JNE Dukung Digitalisasi UMKM Pasca Pandemi

JNE Dukung Digitalisasi UMKM Pasca Pandemi - Ketika pandemi melanda, hal pertama yang langsung terpikir selain urusan kesehatan adalah tentang keuangan. Berapa lama pandemi akan berjalan? Bagaimana cara mengatur keuangangan bila pandemi berkepanjangan? Karena bagi keluarga kami dampaknya memang langsung berasa sejak awal pandemi.

JNE Dukung Digitalisasi UMKM Pasca Pandemi

"Berhenti dulu belanja online, deh."

Chi langsung berniat untuk gak belanja online selama pandemi. Chi pikir belanja online bisa lumayan banget pengiritannya kalau berhenti. Eh, gak taunya malah tetap ada aja yang dibelanjain setiap bulannya hehehe.

Tetapi, memang ada perubahan di jenis barang yang dibelanjain. Sebelum pandemi, sering belanja baju, kosmetik, skincare, peralatan dapur, dan pernak-pernik rumah. Kemudian berubah jadi belanja bahan makanan, sabun cuci piring, deterjen, dan lain sebagainya. 
 
Pokoknya barang-barang yang tadinya biasa belanja bulanan ke hypermarket berubah jadi online. Karena mau sering ke luar rumah di saat pandemi udah malas duluan. Berasa ribet aja gitu. Jadi, mending belanja online aja, deh.

Terlepas dari banyaknya kisah tentang kesehatan, pandemi memang punya banyak cerita dari sisi lain. Salah satunya adalah semakin banyak masyarakat yang akrab dengan dunia digital. Dari mulai anak-anak karena harus PJJ, bekerja dari rumah, hingga yang para pelaku UMKM.

Para tukang jualan di pasar pun membagikan nomor WA, supaya pelanggan gak perlu ke pasar. Tinggal pesan lewat WA. Nanti barang diantar ke rumah. Malah ada juga yang punya toko di e-commerce.

Sebelum pandemi gak ada penjual yang begini. Semua kegiatan jual beli berjalan secara konvensional aja. Tapi, di masa pandemi semua jadi beradaptasi. Para penjual juga harus mencari cara supaya pelanggannya gak berpindah ke lain hati. Makanya mulai ada pesanan layan antar.

Kalau untuk belanja harian, Chi tetap seringnya langsung ke pasar. Tentu saja dengan prokes ketat. Tapi, seperti yang Chi ceritain di awal, belanja bulanan lebih sering online. Termasuk bahan makanan yang bisa distok lama, biasanya memilih online.

Kangen ngopi enak, tapi males banget nongkrong di coffee shop saat pandemi. Tinggal beli kopi bubuk di salah satu toko di e-commerce. Dunia digital memang memudahkan!

Pandemi memang mendorong UMKM untuk tetap adaptif dan inovatif. Awalnya memang supaya bisa tetap bertahan di masa pandemi. Bonus lainnya adalah melebarkan sayap. Karena jual beli bisa dilakukan antar kota, tanpa harus datang ke kota tersebut.

Peran jasa ekspedisi dalam bisnis online gak bisa dianggap remeh. Seringkali kejadian pelanggan menjadi kecewa bukan karena barang yang datang gak sesuai pesanan. Tapi, barangnya lama sampai atau diterima dalam kondisi rusak. Oleh karena itu sangat penting memilih jasa ekspedisi yang bisa dipercaya.

JNE sih udah dipercaya banget sejak lama. Chi juga lebih suka pakai jasa JNE kalau belanja online. Karena biasanya barang sampai tepat waktu. Kondisinya pun tetap aman.


Bagi para pelaku UMKM, JNE gak sekadar jasa ekspedisi yang bisa dipercaya. Tetapi, juga memiliki program yang mendukung kemajuan UMKM.
 
Goll...Aborasi Bisnis Online adalah program JNE yang tujuannya mengedukasi para pelaku UMKM untuk memperkuat branding yang dimiliki.
 
Goll...Aborasi Bisnis Online yang pada tahun 2022 akan dilakukan di 60 kota di seluruh Indonesia. Pada tanggal 20 Mei lalu menyapa para pelaku UMKM di Jember. Menghadirkan 2 narasumber dengan harapan dapat memberikan semangat untuk sama-sama bangkit kembali setelah perekonomian diterpa kondisi pandemi.
 
“Dulu itu saya berawal jadi reseller, dari situ saya dapat keuntungan dan tertarik untuk melakukan bisnis, kunci dari membuka bisnis adalah harus konsisten," ujar Nesi Septiani selaku owner Khadijjah Collection.
 
Lebih lanjut Nesi mengatakan bahwa ada banyak penjual yang menjual produk sejenis. Oleh karenanya diperlukan diferensiasi yang membedakan produk kita dan produk lainnya. Nesi bertahan pada kualitas produk. Karena dia yakin akan bisa mendapatkan pelanggan yang loyal kalau kualitas jahitannya rapi.
 
“Kita mulai dari 2018, cuman baru jualan di 2019. Dari develop sebuah brand sampai launching brand, kita melakukan research terkait kompetitor, kategori segmen mana yang mau kita ambil. Saya lebih memilih dengan demografi anak millenial karena mudah viral, mereka kaum yang sangat menggunakan media sosial," ujar Fathurrohman selaku owner Musae Chips.
 
Fathurrohman mengatakan sangat penting untuk mengetahui target market dari pasar yang akan dibidik. Berbeda dengan Nesi, Fathurrohman mengatakan kalau dalam bisnis kuliner enak menjadi kunci utama bukan diferensiasi.
 
Para pelaku UMKM bisa jadi punya strategi marketing masing-masing dalam menjalankan bisnisnya. Tetapi, bila ingin melebarkan sayap, digitalisasi UMKM memang udah dirasa penting. Usahakan jangan lagi gaptek dengan dunia digital.
 
Meskipun kondisi pandemi mulai terkendali, UMKM bisa terus berkembang di dunia digital. Harus dimanfaatkan banget nih workshop seperti yang diadakan oleh JNE. Supaya ilmunya juga update terus.
 
Menurut Agung Fathur R selaku Head of Sales and Marketing JNE, dukungan terhadap UMKM memang juga sesuai tagline perusahaan yaitu "Connecting Happines". JNE tidak hanya ingin memposisikan sebagai perusahaan pengantar barang, tetapi juga mengirimkan kebahagiaan.
 
Untuk UMKM Jember, JNE berperan sebagai partner konsultasi bisnis. Program lainya adalah berkolaborasi dengan BNI untuk memberikan bantuan permodalan bagi yang membutuhkan. JNE pun melaksanakan kegiatan sosial dan CSR seperti menyalurkan bantuan bencana alam pada erupsi semeru dan membangun yayasan yatim.
 
Kira-kira setelah ini Goll...Aborasi Bisnis Online JNE 2022 akan menyapa para pelaku UMKM di kota mana lagi? Ikuti terus infonya di IG JNE, ya

Post a Comment

0 Comments