"Aku mau jadi tukang becak!"
Bagaimana sikap orang tua
menanggapi cita-cita anak
yang seperti itu?
Sejak Keke lagi suka banget sama novel Harry Potter, sepertinya apapun yang dilakukan dan yang diucapkan selalu disambungkan dengan kisah Harry Potter. Bahkan mungkin kalau ditanya tentang cita-cita, dia akan menjawab menjadi seperti Harry Potter. Keke pernah beberapa kali mengatakan Hogwart school ada, dia mau memilih Ravenclaw. Menarik juga pilihannya, karena Chi pikir tadinya dia akan memilih Gryffindor seperti Harry Potter.
Buat Chi selama gak sampai berlebihan, dibiarkan saja. Chi juga dulu selalu mengimajinasikan buku yang dibaca. Kalau Keke sekarang berangan-angan bisa sekolah di Hogwart, dulu Chi berharap bisa sekolah di Malory Towers hehehe. *Jadi kangen novel Malory Towers* Malah sejak suka baca novel Harry Potter, Keke sekarang suka membuat cerita. Imajinasinya dia tuangkan menjadi karangan. Setiap malam, dia tekun membuat cerita hehehe.
Sebuah angan-angan, terkadang bisa membuat anak bercita-cita. Sebagai orang tua, kita berharap anak-a punya cita-cita apa, sih? Masih zamankah orang tua berharap kelak anaknya akan menjadi seorang dokter, PNS, dan insinyur? Masihkah menabukan cita-cita menjadi seorang presiden? *Kayaknya dulu cita-cita jadi presiden itu tabu, karena presidennya gak ganti-ganti hehe* Atau adakah orang tua zaman sekarang yang mulai berharap anaknya menjadi seorang blogger profesional? Kayaknya kalau dulu gak ada yang kepikiran punya anak yang berprofesi jaid blogger, ya hehe.
Lalu bagaimana kalau suatu hari anaknya mengatakan ingin menjadi tukang becak? Haruskah dilarang, ditegur, atau malah dimarahi?
Cara Menanggapi Cita-Cita Anak
Cari tau alasannya
Kadang anak belum tentu mau atau bisa kasih tau alasannya. Bisa aja mereka cuma jawab, "Ya, pengen aja." Kalau jawabnya seperti itu, coba ajak ngobrol lagi. Tapi kalau jawabannya masih sama, orang tua harus aktif mencari tau.Saat usia balita, Keke pernah bercita-cita mau jadi tukang becak. Alasannya karena Chi seringkali menyanyikan lagu becak untuknya. Dari semua lagu anak-anak yang Chi kenalkan kepadanya, dia paling suka lagu becak. Bahkan saat mau tidur pun, Chi sering menyanyikan lagu Becak.
Saya mau tamasya
Berkeliling keliling kota
Hendak melihat-lihat keramaian yang ada
Saya panggilkan becak
Kereta tak berkuda
Becak, becak, coba bawa saya
Bisa jadi irama lagu becak yang membuat Keke suka. Atau liriknya yang
sederhana, membuat Keke berpikir kalau naik becak maka dia bisa pergi
kemanapun. Anak-anak umumnya suka diajak jalan-jalan, kan? :)
Cari dan manfaatkan sisi positifnya. Minimalkan atau hilangkan negatifnya
Ketika Keke bercita-cita menjadi seorang tukang becak, Chi pikir
cita-citanya itu bisa memancing Keke untuk aktif bergerak. Problem umum
generasi sekarang itu katanya salah satunya adalah malas bergerak.
Tayangan televisi yang semakin beragam, aneka gadget yang lebih membuat
anak duduk diam membuat anak jadi semakin sedikit beraktifitas
fisiknya.
Alhamdulillah, Keke dan Nai masih termasuk anak-anak yang aktif bergerak.
Walopun Chi juga sesekali harus aktif untuk merangsang mereka bergerak.
Memanfaatkan cita-cita Keke untuk menjadi seorang tukang becak bisa jadi
salah satu cara untuk merangsangnya aktif bergerak. "Supaya kuat ngayuh
becaknya, harus rajin bergerak, Ke." Dan cara itu berhasil. Gak cuma aktif
bergerak, kalau anak lagi melakukan
gerakan tutup mulut
alias susah makan, cobain rangsang melalui cita-cita.
"Harus makan yang bergizi supaya sehat terus. Kalau gak sehat nanti gak
bisa jadi tukang becak karena gak bakal kuat ngayuh becaknya, lho"
:)
Arahkan, bukan melarang
Menjadi seorang tukang becak bukanlah pekerjaan yang hina. Tapi, gak
salah juga kan kalau sebagai orang tua berharap anak-anak bisa mempunya
cita-cita yang lebih tinggi dari sekadar menjadi tukang becak. Saat itu
Chi gak melarang. Chi bahkan bilang kalau cita-cita Keke itu bagus.
Selanjutnya Chi coba mengarahkan supaya kalau bisa jangan cuma jadi
sekadar tukang becak. Keke harus berusaha menjadi bos yang punya banyak
becak.
Keke senang banget, dong, karena cita-citanya malah didukung. Lalu
cita-citanya bergeser menjadi boss? Dia makin seneng karena udah
membayangkan bakal punya banyak becak hehehe.
Dalam perjalannya, cita-cita Keke banyak berubah. Setidaknya, Chi selalu
mencoba 3 langkah itu ketika membicarakan cita-cita. Karena cita-cita yang
sesuai harapan orang tua pun, rasanya perlu juga ditanyakan alasan dan
lain-lain. Misalnya ketika Keke bercita-cita jadi seorang TNI, Chi tetap
bertanya. Siapa tau alasannya mengejutkan ke arah negatif. Alhamdulillah,
selama ini selalu positif alasannya.
Sejauh ini, cita-cita Keke atau Nai juga belum pernah yang aneh-aneh
dalam artian negatif, misalnya menjadi pencuri. Tapi Chi sempat
berpikir juga kalau suatu saat itu terjadi, sepertinya akan coba 3 cara
itu. Setidaknya cari tau dulu alasannya. Biasa aja kan mereka seperti
itu karena terpengaruh dengan lingkungan luar yang menganggapnya
memiliki cita-cita seperti itu adalah keren? Duh, tapi semoga jangan sampai, ya!
11 comments
aku setuju mak 3 poin itu, tentang menaggapi cita2 anak...
ReplyDeletekarna namanya anak2 pasti masih berubah2 cita2nya..kayak Radit dulu bilangnya mau jadi pilot, sekarang maunya jadi polisi :D
iya, cita-cita anak memang masih berubah-ubah :D
Deletewaahhh pasti keren yah mbak selama masih punya cita" pasti anak" bakal terus istimewa di mata orang tua... dan semoga cita"nya untuk agama nusa dan bangsanya aamiin.... asal jng sering tontonin atau suruh amen game pencuri aja mbak hehe... soalnya game juga pengaruh hehe
ReplyDeletesemua hal bisa mempengaruhi, termasuk game. Memang jadi PR orang tua juga untuk mengontrol game yang dimainkan anak-anak
DeleteSeiring usia n pengalaman biasanya cita2 anak juga bakal berubah mak....nice sharing :)
ReplyDeleteSemua cita cita baik...tapi sepertinya setelah SMP baru mulai tidak berubah-ubah ya mak,
ReplyDeletetapi pengalaman saya pas SMA berubah hehehe
DeleteIya sih kalo masih anak-anak gitu suka aneh aja kalo ditanya cita-citanya. Kayak si sulung dulu jawabnya mau jadi satpam, karena lihat satpam sekolah yang baik hati menolong orang menyeberang jalan yang padat :)
ReplyDeleteanak memilih berdasarkan apa yang dilihat :)
DeleteHa..ha..
ReplyDeleteSama! Kak Asa dulu ditanya, cita-cita ingin jadi sopir. Nah sekarang dah beda. Mau jadi pengusaha bus katanya. *buslover
yang penting tetep bus hehehe
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^