Menjadi Orang Tua yang Bahagia ala Metode Parenting Denmark

By Keke Naima - July 14, 2018


Menjadi Orang Tua yang Bahagia ala Metode Parenting Denmark


"Kalau udah jadi orang tua, Chi gak bakal kayak gitu."

Teman-teman pernah berpikiran yang sama seperti Chi? Kalau iya, mari kita toss dulu. Dulu, ketika belum memiliki anak, bahkan belum menikah, pemikiran Chi tentang parenting masih idealis banget. Segala buku tentang parenting Chi baca. Mana yang baik, mana yang buruk, seperti ada tanda pemisah yang sangat jelas. Apalagi Chi memang termasuk tipe yang perfeksionis. Kayaknya suka gregetan kalau ada yang terlihat 'kurang sempurna'. Untung aja gak suka ngoceh yang mengundang kehebohan di media sosial. Cukup disimpan sendiri penilaiannya atau ngobrol sama K'Aie.

Perlahan pemikiran Chi mulai mencair. Setelah punya anak pertama, kemudian anak kedua, dan sekarang mereka mulai remaja. Chi semakin belajar dan terus belajar bagaimana menjadi orang tua. Semua teori tentang parenting itu baik. Tetapi, Chi lebih luwes menjalankannya. Lebih respek terhadap orang lain dan menghargai dapur masing-masing.


Menjadi Orang Tua yang Bahagia


Secara perlahan Chi mulai menyadari bahwa dalam mendidik anak yang utama adalah membuat diri sendiri bahagia dulu. Bukan bermaksud egois, lho. Justru ini demi kebaikan anak.

Apapun perasaan kita, biasanya akan terbaca di wajah. Meskipun berusaha untuk ditutupi, kemungkinan orang terdekat akan bisa merasakan. Nah, gimana bisa membahagiakan anak kalau Chi sendiri gak bahagia? Anak-anak juga lebih bahagia kalau bundanya senang, begitupun sebaliknya. Seperti itu yang dinamakan ikatan batin kayaknya.


Denmark Adalah Negara yang Paling Bahagia


Pada tahun ini World Happines Report oleh PBB kembali menetapkan Denmark masuk dalam 3 besar dari 155 negara paling bahagia di dunia. Penghargaan ini sudah dicapai oleh Denmark selama lebih dari 40 tahun.

Rahasia apa sih yang membuat Denmark bisa bertahan begitu lama menjadi negara yang paling bahagia? Gaji karyawan Denmark yang besarkah? Iya, konon gaji di sana tertinggi ke-6 di Eropa. Tetapi, jangan salah, di sana pajaknya juga tinggi. Bisa lebih dari setengah gaji. Lantas kenapa bisa tetap bahagia, ya? Gak ngomel-ngomel karena pajaknya tinggi banget.

Selain dinobatkan sebagai negara yang paling bahagia, Denmark juga menjadi negara dengan tingkat korupsi terendah. Pajak bukanlah beban bagi masyarakat. Pajak dianggap sebagai investasi yang menguntungkan karena apa yang dikeluarkan oleh masyarakat sepadan dengan manfaatnya. Sehingga mereka pun senang hati membayar pajak.

Silakan teman-teman googling lebih lanjut tentang tingkat korupsi, pajak, dan gaji di Denmark. Tetapi faktor kebahagian negara ini gak hanya di 3 hal tersebut. Faktor utamanya ada di pola pikir dan kehidupan sehari-hari masyarakat Denmark.


Denmark memiliki konstruksi budaya "Hygge". Sebuah budaya untuk selalu bersikap positif, kebersamaan dengan orang-orang sekitar, berpikiran dan bergaya sederhana, serta menikmati hidup. Menurut beberapa artikel, saat ini di beberapa negara Eropa sedang terinspirasi dengan budaya Hyggee yang dipopulerkan negara Denmark.


Buku: The Danish Way of Parenting


The Danish Way of Parenting

Apa yang membuat orang Denmark selalu bahagia tentunya menarik bagi para kalangan. Setelah melakukan riset selama beberapa tahun jawaban ternyata sangat sederhana yaitu pola pengasuhan. Pola ini kemudian dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi.

[Silakan baca: Sukses dan Bahagia]


Filosofi orang Denmark dalam membesarkan anak terbukti memberikan hasil yang cukup efektif; anak-anak yang tangguh, emosi terkendali, dan bahagia. Warisan inilah yang membuat Denmark selalu menempati urutan pertama indeks kebahagiaan seluruh dunia

Sumber: buku "The Danish Way of Parenting"

Baru-baru ini, Chi selesai membaca buku "The Danish Way of Parenting". Buku tentang Rahasia Orang Denmark Membesarkan Anak. PARENT adalah kunci pola pengasuhan orang Denmark.


Play

Bagaimana bermain menciptakan orang dewasa yang lebih bahagia, mudah beradaptasi, dan tangguh


Authenticity

Mengapa kejujuran menciptakan citra diri yang lebih kuat. Bagaimana pujian bisa digunakan untuk membentuk pola pikir yang bertumbuh daripada kaku, yang membuat anak-anak menjadi lebih tangguh.


Reframing

Bagaimana reframing bisa mengubah orang tua dan anak menjadi lebih baik.


Empathy

Mengapa memberi pemahaman, menyatukan, dan mengajarkan empati penting dalam menciptakan anak dan orang dewasa yang lebih bahagia.


No ultimatums

Mengapa menghindari penggunaan kekuatan dan menggunakan pendekatan pola pengasuhan yang lebih demokratis mendorong terciptanya kepercayaan, ketangguhan, dan anak-anak yang lebih bahagia.


Togetherness dan Hygge (kenyamanan)

Mengapa hubungan sosial yang kuat menjadi salah satu faktor kebahagiaan secara keseluruhan. Bagaimana menciptakan hygge (kenyamanan) bisa membantu orang tua memberikan hadiah berharga ini bagi anak.

Buku ini menarik dan sangat mudah untuk dipahami. Banyak banget yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sebagai orang tua. Meskipun kondisi di Indonesia dalam hal gaji, pajak, atau korupsi masih jauh bila dibandingkan dengan Denmark, jangan pula dijadikan alasan kalau kita tidak bisa atau tidak mungkin menjadi orang tua yang bahagia. Tetaplah berusaha untuk bahagia.

Pada bab No Ultimatums ada bahasan tentang berhenti khawatir pada apa yang dipikirkan orang lain. Nah, ini sering juga kejadian dalam lingkungan sehari-hari, kan. Seperti yang Chi ceritakan di awal, dulu kayaknya suka gimana kalau melihat orang tua yang kelihatannya kurang baik pola pengasuhannya di mata Chi. Tapi, sebaliknya Chi juga suka kesel kalau orang lain menilai-nilai apa yang udah Chi lakukan. Kadang-kadang pengen bilang, "Udah deh urus dapur masing-masing!"

Kalau menurut buku ini, kita gak usah khawatir dengan komentar atau apapun pemikiran orang lain. Tetap aja fokus dengan apa yang kita perjuangkan. Kalau masih ada aja yang komen bahkan menghakimi, berusaha untuk tetap tenang, tarik napas, berpikir, dan sikapi dengan humor. Gak ada hasil yang instan dalam hal pengasuhan. Hasilnya mungkin baru kelihatan sekian tahun kemudian. Jadi abaikan saja segala hal yang mengganggu kalau kita sudah yakin dengan apa yang dijalani.

[Silakan baca: Parenting Ibarat Mendaki Gunung]

Salah satu saran lain adalah membentuk group ibu-ibu pada bab Togetherness dan Hygge. Membentuk group ibu-ibu maksudnya bukan untuk arisan apalagi ngerumpi, tapi membuat supporting system. Buatlah jaringan dengan sesama ibu-ibu yang saling mendukung. Jaringan seperti ini sudah terbukti mampu membantu para ibu menghadapi tantangan setiap hari dan membuka pandangan menjadi lebih baik *Kalau kayak begini kayaknya ibu-ibu di Denmark gak pernah ikutan mom's war, ya 😂

Nah, Chi punya 2 buku The Danish Way of Parenting untuk teman-teman. Caranya sebagai berikut:


  1. Posting artikel di blog teman-teman tentang pengalaman parenting dan dikaitkan dengan harapannya dari buku The Danish Way of Parenting
  2. Sertakan keyword: metode parenting denmark 
  3. Berikan backlink kepada www.bentangpustaka.com dan postingan ini.
  4. Ketik nama dan URL (tapi jangan link hidup) di kolom komen postingan ini.

    Yuk, ceritakan dengan versi masing-masing bagaimana menjadi orang tua yang bahagia serta harapannya dengan buku ini. Deadline 21 Juli 2018, ya. Ditunggu!😊

    • Share:

    You Might Also Like

    35 comments

    1. Waah kebenaran banget. Minggu kemarin baru mau beli buku ini tapi batal. Ikutan, ah. Makasih infonya mbak Chi

      ReplyDelete
    2. Bener bangettt bun. Membesarkan anak yang bahagia dimulai dari orangtua yang bahagia terlebih dahulu. Jadi penasaran nih ama buku ini jadinya 😍

      ReplyDelete
    3. Bagus sekali parenting yang ada di buky ini. Pengetahuan jadi bertambah hebat dan akan lebih kaya dalam mendidik anak yang generasi maju

      ReplyDelete
    4. Mantab mba. Bagus banget bukunya.. ngasih banyak perspektif ya 😊

      ReplyDelete
    5. Walaupun aku belum menikah tapi perlu juga membaca buku parenting ini minimal bisa menjadi orangtua yang baik.. makasih atas reperensi bukunya mbak 🙏🙏

      ReplyDelete
    6. Jadi penasaran sama bukunya saya, Teh..he
      Dan memang gitu ya, jadi orang tua dan mendidik anaknya harus sama-sama bahagia ya, Teh.

      ReplyDelete
      Replies
      1. iya, dong. Kan , enak kalau semua bisa bahagia

        Delete
    7. Baru tahu nih kalo ada parenting ala Denmark segala... lah kalo saya punyanya parenting ala Dina alias ala saya sendiri xixixi...

      ReplyDelete
      Replies
      1. hehehe.. Setiap rumah pasti punya gaya parenting maisng-masing

        Delete
    8. Penasaran sm isi bukunya. Ulasan dr mbk chi aja udh bikin aku tertarik gini.
      Mudah2an bisa ikut giveaway ini. Makasih sharenya mbk

      ReplyDelete
    9. Wah kayaknya bagus nih bukunya. Makin banyak aja buku parenting yang bisa jd referensi utk pengasuhan anak ya mbak TFS

      ReplyDelete
    10. Halo mba Myraa, mungkin karena menjadi orangtua tak ada sekolah ya jadi bagaimanapun kita harus selalu belajar. Mungkin dulu bisa dan kini tak tepat jika diterapkan. Pengen banget punya bukunya. Doakan aku bisa ikut ya karena pengen tahu juga gimana sih sistem di Denmark

      ReplyDelete
      Replies
      1. Betul, Mbak. Jaid orang tua belajar seumur hidup

        Delete
    11. Karena belun jadi orang tua, aku masih berpikir idealis. Acuanku ada lah murid di sekolah, dari sikap mereka aku biasanya nanya ke orang tua pola pendidikan apa yang mereka terapkan di rumah. Kalau dari buku the Danish way of parenting, aku setuju banget di poin no ultimatum, karena sejatinya anak2 perlu mendengar kata2 yg positif

      ReplyDelete
      Replies
      1. Sebagai guru bisa memperkirakan juga bagaimana pola asuh anak didik :)

        Delete
    12. Kyknya bukunya bagus mbak.apalagi tentang .embentuk group ibu-ibu pada bab Togetherness dan Hygge. Kok ga pernah kepikiran kesanaa. Kirain arisan gitu, ehh ternyata supporrting system.

      ReplyDelete
    13. Orang tua pun harus selalu belajar menjadi orang tua yang baik yaaa mba. Penasaran baca buku lengkapnya

      ReplyDelete
    14. Aku juga setuju yg bagian, ibunya harus bahagia dulu, baru bisa mengasuh dan mendidik dengan baik. Mood itu penting. Kalo udh bad mood, boro2 sih aku bisa sabar ngadepin anak. Daripada ntr mereka keseringan aku marahin, lbh bagus aku pikirin dulu apa yg bikin aku jd begitu. Jd ga bakal ngelampiasin kekesalan ke anak2 juga

      ReplyDelete
      Replies
      1. Karena ibu pusat alam semesta eh rumah tangga hehhee

        Delete
    15. Ikutan yaa mbak :)

      Nama: Rosalina Susanti
      Email: rosa.alrosyid@gmail.com
      URL: http://www.sanirosa.com/2018/07/tentang-membahagiakan-anak.html

      ReplyDelete
    16. Wah berarti di denmark banyak orang bahagia tinggal disana ya, banyak orang tua hebat disana :D

      ReplyDelete
    17. Buku yang menarik dan inspiratif sekali. Andai parenting di Indonsesia bisa sebahagia negara Denmark ya.

      ReplyDelete
    18. Wah keren euy penasaran dengan bukunya, thanks info kuisnya

      ReplyDelete
    19. Aku lagi suka baca2 French Parenting, ini belum pernah kubaca sama sekali. Sepertinya menarik juga biar dapat wawasan lain :)

      ReplyDelete
      Replies
      1. iya banyak baca buku parenting untuk referensi

        Delete

    Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

    Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^