Memilih Tontonan Anak

By Keke Naima - December 11, 2015


Menonton televisi bukanlah suatu aktivitas yang kami larang untuk Keke dan Nai. Kami lebih memilih membatasi dan mengontrol. Membatasai jam menonton. Jangan sampai dalam sehari bisa berjam-jam menonton televisi. Mengontrol tayangan apa aja yang boleh atau dilarang untuk ditonton.

Bicara tentang memilih tontonan anak, kami juga punya beberapa kriteria tontonan yang boleh atau dilarang. Kriteria ini belum tentu sama di setiap rumah tangga. Karena setiap orang tua pasti punya kriteria dan standar masing-masing.

Kami menjauhkan sinetron dari anak-anak. Gak terang-terangan melarang tapi kami alihkan dengan totonan atau aktivitas lain yang lebih menarik. Kalau sekarang, sih, Keke dan Nai udah mengerti kenapa mereka tidak dibiasakan menonton sinetron.
Dulu, pernah ada teman yang mengkritik karena Chi pernah cerita kalau Keke dan Nai suka nonton kartun Tom & Jerry. Menurut teman Chi, kartun Tom & Jerry mengandung kekerasan. Kalau anak-anak sampai meniru, bagaimana? Chi gak membantah tapi diam-diam berpikir. Waktu kecil, Chi cukup akrab dengan tayangan Tom & Jerry, Power Ranger, Ksatria Baja Hitam, dan lain sebagainya. Tapi, kenapa Chi gak meniru adegan berantemnya? Nonton ya nonton aja ...

Makanya Chi masih membolehkan Keke dan Nai nonton Tom & Jerry. Bahkan Oggy and The Cockroach. Tapi didampingi dan rutin dikasih tau. Kalau yang mereka tonton itu hanya hiburan, bukan untuk dicontoh. Alhamdulillah hingga saat ini Keke dan Nai tidak mencontoh adegan kekerasan atau bullyingnya.

Tontotan yang katanya aman untuk anak-anak pun gak serta-merta Chi langsung setuju. Teletubbies contohnya. Ketika Keke berusia batita, dia cukup sering menonton Teletubbies. Menurut Chi ini tayangan yang anak-anak banget. Cocoklah buat usia Keke saat itu. Gak cuma sebagai hiburan, Teletubbies juga tayangan yang mengedukasi dengan cara sederhana. Hanya saja buat kami kekurangannya adalah Teletubbies suka menggunakan bahasa bayi ketika berbicara.

Awalnya kami mengabaikan hal itu. Kami pikir mungkin sengaja berbahasa bayi karena segmennya anak batita. Tapi, lama-lama Keke ngikutin cara tokoh Teletubbies ngomong. Yang tadinya udah mulai lancar beberapa kosa kata, jadi kayak bayi lagi. Udah Chi ajarin tapi tetep aja ngikutin gaya Teletubbies ngomong.

Karena terus ikut-ikutan, Chi pun harus mengganti tontonan Keke. Dia jadi sering nonton Barney. Chi pilih yang dubbing bahasa Indonesia supaya Keke terlatih untuk berbicara. Alhamdulillah berhasil. Kosa kata Keke semakin lengkap sejak dia suka nonton Barney dan Sesame Street.

Sempat merasa aneh juga. Keke dan Nai gak mudah terpengaruh dengan adegan kekerasan ala Tom & Jerry. Tapi dengan mudah Keke terpengaruh dengan bahasa bayi ala Teletubbies. Bahkan Chi sampai harus menghentikan nonton Teletubbies. Dan ketika Nai lahi, gak ada Teletubbies lagi di rumah hehehe.

Ya, mungkin karena setiap anak punya karakter masing-masing. Sebagai orang tua, harus belajar paham sama karakter anak. Itulah kenapa Chi katakan kalau kriteria dan standar memilih tontonan memang bisa berbeda-beda.

Memang penting untuk mencari referensi tontonan apa yang baik buat anak. Chi pun masih melakukannya sampai sekarang. Misalnya kalau mau ajak Keke dan Nai menonton bioskop. Tapi tetep aja keputusan ada di tangan masing-masing orang tua.

Bagaimana dengan teman-teman? Tontonan apa yang suka ditonton anak-anak di rumah? Selamat memilih tontonan anak :)

  • Share:

You Might Also Like

17 comments

  1. Sama, aku nggak melarang TV. Apalagi si sulung seneng2nya nonton acara2 arsitek di LiTV atau natgeo. Sinetron & infotainment jelas terlarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. toss, Mbak. Saya juga lebih memilih memilih-milih

      Delete
  2. Yang penting pendampingan orangtua ya, Mbak? Tapi untuk saat ini memang no TV di rumah kami, soalnya sebelumnya emang kami gak bisa ngerem kebiasaan anak kami yg keseringan nonton TV. Susah banget dibilanginnya. Atau emang kami yang kurang pinter :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. masalah ada tv atau enggak memang kembali ke pilihan masing-masing, sih :)

      Delete
  3. aku sndiri sbnrnya ga suka nonton mba..mungkin krn dibesarin di keluarga yg lbh suka membaca drpd nonton tv, aku jd kebawa ampe skr.. cuma suamiku amat sanagt suka nonton tv, dan fylly jd kebawa... krn itu kita pake tv cable yg ada siaran khusus anaknya, kyk disney junior... itu doang sih yg aku izinin utk ditonton :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup! buat saya tv cable memang membantu banget. Tayangan kartun anak yang aman lebih banyak pilihan :)

      Delete
  4. Untungnya anak-anak wala nonton tom n jerry tapi gakikut2an suka ngebully ya. Harus terus didampingi

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang harus didampingi dan dikasih tau, Lid :)

      Delete
  5. anakku sukanya nontoh high five maak...yang versi dubbing tapinya..dan untungnya banyak positifnya nonton high five itu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama, dulu anak-anak saya juga suka banget sama high five. Yang versi dubing juga :)

      Delete
  6. hehheee keponakannya juga gitu, bunda.
    alhamdulillah, ada yang suka kartun aja, tapi kadangkala juga meniru aktinya yang tidak mainstream lah.

    malah ada juga keponakannya aku yang masih kecil, tapi suka liat sinetron, kalo udah gitu pas dimarahi sm ortunya hhee

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, memang sebaiknya anak tetap diawasi dan diberi tahu. Jangan hanya dilarang

      Delete
  7. Kalo aku, karena tipi lokal isinya sinetron Dan gosip aja, aku langganan tipi kabel. Jadi ya sehari2 nonton Disney junior aja.
    Makanya ga tau gosip terbaru huhuhuhu

    ReplyDelete
  8. Beberapa acara TV menurutku malah bagus mba.. Termasuk melatih bahasa dan belajar membaca :).. Asal kita saring memang programnya

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^