Ketika Anak Ingin Menjadi Bad Boy

By Keke Naima - October 10, 2019

Ketika Anak Ingin Menjadi Bad Boy - Beberapa minggu lalu, Keke pulang sekolah mengenakan sarung. Ke mana celana sekolahnya? Kena razia karena pakai celana pensil hehehe.

Ketika Anak Ingin Menjadi Bad Boy
Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay


Memang sudah jadi peraturan sekolah kalau gak boleh pakai celana model pensil. Tetapi, Keke ngotot merombak celana sekolahnya dengan alasannya bagian bawahnya kebesaran. Ya karena sulit dilarang, Chi pun membiarkan dengan catatan kalau ada razia tanggung jawab sendiri.

Keke bilang kalau celananya disita oleh kesiswaan. Hanya boleh diambil sama orang tua dan hanya dikasih waktu seminggu. Lewat dari itu, celana gak akan dibalikin.

Tadinya K'Aie gak mau ambil. Menurutnya, udah beli celana yang baru ini. Chi punya pendapat yang berbeda. Karena ini pengalaman pertama kena razia celana, sebaiknya diambil dulu aja. Sayang celananya karena masih bisa dirombak. Tetapi, kalau sampai kejadian lagi, baru deh orang tua gak usah turun tangan.

Singkat cerita, celana pun diambil dan dapat laporan positif dari kesiswaan. Katanya, Keke sebetulnya termasuk siswa yang baik di sekolah. Guru pun tau kalau Keke punya kegiatan positif di luar jam sekolah. Salah satunya kegiatan balap motor. Makanya, disayangkan kalau dia sampai kena razia.

Keke: "Salah nih Keke kayaknya."
Bunda: "Salah kenapa?"
Keke: "Kenapa juga Keke dianggap anak baik. Keke itu 'kan maunya jadi bad boy, Bun. Kayak waktu SMP."

Hadeuuuuh! Tarik napas pelan-pelan. Tenang ... tenaaaaang ... hehehe.

Chi ngebayangin saat masih seumur dia kalau sampai ngomong gitu ke orang tua kayaknya bakal diomelin panjang banget hehehe. Lha, ini dia malah santai banget hihihi. Ya, mungkin karena Chi berusaha sebisa mungkin tetap santai supaya anak lebih mau terbuka komunikasinya. Tujuannya supaya Chi lebih bisa memahami dunia mereka.

[Silakan baca: Begini Cara Berkomunikasi dengan Remaja]

Bunda: "Keke lupa, ya. Waktu SMP berapa kali ayah ke sekolah kalau Keke kena kasus. Bikin ribet tau!"
Keke: "Ya, tapi 'kan, Keke jadi punya cerita. Nanti ya kalau Keke udah besar, kalau ingat lagi masa SMP jadi berasa seru gitu, Bun. Kalau baik-baik aja mah gak seru."


Eyaampuuunn, sungguh visioner sekali mikirnya 😂😂

Kasus-kasus yang dialami Keke semasa SMP bukan berantem, merokok, narkoba, atau hal-hal lain yang menyeramkan. Lebih banyak kasusnya karena mulut. Paling sering dia kena razia rambut. Dianggap melanggar peraturan. Padahal sebetulnya enggak.

Peraturan sekolah tentang rambut bagi siswa adalah gak boleh melewati alis, kerah, dan kuping. Rambut Keke gak pernah melewati itu semua. Tetapi, karena ikal dan tebal, jadinya rambutnya suka terlihat gondrong. Kadang-kadang dia kena razia. Kalau lagi santai, dia bodo amat dirazia meskipun gak merasa salah. Tetapi, kadang-kadang dia melawan. Tentu bukan melawan dengan fisik, dia berdebat. Makanya kami pernah beberapa kali dipanggil ke sekolah.


Dari Sosok Dilan Hingga Anak STM


Banyak yang mengatakan sifat bad boy bisa bikin wanita meleleh hihihi. Chi pun mengakui ketika seumuran Keke hingga belum menikah pun, cowok dengan image bad boy suka terlihat lebih menarik. Susah untuk dijelaskan, tetapi kayak punya pesona yang berbeda aja gitu.

Beberapa waktu lalu booming film Dilan. Gak hanya anak seumuran Keke yang tergila-gila sama film ini. Bahkan para perempuan seusia Chi pun sama hebohnya untuk alasan yang berbeda. Tetapi, kesamaannya adalah sosok Dilan sebagai bad boy memang jadi idola.

Kami sekeluarga termasuk yang gak tertarik menonton film ini. Tetapi, gara-gara Keke bilang mau jadi bad boy, bikin Chi jadi teringat dengan Dilan dan juga anak STM. Nah, apa hubungannya dengan anak STM?

[Silakan baca: "Bun, Boleh Ikut Demo?"]


Bad Boy Gak Selalu Kriminal


Sejak Keke masuk SMP, salah satu kekhawatiran Chi adalah terlibat tawuran. Makanya lokasi sekolah juga jadi pertimbangan banget. Kalau bisa jangan sekolah di area yang sering tawuran meskipun sekolahnya gak ikutan. Alhamdulillah, selama SMP sekolahnya gak ada masalah itu.

Tawuran memang bikin ngeri, termasuk antar sekolah. Bukan bermaksud mengeneralisir, tetapi memang biasanya STM yang sering tawuran. Melakukan hal seperti ini aja udah salah, apalagi kalau membaca berita tentang senjata apa aja yang dibawa. Sereeem! Itu sih udah kriminal namanya.

Lantas kenapa saat demo massal, banyak yang memuji apa yang dilakukan anak STM? Mungkin karena protes hal yang sama dengan pendemo dan beberapa netizen lainnya. Tetapi, bukan itu yang akan Chi bahas.

Tetap aja di bagian berantemnya mah bikin ngeri. Apalagi kenekatan mereka seperti tanpa batas. Tetapi, Chi melihat sisi menarik dari beberapa video tentang anak STM yang beredar.

Ada video di mana saat tawuran sempat-sempatnya anak-anak STM berbaris untuk salaman dengan seorang ibu tua yang mereka temui di jalan,  kemudian lanjut lari lagi. Saling mengingatkan untuk berhenti saat adzan berkumandang. Menurut beberapa netizen yang menyaksikan langsung, katanya mereka memang beneran berhenti. Tetapi, abis adzan lanjut lagi *ini gak usah dilanjut dengan bahasan apakah mereka ada yang sholat dulu atau enggak*.

Masih ada beberapa video menarik lainnya tentang aksi dan celetukan mereka. Ya memang banyak juga bahasa kasar yang keluar. Nah, yang bikin menarik adalah mereka ini kok kayak masih ada lugu-lugunya. Atau kayak foto di atas. Kocheng oren sering dibilang kucing yang paling rebel. Tetapi, tetap aja ada sisi cutenya hehehe.

Itulah yang Chi coba amati. Jangan-jangan anak-anak ini dianggap nakal karena sebetulnya belum menemukan potensi yang tepat? Chi memang bukan ahli parenting. Mengamati hanya karena anak-anak ini 'kan seumuran ma Keke. Bisa jadi dunia dan cara berpikir mereka ada beberapa titik yang sama.

Chi pernah menulis tentang bagaimana mengetahui potensi anak. Tulisan yang Chi buat setelah hadir di seminar parenting yang diadakan di sekolah Keke dan Nai ketika mereka SD.

Pada acara seminar parenting tersebut, Farhan yang menjadi MC juga menceritakan tentang pengalamannya bolak-balik dipanggil ke skeolah karena anak keduanya berkasus. Sampai dicap nakal juga karena berulah melulu. Tetapi, semua itu berhenti setelah Farhan dan istrinya mengetahui potensi anaknya.

[Silakan baca: Bagaimana Mengetahui Potensi Anak?]

Harapan dan do'a Chi serta K'Aie untuk anak-anak itu sama lah seperti orang tua lainnya. Ingin Keke dan Nai menjadi anak-anak yang baik secara lahir dan batin. Agamanya kuat, akademisnya bagus, punya potensi yang baik, dan lain sebagainya. Pokoknya yang terbaik untuk mereka.

Tetapi, mendengar keinginan Keke menjadi bad boy juga kembali menyadarkan kalau yang Chi asuh ini adalah manusia. Tidak ada manusia yang sempurna. Kalau Chi aja mengakui bukan orang tua yang sempurna, makanya mustahil bisa mendidik anak menjadi manusia yang sempurna.

Chi memang berusaha bersikap tenang ketika Keke bilang mau jadi bad boy. Tetapi, seperti yang dijelaskan di awal, tujuannya supaya Keke mau lebih terbuka. Jadi, Chi pun bisa lebih tau alasannya. Gak sedikitpun Chi merasa jadi orang tua yang gagal.

Belajar memahami kalau anak berbuat kesalahan. Sedikit nakal ya coba untuk dipahami dulu. Pernah muda juga, pernah mengalami masa-masa seperti Keke dengan pemikirannya. *auto nyanyi lagu BCL 'Pernah Muda'

Kalau kami menekannya jangan sampai berbuat kriminal, tergoda narkoba, dan melakukan pergaulan bebas. Big NO pokoknya. Mudah-mudahan mereka akan terus ingat dengan peraturan itu. Kalau sampai terjerumus juga, tentu akan ada sanksi yang sangat keras dari kami.

Menurut Chi, menjadi bad boy gak selalu berarti kriminal. Tetapi, perbuatan kriminal udah pasti bad. Biar mereka belajar juga dari kesalahan. Gak mungkin juga 'kan anak dipegang melulu ma orang tua. Sedikit demi sedikit, mereka harus belajar memperkuat benteng untuk diri sendiri.

  • Share:

You Might Also Like

38 comments

  1. ingat banget dulu waktu saya SMA, selalu aja senior bilang, kalau masa SMA kamu lurus-lurus aja , ngga akan ada yang bisa dikenang nanti, wiiihh kadang memang in masuk ke otak saya mbak.

    sempet memang lakukan kejahatan di sekolah, tapi ga sampe kasus2 narkoba atau tawuran,

    boleh jadi bad boy tapi harus ingat batasan-batasan kwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu maksud saya. Bikin nakal yang lucu-lucu aja hahahaha

      Delete
  2. Seruuuu dan challenging banget yaa ketika kita jadi ortu para remaja.
    Hormon yg bergejolak, emosi ala anak muda, hehehehehe ini butuh stok sabar dari para ortu
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  3. Aduh Keke tapi emang bener kalau lurus2 aja ga ada ceritanya mba dulu juga aku SMP lurus banget pas SMA malah rusuh sama geng bikin guru ga mau ngajar akhirnya dimusuhin satu kelas :D yang penting sih anak tahu batasan ya mba mana dan ortu tetap jadi rem pakem

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang kalau ingat itu ngikik ya, Mbak hihihi. Setuju, Mbak. Pokoknya yang penting jangan kriminal, pergaulan bebas, dan narkoba. Tawuran pun gak boleh

      Delete
  4. Hihi, ada-ada aja ya mba kalau sudah remaja anaknya..Ada aja cerita..Tapi seru deh ngebaca cerita mba, komunikasi sama anak terlihat dekat kayak temen sendiri curhatnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya berusaha mendekatkan diri dengan mereka, Mbak. Semoga mereka pun nyaman bisa berkomunikasi dengan bundanya :)

      Delete
  5. Keke keren ... semacam bad boy tapi terbuka dan ngomongnya santuy dan santun sama Bundanya. Ini bakal bikin meleleh anak2 gadis :D

    Terus visioner pula .... bingung saya mikirnya, dia punya jawaban bahwa gak seru kalo gak ada yang bisa dikenang ahahah Keke ... Keke ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi ya gitu sepertinya anak remaja, Mbak :D

      Delete
  6. ah Chi, aku jadi inget anak anak STM yang kemaren demo dan seperti tawuran itu.. hiks hiks...

    aku ga tau gimana rasanya, dengan seragam sekolah mereka, hatiku teriris iris!

    Tapi di satu sisi, jangan lupa itu yang dihadapin juga polisi polisi muda yang ortunya juga ga kalah deg degan...

    tulisan ini membuat aku kembali gerimis...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, maaf, Mbak Tanti. Saya gak bermaksud membuat hati siapapun menjadi gerimis. Saya paham tentang hati orang tua yang teriris. Makanya saya pun melarang Keke ikutan demo yang waktu itu.

      Tetapi, tulisan ini sebetulnya tidak bermaksud membela anak STM ataupun polisi. Saya juga ngeri sama kenekatan tawurannya. Hanya melihat dari sisi lain yang berkaitan dengan bad boy :)

      Delete
  7. Jangankan Keke ya... aku yang cewek aja seneng banget kalau liat tampilan bad boy. Makanya dulu dapetnya pacar juga masuk kategori bad boy. Rambut gondrong, celana sobek-sobek, sering bolos kuliah dan hobi naik gunung hahahaaayy..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kenapa ya bad boy itu kayak lebih menarik? Saya juga dulu lihatnya seperti itu. Hihihi

      Delete
  8. Punya anak remaja harus banyak2 bersabar ya mbak. Kadang aku suka bandingin dengan zamanku dulu, beda banget. Dulu mah, aku apa kata orangtua ya nurut aja, sekarang anak bisa lebih bebas mengeluarkan pendapatnya/berdiskusi dg ortu.

    ReplyDelete
  9. adudu ada2 aja keke nih. lagi nyari sesuatu yang menantang kayaknya ya :D
    kalo si aa sampe skr lempeng2 aja teuteup kaleum n santuy. entah yg no 2 gimana nanti krna karakternya meledak2 :D

    ReplyDelete
  10. Jadi ingat anak sulungku yang sejak SD udah minta sekolah di STM. Aku takutnya karena mereka terkenal suka tawuran di Semarang. Akhirnya aku ultimatum kalo mau STM ya pilih yang terbaik di Semarang, karena kalo terlibat tawuran pasti ada peringatan hingga dikeluarkan dari sekolah. STM si sulung emang terkenal disiplin tapi juga punya prestasi terbaik di semarang.

    ReplyDelete
  11. Inget bngt wsktu SMA klo badboy utu kesannya malah lbih cool bukan buruk malah,, iya bner anak memang hrs bertanggung jwb dn ikut aturan jgn selalu d Bela

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha ya mungkin sekarang pun mereka pikirnya begitu

      Delete
  12. Jadi flashback ke jaman aku smu dulu, papahku beberapa kali dipanggil sekolah. Karena pasti ada aja kerjaanku di sekolah dulu. Gak boleh bawa hp, aku bawa hp. Gak boleh pakai rok aneh2, aku pakai dengan model yang bukan rok smu abu-abu itu. Kadang kalau di ingat kok kasihan dulu papahku bolak-balik sekolah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk setelah jadi orang tua baru berasa, ya :D

      Delete
  13. atau jangan2 keke pengen jadi keren dengan jadi badboy? kan di film2 ada kesan begitu. anak sekarang beda sama jaman kita dulu yaa

    ReplyDelete
  14. Badboy kalau dulu sih keren, tapi kalau sekarang kok beda kesannya apa memang bad boy dalam pandangan gadis remaja dan ibu2 beda kali yah heheh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena kita udah jadi orang tua makanya berasa beda :D

      Delete
  15. Gemes banget sama Keke, tapi bener kok Ke..sesekali bad tapi yang lucu-lucu gituu hihi..kadang sering diledek anak alim juga bikin bete yaa..

    ReplyDelete
  16. Bad boy itu emang nggemesin tapi yang iseng2 aja gtu lah jgn yang negatif banget hehe. Aku nih punya anak cowok, moga bisa mengarahkannya jadi anak yang bener, bad boy boleh tapi tetep sholeh dan baik sama sesama, hmmmm PR ortu emang bueraaattt hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup! Jangan yang tawuran, bully, dan kriminal lainnya, ya

      Delete
  17. mba judulnya ini click bait pisan hahahah bikin asumsi 'bad boy' kek mana lagi ini hehheheh tapi yang namanya anak-anak emang kalo dibilangin jangan mana dikerjain

    ReplyDelete
  18. Aku suka metode mendidik mba Chi yang tdk menekan anak2 khususnya membiarkan anak2 mengekspresikan diri namun ttp dikontrol tnpa harus tertekan, kelak aq ingin memiliki metode mendididk seperti ini

    ReplyDelete
  19. Padahal dulu saya paling sebel malah kalau sama temen yang tampangnya bad boy tapi rata-rata emang cakep hihi. Keke alasannya unik pengen jadi bad boy, punya cerita

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebel karena suka diusilin atau gimana, Mbak? :D

      Delete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^