Menjadi Indonesia, Kenapa Tidak?

By Keke Naima - May 08, 2013

Lanjutan dari Seminar Parenting : Pendidikan Karakter Anak dengan pembicara Prof. DR. H. Arief Rachman, M.Pd di sekolah Keke dan Nai beberapa waktu lalu.

Chi baru tau kalo Pak Arief, walopun bicaranya lemah lembut tapi tegas. Beliau juga gak segan mengkritik tapi dengan cara yang apik, menurut Chi. Nah, pas seminar waktu itu Pak Arief mengkritik ketua yayasan sekolah Keke dan Nai.Tapi Chi merasa kritiknya kena ke semua :D

Jadi gini, acara dibuka dengan sambutan dari ketua yayasan. Dari sekian panjang sambutannya, Pak ketua yayasan bilang kalo kita harus seperti bangsa Jepang. Ya, pokoknya intinya generasi ke depan harus seperti Jepang.

Ketika giliran Pak Arief bicara, beliau tanya ke semua yang hadir tentang bagaimana pandangan kita terhadap media? Lebih banyak membawa pengaruh baik atau buruk? Serempak pada jawab buruk, dong.

Udah tau buruk, tapi pernah gak kita berpikir, kok, media kita selalu memberitakan sisi buruk pemerintah, ya? Padahal seburuk-buruknya, pasti ada lah kebaikannya. Kok, media kita jarang sekali menampilkan prestasi bangsa Indonesia? Lebih banyak membesar-besarkan berita tentang ribut di sana-sini, padahal prestasi anak bangsa juga banyak. Kalopun berita tentang prestasi, biasanya prestasi dari negara lain yang di beritakan. Mau itu pemerintah, hiburan, dan lain-lain.

Kita udah tau media membawa pengaruh buruk, tapi kita sendiri sadar atau enggak terbawa arus media. Banyak yang langsung percaya tanpa mencari tahu berita pembanding.

"Selama ini kan kita hanya melihat yang baik-baiknya saja tentang Jepang. Sekarang saya mau cerita tentang segala keburukannya. Saya punya beberapa puluh kenalan warga negara Jepang yang sampai sekarang masih tinggal di sana, dan mereka sendiri yang bercerita kepada saya"

Penjabaran Pak Arief tentang keburukan bangsa Jepang bikin kami yang hadir tertawa. Intinya, beruntung deh kita tinggal di Indonesia! :D

Maksud Pak Arief menceritakan keburukan bangsa Jepang tentu saja bukan sekedar ingin membuat kami lebih mensyukuri sebagai WNI dan mengolok-olok bangsa lain. Tapi maksud Pak Arief setiap negara itu pasti punya kelebihan dan kekurangan. Masalahnya, kita ini terlalu sibuk menjelekkan bangsa sendiri dan bangga dengan bangsa lain. Akibatnya apa? Kita selalu ingin mencontoh bangsa lain, seperti yang di ungkapkan oleh Pak ketua yayasan *beneran loh Pak Arief nunjuk Pak ketua yayasan hihihi.

Bangsa Jepang dan juga bangsa lain yang dianggap maju itu karena mereka selalu bisa menampilkan wajah baik di dunia. Sementara yang buruk-buruk, konsumsi intern aja. Akhirnya warga dunia pun menilainya baik. Pak Arief mencontohkan film-film, lagu, fashion, dan industri lain dari negara lain yang kebanyakan memperlihatkan kehidupan negara mereka yang sukses dan gemerlap. Sehingga yang nonton pun jadi silau :)

Berbeda dengan bangsa kita yang selalu aja menampilkan wajah buruk. Jadi bagaimana bangsa lain bisa tau kebaikan bangsa kita kalo yang ditampilkan selalu buruk. Kita itu terlalu sibuk dengan keburukan.

Chi pikir betul juga, ya. Ambil contoh kayak film Hollywood, sering banget kan Amerika bikin cerita sebagai polisi dunia? Mereka yang berjasa menyelamatkan dunia ketika bumi diserang alien, terkena bencana dahsyat, dan lainnya. Sadar atau tidak, kita akan berpikir Amerika memang hebat.

Padahal Chi juga pernah beberapa kali menonton film dokumenter atau bahkan film seri, ternyata banyak juga, kok, sisi buruk Amerika. Yang bahkan kita di Indonesia ini lebih baik. Cuma memang harus diakui 'gempuran' berita tentang kehebatan Amerika itu lebih dahsyat, hingga pikiran masyarakat pun terpengaruh.

Untuk ruang lingkup yang lebih kecil lagi, bisa juga di praktekkan ke keluarga atau bahkan ke diri sendiri. Kalo kita lebih sering menampilkan wajah masam, selalu mengeluh, banyak ngegalau, dan ngomel. Wajar kalo orang akan menilai karakter kita negatif.

Karena menurut Pak Arief, yang menilai karakter kita seperti apa itu orang lain, bukan diri sendiri. Tapi kita yang harus membentuk. Kalo kita ingin dinilai berkarakter baik oleh orang lain, maka tunjukkan tampilan yang baik.

Jadi mulai sekarang mau dong menjadi Indonesia. Kenapa tidak? :)

Yang mau ikut proyek WB, menulis buku kumpulan cerita tentang parenting. Silakan, DL masih sampe tanggal 31 Mei 2013. Saya tunggu, ya. Baca syarat dan ketentuan di Woro-woro : Buku Kumpulan Cerita Parenting :)

  • Share:

You Might Also Like

18 comments

  1. Chiii..

    Orang Indonesia itu pinter-pinter...!

    Oleh karena itulah mengapa... terkadang diri ini gemas karena kita seharusnya lebih hebat.. ehehe...

    sekarang udah mulai sering kok yah di acara2 di tv one gtu nampilin sekolah2 berprestasi.. hebat2 deh pokok'e

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, mudah2an porsi di tv manapun berita ttg prestasi semakin banyak, ya :)

      Delete
  2. setujuuu, banyak dari kita yang suka mengolok-olok bangsa sendiri, moisalnya aja kalo ada yg ngaret atau kerushan pas nonton bola pasti komennya "Yah namanya juga orang Indonesia" kayak di luar ngga ada aja yang kayak begonoh

    ReplyDelete
  3. Iya mungkin kita ini terlihat jelek karena kita selalu bilang kalo kita ini bangsa yg jelek2nya doang ya mba? Kalo di perkotaan banyak yang memang suka ngga peduli sama orang lain. Tapi jadi inget waktu jaman mahasiswa baru masuk Jakarta, ternyata di setiap sudut orang Jakarta banyak yang mau bantuin dan baik2. dari tukang ojek sampe tukang dagang. wkwkwk...

    ReplyDelete
  4. Mau banget doonggg...

    Ya begitulah.. Kadang rumput tetangga lebih hijau dari rumput di rumah.. *padahal rumahnya ga ada rumput. Hehehe

    Sharing yang sangat menarik bund.. ^^

    ReplyDelete
  5. Setujuuuu jadi mari lah kita tampilkan wajah manisnya Indonesia. mulai dari cerita yang baik2 di blog, siapa tahu ada org luar yang baca, ya nggaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. sekarang era internet jd banyak yg cari info lwt internet :)

      Delete
  6. nah yang buruk2nya apa mak? dari tadi ssaya nyari ttg sisi negatifnya di Jepang, tapi kok ga nemu ya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sy memang sengaja gak tulis ttg buruk2nya bangsa Jepang karena khawatir nanti fokus yang baca terpecah jd ada yg membahas keburukan hehe.

      Pdhl intinya dr postingan ini adlh ttg karakternya. setiap individu, keluarga, atau bahkan negara sekalipun pasti sellau py 2 sisi, baik dan buruk. Sekarang pilihannya ada pd kita masing, mau lebih menampilkan apa?

      Kalo misalnya kita searching di google atau lihat di media tdk terlihat keburukannya itu kan artinya sukses menampilkan sisi baik.

      Seharusnya kita seperti itu, yang baik2 aja di perlihatkan, yang buruk di simpen di bagian dapur. Boleh aja di perlihatkan tapi porsinya yg dibalik :D

      Delete
  7. Harus dong, bangga menjadi Indonesia. Kita kan, lahir dan besar disini. Jadi siapa lagi yg hrs membanggakan negaranya sendiri, kalo bukan kita

    ReplyDelete
  8. mungkin sama juga dengan selalu berpikir positif yaa... selalu melihat segala sesuatu dengan kamacata yang positif gitu, jadi nanti hasilnya juga positif...

    kalo media kita melihat segala sesuatu dengan kacamata yang negatif...

    ReplyDelete
  9. setuju. Indonesia juga oke kok. kalo gak ngapain dulu belanda menjajah sampai 350 thn. berebutan sama jepang pula... Hidup Indonesia! ...#halah...

    ReplyDelete
  10. sepakat... jangan sampai kita terlena untuk berkiblat ke negara lain, toh negara sendiri buanyak kok nilai positifnya cuma kadang yang positif itu tertutup oleh yang negatif, jadi yaaa..."mukanya" jadi buruk :)

    ReplyDelete
  11. ya, karena nobodies perfect. pemerintah emang ada sisi baiknya, tapi.... oiya, tentang jepang yg banyak terlihat baiknya, selain dari media, selama ini sy tahu dari seorang guru blogger yg dapet beasiswa kuliah di jepang, blognya murniramli wordpress dot com, dan tentang buruknya jepang, napa gak saya lihat di blognya ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. banyak faktornya, sih. Salah satunya bs jd krn sudut pandang. Mnrt org lain itu buruk, blm tentu mnrt yg lainnya lagi. Atau terkadang kita suka lebih bs menilai keburukan negara sendiri krn berasa rumah sendiri. Tp ketika dg negara lain, krn merasa bukan rumahnya jd keburukan itu diabaikan.

      Tapi itu hanya sedikit contoh, ya. MAsih banyak faktor lain :)

      Delete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^