih udah sharing mak, smoga saya bisa jd sahabat yg menyenangkan utk jav jg...
sama2 :)
Deletehe he keke dah Move On ya...
ReplyDeleteudah hehe
DeleteMak Chi, aku mau berguru dong :D
ReplyDeletehihihi tanya2 aja, mak. Kalau ada yang bisa saya bantu, akan saya jawab :)
Deletekikikikik,,,keke jatuh cinta juga ya,,udah gede ya,,,tapi emaknya masih unyu2,,,hehehe,,,,pissss mak chi,,,
ReplyDeletehehehe
Deleteheuheu ngebayangin anak jatuh cinta ada deg-deg an mak, ya itu khawatir salah mengartikan jatuh cinta...btw, thank u tips2nya...
ReplyDeleteiya, Mak. Ada rasa deg2an juga hehe
DeleteHaduuuhhh....aku jg mulai cemas sm kaka tazkia skg mak, katanya dia gak punya pacar karena memang gak boleh sm ayah dan bubun. Tapi kalau teman dekat ada katanya *_*
ReplyDeletedooohhhh....
untuk mengurangi rasa cemas, mungkin bisa sering2 diajak berkomunikasi dengan cara yang tidka menggurui, Mak :)
DeleteDuh...aku masih brapa tahun lagi yak? Anak q masih 5 tahun ;)
ReplyDeletetapi, waktu kadang gak berasa, Mak :)
DeleteAhhh...Lucunya Keke dengan cinta kecilnya. Aku juga mengalami hal ini Mbak Myr, di TK sudah tetima curhat bahwa seseorang jatuh cinta pada teman ceweknya :)
ReplyDeleteiya kadang dari TK pun suda mengenal rasa suka, ya, Mbak :)
Deletewah anakku skr 6 tahun, bentaran lagi pasti butuh tips ini,,,simpan aaah
ReplyDeletesemoga berguna, ya :)
DeleteOh ini toh ceritanya. Kalau cerita Keke masih terbilang cukup 'aman' ya Mak. Semoga selalu seperti itu sampai benar cukup usia dan kematangan. Gelinya, kok anak sekarang udah bisa pakai istilah 'move on' segala yah :p
ReplyDeleteistilah move on kan termasuk istilah yang lagi ngetrend hehe
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^