Hansaplast - Pentingnya Proteksi Terhadap Tumbuh Kembang Anak
By Keke Naima - March 24, 2021
Hansaplast - Pentingnya Proteksi Terhadap Tumbuh Kembang Anak. Setiap
orang ingin selalu memberikan perlindungan kepada anak. Tetapi, apakah
pelindungan yang diberikan sudah tepat? Jangan sampai malah mengganggu
tumbuh kembang anak, lho.
"Ayah gak kerja?"
Sejak pandemi, K'Aie hanya sesekali aja pergi ke kantor. Masih lebih
banyak bekerja di rumah.
Chi ngebayangin seandainya Keke dan Nai masih anak-anak pasti deh bakal
seneng banget. Menganggap bisa puas main seharian dengan ayahnya. Padahal
kan di rumah bukan berarti lagi libur. Tetapi, karena sedang pandemi
sehingga harus bekerja dari rumah.
Meskipun Chi bukan ibu pekerja kantoran, tetapi pernah merasakan
kerempongan membagi waktu ketika anak-anak masih kecil. Pengennya urusan
rumah, keluarga, dan diri sendiri terurus.
Makanya harus ada cara. Supaya gak khawatir berlebihan kalau sesekali anak
dibiarkan main sendiri saat Chi sedang mengerjakan postingan. Tetapi, juga
tetap ada waktu untuk mereka tanpa harus berbenturan dengan aktivitas
lain.
Pola Asuh Otoritatif di Saat Pandemi
Membuat kreasi tentang beberapa aktivitas yang membuat nyaman
Sabtu (6/3), Chi mengikuti zoom yang diadakan oleh Hansaplast dengan
tema "Seberapa Penting Proteksi Terhadap Tumbuh Kembang Anak."
Acara ini bertujuan untuk mengedukasi orang tua tenteng pentingnya
memberikan perlindungan bagi anak sebagai salah satu untuk membantu
tumbuh kembang anak secara optimal.
Bagi ibu pekerja, work from home dirasa lebih menantang daripada
bekerja di kantor. Menyeimbangkan antara keluarga, kantor, dan rumah
bukanlah perkara mudah. Apalagi kalau masih memiliki anak
kecil.
Sangat penting untuk membuat skala prioritas. Agar semua aktivitas
bisa dikerjakan dengan lancar. Ibu pun tidak merasa panik bila
terjadi sesuatu.
Tetapi, terkadang anak-anak belum paham situasi pandemi. Disangka
anak, ibunya berada di rumah karena sedang berlibur. Sehingga anak
merasa bisa bermain sepuasnya dengan ibunya kapan pun dia mau.
Menurut
Grace Eugenia Sameve, M.A, M. Psi, Psikolog Anak, dalam kondisi seperti itu, pola asuh yang tepat adalah
otoritatif. Sebetulnya pola asuh ini bisa cocok untuk situasi
apapun. Tidak hanya saat pandemi. Dan otoritatif berbeda dengan
otoriter.
Pola asuh otoritatif adalah tentang mencari jalan tengah antara memberi kemandirian dan rasa aman serta nyaman.
Karakteristik otoritatif adalah anak diberi kesempatan yang
luas untuk menjadi mandiri. Tetapi, orang tua meyakinkan anak
bahwa akan selalu ada untuk mereka. Sehingga si Kecil tidak
perlu khawatir bila suatu saat membutuhkan pertolongan
orangtuanya.
Selain menentukan prioritas, ibu juga harus mengajarkan anak untuk
mandiri. Ada kalanya membiarkan anak bermain sendiri. Tetapi,
pastikan tempatnya sudah aman dan bersih untuk meminimalkan risiko
terjadi kecelakaan saat sedang bermain.
Lebih lanjut, Grace mengatakan bahwa apapun tantangannya tetap
harus membuat anak merasa aman dan nyaman. Rasa aman dan nyaman
saat berada di rumah bisa didapat dari 2 hal berikut
- Kehadiran orang terdekat, misalnya orang tua
- Melakukan kegiatan yang membuat nyaman
Aktivitas yang nyaman sifatnya personalized. Ada yang nyaman bila
menonton serial favorit, membuat berbagai kreasi, dan lain
sebagainya. Sesekali ajak juga anak untuk melakukan aktivitas seru
bersama.
Setiap anak terlahir dengan karakter yang berbeda. Cenderung
dominan ke sifat tertentu. Tetapi, bukan berarti karakter ini akan
terus menetap. Misalnya, ada anak yang waktu kecilnya pemalu,
setelah dewasa menjadi sosok yang supel.
Orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Kepribadian anak masih bisa dibentuk sampai usia 17-18 tahun. Setelah itu karakternya mulai stagnan.
Orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Kepribadian anak masih bisa dibentuk sampai usia 17-18 tahun. Setelah itu karakternya mulai stagnan.
[Silakan baca:
Keke dan Makna Usia 17 Tahun]
Perlindungan Terhadap Keluarga Berawal dari Rumah
Seorang anak sudah mulai bereksplorasi sejak lahir. Meskipun
untuk usia bayi seperti terlihat 'belum bisa apa-apa'. Padahal
sebetulnya seluruh inderanya mulai berkembang. Untuk itulah
perlu distimulasi agar tumbuh kembangnya optimal.
Semakin bertambah usia, anak semakin ingin bebas bereksplorasi.
Melalui kegiatan bermain dan belajar dengan cara yang
menyenangkan, daya imajinasi dan motorik anak bisa meningkat
kemampuannya.
Tetapi, pada saat bereksplorasi bukan berarti selalu dalam
kondisi aman, lho. Meskipun berada di rumah, risiko terjadinya
kecelakaan tetap ada. Misalnya anak terjatuh di halaman sehingga
membuat lututnya terluka, kejedot pinggiran meja, atau
berbagai kejadian lainnya. Begitu pun dengan orang tua. Bisa
saja terluka saat sedang memotong sayuran dan lain sebagainya.
Oleh karenanya perlindungan terhadap keluarga tidak hanya
dilakukan saat sedang berada di luar rumah. Justru harus dimulai
dari rumah. Apalagi saat pandemi saat ini, sebaiknya aktivitas
tetap lebih banyak di rumah.
Beberapa hal di bawa ini bisa dilakukan untuk meminimalkan
risiko kecelakaan yaitu
- Lapisi ujung meja dengan karet atau spons agar anak terhindar dari luka saat membentur meja
- Jauhkan berbagai benda yang berbahaya dari jangkauan anak-anak
- Selalu pastikan lantai bebas dari bahaya, misalnya ada air yang tumpah dan belum dipel
- dan lain sebagainya
Selain mengetahui cara meminimalkan risiko terjadi luka pada
saat di rumah, orang tua juga harus tau berbagai jenis luka
serta cara penanganannya. Selalu tersedia pula obat dan
perlengkapan penanganan luka lainnya di kotak P3K.
Jangan Panik Saat Anak Terluka, Ketahui Cara Mengatasinya
Hansaplast Plester motif karakter begini biasanya disukai anak-anak
Anak yang sedang aktif bereksplorasi memang bisa saja berisiko mengalami
kecelakaan. Sikap orang tua pada saat anak terluka ternyata bisa
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Mungkin kita pernah melihat atau bahkan tanpa sadar melakukan hal ini.
Ketika anak terluka yang langsung dilakukan adalah memarahinya. Kalau
pun bukan anak yang dimarahi, benda-benda di sekitar yang disalahin.
Misalnya, ketika anak terjatuh yang dianggap 'nakal' adalah lantainya.
"Salah satu langkah optimalisasi stimulasi perkembangan anak, orangtua harus membiarkan anak bergerak bebas dan eksplorasi lingkungan sekitarnya. Tugas orang tua, memastikan lingkungan si Kecil aman dari segara bahaya. Namun terkadang, kecelakaan kecil tak bisa dihindari, seperti terjatuh dan anak mengalami luka lecet. Jika itu terjadi, tugas orang tua berusaha memahami dan mengartikulasi perasaan anak, seperti "Adik sakit ya kakinya, Bunda bantu obati ya supaya cepat sembuh," ujar dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, Dokter Spesialis Anak.
Bila terluka sudah pasti sakit. Wajar bila anak sampai menangis.
Daripada memarahi atau malah menyalahkan benda lain, sebaiknya berusaha
memahami perasaan anak.
Anak akan nyaman bila perasaan sedihnya dimengerti. Juga merasa aman
bahwa apapun yang terjadi, orang tua akan membantunya. Kemudian anak
akan belajar dari kejadian tersebut, termasuk untuk menangani luka.
"Jangan panik dan no drama," ujar
Tyna Kana Mirdad, Mom Influencer.
Sebagai ibu dari 2 orang anak perempuan, Tyna selalu berusaha tidak
panik saat anaknya terluka. Selalu mengajarkan tentang sebab-akibat
kepada kedua putrinya. Bahkan sekarang mereka sudah mengerti tentang
cara mengobati luka ringan sendiri.
Pertolongan Pertama Terhadap Luka Ringan dan Selalu Sedia Plester Hansaplast dengan Bacteria Shield
Hansaplast kini hadir dengan logo baru berbentuk senyuman, kemasan yang
ramah lingkungan, serta logo bacteria shield (pojok kiri bawah)
Ada berbagai luka yang bisa dialami di rumah. Menurut dr. Meisty, orang
tua harus mengenal terlebih dahulu jenis lukanya. Supaya penanganannya
lebih tepat. Penanganan luka bakar tentu beda dengan luka lainnya.
Perhatikan juga bentuk lukanya agar bisa tau waktu yang tepat untuk ke
dokter. Paling tidak salah satu dari kejadian ini sudah harus membawa
anak untuk dibawa ke dokter.
- Luka anak terlalu dalam
- Pendarahan tidak berhenti lebih dari 5 menit
- Jatuh di tempat yang sangat kotor
- Anak tidak diimunisasi tetanus
-
Luka yang sudah diobati, ternyata bernanah
Tyna selalu menyediakan berbagai produk Hansaplast di kotak P3K di
rumahnya.
Tidak hanya untuk berjaga-jaga bila sampai ada kecelakaan di rumah.
Memiliki hobi berlari, juga berisiko terluka. Plester Hansaplast
selalu tersedia
Baginya, Hansaplast sudah seperti bagian dari keluarga. Sejak kecil
selalu menggunakan produk ini bila terluka. Sekarang menurun ke
anak-anaknya. Kedua putrinya dengan kompak mengatakan menyukai plester
Hansaplast karakter Disney.
Yup! plester yang untuk anak memang memiliki beberapa karakter yang
menarik. Jadi ingat Nai ketika masih balita. Ada gak ada luka, setiap
hari maunya pakai plester bermotif karena merasa keren hehehe.
[Silakan baca:
Nai dan Plester]
Berikut adalah tips bagi orang tua bila anak mengalami luka ringan
- Bersihkan: Bersihkan luka dari kotoran untuk mencegah infeksi. Gunakan Hansaplast Spray Antiseptik yang dilengkapi Polyhexamethylene Biguanide (PHMB) yang dapat mengobati luka tanpa rasa perih.
- Lindungi: Lindungi luka dari kotoran dan bakteri untuk mencegah infeksi. Gunakan plester Hansaplast dengan Bacteria Shield yang telah teruji secara klinis dapat melindungi luka dari kotoran dan bakteri penyebab infeksi.
- Sembuhkan: Setelah luka mulai mengering, rawat luka dengan Hansaplast Salep Luka untuk mencegah bekas luka.
Pada acara virtual gathering tersebut, Hansaplast hadir dengan logo
dan kemasan baru. Plesternya sudah dilengkapi dengan Bacteria Shield.
Lebih dari 100 tahun, Hansaplast terus berkomitmen untuk mendampingi
perawatan luka seluruh keluarga, memberikan dukungan, dan perlindungan
saat dibutuhkan. Hansaplast memahami bahwa luka sekecil apapun dapat
mengganggu aktivitas dan berisiko infeksi.
Sebagai pelopor plester perawatan luka, Hansaplast mempersembahkan generasi terbaru plester di Indonesia. Sebagai bentuk lebih lanjut komitmen pada perlindungan dan perawatan luka, yaitu Hansaplast Plester dengan Bacteria Shield.
Terkadang kita suka bingung apakah luka harus ditutup atau tidak.
Ternyata menurut dr. Mesty, luka seharusnya ditutup agar tidak
kemasukkan bakteri. Seluruh rangkaian plester dengan Bacteria Shield
telah teruji dapat menghalang kotoran dan bakteri, yang berarti luka
akan mendapatkan perlindungan optimum dan kondisi yang ideal untuk
proses penyembuhan tanpa resiko komplikasi. Keunggulan menggunakan
Hansaplast Plester dengan Bacteria Shield adalah sebagai berikut:
- Material dengan anyaman sangat rapat sehingga menutupi luka
- Materialnya berkualitas tinggi sehingga membantu penyembuhan lebih baik
- Bantalan plesternya tinggi sehingga tidak menempel pada luka
Hansaplast juga hadir dengan logo baru berbentuk senyuman.
Menunjukkan bahwa Hansaplast membantu perawatan luka yang nyaman dan
cepat untuk seluruh keluarga. Kemasan terbarunya ramah lingkungan.
Terbuat dari material yang tersertifikasi oleh FSC untuk pelestarian
hutan.
Lindungi Keluarga Sekaligus Menggalang Dana bersama 1000 Guru Foundation
Siapakah orang tersayang yang ingin teman-teman lindungi?
Mungkin akan langsung teringat anak-anak. Tetapi, tentunya kita juga
ingin melindungi pasangan dan diri sendiri.
Hansaplast bersama 1000 Guru Foundation mengajak kita semua untuk
berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk edukasi dan
perlindungan kesehatan anak. Mekanismenya adalah sebagai berikut:
- Upload foto orang kesayangan di IGS atau IG Feed menggunakan filter Bacteria Shield. Silakan scan QR Code untuk mendapatkan filternya.
- Tag akun IG @hansaplast_id dan hashtag #SelaluAdaMelindungiKeluargaAnda
- Simpan di highlight bila upload di IG story. Buat caption yang menarik tentang perlindungan Hansaplast bila memilih upload di IG feed
Periode donasi ini berlangsung dari tanggal 6 Maret s/d 6 April
2021. Setiap 1 post yang diupload = donasi Rp10.000,00. Juga akan
ada hadiah mingguan senilai Rp500.000,00 untuk 3 orang.
Yuk ah semangat melindungi keluarga dan juga berdonasi!
40 comments
aku juga selalu sedia mba.. kotak besar dan dalam berbagai ukuran untuk berbagai luka karena ada jenis kan ya. Soalnya we never know when we need them
ReplyDeleteyang aku suka dari Hansaplast selain kualitasnya sangat bagus tapi juga ada pilihan gambar sehingga anak-anak juga suka. Anakku pernah koleksi yang gambarnya star wars lho heheh
ReplyDeleteNah itu dia. Hansaplast juga bisa dijadiin koleksi hehehe
DeleteDi rumah juga selalu sedia Hansaplast untuk merawat luka. Mulai dari yang spray sampe varian plester anak-anak dan dewasa. Andalan banget. Anak-anak juga udah tahu kalau luka ringan langsung pakai Hansaplast sendiri hehehe.
ReplyDeleteYup! Persis banget, Mbak
DeleteMemang paling tepat tahu jenis lukanya ya, supaya penanganannya lebih tepat. Penanganan luka bakar tentu beda dengan luka lainnya. Bagus sekali ini, edukasi dari Hansplast membantu orangtua makin paham cara menangani luka
ReplyDeleteTatalaksana luka yang tepat bisa meminimalkan risiko lebih lanjut
DeleteYes, sepakat bangett mbaa....perlindungan terhadap keluarga tidak hanya dilakukan saat sedang berada di luar rumah.
ReplyDeleteJustru harus dimulai dari rumah.
Ortu harus optimal memberikan proteksi kpd anak.
Apalagi saat pandemi saat ini, sebaiknya aktivitas tetap lebih banyak di rumah.
Karena kecelakaan juga bisa terjadi di rumah ya, Mbak :)
DeleteHansaplast memang andalan banget sejak saya kecil dan sekarang motifnya gemes2 ya. Ini bisa dibeli di minimarket nggak ya? Soalnya di warung dekat rumah saya nggak ada yang motif kartun begitu.
ReplyDeleteLegend banget ya Hansaplast :)
DeleteSelama ini udah pake Hansaplast kalo ada luka ringan.. Dengan formula baru gini makin percaya dengan Hansaplast.Wah program donasinya diperpanjang nggak ya...
ReplyDeleteMudah-mudahan diperpanjang, ya
DeleteIya ya, perlindungan bermula dari rumah. Ada cara-cara yang dilakukan untuk perlindungan maksimal, salah satunya dengan Hansaplast.
ReplyDeleteSemua berawal dari rumah :)
DeleteKalau anak kurang bergerak dan seperti terkekang, pas besar sulit ambil keputusan dan takut melulu.. hiks
ReplyDeleteDari jaman kecil andalan banget diaaa, teman kalau jatuh nih yaa mak chii
Yup! Anak harus dilatih mandiri sejak kecil
DeleteAku juga sedia nih hansaplast di rumah buat jaga2 kalo anak terluka. Oya saat bepergian juga sekarang aku selalu bawa hansaplast di tas tangan, pengalaman gara2 anakku pernah luka kegores saat di pesawat. Bingung,aku bawa hansaplast tapi di koper yg masuk bagasi, tanya pramugari gak ada katanya di pesawat. Untung saja perjalanan gak sampai 1 jam waktu itu, sementara lukanya ditekan pake tissue hiks.
ReplyDeletePokoknya Hansaplast selalu harus disediakan ya, Mbak :)
Deletejadi inget waktu trio ku masih kecil2 nih Mak Chi...aku selalu stock hansaplast dengan karakter lucu2 gini supaya mereka mau dikasih plaster dan gak pake drama. maklum mrk kinestetik bt ga mau diam jd potensi luka krn jatuh dan sejenisnya sering banegt dulu
ReplyDeleteTernyata semua anak suka ya dengan karakter Hansaplast
Deletehihi bener banget, bagi saya kerja dari rumah itu tantangannya berat banget. Apalagi si bungsu belum ngerti apa itu kerja dari rumah, kalau mamanya di rumah, ngertinya ya mamanya libur. Alhamdulillah karena kelamaan di rumah, kini dia bisa ngerti kalau mamanya udah hidupin laptop, berarti lagi kerja.
ReplyDeletewih ada hansaplat edisi princess, ini kalau si kakak tahu, pasti minta dibeliin, padahal stok plester hansaplast di rumah masih ada
Tantangan banget ya buat para ibu pekerja. Semangat untuk kita semua.
DeleteSalut dgn program penggalangan dana yg dilakukan Hansaplast ini ya mbak, emang klo punya anak kecil dirumah harus selalu sedia Hansaplast..
ReplyDeleteanak anak sering jatuh dan terluka klo lagi main
Wah bagus banget kampanye terbaru Hansaplast ini ya Mbak.. Kami selalu sedia Hansaplast di kotak obat untuk berjaga-jaga
ReplyDeleteHansaplast selalu ada untuk keluarga Indonesia
DeleteTantangan memang buat ibu pekerja di masa pandemic ya saat harus kerja di rumah harus fokus sama kerjaan juga ngurus anak ditambah jadi guru juga.
ReplyDeleteJangankan yang masih kecil, ini anak-anak udah gede aja kadang ada aja ya ulahnya namanya juga lagi bereksplorasi. Hansaplast udah distok di rumah buat jaga-jaga aja walaupun gak ada orang yang mau celaka ya
iya jadi banyak tantangan. Selalu seru deh di rumah kalau masih ada anak hehehe
DeleteSaking senangnya sama hansaplast apalagi yang gambar Frozen, kadang Salfa suka pura pura luka supaya diplesterin hahaha
ReplyDeleteKatanya lucu menggemaskan
Sama dong kayak Nai waktu kecil hehehe
DeleteSetuju mba semenjak wfh beuh tantangannya bikin mules kadang suka pada rewel bgt anak2 makanya pola asuh otoritatif emang bisa diterapkan
ReplyDeleteMbak Herva merasakan banget ya sebagai ibu pekerja yang WFH :)
DeleteDi rumahku juga selalu tersedia Hansaplast ini di kotak P3K jd kalau ada kecelakaan kecil bisa langsung diobati.
ReplyDeleteIya nih jangan sampai menyalahkan benda apalagi anak saat ada kecelakaan kecil, kudu ditenangin dulu si anak sblm nanti disuruh hati2 spy gk kejadian lg :D
Pastikan anak bermain dengan aman. Tetapi, kalau tetap terjadi kecelakaan, ada Hansaplast yang siap membantu
DeleteAku setuju banget dengan mendidik anak secara mandiri ini,bukan berarti ga sayang tapi ortu akan selalu ada kalo dibutuhkan.
ReplyDeleteSalut dengan programnya Hansaplast,semoga saja makin banyak yg berdonasi dan berkah buat semuanya yaa.
Justru tanda sayang orang tua dengan menjadikan anak mandiri ya, Teh :)
DeleteAnak-anak tuh selalu heboh ya kalau mengalami luka. Orangtua juga khawatir loh misal luka cukup serius gitu. Jadi di rumah memang harus selalu disediakan proteksi terhadap hal ini. Jaga-jaga gitu lah istilahnya ya
ReplyDeleteIya suka banyak dramanya hehehe. Tetapi, Hansaplast spray bisa membantu nih
DeleteSetuju banget kalo ibu juga harus mengajarkan anak untuk mandiri, terutama juga bisa main sendiri tahu apa yang disukai si anak sendiri jadi dia bisa berkreasi tanpa harus terusan didampingi
ReplyDeleteIya, Mbak. Mengajarkan anak mandiri sejak kecil, ya
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^