Lava View Lodge - Bromo. Kilas balik sebelum berangkat, ya
Chi : "Nanti kita nginep di mana aja, yah?"
K'Aie lalu menyebutkan sejumlah kota yang bakal jadi tempat kami menginap.
Chi : "Udah booking penginapannya?"
K'Aie : "Belum."
Chi : "Lah! Gimana, sih? Kalau gak dapet gimana? Musim liburan, lho!"
K'Aie : "Gampang, lah. Penginapan banyak."
Begitulah perbedaan kami. K'Aie santai sementara Chi pengennya lebih terperinci kalau mau jalan-jalan jauh. Setelah ngobrol berkali-kali, akhirnya K'Aie bilang kalau cuma bakal booking penginapan di Bromo. Bikin Chi ketar-ketir, walaupun akhirnya mengakui kalau bener juga keputusan K'Aie. Karena seperti kejadian di hari pertama aja rencanannya mau nginep di Demak tapi malah jadinya di Semarang. Kalau udah booking bakal berabe urusannya.
Chi : "Di Bromo, nanti bakal pilih penginapan apa? Udah booking?"
K'Aie :"Di Lava View Lodge., tapi udah full."
Chi : "Trus? Gak coba cari penginapan lain? Musim liburan. lho, Yah."
K'Aie : "Tunggu aja. Resepsionisnya bilang kalau ada yang cancel nanti dikabarin."
Sementara K'Aie terlihat santai dan gak berusaha mencari penginapan lain, Chi berusaha telpon beberapa penginapan di Bromo yang no telponnya didapet lewat google. Mulai dari berbagai penginapan ala backpacker sampai penginapan mahal seperti Java Banana. Semuanya masih ada kamar kosong. Chi coba tawarin, tapi K'Aie tetep ngotot pengen di Lava View Lodge.
Chi : "Kenapa ngotot banget, pengen di Lava View, sih? Nanti kalau gak dapet juga gimana?"
K'Aie : "Penginapan yang Bunda telpon-telponin masih ada kamar kosong, kan? Berarti tenang aja."
Chi : "Terserah, deh! Tapi kalau sampe gak dapet di Lava View, Chi maunya kita nginep di Java Banana!"
Sebetulnya Chi gregetan banget lihat sikap santainya K'Aie, makanya sampe minta di Java Banana aja. Chi pikir kalo sampe minta Java Banana, K'Aie akan berubah pikiran cari penginapan lain. Daripada nanti gak dapet Lava View terus 'terpaksa' harus bayar mahal di Java Banana :p Tapi K'Aie tetep santai, malah ngeiyain permintaan Chi. *tepok jidat
K'Aie ngotot di Lava View Lodge karena katanya penginapan itu yang paling bagus viewnya. Karena penasaran, Chi pun coba cari infonya dari google. Beberapa info yang Chi dapat memang katanya paling bagus view di Lava View. Dari penginapan kita bisa lihat caldera, gunung batok, bromo, dan deket sama mentingan (seruni/pananjakan2). Mungkin karena letaknya sangat dekat dengan pintu masuk taman nasional. Malah melewati pintu mausknya dulu. Jadi viewnya bagus banget. Makanya kata beberapa info, gak heran kalau penginapan ini selalu penuh terus. Untuk tarif penginapannya, kami dapat yang IDR 600 ribu-an.
1 hari menjelang berangkat...
K'Aie : "Bun, tadi resepsionis Lava View telpon. Katanya, ada 1 kamar yang di cancel trus nanya kita jadi booking, gak. Ya, udah Aie bilang aja mau dan langsung transfer pelunasan saat itu juga."
Chi lega banget dengernya. Deg-degan karena takut gak dapet penginapan, hilang sudah.
Chi : "Nanti kita nginep di mana aja, yah?"
K'Aie lalu menyebutkan sejumlah kota yang bakal jadi tempat kami menginap.
Chi : "Udah booking penginapannya?"
K'Aie : "Belum."
Chi : "Lah! Gimana, sih? Kalau gak dapet gimana? Musim liburan, lho!"
K'Aie : "Gampang, lah. Penginapan banyak."
Begitulah perbedaan kami. K'Aie santai sementara Chi pengennya lebih terperinci kalau mau jalan-jalan jauh. Setelah ngobrol berkali-kali, akhirnya K'Aie bilang kalau cuma bakal booking penginapan di Bromo. Bikin Chi ketar-ketir, walaupun akhirnya mengakui kalau bener juga keputusan K'Aie. Karena seperti kejadian di hari pertama aja rencanannya mau nginep di Demak tapi malah jadinya di Semarang. Kalau udah booking bakal berabe urusannya.
Chi : "Di Bromo, nanti bakal pilih penginapan apa? Udah booking?"
K'Aie :"Di Lava View Lodge., tapi udah full."
Chi : "Trus? Gak coba cari penginapan lain? Musim liburan. lho, Yah."
K'Aie : "Tunggu aja. Resepsionisnya bilang kalau ada yang cancel nanti dikabarin."
Sementara K'Aie terlihat santai dan gak berusaha mencari penginapan lain, Chi berusaha telpon beberapa penginapan di Bromo yang no telponnya didapet lewat google. Mulai dari berbagai penginapan ala backpacker sampai penginapan mahal seperti Java Banana. Semuanya masih ada kamar kosong. Chi coba tawarin, tapi K'Aie tetep ngotot pengen di Lava View Lodge.
Chi : "Kenapa ngotot banget, pengen di Lava View, sih? Nanti kalau gak dapet juga gimana?"
K'Aie : "Penginapan yang Bunda telpon-telponin masih ada kamar kosong, kan? Berarti tenang aja."
Chi : "Terserah, deh! Tapi kalau sampe gak dapet di Lava View, Chi maunya kita nginep di Java Banana!"
Sebetulnya Chi gregetan banget lihat sikap santainya K'Aie, makanya sampe minta di Java Banana aja. Chi pikir kalo sampe minta Java Banana, K'Aie akan berubah pikiran cari penginapan lain. Daripada nanti gak dapet Lava View terus 'terpaksa' harus bayar mahal di Java Banana :p Tapi K'Aie tetep santai, malah ngeiyain permintaan Chi. *tepok jidat
K'Aie ngotot di Lava View Lodge karena katanya penginapan itu yang paling bagus viewnya. Karena penasaran, Chi pun coba cari infonya dari google. Beberapa info yang Chi dapat memang katanya paling bagus view di Lava View. Dari penginapan kita bisa lihat caldera, gunung batok, bromo, dan deket sama mentingan (seruni/pananjakan2). Mungkin karena letaknya sangat dekat dengan pintu masuk taman nasional. Malah melewati pintu mausknya dulu. Jadi viewnya bagus banget. Makanya kata beberapa info, gak heran kalau penginapan ini selalu penuh terus. Untuk tarif penginapannya, kami dapat yang IDR 600 ribu-an.
1 hari menjelang berangkat...
K'Aie : "Bun, tadi resepsionis Lava View telpon. Katanya, ada 1 kamar yang di cancel trus nanya kita jadi booking, gak. Ya, udah Aie bilang aja mau dan langsung transfer pelunasan saat itu juga."
Chi lega banget dengernya. Deg-degan karena takut gak dapet penginapan, hilang sudah.
Lava View Lodge
Lava View Lodge terletak di dalam area taman nasional. Ketika sedang
bayar uang masuk taman nasional, ada seseorang (bernama Mas Yanto)
mendatangi mobil kami dan menawarkan jeep sewaan. Sempet denger, Mas
Yanto menawarkan tarif IDR 150 ribu/orang. 1 jeep bisa untuk 6 orang.
Chi sebetulnya males kalau harus berbagi jeep dengan orang lain. Tapi mengingat harganya yang lumayan kalau harus bayar jeep sendiri, jadi pasrah aja, deh. Sambil berharap, semoga dapet teman perjalanan yang asik. K'Aie lalu minta nomor hape mas Yanto dan bilang akan dihubungi kalau kami sudah selesai urusan check in.
Di postingan sebelumnya, perjalanan menuju Bromo, Chi menulis kalau udara bromo gak sedingin yang dibayangin. Sejuk-sejuk aja. Malah dinginan kalau AC mobil tetep dinyalain. Begitu sampai penginapan, dan buka pintu mobil... waaaaa baru berasa banget dinginnyaaaaaa!
K'Aie sempet nawarin kalau lapar mampir dulu aja ke restorannya. Keliatannya masih rame. Tapi karena gak tahan sama dinginnya, Chi tolak tawaran K'Aie. Pengen cepet-cepet selimutan di kamar. Lagian masih ada pop mie, kan :D
Di kamar juga masih dingin. Apalagi lantainya bukan kayu atau karpet tapi ubin. Chi gak kuat kalau gak ake alas kaki. Berasa kayak jalan di es. Kayaknya malam itu cuma Nai yang pecicilan tanpa keliatan kedinginan. Sampe kamar, kami langsung nyeduh pop mie. Nai gak mau diem, sementara Keke asik nonton stand up comedy. K'Aie di luar kamar, ngobrol dengan mas Yanto yang langsung datang setelah dihubungi.
Chi : "Beres, Yah? Gimana jadinya."
Ayah : "Beres, bayar 750 ribu."
Chi : "Lho, kok mahal? Bukannya kalau berempat harusnya bayar 600?"
Ayah : "Kan, cuma kita aja yang sewa, Bun. Harusnya 900 tapi ditawar dan mau 750."
Chi seneng banget dengernya. Sesuai dengan yang Chi mau :D
Tadinya kalau kita bisa sampai tepat waktu, Chi pengen lihat sunset. Katanya dari penginapan juga bagus. Trus Chi pengen banget foto langit yang selain terang karena supermoon juga bertaburan banyak banget bintang. Pemandangan yang langka bagi penduduk perkotaan. Udah lama Chi gak lihat bintang, apalagi sebanyak itu.
Tapi rencana tinggal rencana. Sampe penginapan udah hampir tengah malam. Sisa tenaga tinggal buat makan abis itu tidur. Apalagi menurut mas Yanto, kami udah harus berangkat pukul 2 pagi. Duh, jam segitu lagi enak-enaknya tidur.
Dan malam itu ditutup dengan tangisan Nai. Chi pikir, dia kesel karena sempet rebutan sama Keke siapa yang bakal ditemenin Chi tidurnya. Karena di kamar tempat tidurnya terpisah, gak mungkin dua-duanya tidur sama Chi. Akhirnya Keke ngalah, tapi Nai tetep nangis. Alasannya kedinginan, tapi herannya selama tidur gak pernah mau diselimutin. Padahal ngakunya kedinginan.
Cerita sebelumnya tentang perjalanan ini :
Chi sebetulnya males kalau harus berbagi jeep dengan orang lain. Tapi mengingat harganya yang lumayan kalau harus bayar jeep sendiri, jadi pasrah aja, deh. Sambil berharap, semoga dapet teman perjalanan yang asik. K'Aie lalu minta nomor hape mas Yanto dan bilang akan dihubungi kalau kami sudah selesai urusan check in.
Di postingan sebelumnya, perjalanan menuju Bromo, Chi menulis kalau udara bromo gak sedingin yang dibayangin. Sejuk-sejuk aja. Malah dinginan kalau AC mobil tetep dinyalain. Begitu sampai penginapan, dan buka pintu mobil... waaaaa baru berasa banget dinginnyaaaaaa!
K'Aie sempet nawarin kalau lapar mampir dulu aja ke restorannya. Keliatannya masih rame. Tapi karena gak tahan sama dinginnya, Chi tolak tawaran K'Aie. Pengen cepet-cepet selimutan di kamar. Lagian masih ada pop mie, kan :D
Di kamar juga masih dingin. Apalagi lantainya bukan kayu atau karpet tapi ubin. Chi gak kuat kalau gak ake alas kaki. Berasa kayak jalan di es. Kayaknya malam itu cuma Nai yang pecicilan tanpa keliatan kedinginan. Sampe kamar, kami langsung nyeduh pop mie. Nai gak mau diem, sementara Keke asik nonton stand up comedy. K'Aie di luar kamar, ngobrol dengan mas Yanto yang langsung datang setelah dihubungi.
Sementara yang lain pada kedinginan, cuma Nai yang menolak pakai jaket
dan gak mau pakai alas kaki
Chi : "Beres, Yah? Gimana jadinya."
Ayah : "Beres, bayar 750 ribu."
Chi : "Lho, kok mahal? Bukannya kalau berempat harusnya bayar 600?"
Ayah : "Kan, cuma kita aja yang sewa, Bun. Harusnya 900 tapi ditawar dan mau 750."
Chi seneng banget dengernya. Sesuai dengan yang Chi mau :D
Tadinya kalau kita bisa sampai tepat waktu, Chi pengen lihat sunset. Katanya dari penginapan juga bagus. Trus Chi pengen banget foto langit yang selain terang karena supermoon juga bertaburan banyak banget bintang. Pemandangan yang langka bagi penduduk perkotaan. Udah lama Chi gak lihat bintang, apalagi sebanyak itu.
Tapi rencana tinggal rencana. Sampe penginapan udah hampir tengah malam. Sisa tenaga tinggal buat makan abis itu tidur. Apalagi menurut mas Yanto, kami udah harus berangkat pukul 2 pagi. Duh, jam segitu lagi enak-enaknya tidur.
Dan malam itu ditutup dengan tangisan Nai. Chi pikir, dia kesel karena sempet rebutan sama Keke siapa yang bakal ditemenin Chi tidurnya. Karena di kamar tempat tidurnya terpisah, gak mungkin dua-duanya tidur sama Chi. Akhirnya Keke ngalah, tapi Nai tetep nangis. Alasannya kedinginan, tapi herannya selama tidur gak pernah mau diselimutin. Padahal ngakunya kedinginan.
Urusan tidur sempet bikin Keke-Nai berantem. Sama-sama pengen tidur
sama bunda.
Cerita sebelumnya tentang perjalanan ini :
23 comments
paling nggak suka cerita bersamung T_T *gemesss
ReplyDeletekl gak bersambung nanti bakal panjang bgt postingannya. Pegel sy ngetiknya :p
Deletejd kepengen anak2 cpt besar .... pgn jln2 biar ga rebet bw popok susu dll hihihihihihi
ReplyDeletenice posting makk
iya sy juga nunggu anak2 besar dulu :D
Deletehihihi iya sy ingat crt Pakies itu :D
ReplyDeleteah, ga seruuuuu gara2 bersambung. Hehe.
ReplyDeleteLanjutkan, Mak :p
sambungannya udah ada, Mak :)
Deletehmm..emak2 ngotot :p
ReplyDeleteNai..ga ngajakin iihh ke bromo nya
kapan2 diajakin deh :D
DeleteSaya belum pernah berkunjung ke Bromo bun. Cuma menyaksikan lerengnya dari rumah mertua. sebagai destinasi, jika punya jeep kebo...mungkin bun bisa mampir sekalian ke wisata ratfting songa.
ReplyDeletegak kalah keren lho bun n_n
gitu, ya? terima kasih buat infonya, ya :)
Deletekalau masuk taman nasional ga boleh bawa mobil sendiri ya mak? Mahal amat ya bayarnya. Belum penginepannya. Pdhl pengen bgt ke bromo *itungisipundi...
ReplyDeletebtw itu kok sama sih masalahnya, anak2 jg berebutan kalau tidur maunya sama emaknya...
gak boleh, Mak. Medannya cukup berat. Tp kata Mas Yanto kl ada yg tetep maksa silakan aja, asal resiko tanggung sendiri.
Deleteternyata sama, ya :)
belum apa2 saya udah mupeng :D
ReplyDelete*nunggu cerita selanjutnya*
udh tayang crt lanjutannya :)
DeleteAkhir2 ini, saya sering baca/liat tulisan/foto2 Bromo, jadi bener2 mupeng kesana deh :)
ReplyDeleteyuk kesana :)
DeleteNai gak dingin yaa...duh aku msh sampe Probolinggo udah kedinginan duluan hehehe..
ReplyDeletekedinginan, lama2 dia nangis :D
Deleteemak2 itu yaah paling detail dan ngotot hahahah
ReplyDeleteduh kapaan ke bromo T_T masih masuk wishlist huhuhuh
maak potoin dong lava view nyaa..sama ratee ;;)
yah begitulah emak2 hihi
Deletesy gak sempet fotoin lava viewnya. Coba aja cari di internet. Bagus kok tempatnya.
Kl utk rate, sy juga gak ty detil. Tp tempat sy menginap (1 kamar, 2 tempat tidur) harganya 600 ribu-an
Ada jg yg villa dg isi bbrp kamar, harganya diatas 1 juta. Tp sy lupa pastinya berapa
kenapa ya anak-anak sukanya tidur sama mamanya
ReplyDeletenah kenapa, ya, Lid :D
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^