Umroh Syawal Keluarga JNE - Dulu setiap kali musim haji, Chi jadi betah
menonton tv. Saat itu belum langsung ada kepikiran ingin bisa naik haji.
Tetapi, suka senang aja melihat berita keberangkatan, suasana di Mekkah,
hingga berita tentang kepulangan setiap kloter.

"Boleh menyukai makanan tertentu. Tapi, jangan dibiasakan terlalu
memilih makanan. Makan itu untuk kebutuhan. Karena kita gak pernah tau
akan pergi ke mana aja selama hidup. Belum tentu bisa menemukan makanan
yang kita suka. Jadi selama makanan itu halal dan thayib ya makan aja.
Jangan pilih-pilih."
Mana dulu untuk berkomunikasi masih gak semudah sekarang. Meskipun sudah
ada handphone. Selain itu, tentu aja papah dan mamah sibuk dengan ibadah.
Senang rasanya ketika mendapatkan kabar. Papah dan mamah selalu bilang
baik-baik aja. Tetapi, tetap aja saat itu kami harap-harap cemas.
Memperbanyak do'a supaya orangtua tetap dalam kondisi baik.
Alhamdulillah papah dan mamah pulang dalam keadaan sehat. Banyak cerita
yang dibagikan tentang ibadah haji, termasuk kejadian katering.
Subhanallah, ternyata memang benar kondisi orangtua baik-baik aja. Banyak
jamaah haji dari negara lain yang memberikan bantuan makanan. Sehingga
rombongan papah dan mamah tidak merasa kekurangan makanan sedikit pun.
Papah dan mamah bilang sebetulnya ada bantuan roti dari pemerintah.
Tetapi, banyak yang gak terbiasa makan roti jadinya tetap merasa lapar.
Bantuan dari jamaah negara lain pun tentu aja bukan makanan Indonesia.
Tapi, orangtua Chi tetap bersyukur dan makan apapun yang diberikan. Yang
penting perut kenyang dan bisa lebih nyaman beribadah.
Nah, Chi jadi langsung ingat pesan papah yang tentang makanan sebelum
berangkat ke Tanah Suci. Ternyata seperti itu maknanya. Makanya Chi ingat
terus pesan itu sampai sekarang bahkan sering disampaikan ke
anak-anak.
Banyak cerita indah penuh hikmah tentang ibadah haji. Baru mendengar
ceritanya aja rasanya penuh haru. Apalagi kalau bisa merasakan langsung
kenikmatannya. InsyaAllah, kita semua dimudahkan untuk beribadah haji dan
umrah. Aamiin Allahumma Aamiin Yaa Mujiibassailiin.
140 Ksatria dan Srikandi JNE Diberangkatkan ke Tanah Suci

وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. -QS. Al Hajj ayat 27-
Beribadah haji dan umrah adalah keinginan umat Muslim. Tidak mengherankan
bila antrean beribadah haji sangatlah panjang. Bisa menunggu sampai
puluhan tahun, kecuali untuk haji Furoda.
Tetapi, berbeda dengan ibadah Umrah. Umat Muslim bisa datang berkali-kali
tanpa menunggu waktu yang sangat lama. Bila mempunyai kemampuan (dana,
fisik, dan mental) banyak yang memilih untuk umroh beberapa kali.
Menuntaskan kerinduan beribadah di depan Ka'bah.
Alhamdulillah, tahun ini pemerintah Arab Saudi kembali membuka ibadah haji
dan umrah setelah dua tahun pandemi. Terharu banget ketika melihat
tanda-tanda pembatasan jaga jarak mulai dicopot. Semakin terharu ketika
jamaah negara lain mulai dibolehkan beribadah haji dan umroh.

JNE pun memberangkatkan 140 karyawannya ke Tanah Suci untuk umrah. Hal ini
merupakan kegiatan rutin perusahaan. Tetapi, memang selama dua tahun
sempat berhenti karena pandemi.
“Setelah dua tahun sempat tertunda akhirnya para karyawan ini dapat diberangkatkan kembali ke tanah suci. Kegiatan ini kami jalankan sesuai dengan amanah Ayah sekaligus founder JNE (Alm) H. Soeprapto Soeparno yang menggagas umrah gratis bagi para karyawan JNE yang sudah mengabdi kepada perusahaan selama lebih dari 12 tahun,” ungkap M. Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE.

Pak Feri merasa bahagia dengan keberangkatan 140 karyawan yang disebut Ksatria dan Srikandi JNE. Karyawan yang sudah mengabdi lebih dari 12 tahun ini dipilih dari Jakarta, Tangerang, Cilegon, Bandung, Cirebon, Purwakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Pontianak, Sidoarjo, dan cabang utama yang lain. Ibadah umrah ini dipandu oleh Ustadz Akhyar Mahpudin. Para Jamaah ini termasuk kloter pertama yang mulai berada di Tanah Suci pada 16 – 24 Mei 2022
“Suasana Kota Mekah begitu luar biasa indahnya, membuat perasaan saya menjadi terharu. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, karena jika mengingat Mekah yang tertuju adalah Ka’bah. Di depan Ka’bah saya menangis karena Allah telah mengabulkan doa saya untuk bisa sampai ke Mekah ini,” ujar Dara, jamaah umrah dari JNE Medan.
Ksatria dan Srikandi lain pun merasakan hal sama seperti Dara. Merasa
antusias, terharu, dan bersyukur dengan kesempatan perjalanan ke Tanah
Suci. Bahkan menangis ketika melihat Ka'bah di Masjidil Haram.
Ada juga berbagai kisah mengandung hikmah seperti yang diceritakan oleh
Yuda Hermawan, jamaah Umroh asal JNE Solo. Dalam perjalanan menuju
Ka’bah, dirinya bertemu dengan seorang kakek yang terlepas dari rombongan
keluarganya. Atas inisiatif dari Ustadz, pemimpin rombongan JNE,
menyarankan untuk menyelesaikan tawaf.
Selama tawaf Yuda dan rekannya Agus menggandeng sang kakek agar tidak
terlepas dari rombongan JNE. Setibanya di bukit Safa, akhirnya sang kakek
bertemu kembali dengan keluarga dan rombongan jamaahnya. Yuda langsung
merasa lega dan bersyukur. “Ketika tawaf sambil menggandeng Kakek
tersebut, rasanya kedua almarhum orangtua saya menyertai badal umrah yang
saya lakukan untuk mereka."
Ari Bowo, Ksatria JNE asal Jogjakarta, merasa bersyukur dan bangga
menjadi karyawan di perusahaan yang amanah. Semoga JNE terus menjadi
perusahaan maju dan terpercaya. Sehingga bisa terus mensejahterakan
karyawannya.
0 Comments
Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^