"Ya ampun.. masa' begini aja gak bisa?"
Pernah ngomong seperti itu ke anak? Chi pernah. Ups! Jangan diikuti ya, karena Chi tau itu salah. Tapi, kadang pernah ada salah dengan ngomong seperti itu. Walopun setelahnya Chi berusaha memperbaiki dengan meminta maaf dan menjelaskan ke Keke atau Nai. Supaya mereka mengerti dan kami sama-sama introspeksi.
Mbak Nina, psikolog yang berbicara di talkshow Parenthood Style Di Era Digital menjelaskan kalau idak baik anak terlalu sering mendengar perkataan seperti itu untuk dirinya. Misalnya, nih, ada anak yang ketika menaruh gelas di atas meja malah gelasnya jatuh. Kalau cuma sekali, ibunya masih maklum. Tapi ketika dilakukan berulang kali, ibunya mulai kesal trus keluar deh kata-kata "Masa' gini aja gak bisa?"
Mungkin sepintas terlihat wajar si ibu kesal, ya. Abis naruh gelas di meja aja masa jatoh terus. Itu kan hal sepele. Iya, memang sepele bagi kita yang bisa. Tapi, sebetulnya untuk bisa menaruh gelas dengan baik di meja aja perlu latihan motorik terus menerus.
Anak yang gak pernah dilatih, gak otomatis bisa menruh gelas dengan baik di atas meja. Salah satu penyebab anak yang mengalami kesulitan itu adalah anak yang sejak kecil terlalu akrab dengan gadget sehingga gak pernah dapat atau minim latihan-latihan motorik kasar maupun halus.
Jadi, memang jangan langsung menyalahkan anak. Orang tua juga harus bertanggung jawab karena tidak pernah mengajarkan. Kalau anak yang terus disalahkan, lama-lama akan tercipta di otak anak pemikiran kalau "aku anak yang payah". Efeknya bisa jelek kalau anak sudah berpikiran seperti itu.
Hmmm... kalau suatu saat nanti anak kita merasa dirinya payah, mungkin sebaiknya kita introspeksi juga ya. Jangan-jangan kita juga sebagai orang tua yang justru paling punya andil membuat anak berpikir kalau dirinya adalah anak yang payah.
Pernah ngomong seperti itu ke anak? Chi pernah. Ups! Jangan diikuti ya, karena Chi tau itu salah. Tapi, kadang pernah ada salah dengan ngomong seperti itu. Walopun setelahnya Chi berusaha memperbaiki dengan meminta maaf dan menjelaskan ke Keke atau Nai. Supaya mereka mengerti dan kami sama-sama introspeksi.
Mbak Nina, psikolog yang berbicara di talkshow Parenthood Style Di Era Digital menjelaskan kalau idak baik anak terlalu sering mendengar perkataan seperti itu untuk dirinya. Misalnya, nih, ada anak yang ketika menaruh gelas di atas meja malah gelasnya jatuh. Kalau cuma sekali, ibunya masih maklum. Tapi ketika dilakukan berulang kali, ibunya mulai kesal trus keluar deh kata-kata "Masa' gini aja gak bisa?"
Mungkin sepintas terlihat wajar si ibu kesal, ya. Abis naruh gelas di meja aja masa jatoh terus. Itu kan hal sepele. Iya, memang sepele bagi kita yang bisa. Tapi, sebetulnya untuk bisa menaruh gelas dengan baik di meja aja perlu latihan motorik terus menerus.
Anak yang gak pernah dilatih, gak otomatis bisa menruh gelas dengan baik di atas meja. Salah satu penyebab anak yang mengalami kesulitan itu adalah anak yang sejak kecil terlalu akrab dengan gadget sehingga gak pernah dapat atau minim latihan-latihan motorik kasar maupun halus.
Jadi, memang jangan langsung menyalahkan anak. Orang tua juga harus bertanggung jawab karena tidak pernah mengajarkan. Kalau anak yang terus disalahkan, lama-lama akan tercipta di otak anak pemikiran kalau "aku anak yang payah". Efeknya bisa jelek kalau anak sudah berpikiran seperti itu.
Hmmm... kalau suatu saat nanti anak kita merasa dirinya payah, mungkin sebaiknya kita introspeksi juga ya. Jangan-jangan kita juga sebagai orang tua yang justru paling punya andil membuat anak berpikir kalau dirinya adalah anak yang payah.
24 comments
makasih artikelnya sangat bermanfaat mak, kadang sebagai orang tua kita suka lupa diri, kalau anak berbuat sesuatu yang membuat kita kesal, kitapun cenderung menghardiknya. Ini harus dirubah!
ReplyDeletebetul, Mak. Sebagai orang tua, kita juga harus terus introspeksi, ya
DeleteSeringkali amarah orang tua mengalahkan logika ... :)
ReplyDeleteyup :)
DeleteKata2 orang tua menjadi penentu perkembangan kepribaian anak
ReplyDeletesetuju
Deletehiks... hiks... saya juga pernah bilang seperti itu pada anak :(
ReplyDeletekita sama2 introspeksi, ya :)
Deletekalo mampir kesini pasti langsung jleb. :D
ReplyDeletemamak ajari aku dong :)
ayo sini, Mak :)
Deleteeh iya,pernah. hadeeuh.
ReplyDeletesama2 introspeksi kita ya, Mak :)
DeleteHiks.... aku juga pernah kelepasan ngomong gitu mak trs nyesel deh pas kebayang perasaan nadia gmn :(
ReplyDeletesama, Mak. Udahannya suka nyesel. Semoga kita sama2 belajar, ya :)
Deletesusah ya jd ortu... biasanya kita udah tau itu salah, tp pasti ada aja masa2nya keceplosan :(
ReplyDeletemakasih udah diingetin mak :)
karena ortu juga manusia, Mak :)
DeleteSebaiknya jangan merendahkan anak di hadapan orang lain. Justru beri si anak dukungan moril agar anak bisa mengerjakan aktifitas sehari hari dengan baik. Ini kata salah seorang guru anak saya dulu saat berskolah di tk ISLAM AL AZHAR
ReplyDeletebetul, Pak. Sebisa mungkin saya tahan menyalahkan ketika sedang berada di depan orang lain. Karena gak efektif, malah bikin anak jadi malu
DeleteGadget ternyata bisa menjauhkan perkembangan motorik anak ya... sepertinya penggunaan gadget memang harus dibatasi :)
ReplyDeleteapapun yang berlebihan memang tidak baik, Mak :)
Deletekadang aku melihat mak chi itu orangnya pasti sabar banget,,,dan aku pengen ketemu ama mak chi,,,
ReplyDeletekapan-kapan kita ketemu, ya
DeleteTerima kasih kalau saya dibilang keluhatan sabar banget. Aslinya sih gak juga. Banyak belajar sabar tepatnya hehe
menjadi orang tua harus terus instrospeksi... sharing yang bagus mba..
ReplyDeleteiya, kita harus terus introspeksi :)
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^