Jalanin Bareng Prudential Indonesia Melihat Program Wakaf Produktif Dompet Dhuafa
By Keke Naima - March 12, 2019
Jalanin Bareng Prudential Indonesia Melihat Program Wakaf Produktif
Dompet Dhuafa - Seperti apa rasanya buah naga? Kalau buat Chi rasanya
tuh anyep. Dingin tanpa rasa gitu, deh. Makanya Chi gak begitu suka buah
naga. Kalau pun beli, biasanya untuk dibikin smoothie. Itupun tujuannya
sekadar supaya warna smoothie jadi cantik kalau pakai buah naga yang
merah. Sedangkan untuk rasanya, tetap dari buah lainnya. Biasanya Chi
campur dengan nanas atau mangga.
Tetapi, Chi harus mulai meralat rasa buah naga ketika Sabtu lalu (9/3)
diajak Prudential mengunjungi kebun buah naga di Desa Cirangkok, Subang,
Jawa Barat. Rasa buah naganya manis dan segar. Langsung dimakan begitu aja
juga udah enak.
Prudential Indonesia memiliki 4 komitmen baru di tahun 2019 dan salah satunya adalah We DO Good. Di mana komitmen ini merupakan bagian dari program CSR Prudential dengan memberikan berbagai edukasi kepada masyarakat.
Pada tanggal 1 Februari 2019, Prudential Indonesia meluncurkan program wakaf PRU Syariah. Sebelum peluncuran, para blogger juga diundang untuk mendengarkan penjelasan tentang asuransi syariah. Terlebih dalam program Prudential wakaf yang diluncurkan tersebut, para nasabah tidak hanya menerima manfaat asuransi. Tetapi, juga dapat mewakafkan sekian persennya untuk diwakafkan.
[Silakan baca: Mengenal Wakaf Asuransi Syariah]
We DO Good Prudential Indonesia
Prudential Indonesia memiliki 4 komitmen baru di tahun 2019 dan salah satunya adalah We DO Good. Di mana komitmen ini merupakan bagian dari program CSR Prudential dengan memberikan berbagai edukasi kepada masyarakat.
Pada tanggal 1 Februari 2019, Prudential Indonesia meluncurkan program wakaf PRU Syariah. Sebelum peluncuran, para blogger juga diundang untuk mendengarkan penjelasan tentang asuransi syariah. Terlebih dalam program Prudential wakaf yang diluncurkan tersebut, para nasabah tidak hanya menerima manfaat asuransi. Tetapi, juga dapat mewakafkan sekian persennya untuk diwakafkan.
[Silakan baca: Mengenal Wakaf Asuransi Syariah]
"Banyak masyarakat yang masih berpikir kalau berwakaf itu membutuhkan uang yang banyak karena bentuknya harus tanah, membangun sekolah, dan lain sebagainya. Padahal berwakaf tidak harus seperti itu. Masyarakat bisa berwakaf melalui manfaat asuransi yang dimiliki," ujar mas Bobby, perwakilan Prudential Indonesia.
Berkunjung ke Kebun Agrowisata Dompet Dhuafa
Nazhir atau pihak yang menerima dana wakaf tentunya harus yang bisa
dipercaya. Dompet Dhuafa adalah satu nazhir yang bekerjasama dengan
Prudential Indonesia untuk mengelola dana wakaf para nasabahnya.
Dompet Dhuafa memang sejak dulu sudah dikenal sebagai salah satu lembaga yang bisa dipercaya. Tetapi, tentunya kita juga ingin tau seperti apa salah satu wujud dana wakaf yang dikelola dan dikembangkan oleh lembaga ini. Oleh karena itu pada hari Sabtu (9/3), Chi dan beberapa blogger diajak mengunjungi Kebun Agrowisata di desa Cirangkong, Subang, Jawa Barat.
Kami berangkat dari Kota Kasablanka sekitar pukul 7 wib. Perjalanan yang cukup melelahkan karena sekitar pukul12.30 wib, kami baru tiba di lokasi. Salah satu penyebabnya karena pembangunan jalan tol. Menghabiskan waktu 5,5 jam 'aja' waktu tempuhnya 😂
Lamanya waktu tempuh, langsung terbayar ketika kami disajikan makan siang. Hidangan khas sunda yang disajikan di alas daun pisang mengingatkan Chi dengan kebiasaan kalau lagi jalan-jalan bersama keluarga besar. Kami menyebutnya ngebotram.
Makan bersama dengan hidangan yang menggugah selera ini diiringi dengan alunan musik khas sunda. Kami sempat becanda, "pengantinnya mana?" Karena jadi berasa kayak suasana di kawinan juga hahaha!
Untuk menjaga agar dana wakaf tetap bisa produktif, Dompet Dhuafa bekerjasama dengan banyak pihak. Salah satunya adalah dengan Prudential Indonesia. Sependapat dengan apa yang dijelaskan mas Bobby, mas Komar juga menegaskan kalau berwakaf tidak harus menunggu memiliki uang yang sangat banyak dulu.
Kawasan Agrowisata ini memiliki lahan seluas 10 hektar. Tentunya tidak semua lahan ditanam buah naga. Di sana ada juga kebun nanas, jambu crystal, dan pepaya. Bahkan ada juga peternakan domba. Guesthouse dan beberapa area permainan pun tersedia.
Saat yang paling ditunggu pun tiba yaitu panen buah naga. Yeaaay! Mas Agung Karisma dari Dompet Dhuafa menemani para blogger untuk mengajarkan bagaimana cara memanen buah naga sekaligus menjelaskan tentang kawasan agrowisata tersebut. Tidak sulit memanen buah ini. Hanya sedikit digunting bagian batang yang dekat buahnya.
Perkebunan ini digarap oleh petani sekitar. Area perkebunan buah naga lebih luas daripada nanas. Tetapi, menurut mas Agung kalau buah naga hanya bisa dipanen di bulan tertentu saja. Berbeda dengan nanas yang bisa panen kapan pun. Makanya kalau nanas masa tanamnya bisa diatur supaya gak serentak panen dalam satu waktu.
Dengan semangat, Chi memanen buah naga lumayan banyak. Etapi, buah yang Chi panen itu beneran dibawa pulang, lho. Tentu aja harus dibayar dulu, harganya Rp20.000,00 per kg. Chi bertanya kenapa rasanya bisa enak dan manis, tidak seperti kebanyakan buah naga yang cenderung anyep. Menurut mas Agung, rasa buah naganya manis karena menggunakan pupuk organik. Pantas saja rasanya enak.
Tidak hanya buah naga merah, Chi juga membeli 4 buah nanas Subang. Sejak dulu Subang kan udah terkenal dengan nanasnya. Sayangnya Chi lupa beli buah naga putih. Waktu itu buah naga yang Chi petik hanya yang berwarna merah.
Kalau udah lihat bukti konkrit begini, rasanya jadi semakin yakin dan semangat untuk berwakaf. Ini manfaatnya besar banget. Insya Allah akan menjadi amal jariyah bagi kita yang berwakaf. Lahan yang diwakafkan juga produktif dan membantu perekonomian warga sekitar. Masyarakat lain pun bisa menikmati buah naga dan hasil panen lainnya yang tentunya segar dan bergizi.
[Silakan baca: Prudential Indonesia Luncurkan Program Wakaf PRUSyariah]
Dompet Dhuafa memang sejak dulu sudah dikenal sebagai salah satu lembaga yang bisa dipercaya. Tetapi, tentunya kita juga ingin tau seperti apa salah satu wujud dana wakaf yang dikelola dan dikembangkan oleh lembaga ini. Oleh karena itu pada hari Sabtu (9/3), Chi dan beberapa blogger diajak mengunjungi Kebun Agrowisata di desa Cirangkong, Subang, Jawa Barat.
Kami berangkat dari Kota Kasablanka sekitar pukul 7 wib. Perjalanan yang cukup melelahkan karena sekitar pukul12.30 wib, kami baru tiba di lokasi. Salah satu penyebabnya karena pembangunan jalan tol. Menghabiskan waktu 5,5 jam 'aja' waktu tempuhnya 😂
Lamanya waktu tempuh, langsung terbayar ketika kami disajikan makan siang. Hidangan khas sunda yang disajikan di alas daun pisang mengingatkan Chi dengan kebiasaan kalau lagi jalan-jalan bersama keluarga besar. Kami menyebutnya ngebotram.
Makan bersama dengan hidangan yang menggugah selera ini diiringi dengan alunan musik khas sunda. Kami sempat becanda, "pengantinnya mana?" Karena jadi berasa kayak suasana di kawinan juga hahaha!
Smoothie buah naga merah dan putih
"Wakaf produktif adalah mengelola dana wakaf yang manfaatnya berkelanjutan dan bisa dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Kebun Agrowisata di Subang ini merupakan bentuk konkrit wakaf produktif yang dikelola oleh Dompet Dhuafa," ujar Muhammad Koharudin, Marcomm Spv Dompet Dhuafa
Untuk menjaga agar dana wakaf tetap bisa produktif, Dompet Dhuafa bekerjasama dengan banyak pihak. Salah satunya adalah dengan Prudential Indonesia. Sependapat dengan apa yang dijelaskan mas Bobby, mas Komar juga menegaskan kalau berwakaf tidak harus menunggu memiliki uang yang sangat banyak dulu.
Kawasan Agrowisata ini memiliki lahan seluas 10 hektar. Tentunya tidak semua lahan ditanam buah naga. Di sana ada juga kebun nanas, jambu crystal, dan pepaya. Bahkan ada juga peternakan domba. Guesthouse dan beberapa area permainan pun tersedia.
Saat yang paling ditunggu pun tiba yaitu panen buah naga. Yeaaay! Mas Agung Karisma dari Dompet Dhuafa menemani para blogger untuk mengajarkan bagaimana cara memanen buah naga sekaligus menjelaskan tentang kawasan agrowisata tersebut. Tidak sulit memanen buah ini. Hanya sedikit digunting bagian batang yang dekat buahnya.
Perkebunan ini digarap oleh petani sekitar. Area perkebunan buah naga lebih luas daripada nanas. Tetapi, menurut mas Agung kalau buah naga hanya bisa dipanen di bulan tertentu saja. Berbeda dengan nanas yang bisa panen kapan pun. Makanya kalau nanas masa tanamnya bisa diatur supaya gak serentak panen dalam satu waktu.
Dengan semangat, Chi memanen buah naga lumayan banyak. Etapi, buah yang Chi panen itu beneran dibawa pulang, lho. Tentu aja harus dibayar dulu, harganya Rp20.000,00 per kg. Chi bertanya kenapa rasanya bisa enak dan manis, tidak seperti kebanyakan buah naga yang cenderung anyep. Menurut mas Agung, rasa buah naganya manis karena menggunakan pupuk organik. Pantas saja rasanya enak.
Tidak hanya buah naga merah, Chi juga membeli 4 buah nanas Subang. Sejak dulu Subang kan udah terkenal dengan nanasnya. Sayangnya Chi lupa beli buah naga putih. Waktu itu buah naga yang Chi petik hanya yang berwarna merah.
Kalau udah lihat bukti konkrit begini, rasanya jadi semakin yakin dan semangat untuk berwakaf. Ini manfaatnya besar banget. Insya Allah akan menjadi amal jariyah bagi kita yang berwakaf. Lahan yang diwakafkan juga produktif dan membantu perekonomian warga sekitar. Masyarakat lain pun bisa menikmati buah naga dan hasil panen lainnya yang tentunya segar dan bergizi.
[Silakan baca: Prudential Indonesia Luncurkan Program Wakaf PRUSyariah]
18 comments
Kini wakaf semakin mudah, tak harus punya lahan.
ReplyDeleteIya, Mas. Jadi semakin semangat untuk berwakaf
DeleteProgram-programnya Prudential Indonesia ini keren-keren ya, kapan itu sempat tahu program merek untuk pemberdayaan perempuan dalam bentuk literasi keuangan. Sekarang program wakaf yang dukung petani buah naga untuk berdaya. Mantaplah. Sukses selalu Prudential.
ReplyDeleteYup! Sesuai dengan komitmen We DO Good Prudential. Selalu senantiasa berusaha menebar kebajikan
DeleteWe Do Good nya beneran dibuktikan ya. Keren, Prudential selalu terdepan. Termasuk dalam program wakaf produktif ini yang hasilnya bisa berkelanjutan
Deleteiya, Mbak
Deletesaya sudah ikut prudential dari dulu
ReplyDeleteprogramnya keren banget
Manfaatnya berasa ya, Mbak :)
DeleteWah serunyaaa, panen buah naga sendiri. Aku suka makan buah naga, langsung dimakan gitu aja sih biasanya. Kapan-kapan mau bikin smoothie buah naga ah. Itu di foto keliatan seger banget deh smoothie buah naga merah putihnya.
ReplyDeleteseger ya, Mbak :)
Deletewah acaranya keren... tulisannya mantap...foto2nya keceh...
ReplyDeleteTerima kasih ya, Kang
Deleteini yaa hasil kolaborasi wakaf dan asuransi syariah Prudential. Eh bisa gak sih wisata petik buah dengan langsung datang ke sana?
ReplyDeleteBoleh banget, kok. Anak-anak kayaknya bakal betah deh kalau wisata ke sana
DeleteSeru banget wisata kebunnya kak. Kalau ada kesempatan rasanya aku ingin kesana lagi, kalau perlu nginep hehe
ReplyDeleteEnaknya memang menginap. Perjalanan yang lumayan jauh kan enak kalau istirahat sejenak di guesthouse
DeleteWah makin yakin nih mau wakaf lewat prudential aja. Secara kerjasamanya sama dompet dhuafa yg memang sudah berpengalaman soal wakaf. Mkasih mbk chi share info kecenya.
ReplyDeleteIya, Mbak. (calon) Nasabah kan berhak tau juga seperti apa nazhir yang akan mengelola dana mereka. Alhamdulillah salah satunya bekerjasama dengan Dompet Dhuafa.
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^