2 Tips Jitu Cara Mengajarkan Anak Membaca - UAS sudah selesai, hasil
UAS pun udah dibagikan tadi siang. Alhamdulillah, nilai-nilai Keke dan
Nai masih bagus. Sambil menunggu saatnya terima raport, selama beberapa
hari di sekolah anak-anak ada class meeting. Kalau Keke-Nai lebih suka
menyebutnya bermain di sekolah. Karena memang gak belajar sama sekali
(gak bawa buku pelajaran juga). Benar-benar santai selama beberapa
hari.
Sementara Chi dan anak-anak lagi bersantai-santai, ada juga pemandangan lain yang selalu terlihat menjelang semester ganjil selesai. Brosur dan spanduk tanda dibukanya pendaftaran tahun ajaran baru mulai bertebaran. Biasanya orang tua yang anak-anaknya mau masuk SD mulai mencari-cari sekolah yang cocok. Dan yang sering bikin gelisah orang tua adalah tes masuk membaca-menulis-berhitung (calistung). Apakah anak sudah siap? Sudah mampu? Dan yang tidak kalah penting adalah, apakah dibolehkan mengajarkan anak calistung sebelum masuk usia SD?
Seringkali hal ini bikin beban orang tua. Anak-anak mulai 'dipaksa' belajar calistung. Alasannya supaya bisa lolos tes masuk SD. Padahal cara ini seringkali juga bikin anak merasa terbebani. Tapi mencari SD yang tidak ada tes calistung juga seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Bikin orang tua serba salah.
Chi punya cara jitu untuk mengajarkan calistung. Chi katakan cara jitu karena sudah terbukti ke Keke dan Nai. Mereka sudah bisa calistung sebelum masuk SD. Chi akan berbagi tipsnya tapi untuk mengajarkan membaca dulu, ya :)
Yang pertama kali orang tua lakukan ketika akan mengajarkan anak membaca adalah BUANG JAUH-JAUH pikiran kalau mengajarkan anak membaca itu beban. Merasa terbebani hanya akan menghasilkan sesuatu yang negatif, biasanya anak juga akan terbebani.
Jadi, ajarkan membaca dengan cara yang positif. Caranya, ajak mereka bermain. Pada dasarnya dunia anak adalah dunia bermain. Jangan hilangkan dunia mereka, tapi coba untuk diselami oleh orang tua.
Sementara Chi dan anak-anak lagi bersantai-santai, ada juga pemandangan lain yang selalu terlihat menjelang semester ganjil selesai. Brosur dan spanduk tanda dibukanya pendaftaran tahun ajaran baru mulai bertebaran. Biasanya orang tua yang anak-anaknya mau masuk SD mulai mencari-cari sekolah yang cocok. Dan yang sering bikin gelisah orang tua adalah tes masuk membaca-menulis-berhitung (calistung). Apakah anak sudah siap? Sudah mampu? Dan yang tidak kalah penting adalah, apakah dibolehkan mengajarkan anak calistung sebelum masuk usia SD?
Seringkali hal ini bikin beban orang tua. Anak-anak mulai 'dipaksa' belajar calistung. Alasannya supaya bisa lolos tes masuk SD. Padahal cara ini seringkali juga bikin anak merasa terbebani. Tapi mencari SD yang tidak ada tes calistung juga seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Bikin orang tua serba salah.
Chi punya cara jitu untuk mengajarkan calistung. Chi katakan cara jitu karena sudah terbukti ke Keke dan Nai. Mereka sudah bisa calistung sebelum masuk SD. Chi akan berbagi tipsnya tapi untuk mengajarkan membaca dulu, ya :)
Yang pertama kali orang tua lakukan ketika akan mengajarkan anak membaca adalah BUANG JAUH-JAUH pikiran kalau mengajarkan anak membaca itu beban. Merasa terbebani hanya akan menghasilkan sesuatu yang negatif, biasanya anak juga akan terbebani.
Jadi, ajarkan membaca dengan cara yang positif. Caranya, ajak mereka bermain. Pada dasarnya dunia anak adalah dunia bermain. Jangan hilangkan dunia mereka, tapi coba untuk diselami oleh orang tua.
Cara Menyenangkan Mengajarkan Anak Membaca
Ajak Anak Rutin Membacakan buku
Sejak bayi Keke dan Nai selalu dibacakan berbagai buku cerita, terutama menjelang tidur. Jangan langsung kecewa atau patah semangat kalau bayi kita tidak terlihat memperhatikan saat dibacakan buku cerita. Ya, namanya juga masih bayi, harap dimaklum aja. Bahkan ketika usia batita pun, Keke dan Nai kalau dibacain cerita masih suka gak mau diem. Harus pelan-pelan dan konsisten ketika meminta mereka untuk bisa duduk manis saat dibacakan buku.Selain meminta mereka untuk duduk manis saat dibacakan buku, Chi juga harus beberapa kali mencari ide supaya Keke dan Nai tertarik sama buku yang akan dibacakan.
"Siapa yang mau dibacain buku mobiiiillll? Lucu, lho, ada kucing naik mobil apel! Trus monyet pake mobil pisang. Waaaa... kayak apa, ya, mobilnya?"
Kira-kira seperti itu salah satu ajakan Chi supaya Keke-Nai mau diajak membaca buku. Intonasi dan gaya menyampaikannya juga harus diperhatikan. Anak-anak biasanya akan seneng kalau yang ngajaknya juga keliatan semangat dan ceria.
Keke dan Nai seperti kebanyakan anak-anak pada umumnya juga punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Waktu Chi bacain mereka buku cerita, seringkali mereka menyela. Kenapa begini? Kenapa begitu? Dia harusnya begini. Kalau dia harusnya begitu.
Dijawab dan ditanggapi aja semua pertanyaan dan pendapat mereka. Memang, sih, menghadapi celotehan anak itu gak akan ada habisnya. Satu pertanyaan atau pendapat selesai, akan nyambung dengan celitehn yang lain. Sering banget,untuk 1 buku yang tipis aja, gak selesai dalam sekali baca hanya karena banyak disela oleh ocehan mereka. Tapi gak apa-apa, itu tandanya mereka tertarik dengan apa yang kita bacakan. Kalaupun dirasa udah terlalu banyak ngobrol daripada baca buku, biasanya pelan-pelan Chi mulai mengerahkan mereka lagi ke buku yang lagi dibaca.
Buku yang dibaca tentu aja harus menyesuaikan dengan usia. Gak mungkin juga bacain buku novel untuk anak balita. Untuk usia bayi hingga balita sebaiknya bacakan pictorial book (buku yang lebih banyak gambarnya daripada tulisan). Anak-anak usia balita ke bawah memang lebih mudah menangkap bahasa gambar daripada tulisan.
"Lihat, deh, Nak. Lucu banget mobil kucingnya, ya. Ternyata huruf depan kucing itu K! Ada yang tau, gak, selain kucing apalagi yang dimulai dari huruf K?" Biasanya Keke dan Nai akan berlomba-lomba menebak. Ada yang benar, tapi ada juga yang salah.
Gak cuma Keke dan Nai yang suka menyela disaat sedang dibacakan cerita. Chi pun kadang mengalihkan perhatian mereka sejenak dari kalimat yang ada di dalam buku dengan memberi mereka pertanyaan atau mengajak mereka berdiskusi dengan buku yang lagi dibaca.
Rutin membacakan buku sudah terbukti bisa membuat mereka bisa membaca tanpa harus merasa terbebani. Gak perlu lama-lama, kok, 10 s/d 30 menit udah cukup setiap harinya. Bahkan, Keke dan Nai gak cuma bisa membaca tapi juga cinta membaca. Menurut Chi, Keke dan Nai bisa cinta membaca mungkin karena merasa selama ini tidak dipaksa untuk bisa membaca. Justru diperkenalkan kalau membaca buku itu asik.
Buat Chi, membuat anak cinta membaca itu lebih penting daripada hanya sekedar bisa membaca. Kalau sekedar bisa membaca, tugas Chi sudah selesai ketika anak-anak bisa membaca. Tapi, akan berat kalau mereka diharuskan membaca terutama membaca buku pelajaran. Akhirnya stress yang baru pun muncul :)
Alhamdulillah Keke dan Nai suka membaca. Kemana-mana selalu ada buku yang mereka bawa, termasuk kalau ke sekolah. Biasanya ada 1 buku bacaan yang mereka masukin ke dalam tas.
Selain bisa membuat anak bisa membaca, rutin membacakan buku kepada anak juga bisa menambah keakraban antara anak dan orang tua. Di awal Chi sudah ceritakan gimana Keke dan Nai seringkali menyela saat Chi lagi membacakan buku dengan sejumlah pertanyaan dan ocehan lainnya. Chi juga berusaha untuk menceritakan dengan gaya yang menyenangkan bagi Keke dan Nai.
"Bundaaaa... bacain buku. 2 cerita, ya."
Sampe sekarang Keke dan Nai masih minta dibacain buku sebelum tidur. Padahal usia balita udah lewat, dan mereka juga udah bisa baca buku sendiri. Bedanya dengan usia balita, sekarang mereka udah lebih tertib kalau dibacakan. Bahkan cerita belum selesai, mereka udah tidur.
Ada kalanya sebelum membaca buku Chi ajak mereka untuk berdiskusi dulu tentang buku yang akan atau yang udah pernah dibacakan. Chi suka minta mereka menarik kesimpulan dari buku-buku yang pernah mereka baca. Menarik banget denger jawaban-jawaban anak, lho. Dari diskusi kecil itu Chi bisa tahu kira-kira moral story seperti apa yang Keke dan Nai tangkap dari buku yang mereka baca.
Bahkan, akhir-akhir ini gantian Keke yang lagi suka banget ngebacain Chi buku Harry Potter hahaha. Sebetulnya, Chi udah tamat baca serial Harry Potter, tapi untuk menghargai Keke maka Chi pun harus mendengarkan apa yang dia bacakan. Jangan sampe Keke kecewa trus semangat untuk membacanya hilang :)
Ada rak buku di kamar anak-anak juga bisa membantu minat baca anak, lho :)
Belajar Membaca dengan Cara Bermain
Yup! Dunia anak itu dunia bermain. Jadi, selain membacakan buku cerita,
Chi juga rutin mengajak mereka bermain tapi sebetulnya belajar membaca.
Setiap postingan tentang belajar selalu Chi arsip di blog ini dengan
judul file
Metode Belajar. Ada juga yang masih berserakan di blog lama yang udah gak aktif
(rencananya mau dikumpulin di sini). Salah satu postingan Chi tentang
cara mengajarkan Keke dan Nai belajar membaca adalah tulisan yang
berjudul "Nama Saya Badut"
Kalau mereka salah, jangan lantas dimarahi juga. Biasanya Chi suka pura-pura pingsan atau jatuh ngedubrak ala tokoh kartun. Pokoknya melakukan sesuatu yang bikin Keke dan Nai ketawa tapi juga tetep tahu kalau mereka salah nebak
Gak selalu dalam proses belajar suasananya selalu menyenangkan. Pernah beberapa kali, mungkin Chi agak memaksa atau lagi capek saat itu, jadi mereka pun merasa terbebani. Kalau mereka udah setengah hati apalagi kalau sampe nangis, mendingan stop dulu belajarnya, deh! Gak akan masuk juga.
Makanya Chi semakin yakin kalau ngajak anak-anak itu harus dengan cara menyenangkan. Belajar sambil bermain. Pada dasarnya anak-anak adalah pembelajar sejati. Kemampuan mereka untuk menyerap sesuatu itu luar biasa.Yang penting jangan paksa mereka apalagi sampai terbebani.
Masih galau sama urusan mengajarkan anak membaca? Silakan coba 2 tips jitu cara mengajarkan anak membaca ini. Kalaupun masih belum berhasil, jangan putus asa. Terus mencari karena setiap anak juga punya gaya belajar yang berbeda. Gak bisa disamakan :)
Nama saya badut, adalah satu ide ketika mengajarkan Keke-Nai membaca
Kalau mereka salah, jangan lantas dimarahi juga. Biasanya Chi suka pura-pura pingsan atau jatuh ngedubrak ala tokoh kartun. Pokoknya melakukan sesuatu yang bikin Keke dan Nai ketawa tapi juga tetep tahu kalau mereka salah nebak
Gak selalu dalam proses belajar suasananya selalu menyenangkan. Pernah beberapa kali, mungkin Chi agak memaksa atau lagi capek saat itu, jadi mereka pun merasa terbebani. Kalau mereka udah setengah hati apalagi kalau sampe nangis, mendingan stop dulu belajarnya, deh! Gak akan masuk juga.
Makanya Chi semakin yakin kalau ngajak anak-anak itu harus dengan cara menyenangkan. Belajar sambil bermain. Pada dasarnya anak-anak adalah pembelajar sejati. Kemampuan mereka untuk menyerap sesuatu itu luar biasa.Yang penting jangan paksa mereka apalagi sampai terbebani.
Masih galau sama urusan mengajarkan anak membaca? Silakan coba 2 tips jitu cara mengajarkan anak membaca ini. Kalaupun masih belum berhasil, jangan putus asa. Terus mencari karena setiap anak juga punya gaya belajar yang berbeda. Gak bisa disamakan :)
28 comments
wah terimakasih mak infoh nya,,,
ReplyDeletesama2 :)
Deletegreat tips...saya sudah coba juga 2-2nya..a la Mama Bo et Obi...plus joget et main yang banyaaak..pakai flash card...dan kamar tidur yang dipenuhi poster warna-warni :D...drilling kata-kata sederhana menjelang tidur juga okee :D...yang pasti, anak-anak harus suka duluuu :D...
ReplyDeletesetujuuu, anak2 harus suka dulu :)
Deletehihihi aku juga kalo lagi dongengin pake ekspresi gitu mak, tapi klo papahnya yang bacain busyet dah dibaca datar gitu hahaha
ReplyDeletesekarang lagi ngenalin juga baca yang nama saya aliya bukan badut qeqee
tfs yaa mak, referensi bagus nih
sama2, Mak :)
DeleteSama Mak, saya juga 'cuma' ngebacain cerita sebelum tidur ke anak2, tiba2 mereka sudah otomatis belajar. Tanpa beban, tanpa paksaan ^_^
ReplyDeletegak berasa tau2 bisa, ya
DeleteMakasih sharingnya Mbak. Saya juga ngajarin Nai saya pakai gambar :)
ReplyDeletesama2. Apalagi kalau gaya belajar anak type visual, menggambar itu banyak membantu :)
Deletekalau keponakanku, biasanya dibeliin poster gambar hewan2.. jadi tertarik dengan gambar yang penuh warna, sama bisa mengeja pelan - pelang. Sekarang malah suka kalau aku beliin buku yang ada gambarnya :)))
ReplyDeletekayak gitu juga bisa :)
DeleteSetuju mbak, jgn jadi ini beban. Aku jg mulai dr nadia bayi, bcsin dongeng, pske flash card.. Pokoknya fun ways deh.. Alhamdulillah skr bca udh lancar jaya. Moga2 bln dpn pas tes msk SD jg Sip :)
ReplyDeletesemoga dilancarkan, ya. Aamiin
DeleteMakasih infonya mbak, selama ini kynan suka dibelikan buku yang hard cover agar tidak sobek, tapi ceritanya terbatas akhirnya dibelikan yang biasa tapi masih suka disobek karena mau ikutan membuka tutup buku, harus sabar yaa sepertinya hehe
ReplyDeleteiya, emang harus banyak sabarnya :)
Deleteiya bener banget ngajarin anak2 harus dengan suasana fun..sambil bermain gitu..biasanya lebih gampang dicernanya..
ReplyDeletekalo anak udah bete, dijamin pelajaran ga akan masuk walopun kita udah setengah mati ngajarinnya...hihihi tfs ya Chi ;)))
mendingan brenti kalau anak2 udah bete :D
Deletebetul mbak..membacakan buku sejak bayi utk menumbuhkan cinta baca, bukan mengajarkan baca..sudah terbukti di anak pertamaku, yang tau2 kok bisa baca, cuma dengan dibacakan buku secara rutin aja tiap hari dengan fun..utk anak keduaku, yg belum tumbuh cintanya sama buku tapi cinta menggambar, aq pake metode bermain gitu..jadi aq tulis suatu nama benda, dan dia menggambar bendanya..sambil menggambar, dia sambil kenal huruf jadinya..hasilnya dia udah bisa mengeja beberapa kata..takjub deh..
ReplyDeletegak berasa tau2 udah bs baca, ya :)
Deletetips-nya harus dicoba praktekin ke anak-anak nih mba chi..
ReplyDeletemakasih sharing-nya
aku pasrahin ke ibue ncip aja deh
ReplyDeletekalo tar malah ikut gayaku bisa berabe
sering ke toko buku cuma borong borong doang dibaca kagak...
nah, ya, ketauan :D
DeleteCara kita sama, Chi. Asiiiiiiiiiiiikkk.. berarti Nadya ntar gedenya sepinter Keke ya, aamiin.. :)
ReplyDeletebermain memang dunia anak. makanya ketika anak2 diajarkan membaca sambil bermain, pasti akan senang dan semangat ya..
ReplyDeletekrn dunia anak, dunia bermain :)
Deletecontohkan kalau ortunya juga suka membaca bisa nular ke anak juga
ReplyDeletesetuju, Lid
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^