Apakah Lampu UV-C Disinfektan Efektif Membunuh Virus Corona?

Apakah Lampu UV-C Disinfektan Efektif Membunuh Virus Corona? Masih ingatkah apa yang terjadi di saat pandemi mulai datang ke Indonesia? Masker dan hand sanitizer sangat susah dicari. Kalaupun ada yang menjual, harganya meroket banget. Begitupun dengan berbagai bahan makanan, terutama yang tahan lama. Habis diborong karena masyarakat panik.
 
apakah lampu uv-c disinfektan efektif membunuh virus corona

Chi termasuk yang gak ikutan panic buying. Alasannya karena kami semua lebih banyak di rumah begitu pandemi datang. Makanya merasa gak perlu membeli masker maupun hand sanitizer. 
 
Selain itu, warga di sini juga cukup bergerak cepat. Mensosialisasikan tentang pandemi ke warga. Saling memberikan bantuan juga. Ada yang berdonasi sembako dan lain sebagainya.


Jangan Lebay dan Abai di Saat Pandemi, Tetapi Waspada



waspada menghadapi pandemi covid-19

Hingga saat ini, Chi masih suka kesel banget kalau lihat ada yang menganggap remeh pandemi. Eeerrrghh! Kapan COVID-19 bakal tuntas kalau semakin banyak yang abai. 

Kita memang tidak boleh abai dengan Corona. Tetapi, bersikap lebay juga ternyata gak boleh, lho. Hal ini Chi ketahui saat mengikuti diskusi virtual (26/8) dengan tema "Sinar UV-C Kawan atau Lawan? Pemanfaatan Teknologi UV-C yang Aman untuk Perlindungan Masyarakat dari Mikro-organisme."
 
melaksanakan pola hidup bersih dan sehat

Penyakit karena mikro-organisme sebetulnya sejak dulu sudah ada, tidak hanya COVID 19. Ada influenza, tubercolosis, dan lain sebagainya. Mikro-organisme penyakit menular disebabkan oleh cacing, bakteri, virus, jamur, atau protozoa.

“Ada empat faktor utama dalam permasalahan kesehatan masyarakat: kapasitas layanan kesehatan, tingkat kesadaran perilaku publik, kebersihan lingkungan, dan permasalahan bawaan atau turunan. Dari keempat faktor ini, lingkungan menyumbang variabel yang cukup besar dalam menentukan kesehatan seseorang, karena terkait langsung dengan kebersihan lingkungan sekitar dan kesadaran kita dalam berperilaku hidup sehat,” jelas Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).
 
Lebih lanjut Dr. Hermawan mengatakan kalau di sekitar manusia memang ada puluhan juta mikro-organisme. Kuncinya agar bisa hidup berdampingan dengan mikro-organisme adalah dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Termasuk tentang COVID-19 ini. Makanya kita disarankan mencuci tangan menggunakan sabun dengan cara yang benar. Karena dianggap efektif membunuh virus Corona.

Tetapi, masalahnya adalah perilaku manusia yang tingkat kesadaran akan kebersihannya berbeda-beda. Ditambah lagi dengan penularannya yang masif. Oleh karenanya perlu dilakukan rekayasa teknologi yang bisa mendukung manusia melakukan pola hidup bersih dan sehat.

 

Tentang Efektivitas dan Bahaya Sinar UV-C Bagi Kesehatan Manusia

 
 
efektivitas dan bahaya sinar uv-c bagi kesehatan manusia
 
Apakah kita sudah tau tentang sinar UV-C? Selama ini yang sering terdengar adalah UV-A atau UV-B.
 
UV-C juga berasal dari sinar matahari. Tetapi, sinarnya sangat pendek sehingga tidak sampai ke permukaan bumi karena sudah disaring oleh lapisan ozon.
 
Salah satu rekayasa teknologi yang dianggap mampu membunuh kuman adalah lampu UV-C. Tetapi, teknologi ini gak otomatis menyelesaikan masalah. Lampu UV-C bisa menjadi kawan atau lawan bagi manusia.
 
menggunakan lampu uv-c di area publik

Menurut  Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), penggunaan UV-C bisa menjadi alat disinfektan bila digunakan dalam dosis yang tepat. Jaringan sel akan menyerap sinar ini secara maksimum sehingga rantai DNA terputus. Dan akhirnya sel gagal melakukan replikasi.

Tetapi, jangan sampai sinar ini terkena langsung manusia karena bisa mengakibatkan iritasi kulit, sensasi terbakar, tumor, hingga kanker. Bila terkena mata bisa menyebabkan katarak. Oleh karena itu, bila lampu ini sedang dinyalakan, manusia dan hewan tidak boleh ada di ruangan tersebut. 

Penggunaan lampu UV-C disarankan di berbagai ruang publik, termasuk transportasi umum. Tempat di mana banyak orang berkerumun. 
 
Boleh gak pakai lampu UV-C di rumah?
 
Boleh aja, asalkan pilih produk UV-C yang memang sesuai untuk konsumen rumah tangga. Serta sudah dilengkapi berbagai fitur keamanan. Jadi jangan sembarangan membeli, ya.


Saat ini, semakin banyak lampu UV-C yang beredar di pasaran. Tentu patut diapresiasi sebagai upaya menghambat penularan COVID-19. Tetapi, mengingat teknologi ini memiliki 2 sisi yang bertolak belakang bagi kesehatan, maka harus konsumen harus mengetahui dulu tingkat keamanan, kesehatan, dan kenyamanannya.

“Kami mendorong pemerintah untuk melakukan kebijakan pengawasan produk sebelum diedarkan (pre-market control policy) seperti menetapkan standar atau sertifikasi bagi produk-produk UV-C, untuk memastikan bahwa produk yang beredar sudah memenuhi standar,” ujar Tulus, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
 
Tidak hanya pemerintah, produsen dan konsumen pun harus turut berperan. Produsen harus mematuhi semua regulasi, mengedepankan itikad baik dari mulai mebuat produk hingga memasarkan, serta membuat kanal pengaduan konsumen. Sedangkan konsumen harus mencari tau plus minus UV-C dari berbagai sumber kredibel sebelum menggunakan. Pelajari juga cara penggunaannya. Serta lakukan pengaduan ke produsen bila produk tidak sesuai.

 

Signify Terpercaya dalam Teknologi UVC

 
 
 
Teknologi UV-C ternyata sudah digunakan sejak lebih 40 tahun lalu untuk mendesinfeksi udara, air, dan permukaan. Tetapi, penggunaannya tidak boleh sembarangan. Harus mengikuti prosedur dan dilakukan oleh profesional.
 
“Signify peduli terhadap tingkat pemahaman masyarakat terkait kewaspadaan dan kehati-hatian saat memilih dan menggunakan produk UV-C,” kata Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia.
 
Signify memang sudah 35 tahun terdepan dan terpercaya dalam teknologi lampu UV-C. Tetapi, dalam diskusi virtual lalu, signify juga ingin mengingatkan kepada masyarakat bahwa menggunakan ini tetaplah harus berhati-hati. Gak boleh sembarangan bila tidak ingin membahayakan kesehatan.

Selain itu, menggunakan lampu disinfektan UV-C bukan berarti jaminan manusia akan aman dari penularan berbagai penyakit menular karena mikro-organisme. Kita kan gak terus-menerus berada dalam ruangan yang sudah didisinfeksi. Ada kalanya berada di luar rumah atau ruang publik lainnya. Jadi tetap disiplin dengan pola hidup bersih dan sehat. Patuh dengan segala protokol kesehatan, ya!

Post a Comment

25 Comments

  1. Setujuu bangettt. Kadang terlalu parno terhadap pandemik Covid-19 malah ga baik juga. Yang penting tetap jaga kesehatan dan patuh pada protokol kesehatan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus seimbang ya, Mbak. Parno dan abai sama-sama gak boleh

      Delete
  2. Ku baru baca lengkapnya tentang Lampu UV-C ini. Dan setuju, mengingat teknologi ini memiliki 2 sisi yang bertolak belakang bagi kesehatan, maka konsumen harus mengetahui dulu tingkat keamanan, kesehatan, dan kenyamanannya, enggak boleh asal beli dan pakai saja

    ReplyDelete
  3. EH iya bener loh ini awal dulukan langka banget itu masker dan hand sanitizer, aku aja beli masker Sensi seharga 350ribu loh.

    ReplyDelete
  4. Asalkan digunakan dengan tepat, melalui teknologi yang tepat, yang sudah teruji oleh para ahli, UV C bisa bermanfaat ya buat kita. Semoga banyak orang yang mendapat manfaatnya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Makanya harus diketahui dulu. Biar manfaatnya aja yang kita rasakan. Risikonya dihindarkan

      Delete
  5. Produk Signify ini dalam bentuk apa, mbak? Kalau alat uv c ukurannya kecil, risikonya juga kecil yah, jadi masih sangat bermanfaat dipakai di rumah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm ... kalaupun ukuran lampunya kecil, tetap harus diketahui risikonya. Makanya sebetulnya ada dosis yang pas untuk setiap ruangan

      Delete
  6. Wah ini produk yg sangat membantu mengatasi pandemi ini ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah, bisa. Setidaknya ruangan yang dikasih lampu ini bisa bebas dari wabah

      Delete
  7. Iya ya, pandemi begini masih banyak yang abai. Eh tapi kitanya juga nggak perlu lebay alias terlalu berlebihan sepanjang menghadapinya.

    Senangnya sekarang ada teknologi disinfeksi dengan lampu UV-C, eh tapi nggak boleh asal beli juga ya. Perlu banyak pertimbangan soal keamanannya.

    ReplyDelete
  8. Jadi keinget masa awal2 pandemi. Duh saya sama sekali gak keluar rumah dan gak berinteraksi dg siapapun kecuali pengantar bahan pangan yg ke rumah. Tapi suami ialah nakes, beliau tetap kerja dan sering cerita ruangannya makin sering disteril pakai alat yg keluarkan uv c begini

    ReplyDelete
  9. Mba aku baru tahu ada produk lampu seperti ini. Harga berapa dan bisa beli dimana mba ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau yang Philips ini belum ada di Indonesia, Mbak

      Delete
  10. Aku belum memasukan lampu uv c ini kedalam daftar wajib barang dirumah sejak pandemi,
    Karena memang masih menimbang pro kontranya...
    Memang butuh pengetahuan yang memadai ya mba. Gak asal beli tapi gak tau manfaat dan resikonya.

    Harus teliti jg beli produk harus yg benar benar berkualitas

    ReplyDelete
  11. Justru saya baru denger mengenai teknologi sinar UV C ini hehe
    Alhamdulillah jadi nambah wawasan dan pengetahuan... Semoga mang segala sesuatu harus sesuai kadar penggunaan

    ReplyDelete
  12. Tapi tetap pakainya harus hati-hati yaa. Mendingan pas ga ada orang di rumah, biar semua barang tersterilisasi dengan baik

    ReplyDelete
  13. Sekarang ini hand sanitizer dan masker awal pandemi mahal dan orang2 jualan manfaatin semua ini. Aq dengernya sedih banget

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^