
8 Dari 10 Anak Indonesia Kurang DHA
Sumber gambar: Pixabay
Contents
8 dari 10 anak itu artinya 80%. Gak heran kalau kemudian disebut Darurat Docosahexaenoic acid (DHA). Menyedihkannya lagi, kekurangan ini dialami oleh anak di rentang usia 4-12 tahun. Usia di mana mereka sudah mulai sekolah. Kalau sampai anak-anak ini kekurangan DHA, itu akan mempengaruhi kecerdasan mereka ketika di sekolah.
Darurat DHA dan Pengaruhnya Terhadap Masa Depan Anak Indonesia
Angka 80% tersebut berdasarkan hasil penelitian dan dipublikasikan di British Journal Nutrition dengan judul Intake of Essential Fatty Acids in Indonesia Children: Secondary Analysis of Data From a Nationally Representative Survey
Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, Pakar Gizi sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga turut dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa masih sedikit anak Indonesia yang cukup asupan lemak essensial / Essential Fatty Acid (EFA) terutama DHA dan Omega 3. Padahal EFA ini penting bagi kesehatan dan kecerdasan manusia sehingga asupannya harus cukup.
Selain mempengaruhi kecerdasan, anak yang kurang asupan DHA juga bisa mudah sakit. Akhirnya aktivitas sehari-hari banyak terganggu termasuk saat di sekolah. Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama. Bila semakin banyak yang mengalami masalah seperti ini, tentunya akan mempengaruhi masa depan anak Indonesia.
Back to Content ↑
Ayo Saatnya Melek Literasi Gizi!
Meskipun kekurangan ini terjadi pada anak di usia 4-12 tahun, tetapi untuk asupan gizi seharusnya sudah sejak berada di dalam kandungan. Tentunya kita sering mendengar atau membaca apa itu 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Hasil penelitian di Inggris menunjukkan bahwa meningkatkan konsumsi ikan atau asupan lemak Omega 3 selama kehamilan dapat meningkatkan laju pertumbuhan janin.
Selain ikan laut seperti salmon, susu pertumbuhan juga bagus untuk memenuhi asupan DHA. Susu pertumbuhan sekarang sudah difortifikasi sehingga Omega-3. Kalsium dalam susu pertumbuhan juga mudah diserap untuk pertumbuhan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia dalam per harinya untuk anak berusia 4-9 tahun harus mengkonsumsi Omega 3 sebesar 0,9 gram. Sedangkan mereka yang berusia 10-12 tahun untuk laki-laki sebesar 1,2 gram dan perempuan sebesar 1,0 gram.
Yuk! Kita sama-sama belajar tentang literasi gizi. Bisa berkonsultasi dengan ahli kesehatan di puskesmas atau rumah sakit. Bisa juga googling. Kan, sekarang zaman digital. Informasi tentang gizi akan mudah didapat. Demi anak-anak dan masa depan mereka yang lebih baik tentunya.
Back to Content ↑
20 Comments
Ini dia isue yang tengah HOT! Memang ya kalau anak susah konsentrasi belajar kasian juga, semangat ada tapi kapasitas berpikir terbatas. Maka, DHA diperlukan asupannya sejak bayi dalam kandungan.
ReplyDeleteSetuju. Apalagi usia 4-12 tahun itu masuk usia sekolah. Jadi memang asupan DHA sangat penting. Dan sebaiknya sejak dalam kandungan
DeleteDan aku ngiler lihat fotonya. Wkwkwk. Ayo makan ikan. Eh... Itu kata Bu Susi ya 😃
ReplyDeletewkwkwkw ... menu ikan memang enak, ya
DeleteBanyak makanan yang bergizi makan sayur pake lauk, jangan cuma makan nasi aja wuehehe
ReplyDeleteBetul. Jangan sekadar kenyang, ya
DeleteMakanan di luar memang menggiurkan, tetapi makanan di rumah sudah pasti lebih menyehatkan....
ReplyDeleteAsalkan mengolahnya juga tepat
DeleteSolusi paling gampang...banyakin protein dari ikan kan ya mba? Anak2ku dr dulu minum susu yang dengan DHA...mudah2an tercukupi..
ReplyDeleteBetul, Mbak. Iya, semoga mencukupi
DeleteWaktu aku hamil dulu, minim banget deh pengetahuan tentang DHA ini. Baru tau saat di beberapa produk susu tercantum mengenai DHA ini.
ReplyDeleteKalau sekarang lebih mudah cari informasinya ya, tinggal googling aja.
iya sama, Mbak
DeleteMaka dari itu 1000 hari pertama asupan gizi harus tercukupi ya mba. Krn dampaknya penting bgt utk masa depannya nanti. Kasian kalau sampai kekurangan DHA.
ReplyDeleteUntung anak ku suka makan ikan, apalagi salmon. Tapi dompet mamak lgsg tipis kalo salmon terus. Hihihi
DHA sebetulnya gak harus dari salmon hehehe
DeleteSebenarnya itu masalahnya, cuma orang awam paling bilangnya cacingan, kurang gizi, kreminan dsb ... Bhahaha
ReplyDeletecacingan? Kremian? Sepertinya lain masalah deh kalau itu
DeletePR besar buat seorang ibu untuk memastikan anak-anak terpenuhi gizinya, khususnya DHA.
ReplyDeleteSelama ini saya kurang ngeh ama DHA, ternyata fungsinya penting banget ya :)
iya, Mbak
Deleteibu gak hanya tukang masak tetapi juga manajer gizi keluarga. Kalau semakin banyak yang aware untuk memenuhi kebutuhan gizi, salah satunya asam lemak essensial, insya Allah Indonesia lepas dari darurat DHA.
ReplyDeleteIya harapannya seperti itu
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^