Ketika mencari TK dan SD untuk Keke dan Nai, salah satu pertimbangan
adalah biaya. Sudah pasti, lah, itu. Karena harus mencari sekolah yang
sesuai dengan kemampuan finansial. Tapi, gak cuma itu aja kalau menyangkut
pertimbangan biaya. Selain pertimbangan kemampuan finansial, kami
menghindari sekolah yang banyak biaya ini-itu saat kegiatan belajar
berlangsung. Misalnya, dapet surat dari sekolah untuk biaya outbound, trus
berikutnya dapet surat lagi untuk biaya ini-itu. Kalau nyicil-nyicil, kami
gak sreg. Karena kadang suka ada aja biaya yang gak terduga.
Beruntung kami mendapatkan sekolah yang pembiayaannya seperti yang kami mau. Cuma setahun sekali, bayar sejumlah uang dengan beberapa perincian yang sudah tertera di surat edaran. Setelahnya, kami hanya mengeluarkan biaya SPP tiap bulan saja. Buat kami, ini cara yang gak pake ribet.
Ternyata bukan berarti kami sepenuhnya bebas dari biaya sekolah tak terduga. Cuma, penyebabnya bukanlah sekolah. Karena kalau pembiayaan dari sekolah udah jelas. Yang gak terduga itu biasanya karena kecerobohan Keke atau Nai.
Udah gak terhitung berapa kali Keke kehilangan peci. Kadang, peci yang hilang bisa ketemu lagi. Tapi, kadang bener-bener hilang. Bahkan, baru-baru ini dia kehilangan peci yang baru dibeli. Cuma dalam hitungan hari udah hilang. Duh!
Kalau pensil sama penghapus udah jarang hilang. Karena Keke dan Nai udah gak pake pensil dan penghapus, kecuali buat menggambar. Mereka udah pake pulpen. Dan, sering hilang juga hihihi. Karena lumayan sering ganti pulpen, biasanya Chi beli pulpen dalam jumlah banyak. Yang sekotak isinya selusin.
Beli pulpen dalam jumlah besar sekaligus, suka lebih murah harganya. Tapi, kasih ke Keke dan Nai gak sekaligus banyak. Mereka cukup bawa 2 pulpen aja setiap harinya. Syukur-syukur awet. Kalau hilang, baru diganti.
Beruntung kami mendapatkan sekolah yang pembiayaannya seperti yang kami mau. Cuma setahun sekali, bayar sejumlah uang dengan beberapa perincian yang sudah tertera di surat edaran. Setelahnya, kami hanya mengeluarkan biaya SPP tiap bulan saja. Buat kami, ini cara yang gak pake ribet.
Ternyata bukan berarti kami sepenuhnya bebas dari biaya sekolah tak terduga. Cuma, penyebabnya bukanlah sekolah. Karena kalau pembiayaan dari sekolah udah jelas. Yang gak terduga itu biasanya karena kecerobohan Keke atau Nai.
Udah gak terhitung berapa kali Keke kehilangan peci. Kadang, peci yang hilang bisa ketemu lagi. Tapi, kadang bener-bener hilang. Bahkan, baru-baru ini dia kehilangan peci yang baru dibeli. Cuma dalam hitungan hari udah hilang. Duh!
Kalau pensil sama penghapus udah jarang hilang. Karena Keke dan Nai udah gak pake pensil dan penghapus, kecuali buat menggambar. Mereka udah pake pulpen. Dan, sering hilang juga hihihi. Karena lumayan sering ganti pulpen, biasanya Chi beli pulpen dalam jumlah banyak. Yang sekotak isinya selusin.
Beli pulpen dalam jumlah besar sekaligus, suka lebih murah harganya. Tapi, kasih ke Keke dan Nai gak sekaligus banyak. Mereka cukup bawa 2 pulpen aja setiap harinya. Syukur-syukur awet. Kalau hilang, baru diganti.
Pulpennya biasa, tulisan di pulpennya yang bikin gaya hahaha. Pulpen
gratisan seperti ini suka Chi kumpulin buat jaga-jaga kalau Keke dan Nai
kehilangan pulpen dan cadangan pulpen di rumah lagi habis
Peci, pulpen, penghapus, pensil, tip-x, penggaris, dan lainnya kelihatannya benda kecil, ya. Tapi, gak bisa dianggap sepele juga kalau sampe hilang. Kalau sampe Keke gak pake peci, dia akan mendapatkan hukuman berupa tambahan berdzikir setelah sholat berjamaah. Kalau sampe gak bawa atau hilang pulpen, mereka akan kerepotan kalau harus menulis. Apalagi kalau ada ulangan. Masa' mau pinjem temen terus.
Tentu aja, Chi dan K'Aie selalu mengingatkan mereka untuk lebih hati-hati menjaga barang pribadi. Semua barang pribadi sering dikasih label. Tapi, tetep aja mau dikasih label atau enggak, kalau memang udah hilang ya hilang ajah. Sanksi pun sesekali diberlakukan, misalnya memotong uang jajan untuk menggantikan barang yang dihilangkan. Keke dan Nai biasanya gak protes kalau uang jajan mereka dihentikan sementara kalau kejadiannya seperti itu. Mereka udah tau kalau itu salah, harus bertanggung jawab.
Tapi, tergantung kesalahannya juga. Gak setiap hilang kami kasih sanksi. Dengarkan dulu pembelaan mereka. Dan, pertimbangkan juga seberapa sering mereka menghilangkan. Biar gimana, mereka kan masih anak-anak. Memang bukan suatu pembenaran. Tapi, kalau kita mengaca ke diri sendiri, Chi aja kadang masih suka lupa dimana menyimpan pulpen bekas pake. Kadang, Chi masih memaklumi diri sendiri kalau lagi lupa. Masa' ke anak-anak gak bisa kayak gitu?
Kembali lagi ke bahasan tentang biaya, menurut Chi ketika anak-anak sudah mulai sekolah memang penting banget untuk menyiapkan biaya keperluan sekolah yang tak terduga seperti ini. Bayangin aja, kalau sebulan kehilangan 1 peci aja udah lumayan harganya. Apalagi ditambah kehilangan pulpen, penghapus, dan lainnya. Nai malah pernah kehilangan lunch bag. Dan, Keke sekarang kehilangan botol minumnya. Lumayan pake banget itu harganya hehehe.
Biaya ini Chi sebut biaya keperluan tak terduga karena memang gak pasti berapa nominal yang harus dikeluarkan setiap bulan. Kayak semester ganjil lalu, Keke lumayan tertib, nyaris gak pernah kehilangan peci dan pulpen. Nai sesekali masih suka kehilangan pulpen. Semester genap ini, Keke rada sering kehilangan peci. Buku pelajaran pun ada yang hilang. Dan, yang terbaru adalah kehilangan botol minum yang udah dia pake sejak TK. Nai kali ini jarang kehilangan.
Nah, yang lagi siap-siap cari sekolah, biaya keperluan sekolah tak terduga begini sebaiknya diperhitungkan. Diambil rata-rata aja, kira-kira berapa dana yang dipersiapkan setiap bulan. :)
41 Comments
sama mak. anak saya jugasering ilang barang2nya. pensil, pulpen, penggaris, penghapus. saya juga nyetok barang2 itu banyak2 di rumah, karena saya punya toko xixixi.....
ReplyDeleteenak kalau punya toko. Kapan pun selalu ada stok, ya hihihi
Deletesaya masih pake pensil dan penghapus mak.. beli masing2 satu set di awal semester... nyicil beli di warung sekolah tiap minggu... belum lagi pensil warna yang hilang satu per satu... benar2 tidak terduga
ReplyDeleteiya, gak terduga banget. Makanya harus ada dana cadangan hehe
DeleteArya tahun ini masuk palygroup, Mak. Dan saya memang yg saya pilih, selain play groupnya basic agama, juga karena semua bayar di depan. Saya agak cerewet kmrn tnya pembiayaan ini itu buat apa.
ReplyDeletesama, Mak. Lagian saya juga gak mau ribet dengan biaya lanjutan. Mending sekaligus bayar di muka aja :)
DeleteBener, pulpen emang barang kecil yang sering tak terawat, sering ilang. Bukan cuma anak2, saya sendiri kalo ngantor, pulpen suka ga awet. Ilang-ilang gitu...
ReplyDeleteorang dewasa pun masih suka kehilangan pulpen, ya. Sama hehe
Deletexixixiixi..jadi inget,dulu setiap piket jaga anak2 ke mushola,adddaaa aja peci atau sarung yang ketinggalan hehehe. paling2 kayak gitu ya si keke hehehe
ReplyDeleteiya, Mak hehehehe
Deletehahaha..aku juga sama mak...seneng ngumpulin pulpen atau pensil untuk cadangan..namanya anak-anak memang akan selalu kehilangan barangnya di sekolah ya
ReplyDeletetoss, Mak Indah. Kebiasaan kita sama :)
DeleteAnakku pun begitu, pensil 3 biji hilang semua. Katanya, diminta sama temannya :D
ReplyDeletekalau gitu minta lagi, Mak :)
Deletesaya kadang suka sebel kalau penghapus Adik setiap hari ilang, kadang-kadang besoknya ketemu lagi...makanya saya selalu stok pensil, bolpoin dan penghapus, tapi hanya saya yg punya wewenang mengeluarkan barang2 berharga itu Mbak...hehehe
ReplyDeleteiya, sama. Pokoknya dijatah. Gak boleh bawa banyak-banyak :D
DeleteWah kisah hidup keke dan Nai sama seperti saya waktu kecil. untung keke dan nai, gak kehilangan sepatu atau celana seragamnya saat sekolah.... untung cuman peci. Sampe sekarangpun saya masih sering kehilangan ballpoint
ReplyDeletekok, bisa kehilangan sepatu?
Deletekalo pulpen gratis, sampe sekarang saya sering dapat
ReplyDeleteterutama pas acara blogger yang masuk goodie bag :)
kejadianya ganti2 pensil mirip adik saya yang tk
kadang baru beli besoknya udah ilang
tapi, ya namanya anak2 sih :)
berarti sekarang Mas Choirul Huda udah gak pernah kehilangan peralatan tulis, ya? :)
DeleteWah. Sama banget. Aku pun suka mengumpulkan pulpen atau pensil gratisan hehe...
ReplyDeleteKalau ada training, aku suka ambil sebanyak yang dapat pas sudah kelar, dibawa pulang untuk di rumah.
Kalau di sekolah sebenarnya Vay sudah disediakan semua.....
berarti kalu di sekolah Vay, setelah dipakai dikembalikan, ya? :)
Deletewah sama mak, sekolah alde juga bayar sekaligus untuk keperluan setahun, cuma bayar SPP aja. kalau nai tuh yang suka ilang barang2 kecilnya seperti jepitan rambut dan pulpen huhu
ReplyDeleteitu dia, pernak-pernik suka rawan hilang hihihi
Deletehihihi pulpennya heeitss tulisannya :D
ReplyDeletehahahha keren, ya :p
Deletesamaan ya sukanya minta dibeliin yang printilan alat tulis gitu anak2..ilang lagi..ilang lagi,,,
ReplyDeletesenasib kita, Mbak :)
Deleteaku juga kadang bosen beli pensil sama penghapus
ReplyDeletekeseringan, ya :D
DeleteHmmm gitu ya mbaa, makasih makasih ilmunya, belum kepikiran nih tentang dana keperluan sekolah yang tak terduga hehee. Berarti harus buka pos satu lagi yaa :)
ReplyDeleteiya, sebaiknya buka 1 pos lagi :)
Deleteahahaha....aku juga punya bolpen itu mak, dan aku menyimpannya takutnya bolpen yg ini habis tinggal nyomot bolpen simpanan..daripada beli..hehehe
ReplyDeletemakanya rajin-rajin ngumpulin yang gratisan hihihi
DeleteBetul Chi, kalau masih punya anak usia sekolah, biaya tak terduga itu harus disimpan di pos tersendiri buat beli sesuatu yang sifatnya mendadak.
ReplyDeleteKalo kayak saya, biaya jajan dan makan diluar itu yang bikin anggaran jadi tak terduga :D
makanya harus ada pos tak terduga, ya, Mbak :D
Deletekalo di sekolah anakku beda lagi mbak
ReplyDeletesetiap tahun sudah dibeli keperluan untuk di TK-nya, buku gambar misalnya
karna dia suka gambar, jadi cepet habis, kalau sudah habis beli lagi deh yang baru :)
kalau untuk buku, juga sudah diseiakan oleh sekolah. Tapi untuk peralatan menulis harus menyediakan sendiri. Dan, itu suka hilang hehe
DeleteYang tak terduga dr biaya sekolah anakku adalah daftar ulang saat kenaikan kelas. Astagaa, baru TK diminta daftar ulang naik kelas B. Bayar pula. Kaget karena baru kali ini tau.
ReplyDeletelho, kenapa bisa begitu, Mbak. Memang pas masuk gak ada penjelasannya?
DeleteItulah pentingnya perempuan pinter nyelempit2in *duh bahasanya hahaha* untuk kepeuan tak terduga begini
ReplyDeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^