
Balita sekolah sejak dini? Harus atau tidak?
Menurut Chi, jawabannya tidak harus. Tapi gak perlu juga diperdebatkan, karena setiap orang punya kondisi berbeda.
Beberapa bulan lalu, Chi dihubungi oleh majalah Ummi untuk diwawancara secara online. Majalah Ummi mendapatkan info tentang Chi melalui internet. Setelah baca beberapa artikel di blog ini *terima kasih banyak, ya :)*, majalah Ummi merasa topik yang akan mereka angkat di bulan April 2015, pas dengan artikel parenting yang selalu Chi tulis. Majalah tersebut meminta pendapat Chi tentang perlu atau tidak kalau anak sudah sekolah sejak dini. Sekaligus tanya juga Keke dan Nai mulai sekolah sejak usia berapa?
Keke mulai sekolah saat usianya 4 tahun. Nai lebih muda lagi. Dia sekolah sejak usia 2 tahun. Sebetulnya, Keke sudah pernah sekolah sejak usia 2 tahun. Tapi kemudian cuma berjalan beberapa minggu, kemudian kapok. Akhirnya, vakum hingga usia 4 tahun.
Awalnya, Chi bukan yang termasuk tertarik menyekolahkan anak sejak dini. Playgroup, Pre-school, PAUD atau apapun namanya, tidak ada dalam kamus Chi. Buat Chi, untuk usia dini, sekolah yang terbaik adalah di rumah.
Sekolah yang Terbaik Adalah di Rumah
Sekolah yang terbaik memang di rumah. Tapi tentu saja ada beberapa alasan kenapa Chi menganggap sekolah terbaik adalah di rumah.
Punya banyak waktu untuk mengajari anak-anak
Chi punya banyak waktu untuk mengajari anak-anak mulai dari attitude, urusan sosial, hingga akademis. Bahkan waktu utama Chi adalah untuk Keke dan Nai. Chi bisa mengajari mereka, termasuk hal akademis. Sekarang banyak sekali worksheet yang bisa dicari di internet. Tinggal pilih dan sesuaikan dengan gaya belajar anak.
Belajar di rumah tentu aja gak harus dengan orang tua. Anak yang sehari-harinya bersama nenek atau pengasuh sekalipun, selama bisa dipercaya untuk mendidik anak, rasanya gak akan masalah. Begitu juga kalau diasuh orang tua, tapi sehari-hari orang tuanya membiarkan. Jarang mengajak anak berkomunikasi dan bermain. Anak lebih banyak dibiarkan sendiri dengan segala fasilitas seperti tv dan gadget.Akhirnya malah gak dapat apapun walopun di rumah.
Sosialisasi bukan masalah
Chi sempat berpikir kalau anak-anak gak sekolah, kapan bersosialisasinya? Kalau nunggu usia TK, terlambat gak, ya?
Dulu, Keke dan Nai setiap sore selalu main di depan rumah. Lumayan, lah, kalau sore juga ada beberapa anak kecil yang bermain. Lumayan lah bisa bermain dengan beberapa anak setiap sore. Kalo perlu keluarin sepede, beberapa mainan anak, dan lain sebagainya.
Tapi, memang proses bersosialisasi itu sebetulnya gak instant, sih. Ada kalanya juga mereka menarik diri. Sekolah memang bisa mengajarkan anak untuk bersosialisasi. Tapi, sebagai orang tua bisa memastikan gak seperti apa sosialisasi anak di sekolah. Apakah teman-temannya memberi pengaruh buruk? Atau malah jangan-jangan anak sendiri yang sering berulah. Jadi, menurut Chi, bersosialisasi itu sebuah proses. Sampe sekarang pun Keke dan Nai masih terus banyak belajar bersosialisasi. Karena suasana kan terus berkembang. Sifat mereka juga begitu.
Kalau memang Chi awalnya gak tertarik menyekolahkan Keke dan Nai ke PAUD, tapi kenapa kenyataannya berkata lain? Bukankah Chi juga yang bilang kalau sekolah terbaik adalah di rumah? Hmm ... di postingan berikutnya Chi akan jawab, ya :)
saya menyekolahkan anak2 saya di usia 3 th, masuk kober. Saat itu saya memang hanya ingin agar anak2 saya bisa bersosialisasi dgn teman2nya, karena saya liat anak2 saya ini senang banget bersosialisasi. dan saya pikir, daripada mereka main dgn teman2 sebayanya hanya begitu2 aja, akhirnya saya masukin ke kober supaya bisa bermain sambil belajar. Dan ternyata memang mereka akhirnya senang belajar ketika di rumah. Mereka senang jika mengulang di rumah apa yang sudah dipelajari di sekolahnya.
BalasHapusya, Mbak. Usia segitu juga kadang masih suka belajar di rumah
HapusIya. Aku juga udah mulai punya pemikirian kayak gitu tuh. Kalo Narend gak disekolahin sejak dini, terlambat gak ya? Liat anak2 lain udah mulai disekolahin sejak usia 1 tahun (bahkan)...
BalasHapusTapi memang smeunya kembali ke kesiapan anak.
Hapuskalau menurut saya mah, kembalikan saja pada keinginan anak-anak, jika pun mereka masih dini sudah bersemangat kenapa tidak, tapi jika kemudian mereka menjadi bosan...ya maklumi saja. toch memang belum saatnya mereunan mah
BalasHapusya memang seperti itu
HapusApakah orang tua memang nggak sanggup membimbing anaknya di rumah (bermain, belajar, bersosialisasi) misal karena harus bekerja, dari pada nitipin anak berdua aja sama asisten, kalo kata saya mah lebih baik anak ikut PAUD/playgroup. Tapi ortu juga hrs tetep pegang kendali urusan anak, nggak menyerahkan 100% urusan anaknya ke asisten or playgroup. Jadi kl anaknya ternyata nggak suka, atau playgroupnya nggak bagus, ya jgn dipaksakan ortu hrs mengevaluasi lagi, baiknya gimana untuk anaknya.
BalasHapusiya, Mbak. Orang tua tetap harus berperan :)
Hapusmengajari anak bersosialisasi emang penting banget ya ternyata, untuk sekarang aku juga setuju kalo sekolah yg terbaik adalah di rumah...karena aku juga ada ancang2 menjaga anakku dirumah sampai dia siap untuk sekolah...
BalasHapusyup, setuju :)
Hapusanak2 say mulai skul nya PG..tapi lagi galau nih mak, sebenarnya usia idela masuk SD berapa ya? anak pertama masuk SD usia 6 th an, alhamdulillah masih bisa ikuti. galau sm adiknya, di skul yg skrg TK udah diajar baca tulis dan dia sempat merasa tertekan karena selama ini di rumah banyaknya sih main sm saya walopun belajar abjad ga harus bisa gitu
BalasHapususia ideal sebetulnya gak ada kalau kata saya. Tergantung kesiapan anak dan bagaiana sekolahnya juga
Hapusada banyak alasan ya mak kenapa ortu nyekolahin anak di PG/PAUD atau sebaliknya, dirumah saja sama ibu/nenek dll. PAling seneng ngelihatin anak2 kalo sore,rame banget pada ngerupi dan sepedaan lewat depan rumah..
BalasHapusYa betul. Setiap keluarga punya alasan masing-masing
Hapusmbak..itu majalah UMMI bukan ya? bukan majalah NOOR,, majalah yang beda setau saya..
BalasHapuskalo anak2 saya mulai ikut playgroup usia 3tahun, karena kondisi saya yg bekerja, tapi pas anak ketiga kmrn ternyata dia gak nyaman jadi ya udah di rumah aja..beda anak beda kondisi, jadi mesti dilihat dulu kesiapan anaknya juga..
oiya, terima kasih banyak untuk koreksinya. Pas nulis, gak fokus hihihi
HapusIya, betul harus dilihat daris egala macam kondisi termasuk kondisi anak :)
kalau anakku sekarang 4 tahun, sudah mulai ikut play group karena memang harus banyak ngumpul sama anak seusianya, biar lancar bicaranya.
BalasHapusya, pasti smeua ada pertimbangannya :)
Hapusdulu Faiz enggak saya masukkan ke PAUD alasannya adalah... sayang uang. Heheee, ke depan asalannya adalah di rumah dia juga belum bereskplorasi banyak. Nunggu blogpost selanjutnya
BalasHapusoke :)
HapusSedang menikmati baby Fira nich...belum dua tahun, apa saja ditiru dan ekstra hati-hati karena kakaknya bisa saja ngajarin yang "aneh". Alhamdulillahnya saya memutuskan untuk resign pas usia Fira sedang mengeskpolarasi rumah. Seyuju banget, rumah adalah sekolah terbaik. Belum ada plan untuk Fira masuk PAUD
BalasHapusya, kembali ke pertimbangan maisng-masing :)
HapusBetul.. tergantung kondisi
BalasHapusKalo bias, saya sepakat, sekolah terbaik adlaah di rumah
salam kenal
:)
salam kenal juga :)
Hapusponakanku yg skrg PAUD. maksudnya sih biar kenal org, jd lebih berani
BalasHapusya itu bisa jadi salah satu alasan untuk masuk ke PAUD :)
HapusSaya juga setuju sih kalo rumah itu menjadi sekolah pertama. Tapi ketika saya kerja dan anak butuh bersosialisasi dengan teman-temannya, saya masukkan ke sekolah dalam usia 3 tahun. Alasannya sih saat itu anak balita jarang ada di lingkungan perumahan kami.
BalasHapussama Mbak. Di sini juga jarang yang sepantaran
HapusIya..sekolah pertama terbaik bagi anak menurutku juga tetap... di rumah bersama ibunya
BalasHapusyup! :)
HapusDan saya, karena belum menjalani dan menghadapi tumbuh kembang anak sejak usia dini...
BalasHapusSptnya, nanti saya dan suami akan melihat dulu bagaimana perkembangannya. *FOkus usaha biar bisa punya keturunan dulu*
iya, Mbak. Lihat perkembangan anak juga :)
Hapusanak saya november ini usianya empat tahun tapi sejak juli lalu sudah saya masukkan di RA, alasannya karena dia sudah kepengen banget sekolah, dan setelah masuk sekolah perbendaharaan katanya semakin banyak dan bicaranya pun semakin lancar :)
BalasHapussalam kenal mbak:)
Slama kenal juga :)
Hapusanak sulung saya persis kayak Keke. sekolah paud cuma beberapa hari terus mogok dua tahun. tiap anak beda sih ya mbak. kondisi ortu dan lingkungannya juga beda-beda. nungguin tulisan lanjutannya.
BalasHapusyup betul :)
HapusSi Kakak Tk saat 5 tahun langsung lanjut kelas 1 madrasah.
BalasHapusIya, awal pendidikan yang baik adalah rumah. Setuju banget
toss! :)
HapusSangat setuju jika dikatakan : pendidikan terbaik itu dari rumah. Semua berawal dari rumah, bukan? Tapi ya itu kembali ke orangtua sih mau disekolahkan anaknya sejak kapan. Tentunya pengawasan harus tetap ada, ya, bukan berarti sudah dimasukkan ke sekolah kita lepas tangan, jangan sampai. Sekolah dini, juga lagi tren sekarang ini, gak bisa dipungkiri loh, sekolah menjamur di mana-mana, tapi kembali lagi ke orangtua dan anak. Jika, anak gak mau ya jangan dipaksain, kita bisa mengajarnya dari rumah.
BalasHapusNice sharing, mak.
sama-sama :)
Hapuspengennya..udah..umur lima tahun baru masukin TK, pengennya klo usia dibawah lima tahun ama kita aja...
BalasHapuspengennya begitu. Tapi memang kembali ke pertimbangan masing-masing
Hapus