Dewasa Sebelum Waktunya

By Keke Naima - November 14, 2013

Dewasa Sebelum Waktunya - Ceritanya lagi seneng banget nonton acara Jo Frost : Extreme Parental Guide, nih. Seminggu yang lalu, salah satunya adalah tentang anak yang dewasa sebelum waktunya.

Jadi, ada anak berumur 13 tahun yang seneng banget berdandan dewasa. Seneng dandan, pakai-pakaian ala orang dewasa yang serba terbuka dan minim. Bahkan dia pun cukup sering pergi ke klub-klub malam.

Jo Frost lalu bertanya ke anak tersebut tentang sikapnya yang dewasa sebelum waktunya. Menurut si anak, dia seneng menjadi dewasa karena dunia orang dewasa itu asik. Gak seperti dunia anak seumurannya. Bahkan berbicara dengan orang dewasa pun lebih mengasyikkan.

Jo Frost lalu bertanya ke ibu anak tersebut tentang ulang putrinya. Si ibu mengakui kalau dia sebetulnya dilema. Dalam hatinya dia gak mau putrinya itu berpenampilan dewasa sebelum waktunya. Tapi di sisi lain dia berprinsip komunikasi dengan anak harus terjalin dengan baik. Dia gak mau putrinya melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi.

Makanya walaupun gak setuju dengan tingkah laku putrinya, si ibu lebih memilih untuk mengalah. Karena kalau kemauannya gak diturutin akan bikin putrinya ngambek. Bikin pusing kalau udah ngambek, katanya. Ditambah lagi, si ibu takut kalau melarang putrinya malah melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Akhirnya ibunya memilih untuk mengabulkan semua keinginan putrinya selama putrinya mau terbuka dengannya walaupun hati kecilnya gak menyetujui tingkah laku putrinya.

Jo Frost bertanya ke ibu tersebut, apa gak merasa khawatir dengan pergaulan orang dewasa? Apalagi si anak suka pergi klub. Kalau sampe ada pria dewasa yang ngegodain gimana? Si ibu menjawab kalau dia gak khawatir karena anaknya selalu bercerita di klub malam itu ngapain aja, minum apa aja, dan sebagainya. Lagipula si ibu merasa anaknya tetap aman dan gak macem-macem di dalam klub karena selalu menemani putrinya ke klub walopun hanya mengantar dan menunggu di parkiran aja.

Berikutnya, Jo Frost kembali bertanya ke si anak. Kalau ibunya sekarang melarang dia untuk tampil dewasa, bersedia gak? Jawaban anak adalah, kalau memang ingin melarang kenapa gak dulu pas dia masih anak-anak? Kenapa baru sekarang?

Gak ada kelanjutan cerita apakah anak tersebut 'kembali' ke usianya. Walopun begitu tetap ada pelajaran yang bisa diambil dari cerita tersebut. Kesimpulan yang Chi tangkap dari ucapan Jo Frost tentang masalah tersebut adalah:


Menjalin komunikasi baik dengan anak itu harus. Tapi belum tepat waktu melakukan komunikasi terlalu terbuka dengan anak yang masih usia anak-anak. Orang tua masih harus mengontrol bahkan kalau perlu mendikte apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh anak.


Bener juga, untuk membentuk karakter anak memang sebaiknya sedini mungkin. Usia anak-anak masih harus dibimbing dan diarahkan. Kalau enggak, nanti bisa-bisa kayak anak di acara Jo Frost yang dewasa sebelum waktunya itu. Ketika ditanya mau berubah atau enggak, malah dijawab, "Kenapa gak dari dulu dilarangnya?" Bisa pusing deh kalau udah kayak gitu :)

Mendadak jadi inget juga seminar parenting yang beberapa lalu Chi datengin. Kata Pak Arif Rahman, pembentuk karakter anak sebaiknya pada periode keemasan anak (lahir hingga 5 tahun) :)

  • Share:

You Might Also Like

16 comments

  1. Kok aneh ya mbak dr kmr cb buka postingan ttg ranu pane ga bisa, ni lgs bisa... Btw berarti usia 0-5thn ty mang bnr2 golden stage yg hrs dimanfaatkan sebaik mungkin ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. sy jg gak ngerti knp yg ranu pane gak bs dibuka sm Mb Muna.

      Katanya sebaiknya gt pas masa keemasan hrs dimaksimalkan

      Delete
  2. aku bisa paham kenapa ibunya membiarkan anaknya seperti itu...takut malah sembunyi2 nantinya..tapi malah jadinya kebablasan ya anaknya...

    oalaaah...kayaknya aku makin banyak yang harus dpelajari, gimana jadi orangtua yang tegas inihhh...

    ReplyDelete
  3. Memang anak itu perlu kebebasan, tetapi ketika kebebasan yang tampaknya mengarah ke arah yang kurang pas atau tidak sesuai dengan usianya, ortulah yang segera bertindak untuk mengeremnya dan membalikan stir si anak.

    Thanks banget nih tulisannya

    ReplyDelete
  4. golden age harus dimanfaatkan semaksimal mungkin ya

    ReplyDelete
  5. hihihi...sementara menyimak,baca ini apalagi berhubungan sama golden age jadi inget kliah psikologi perkembangan dulu hehe

    ReplyDelete
  6. Mungkin lebih tegasnya.. mengapa tidak sedari dini mengajarkan nilai-nilai agama?

    ReplyDelete
  7. Memberi pengertian sejak dini itu akan lebih baik dan lebih mudah. . .

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^