Bunda: "Mataharinya mulai menggigit, nih!"
Nai: "Maksudnya menggigit itu apa, Bun?"
Bunda: "Mulai berasa panasnya. Tadi pagi, masih dingin banget. Tapi, Bunda cuma ngomong aja, kok. Gak bermaksud mengeluh, malah bersyukur."
Nai: "Kenapa gak mau mengeluh?"
Bunda: "Ima tau, bencana asap yang ada di Sumatera dan Kalimantan?"
Nai: "Iya."
Bunda: "Nah, di sana sodara-sodara kita di sana katanya udah lebih dari 2 bulan gak bisa melihat matahari."
Nai: "Kok, gak bisa? Memangnya mataharinya gak mau bersinar di sana, Bun?"
Bunda: "Matahari, sih, tetap bertugas seperti biasa. Cuma asap yang bikin matahari jadi kelihatan tidak bertugas. Begini, deh, Ima inget waktu deket sekolah ada kebakaran besar?"
Nai: "Iya, inget."
Bunda: "Kayak gimana tuh asapnya di langit?"
Nai: "Item banget, Bun."
Bunda: "Nah, langit yang biru juga jadi gak kelihatan gara-gara asap, kan? Trus kalau angin bertiup ke sekolah, bau asapnya gak enak banget, kan?"
Nai: "Iya, sih."
Bunda: "Ya, seperti itu kondisi sodara-sodara kita di sana. Malah ini lebih parah karena yang terbakar itu hutan. Bayangin aja luasnya hutan kalau terbakar, asapnya kayak gimana. Kira-kira Ima masih inget, gak, kejadian bencana asap itu kayak film apa?"
Nai: "Hmmm ... apa, ya?"
Bunda: Itu, lho yang tokohnya warna orange, badannya berbulu semua. Trus, semua manusia tinggal di suatu tempat yang dikelilingi tembok pembatas."
Nai" "Oooohh, the borax!"
Bunda: "Bukan borax, Nai. Tapi, The Lorax"
Nai: "Oh, iya. Tapi, di film the lorax kan manusianya masih ada oksigen untuk bernapas, Bun."
Bunda: "Memang, iya. Tapi, untuk mendapatkan oksigennya bagaimana? Mereka harus beli."
Nai: "Oh iya, oksigennya dijual di botol kayak air galon, ya, Bun."
Bunda: "Iya. Itu, lah, sebagian ulah manusia. Setelah melakukan pengrusakan, solusinya bukan dengan cara menyembuhkan hutan. Tapi, dengan membuat hutan yang sudah rusak menjadi daerah terlarang. Manusia hidup di dalam ruang besar dimana untuk bernapas saja oksigennya harus beli. Padahal udah jelas kalau oksigen dikasih gratis sama Allah. Tugas manusia cuma menjaga aja, kok."
The Lorax, sang penjaga hutan
The Lorax adalah film animasi yang tayang di bioskop sekitar tahun
2012. Film The Lorax berasal dari buku cerita anak karya dari Dr. Seuss
tahun 1971. Sepertinya Chi harus mencari tau lebih dalam apa latar
belakang Dr. Seuss membuat cerita ini. Tapi, yang pasti cerita ini
secara perlahan sepertinya mulai menjadi kenyataan.
Thneedville, sebuah kota modern yang terlihat cantik. Tapi kalau
diperhatikan, semua palsu. Pohon dan bunga terbuat dari plastik. Mobil
yang ada di gambar itu adalah mobil penjual oksigen galonan. Gak ada
satupun binatang di sana. Makanan pun semua instan.
The Lorax menceritakan tentang sebuah kota modern bernama Thneedville
dimana seluruh penduduk hidup bahagia. Tapi, kalau diperhatikan semua
elemen yang ada di kota itu palsu. Bahkan, manusia tetap bisa bernapas
asalkan membeli oksigen. Yup! Semua serba dijual, termasuk oksigen yang
dijual dalam bentuk galon atau ada juga yang dalam kemasan kaleng
kecil.
Ted, bocah abege yang jatuh cinta dengan Audrey, seorang gadis remaja
Adalah seorang anak bernama Ted yang naksir dengan perempuan bernama
Audrey. Audrey sangat ingin melihat pohon asli. Namanya juga lagi jatuh
cinta. dengan segala cara Ted berusaha menemukan pohon asli. Termasuk
menembus tembok terlarang dimana satu-satunya bibit pohon asli masih
berada.
Theneedvile dikelilingi tembok terlarang. Gak ada satupun warga yang berani melewati tembok tersebut karena selalu diceritakan hal-hal yang mengerikan. Di balik tembok tersebut memang ada pemandangan yang mengerikan, yaitu udara yang pekat karena asap dan pohon-pohon yang mati. Satu-satunya bibit pohon yang tersisa dimiliki oleh Once-ler, seseorang yang tinggal di daerah terlarang.
Tidak mudah bagi Ted untuk bisa mendapatkan bibit pohon tersebut. Ted harus membuat Once-ler percaya kepadanya untuk tidak menyia-nyiakan satu-satunya bibit pohon yang tersisa. Once-ler lalu bercerita kalau ini semua adalah ulahnya. Daerah terlarang itu tadinya adalah hutan yang sangat indah
Awalnya, hanya memetik daun untuk dibuat shawl. Kemudian, 1 pohon mulai
ditebang. Semakin laku shawlnya, pohon-pohon mulai dirubuhkan dengan mesin
tanpa melakukan reboisasi
Once-ler berencana ingin membuat shawl dari daun pohon tersebut.
Keluarganya menertawakannya. Tapi, Once-ler tetap berusaha. Setelah jadi
1 shawl, gak ada yang mau membeli. Segala cara sudah dia coba hingga
akhirnya menyerah dan shawlnya pun dibuang. Once-ler kemudian berjanji
kepada The Lorax (si penjaga hutan) tidak akan menebang pohon lagi.
Tanpa dia sadari, shawl yang sudah dibuang jatuh ke kepala seorang
perempuan. Perempuan tersebut menyukai. Kemudian dari mulut ke mulut
hingga banyak orang yang menginginkan shawl tersebut dan mendatangi
Once-ler.
Awalnya, penduduk hutan sempat protes dengan keserakahan Once-ler. Tapi,
setelah disogok marshmallow, mereka jadi lupa dengan protesnya. Tinggal
The Lorax yang berjuang sendirian. Penduduk hutan baru menyadari setelah
hutan mereka benar-benar rusak dan The Lorax pun tidak bisa berbuat
apa-apa, kecuali manusianya yang sadar
Mulai, deh, timbul masalah. Once-ler menjadi konglomerat yang lupa akan
janjinya. Tadinya berjanji gak akan menebang hutan, kemudian janjinya
'diperbarui', akan menebang tapi dengan cara manual dan melakukan
reboisasi. Tapi, kebutuhan pasar yang semakin meningkat menuntutnya
untuk semakin banyak pohon yang ditebang. Mesin-mesin pun mulai masuk ke
hutan. Reboisasi tidak dilakukan. Satu per satu binatang mulai
bermigrasi. Langit yang biru mulai menjadi terlihat pekat karena asap
industri.
Inilah pemandangan di balik tembok terlarang kota Thneedville. Ted sedang
mencari rumah Once-ler untuk mendapatkan bibit pohon yang tersisa. Daerah
yang sangat gelap. Bukan karena malam hari, tapi karena tertutup oleh
asap.
Chi acungin jempol dengan karya Dr. Seuss ini termasuk untuk yang membuat animasinya. Ini kisah satire sebetulnya. Chi juga belum pernah membaca versi bukunya. Tapi ketika dibuat dalam bentuk animasi, ini film anak-anak banget animasinya. Ceritanya pun lucu dengan sesekali diselingi nyanyian. Umumnya, anak-anak suka menyanyi, kan?
Chi rasa gak akan berat bagi anak-anak sekalipun untuk menonton film ini. Chi malah senang, karena film ini selain pas banget buat anak-anak, pesan moralnya juga banyak. Ya, memang ada cerita dimana Ted naksir Audrey. Tapi, cuma sebatas kisah cinta monyet aja, sih. Lebih banyak bercerita bagaimana Ted berusaha mati-matian menemukan bibit pohon asli demi Audrey. Hingga akhirnya Ted pun justru jadi pejuang lingkungan hidup yang akhirnya bisa merubuhkan tembok terlarang dan membuat dunia kembali hijau. Sama sekali gak ada adegan mesra-mesraan yang bikin orang tua menjadi cemas kalau anak-anak sampai melihat.
The Lorax masih belum gagal untuk membuat kami semua bosan. Terlebih dengan adanya bencana asap ini. Chi rekomendasiin banget buat teman-teman yang punya anak, beri mereka film ini sebagai salah satu cara mengajarkan mereka untuk mencintai lingkungan hidup.
Semoga dengan terus menonton film ini, Chi berharap Keke dan Nai akan terus peduli dengan lingkungan hidup. Musim hujan memang katanya bisa menyapu asap pergi. Tapi masalah gak akan selesai kalau akarnya belum dicabut. Sedih membayangkan keadaan sodara-sodara sesama warga Indonesia di sana.
Semoga harapan Chi ini menjadi nyata. Bukan, film The Lorax yang menjadi nyata. Mari kita mulai sadar tentang pentingnya lingkungan hidup dari sekarang
*postingan ini juga diperuntukkan untuk sodara-sodara se-tanah air yang terkena bencana asap. Mari kita sama-sama #melawanasap. Semoga akar masalahnya segera teratasi. Aamiin
Keterangan: Seluruh picture di postingan ini, kecuali yang paling atas, adalah milik http://web.thewallpapers.org/tag/movie/128
18 comments
Aku jg suka the lorax... kerenn... iya ya, kasihan sekali saudara kita di wilayah yg terkena asap. Smg ada solusi yg jelas ya teh...
ReplyDeletekeren dan pesan moralnya banyak. Ini film juga kekinian dengan kondisi sekarang. Padahal dibuat tahun 1971
DeleteAkuh malahan belom nonton pilm ini mak. Good luck yooo
ReplyDeletecoba nonton, dhe. Bagus filmnya
Deletewah ikutan penasaran dg film ini Chie...
ReplyDeletecari yuk filmnya :)
Deletewaktu itu pernah diputar di global tv kalao engga salah, bagus filmnya, banyak pesannya
ReplyDeleteyup! anak-anak pun mudah mencerna :)
Deleteoalaah..aku baru tau filem anismasi ini mak..beklaah aku mau liat di yutub mak..
ReplyDeletesemoga suka juga dengan filmnya, ya :)
Deletebagus banget isinya mbak....
ReplyDeletejdi sedih juga mengiigat saudara kita di Sumatra dan Kalimanytan :3
pesan moralnya pas banget dnegan kondisi sekarang
Deleteaku juga suka banget film ini mak... rencananya setelah mid semester anak2 mahasiswaku mau aku putarkan ini untuk jdi bahan diskusi kami :)
ReplyDeleteih asik deh bahan diskusinya dari film The Lorax :)
Deleteaku suka film ini mak,awalnya g mudeng tapi makin kesini makin ngeh....soalnya kartun,tapi bagus juga hehehe
ReplyDeleteSaya malah suka pesan moral dari beberapa film kartun :)
Deletejadi pengen nonton filmnya deh mak...
ReplyDeleteBagus lho filmnya :)
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^