Obat TB Itu Gratis, Asal...

By Keke Naima - April 12, 2014

Yang namanya sakit, apapun sakitnya ya haru diobati. Termasuk TB alias Tuberkulosis. Anak-anak yang terkena TB, walopun tidak menular tetap harus diobati. Orang dewasa yang terkena TB apalagi, udah harus diobati sampai sembuh. Oiya, apa itu TB, gak akan Chi jelasin lagi di sini, ya. Bisa dilihat di tulisan Chi tentang TB yang sesi 1, yaitu "Jangan-jangan Anakmu Kena TB". Di postingan ini Chi mau nulis tentang pengobatan TB yang katanya gratis. Hmmm...


Obat TB itu GRATIS, asal....

Kenali dulu TBnya, laten atau aktif?

TB laten atau ada yang menyebut juga TB 'Tidur' adalah bakteri yang sudah berada menginfeki tubuh tapi tidak menyebabkan penyakit. Hal ini disebabkan karena kesehatan tubuh terjaga baik kondisinya. Karena tidak mempunyai tanda-tanda yang signifikan, seringkali manusia tidak sadar kalau didalam tubuhnya sudah tertular bakteri TB. Baru sadar ketika kondisi tubuh drop, lalu TB laten berubah menjadi TB aktif.

Nah, ketika seseorang sudah terkena TB aktif tentunya harus disembuhkan dengan tuntas. Dan, pengobatan gratis dari pemerintah itu untuk pasien yang terkena TB aktif. Karena ciri-ciri TB aktif sudah jelas. Selain itu karena TB aktif mudah menular, maka salah satu tujuan membuat program obat TB gratis adalah untuk memutus rantai penularan TB itu sendiri.

Pokoknya kalau udah ketemu gejala-gejala seperti dibawah ini, mending langsung dibawa ke dokter:


  • Batuk terus menerus selama 2-3 minggu
  • Batuk berdahak (kadang ada darah)
  • Sakit di dada 
  • Lemah 
  • Turun berat badan 
  • Berkeringat tak normal malam hari
 
Jangan tunda-tunda lagi ke dokter, kalau gejala di atas sudah muncul


Obat TB diberikan secara cuma-cuma /gratis di puskesmas dan rumah sakit pemerintah.


Mengetahui kalau masa pengobatan TB itu cukup panjang, sampai berbulan-bulan lamanya, bisa-bisa kepala langsung cenat-cenut. Biaya dari manaaaa??? Kan, katanya sakit itu mahal.

Tapi, begitu tahu kalau pengobatan TB itu cuma-cuma alias gratis, jangan langsung jejingkrakan dulu lah. Jangan langsung ngacir ke rumah sakit swasta yang mewah, trus berharap gratisan. Giliran ditagih pembayaran ngomel-ngomel karena selama ini tahunya kan gratis.

Iya, sih gratis. Tapi dimana dulu gratisnya?  


Obat TB diberikan secara cuma-cuma /gratis  di puskesmas dan rumah sakit pemerintah. - sumber: http://blog.tbindonesia.or.id/

Gimana dengan rumah sakit swasta? Ya, tanya aja dulu ke rumah sakit swastanya. Lebih amannya kan gitu. Iya, gak? :)


Patuh... patuh... patuh...


Kunci utama untuk menyembuhkan TB itu adalah patuh. Jangan mentang-mentang udah dapet gratis trus tidak patuh. Kenapa harus patuh? Karena pengobatan TB itu lama, yaitu 6 bulan.

Yang namanya sakit itu gak enak. Apalagi harus melakukan pengobatan selama 6 bulan dan harus dikonsumsi setiap hari, bisa menimbulkan:


  • Rasa bosan - merasa 6 bulan itu terlalu lama, dikonsumsi setiap hari pula
  • Merasa sudah sehat - di tengah perjalanan proses pengobatan, pasien merasa dirinya sudah sehat, berat badan pun kembali naik. Akhirnya memutuskan untuk gak melanjutkan pengobatan
  • Pelupa - pasien yang mudah lupa, bisa lalai untuk melakukan pengobatan
  • Lain-lain

Karena beberapa alasan di atas, maka pasien TB tidak boleh sendiri ketika melakukan pengobatan. Harus didampingi oleh keluarga atau orang-orang terdekat lainnya yang bisa membantu pasien untuk patuh menjalani masa pengobatannya.

Bahkan rumah sakit dan pelayan kesehatan lainnya mempunyai strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course), yang salah satu komponennya adalah melakukan pencatatan dan pelaporan rekam medik pasien TB secara baik dan benar. Hingga pasien dinyatakan sembuh. Menurut beberapa info yang saya dapatkan, strategi DOTS ini terbukti efektif dan telah diadopsi di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.


Yuk, patuh dalam pengobatan TB!


TB MDR (Multi Drug Resistant)



Waduh! TB apa lagi ini? Apalagi katanya Indonesia hadapi ancaman TB MDR. TB MDR adalah tingkat lanjutan dari TB aktif, tapi... kalau penderita TB aktif tidak patuh melakukan pengobatan selama 6 bulan itu.

Obat TB yang diberikan ke pasien, sebagian besar dalam bentuk tablet kombinasi  atau paket  fix dose combination (FDC)  yang berisi kombinasi obat INH, Rimfapisin, Pirazinamid, Entambutol. - sumber: http://blog.tbindonesia.or.id/ -

Oke, orang awam kayak Chi ini rada ribet kalau hapalin nama obatnya, ya hehehe. Tapi, setelah googling trus baca sana-sini, salah satu obat TB adalah antibiotik (Rimpafisin). Ibu-ibu yang kritis sama antibiotik pasti udah tau efek gak minum antibiotik sampe tuntas, kan?

Ya, ketika masa pengobatan, antibiotik bisa bikin bakteri 'pingsan'. Bakteri baru benar-benar mati setelah pengobatan tuntas. Kalau ditengah jalan, pengobatan berhenti maka bakteri yang 'pingsan' tadi bangun dan menjadi semakin tangguh. Antibiotik yang sebelumnya dikonsumi gak mempan lagi.

Trus ada juga INH (Isoniazid) secara in vitro bersifat tuberkulostatik (menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid (membunuh bakteri). INH juga gak akan mempan lagi kalau pasien TB aktif sudah meningkat menjadi TD MDR.


Untuk mencegah makin bertambahnya kasus TB MDR, Kementerian Kesehatan sendiri dikatakan Menkes Nafsiah Mboi telah merencanakan aksi nasional  berupa programmatic management of drug resistant TB (PMDT) 2011-2014. Rencana aksi tersebut pada intinya menjabarkan analisis situasi, isu strategis, rumusan strategi, kegiatan, monitoring dan evaluasi upaya yang akan dilakukan Indonesia menghadapi tantangan TB MDR ke depan.
Tujuannya adalah mencegah terjadinya kasus TB MDR melalui pelayanan DOTS yang bermutu dan melaksanakan manajemen kasus TB MDR secara terstandarisasi sesuai dengan pedoman nasional pelaksanaan PMDT dengan melibatkan partisipasi aktif dari pemangku kepentingan baik ditingkat pusat maupun daerah.
Sebagai salah satu penjabaran rencana aksi tersebut pada Oktober 2012 Dirjen PP dan PL Kemenkes telah mendistribusikan surat edaran tentang alur rujukan pasien TB MDR dan alur rujukan suspek TB MDR/rujukan sputum untuk diagnosis TB MDR ke semua dinas kesehatan di 33 propinsi. “Secara bertahap, diharapkan pada 2014 seluruh penduduk Indonesia mempunyai akses terhadap pelayanan PMDT,” tegas Nafsiah - sumber: poskota news -

Pasien suspek TB MDR tetap bisa sembuh. Tapi...

  • Jumlah paduan obatnya lebih banyak. 
  • Efek sampingnya lebih berat
  • Penangannya lebih sulit
  • Membutuhkan waktu lebih lama, yaitu 18-24 bulan

Pertanyaannya sekarang adalah... dengan pengobatan yang lebih kompleks daripada pengobatan untuk pasien TB aktif, akankah membuat si pasien menjadi lebih patuh? Nah, kembali ke kesadaran masing-masing, deh. Kalau memang mau bener-bener sembuh, ya harus patuh. Karena patuh memang kunci utamanya.

Jangan menyepelekan sesuatu walopun gratis. Segera berobat dan patuh dalam pengobatan adalah kunci utamanya. Kita gak mau kan akan berdampak fatal untuk diri kita. Kalau sampe fatal, jangan langsung menyalahkan obatnya dengan bilang "Namanya juga obat gratis". Tapi, kemungkinan besar karena kita tidak patuh dalam proses pengobatannya.

Sumber Referensi:

  • http://blog.tbindonesia.or.id/
  • https://www.facebook.com/TBIndonesia 
  • http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2145
  • http://www.tbindonesia.or.id/
  • http://poskotanews.com/2013/08/11/disiplin-kunci-penanganan-penyakit-tb/
  • http://nasional.sindonews.com/read/2014/03/21/15/846592/masyarakat-harus-tanggap-dengan-penyakit-tuberkulosis
  • http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Tuberculosis_in_India
  • http://www.info.gov.hk/tb_chest/contents/c1210.htm

  • Share:

You Might Also Like

8 comments

  1. Banyak yg belum tau kalo obat TB itu gratis ya, Mak.

    ReplyDelete
  2. mendadak teringat jadwal minum obat panjang dulu, hadeuuhhh gak lagi deh... TB jauh2 yeeee

    ReplyDelete
  3. jadi parno nih setelah baca-baca postingan TB

    ReplyDelete
  4. yuk jaga kesehatan kita,,dan waspada TB bakalan menyerang,,,

    ReplyDelete
  5. informasi yang berguna banget mba, soalnya penularannya gampang tapi ngobatinnya lama, makasih yah mba myra :D

    ReplyDelete
  6. Ngeri ya kalau sampai resiten obat. Lebih berat lagi penyembuhannya.

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^