Review Film Preman Pensiun

By Keke Naima - January 19, 2019

Review Film Preman Pensiun - 3 tahun lalu, banyak teman yang bilang kalau sinetron Preman Pensiun itu bagus. Tetapi, Chi belum pernah menonton satupun episode yang tayang di RCTI tersebut. Alasannya karena stasiun tv ini memang gak ada channelnya di tv kabel rumah kami.

review film preman pensiun

Singkat cerita, ketika beberapa waktu lalu, saat para blogger diundang ke acara Press Conference film Preman Pensiun membuat Chi jadi tertarik untuk menonton. Apalagi banyak yang bilang fjalan ceritanya lucu. Semakin tertarik, dong. Udah lama juga gak nonton film bioskop yang lucu.


Cerita Singkat Preman Pensiun


Film ini diawali dengan beberapa potongan sinetronnya. Di mana mereka akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai preman dan memulai bisnis bagus yang baik. *Kang Mus (Epy Kusnandar) mengatakan kalau dunia preman adalah bisnis bagus yang tidak baik.

3 tahun setelah pensiun, cerita film ini dimulai. Kang Mus menjadi pengusaha kecimpring yang usahanya sedang mengalami penurunan. Putri semata wayangnya, Eneng (Safira), juga mulai pacaran. Keluar deh tuh sikap protektif Kang Mus sebagai seorang ayah yang tidak ingin melihat anaknya sampai disakiti hatinya.

Kemudian ada kisah Gobang (M. Jamasari) yang datang ke Bandung untuk mencari tau siapa yang sudah membunuh suami adiknya. Gobang mengundang beberapa rekan mantan preman yaitu Ujang (M. Fajar Hidayatullah), Murad (Deny Firdaus Rachmat), Pipit (Icha Naga), Cecep (Abenk Marco), Mang UU (Yusup Herdiana), dan Bohim (Purwo Kristiono) untuk 'reuni kecil-kecilan'. Sebetulnya Dikdik (Andra Manihot) dan Joni (Pangeran Tyson) juga diundang. Tetapi, Dikdik berhalangan hadir karena dilarang istrinya yang cemburuan banget. Sedangkan Joni mendadak membatalkan hadir karena seorang temannya yang ditinggal di jalan Asia Afrika mendadak ketakutan.


Kocaknya Duo Murad Pipit, Pesan Moral, dan Rindu Bandung


Saat menonton film ini tepat di hari pertama tayang (17/1), Chi gak mau berekspektasi apakah filmnya lebih bagus dari sinetronnya atau tidak. Chi juga penasaran seperti apa sebuah film yang diangkat dari sinetron. Apakah Chi akan mengerti jalan ceritanya?

Ternyata, film ini bukanlah remake dari sinetron tersebut melainkan kelanjutannya. Seperti yang Chi tulis di awal, setelah beberapa potongan flash back, cerita film ini diawali dengan kisah 3 tahun setelah mereka pensiun.

Chi sempat sedikit menitikkan air mata saat melihat almarhum Didi Petet. Almarhum salah seorang legenda perfilman Indonesia. Semua karakter yang pernah dimainkannya menancap dengan sangat kuat di ingatan. Masih ingat banget bagaimana almarhum berperan sebagai Emon dan Si Kabayan. Dua karakter yang sangat bertolak belakang, tetapi mampu diperankan dengan sangat baik. Chi memang belum pernah menonton akting Didi Petet sebagai Kang Bahar. Tetapi, yakin banget kalau karakter ini pun sangat kuat diperankan almarhum.

Awalnya, Chi sempat agak bingung mencari inti cerita dari film ini. Sebetulnya ingin menceritakan tentang Kang Mus yang bisnisnya sedang menurun dan anaknya yang mulai pacaran atau tentang kisah reuni kecil-kecilan tersebut? Tapi, mendekati akhir penayangan baru kelihatan benang merahnya. Meskipun endingnya di luar dugaan Chi *Ssst! Nonton ya kalau mau tau endingnya.

Adegan demi adegan di film ini juga unik karena seperti dialog berkelanjutan yang saling nyambung. Padahal di dua cerita yang berbeda. Keunikan seperti ini juga yang memancing gelak tawa penonton.

Ya, film ini menurut Chi masih recommended untuk ditonton. Humor di film ini gak norak. Bisa dikatakan humor di film ini kebanyakan berupa dialog yang cerdas. Bukan humor yang mengarah ke hinaan fisik, pelecehan, atau hal-hal seperti itu.

Polah tingkah duo Murad dan Pipit paling memancing gelak tawa. Badewei, Pipit ini bukan perempuan. Nama aslinya Firman Syahfitra (Pipit). Orang Sunda mah pasti paham ya kenapa F jadi P hahaha! Nah, Kang Mus yang suka gregetan sama nama Pipit. Dia gak suka kenapa panggilannya harus Pipit. 😂

Karakter lain juga ada yang memancing gelang tawa. Misalnya Mang UU yang ngomongnya cuma sedikit, tapi suka sok-sokan pakai bahasa Inggris. Ada juga Ujang yang jadi karyawan Kang Mus dengan karakternya yang polos.

Pesan moralnya? Banyak! Dari mulai pesan Kang Bahar yang disampaikan oleh Kang Mus, pesan Kang Mus agar putrinya tidak disakiti hatinya, hingga pesan Kang Mus yang mengatakan kalau menjadi preman bukan berarti menjadi pembunuh. 

Film ini juga sedikit menjawab kerinduan Chi akan Bandung. Atau malau jadi tambah kangen, ya? 100% adegan di film ini ada di kota Bandung. Rumah keluarga besar Chi di sekitaran sana. Jadinya cukup mengenal lokasi-lokasi tersebut.

Ngakak pas Joni bilang ke temannya kalau di jalan Asia Afrika sekarang ini udah jadi tempat pertemuan para super hero. Tapi, temannya ketakutan karena ternyata banyak ketemu hantu di sana. Jadi, ingat sepupu yang kalau ngajak ke Asia Afrika bilang ke kota hantu. 😂 *Tenaaaang ... bukan lagi ceritain film horror, kok. Lagian mana mau Chi nonton film horror. Anaknya penakut gini hehehe.


Apakah Akan Ada Sekuel Preman Pensiun 2?


Buat Chi yang gak pernah menonton sinetronnya, film ini mudah untuk dipahami. Bukan hanya karena ini film lanjutan dari sinetron. Tetapi, di film ini juga seperti mengenalkan satu per satu karakter dari setiap tokohnya.

Masih ada sedikit pertanyaan dari film Preman Pensiun. Kedatangan Kinanti (Tya Arifin) ke Bandung kan untuk mengadakan 1000 hari wafat almarhum bapaknya (Kang Bahar). Sempat juga ada adegan di mana Kinanti dan kedua kakaknya sowan ke salah seorang sesepuh. Chi lupa siapa namanya dan gak tau apa perannya waktu di sinetron. Di film ini beliau hanya berpesan pada saat 1000 hari nanti jangan ada yang meminta apapun di makam almarhum, selain mendo'akan.

Perannya memang hanya segitu. Juga ada karakter Kang Idris (Fuad Idris) yang sengaja datang ke Bandung setelah membersihkan makam almarhum, sekadar untuk ketemu Kang Mus dan mengingatan kembalai amanat Kang Bahar. Tetapi, Chi juga gak bilang kalau ending dari cerita ini menggantung. Hanya di luar dugaan dan membuat Chi jadi berharap akan ada sekuelnya.

Rupanya, Chi gak sendirian punya harapan begini. Setelah selesai menonton, ada 2 orang yang mengaku dari Fanpage Preman Pensiun meminta testimoni kepada para penonton. Chi mendengar beberapa penonton meminta supaya ada lagi kelanjutan film ini. Yup! Semoga beneran ada, ya!

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Filmnya kocak banget ya mba, tapi ada juga beberapa adegan yang bikin kita sedih, apalagi saat Kang Mus ingat dengan mantan Bosnya . banyak kata-kata almarhum Bosnya yang membuat Kang Mus selalu ingat akan tugas dan tanggungjawabnya kepada mantan anak buahnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, Mbak. Saya suka humor di film ini karena cerdas. Tetapi, juga sedih kalau melihat cuplikan adegan Kang Bahar

      Delete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^