Postingan ini adalah catatan Chi waktu datang ke acara talkshow "Parenthood Style Di Era Digital" bersama Majalah AyahBunda dan Monde Boromon. Anna Surti Ariani, psikolog, menjadi narasumber pada acara tersebut. Chi diundang oleh pihak Monde Boromon. Terima kasih, ya :)
Banyak yang berpikir kalau era digital itu dimulai pada tahun 90-an. Sebenarnya era digital sendiri sudah dimulai sejak tahun 80-an. Generasi anak-anak kita sekarang adalah generasi Digital Natives. Artinya, sejak lahir bahkan mereka sudah akrab dengan yang namanya benda digital. Misalnya, anak-anak sekarang ketika lahir ditimbangnya pakai dengan timbangan digital. Sedangkan, generasi Chi dan K'Aie termasuk generasi Digital Immigrant.
Pernahkah kita mengetahui apa aja risiko berinternet bagi anak-anak? Ini dia risikonya:
Pernahkah kita mengetahui apa aja risiko berinternet bagi anak-anak? Ini dia risikonya:
- Pedofil
- Akses pornografi
- Konsumerisme
- Akses keamanan finansial
- Cyberbullying
- Terlibat cybercriminal baik disengaja atau tidak
- Serangan terhadap privasi
- Cenderung kurang sabar
- Maunya segalanya lebih cepat
- Agak malas bergerak
- Kurang mampu menunda keinginan
- Kurang sensitif pada orang lain
Hiii...! Ngeri, ya! Apa kita gak usah ngenalin anak-anak ke gadget aja gitu? Tapi, pertanyaannya adalah apa mungkin? Susah banget pastinya, ya. Sebetulnya gak perlu sampai menjauhkan anak dari dunia digital. Karena dunia digital juga banyak manfaatnya. Yang perlu dilakukan orang tua adalah meminimalkan pengaruh negatif dan memaksimalkan pengaruh positif.
Orang tua mempunyai andil besar untuk membuat anak terpengaruh positif atau negatif dari dunia digital. Banyak orang tua yang menjadikan gadget sebagai penyelamat supaya anak-anaknya tenang. Atau jangan-jangan kita termasuk orang tua yang sudah terjangkit Nomophobia?
Nomophobia sebetulnya istilah baru dan belum resmi. Tapi, karena sekarang ini banyak orang tua yang mempunyai ciri-ciri Nomophobia, sepertinya cepat atau lambat istilah ini akan menjadi istilah resmi. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Orang tua mempunyai andil besar untuk membuat anak terpengaruh positif atau negatif dari dunia digital. Banyak orang tua yang menjadikan gadget sebagai penyelamat supaya anak-anaknya tenang. Atau jangan-jangan kita termasuk orang tua yang sudah terjangkit Nomophobia?
Nomophobia sebetulnya istilah baru dan belum resmi. Tapi, karena sekarang ini banyak orang tua yang mempunyai ciri-ciri Nomophobia, sepertinya cepat atau lambat istilah ini akan menjadi istilah resmi. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
- Setiap beberapa menit sekali mengecek ponsel
- Merasa ponselnya bergetar padahal tidak ada getaran sama sekali
- Lebih suka berkomunikasi via ponsel daripada bertatap muka
- Tidak menyadari keadaan disekitarnya karena sibuk memfungsikan ponsel
- Panik dan kebingungan ketika kesulitan sinyal atau battere menipis
- Jarang mematikan ponsel
Minimalkan pengaruh baik dengan:
- Dibawah 2 tahun jauhkan anak dari gadget
- Dampingi anak ketika bermain di dunia digital
- Batasi waktu bermain
- Mengenalkan fitur apa saja yang boleh dimainkan anak
- Carikan anti virus terbaik
- Carikan software untuk memproteksi anak
- Minta anak untuk membuat karya dari apa yang dia sukai di dunia digital
- Bantu belajar bedakan yang boleh diklik dan tidak
Tentang Monde Boromon Cookies
Monde Boromon cookies diperuntukan bagi anak usia 1-3 tahun. Bisa dimakan langsung atau dicampur dengan susu. Adapun manfaat dari Monde Boromon cookies adalah sebagai berikut:
- Sehat dan higienis - cookies ini mengandung komposisi bahan baku, yaitu sari pati kentang, gula, telur, dan madu. Higienis karena 1 box terdiri dari 6 sachet kecil. Setiap sachetnya cukup untuk 1x makan.
- Melatih motorik halus - cookies ini mudah lumer bila terkena air liur. Teksturnya yang lembut memudahkan untuk dikunyah, menguatkan otong rahang, dan melatih kotorik halus di sekitar rahang. Motorik halus pada tangan juga bisa dilatih karena cookies ini mengajarkan anak untuk meraih, memegang, menjepit, dan menggenggam. Membantu kemampuan kognitif mengenal bentuk dan warna. Melatih motorik halus berhubungan dengan ketrampilan fisik yang melibatkan mata dan tangan. Sedangkan kemampuan kognitif berhubungan dengan kreatif dan kecerdasan.
- Bergizi dan baik bagi pencernaan - cookies ini mengandung sari pati kentang yang bebas gluten, sehingga aman dikonsumsi oleh anak yang menderita penyakit celiac, intoleransi gluten, alergi gandum, dan lainnya. Anak yang mengalami obesitas juga aman mengkonsumsi cookies ini.
Selain rasanya yang enak, Monde Boromon cookies ini juga bisa melatih motorik anak. Lihat foto jari Chi yang mencapit cookies itu? Buat kita yang udah dewasa, pasti gampang. Malah gak perlu dicapit, langsung aja digenggam dan makan beberapa butir sekaligus. Tapi, belum tentu bagi anak-anak. Mencapit cookies Monde Boromon termasuk latihan buat jari-jarinya. Belajar berkoordinasi antara mata, mulut, dan jari.
Yang perlu diperhatikan adalah, pada saat makan sebaiknya tidak dibarengi dengan aktivitas lain, misalnya menonton tv, sambil bermain gadget, atau ada juga yang disuapi. Banyak orang tua yang membarengi dengan aktivitas lain dengan alasan supaya anaknya mau makan dengan tenang. Padahal itu salah. Konsentrasi anak akan terpecah belah kalau dibarengi dengan aktivitas lain. Anak tidak mengerti arti kenyang saat makan. Motorik anak juga kurang terlatih. Akibatnya, si anak akan mempunyai masalah sulit untuk berkonsentrasi. Kemampuan motoriknya juga buruk.
Tentunya, kita gak mau jadi orang tua yang mengantarkan anak ke era keburukan digital, kan? Yuk, gak perlu ditakuti tapi dimanfaatkan aja sebaik-sebaiknya dengan mengetahui caranya. Salah satunya dengan melatih pake Monde Boromon cookies, dong :)
25 comments
Gak kebayang sama emak yang gaptek sementara anaknya jauh lebih melek teknologi ... *cermin diri ... hehhehehehhe
ReplyDeletemakanya sebaiknya jangan gaptek, Mak. Minimal kita paham aplikais apa yang lagi dimainin anak walopun kita gak pakai :)
Deletemonde boromon enak ya di emut hehehe
ReplyDeleteenak, Lid, Camilan favorit saya pas masih remaja hehe
DeleteAku juga mulai membatasi anak-anak, Mommy Chi.. dengan cara membelikan sepeda, membelikan bola, main badminton... apa saja asal mereka LUPA sama gadgetnya!
ReplyDeletesetidaknya ada penyeimbang ya Mak :)
Deleteliatnya aja udah berasa enak,,,apalagi saat dimakan,,,hmmm,,,yummy
ReplyDeleteMonde Boromon memang bisa bikin ketagihan, Mak. Karena rasanya yang enak :)
DeleteIbu masa kini kerjanya lebih ektra ya mak dalam mengawasi anak-anaknya :D
ReplyDeleteBTW...itu biskuit imut banget yak... :D
yup, harus semakin awas ketika mengawasi anak2
DeleteBiskuitnya imut karena bisa untuk melatih motorik anak, Mak :)
Aduh, aku suka kelupaan juga kalau di rumah nih, dikit-dikit ngecek hp. Tapi so far aku selalu bilang sama anak-anakku kalau Mama kerjanya di dunia online dan mengharuskan terkoneksi dengan internet. Dalam hal ini, aku juga nggak bisa menganggap ini sebuah pembenaran, bagaimanapun saat bersama anak, quality time memang perlu dijaga ya. Makasih sharingnya, mak
ReplyDeletesama-sama, Mak. :)
Deleteah mba myra, makasih buat tulisan ini. Membantu ak banget :)
ReplyDeletesama-sama :)
DeleteDampak internet memang luar biasa bahayanya bagi anak anak. Dalam berbagai laporan sering kami menerima informasi dari para orang tua yang kedapatan mengetahui anak anaknya banyak membuka situs tidak baik di sela sela jam istirahatnya. Perlunya pengawasan orang tua lebih ketat lagi terhadap akses interet anak anaknya. Memberikan pengertian kepada anak anak tentang bahaya melihat hal yang tidak baik. Ini memang tugas kita semua para orang tua
ReplyDeletetugas yang tidka mudah pastinya. Tapi, demi kebaikan anak, kita sebagai orang tua harus mau melakukan :)
DeleteWah bermanfaat sekali mak ulasannya untuk anakku. Anakku cenderung suka dengan gadgetnya, bahkan karena kebiasaan suami yang naruh TV di dalam kamar, akhirnya anakku jadi sering beraktifitas didalam kamar, termasuk makan sambil nonton TV. Ketika TV itu aku pindah ia sudah mulai kebingungan...kayaknya perlu dirubah nih kebiasaan buruk, agar tak menimbulkan efek buruk untuk anakku di kemudian hari...TFS ya mak
ReplyDeletememang dibutuhkan disiplin dan konsisten, Mak. Saya juga kadang2 masih bablas. Harus belajar lebih konsisten lagi
Deletesaya termasuk yang ngelarang anak megang gadget. tapi susah kalau lagi di rumah sepupunya euy. seolah2 dia main game dipuas2in gitu. heuuuu. emang kitanya sih ya harus kreatif bikin sesuatu yang mengalihkan pikiran si anak (dan para sepupunya!) dari gadget.
ReplyDeletesaya pernah bikin postingan ttg sinetron di blog ini. Dimana saya gak pernah membiasakan anak2 menonton sinetron. Tapi, kalau lagi betamu ke rumah sodara pada nonton sinetron.
DeleteMemang sih yang saya tulis itu tentang sinetron. Tapi, mungkin caranya bisa dipakai. Seperti yang Mak Ulu bilang, jangan hanya dilarang. Tapi alihkan anak dengan sesuatu yang menarik
kadang kl males2n hpan mulu tp kl males ditaruah aja hehe....
ReplyDeletesama hehhe
Deleteorang tua adalah pihak pertama yang harus mengontrol anak2nya ya Pak :)
ReplyDeletenomophobia = no-mobile-phone-phobia = takut kalo gak ada ponsel. dampak yg bisa aja terjadi kalo kita gak pernah memantau kegiatan anak-anak kita dg ponsel mereka.
ReplyDeletegudjob, Chi ... ;)
ya itu kalau udah kecanduan. Padahal kita tetep bisa terus memantau anak2 tanpa harus kecanduan gadget
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^