Bagaimana Menentukan Jam Belajar Anak?

Menentukan Jam Belajar Anak

Bagaimana Menentukan Jam Belajar Anak? Chi pernah mendengar pro kontra tentang menentukan jam belajar anak. Ada yang beralasan dengan jam biologis manusia jadi sebaiknya jangan belajar saat malam hari.

Chi nyimak aja, deh. Paling males ikutan pro kontra. Ada kalanya (bahkan seringkali) sebuah perbedaan pendapat gak perlu diladeni. Senyum-senyum aja. Apalagi kalau kita udah yakin dengan yang dipilih. Kita juga yang menjalani, kan? Bertanggung jawab saja dengan pilihan yang sudah dipilih itu. Gak usah terlalu mendengar katanya ... katanya ... kalau memang kita gak butuh :)

Lalu bagaimana cara Chi menentukan jam belajar anak? Bagaimana ceritanya Keke dan Nai bisa punya kebiasaan belajar setelah maghrib?


Dunia Anak adalah Dunia Bermain


Alasan utamanya adalah Chi pengen mereka punya banyak waktu bermain. Pulang sekolah mereka harus bermain. Chi pikir waktu yang tepat untuk bermain adalah siang dan sore. Mereka masih bisa main di luar rumah kalau siang dan sore. Sedangkan kalau malam hari area bermain mereka lebih terbatas, yaitu hanya di rumah. Mana boleh Chi membiarkan mereka main di luar pada malam hari? Kecuali memang ada sesuatu yang khusus.

Bermain pada siang hingga sore hari juga mencegah mereka untuk tidur siang. Chi larang mereka untuk tidur siang. Karena kalau mereka tidur siang walaupun cuma sebentar, energi mereka langsung full terisi lagi hingga larut malam. Kalau tidurnya larut malam, besok paginya bakal susah banget dibangunin. Bakalan rewel karena masih mengantuk. Kalau ke sekolah dalam keadaan mengantuk, bagaimana mau fokus belajar? Efeknya berantai, kan? (Baca: 5 Tip Supaya Anak Tidur dengan Tertib dan Nyenyak).

Tapi, sekarang ini Chi perhatiin anak-anak sudah mulai mengerti. Kalaupun tidur siang itu karena kondisinya bener-bener capek. Kalau udah cape, 'digoda' sama gadget juga gak bakal mempan. Mereka tetap akan tidur siang. Tidur malam pun tetap sesuai kebiasaan. Asalkan tidak mengganggu jam tidur malam, Chi membolehkan mereka untuk tidur siang.

Kalau mereka bermain sepanjang hari apakah gak kecapean untik belajar saat malam hari?

Ketika Keke dan Nai masih balita, Chi yang mengukur tingkat keaktifan mereka. Mereka boleh main lari-larian, sepeda, atau permaian yang aktif lainnya. Tapi, jangan pula terlalu aktif hingga menguras energi. Biasanya Chi selingi dengan mengajak anak-anak menonton film kartun kesayangan atau dengan permainan lain yang gak terlalu memerlukan energi besar, lah.

Semakin besar, mereka sudah bisa dikasih tau. Boleh bebas bermain asal jangan terlalu cape hingga gak mampu konsentrasi belajar. Kalau sampai terjadi, maka konsekuensinya adalah pengurangan jam bermain untuk keesokan harinya. Kalau udah begitu, siapa yang mau terima konsekuensi? :)


Kecapekan Kalau Mikir Melulu


Setelah SD, jam belajar mereka di sekolah semakin panjang. Sebelum menentukan jam belajar anak, sebaiknya kembalikan kepada diri sendiri. Coba pikirkan ... Apa gak cape, udah seharian belajar di sekolah, sampai rumah harus langsung belajar lagi? Kalau Chi, sih, pastinya cape.

Chi mencoba membayangkan kalau jadi mereka. Ketika pulang sekolah, rasanya hal pertama yang diinginkan adalah bermain atau beristirahat. Cape mikir melulu. Bisa-bisa stress kalau terus-terusan ketemu sama buku pelajaran :D

Itulah kenapa Chi biarkan mereka untuk bermain. Otak juga perlu diistirahatkan. Anak-anak juga harus dibikin bahagia dengan memberikan hak mereka untuk bermain.


Diskusi


Gak mau juga Chi dianggap ibu yang terlalu banyak mengatur. Secara berkala Chi suka mengajak mereka diskusi tentang menetukan jam belajar. Ya, kali aja mereka punya pendapat lain. Misalnya, mereka justru inginlangsung belajar lagi di rumah setelah pulang sekolah. Kalau memang seperti itu yang mereka mau, mungkin akan Chi izinkan kalau setelah dipertimbangkan memang itu yang terbaik.

Ternyata, mereka pendapatnya sama ma Chi. Pengennya pulang sekolah itu bermain atau beristirahat. Cape kalau belajar melulu. Kalau udah begitu berarti gak perlu ada perdebatan lagi. Paling Chi mengingatkan mereka untuk bertanggung jawab. Karena mereka sudah sepakat dengan hal ini.

Alhamdulillah, sejauh ini mereka bertanggung. Ya, kalaupun ada kalanya mereka susah disuruh belajar itu masih bisa diselesaikan, lah. Belum menjadi sebuah kebiasaan. Ada kalanya kita juga suka malas dengan rutinitas, kan?

Jadi, terserah aja orang mau berpendapat apa tentang menentukan jam belajar anak. Tapi buat Chi, waktu yang paling cocok buat untuk Keke dan Nai belajar adalah usai maghrib. Ya, semua kembali ke kondisi masing-masing

Buat Chi, gak perlu berlama-lama juga belajarnya. Karena waktu tidur yang cukup juga sangat penting. Makanya, Chi gak pernah memaksakan belajar sampai larut malam dengan alasan mereka belum mengerti. Percuma, deh. Mana bisa menangkap pelajaran kalau mata udah mengantuk? Lebih baik tidur sesuai jadwal tapi bangun lebih awal kalau memang dirasa perlu untuk menambah jam belajar.

Post a Comment

4 Comments

  1. seenggaknya emang harus ada diskusi ya, kalo anak dipaksa belajar pada saat mereka nggak mood emang nggak baik juga sih....

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebisa mungkin, saya selalu mengajak anak-anak untuk berdiskusi :)

      Delete
  2. Anakku belajar sudah maghrib :) kalau ada PR dan mau ujian saja. Selanjutnya ngecek hapalan quran aja :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebetulnya Keke dan Nai juga gak belajar setiap hari, sih hehehe

      Delete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^