Keke cerita kalau dia ditanya oleh wali kelas tentang arti namanya. Saya
jelaskan kalau ayah dan bundanya ingin Keke menjadi seorang pemimpin.
Pemimpin yang kami maksud adalah Keke harus mempunyai jiwa seorang
pemimpin.
Diawali dari mampu memimpin dirinya sendiri. Apalagi Keke juga seorang
laki-laki, kelak dia juga akan jadi pemimpin bagi keluarga. Dan seseorang
yang mempunyai biasanya tidak akan mudah terombang-ambing begitu saja ke
segala arus yang kadang gak jelas.
Oiya, karena penasaran, besoknya saya pun tanya ke wali kelas maksud
dari pertanyaannya ke Keke. Wali kelas cerita kalau Keke sudah menjelaskan
arti namanya. Menurut wali kelas, artinya pas dengan karakter Keke. Di kelas
Keke termasuk anak yang bisa bersikap, ketika teman-temannya sedang berisik
dia gak otomatis ikut-ikutan. Malah kadang-kadang dia mengingatkan
teman-temannya untuk tertib. Dia juga termasuk anak yang aktif bertanya,
kalau perlu mengadakan debat kecil dengan gurunya apabila masih pendapatnya
berbeda. Wali kelasnya bilang suka sikap Keke jadi bikin kelas menjadi hidup
dengan diskusi-diskusinya.
Saya bersyukur bahkan sedikit ge-er mendengar jawaban dari wali kelas Keke.
Nama adalah sebuah do'a, dan saya percaya itu. Tapi hanya memberi nama saja
tanpa ada usaha, maka apalah arti sebuah nama. Banyak yang mempengaruhi
terbentuknya karakter seseorang, termasuk dari lingkungan sekitar. Tapi
tetap saja orang tua adalah gerbang utama yang seharusnya juga paling
bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter anak. Dan walaupun saat ini
banyak yang mengatakan bahwa peran ayah itu sangat penting bagi pembentukan
karakter anak, tapi yang dari zaman dahulu gak pernah berubah adalah peran
penting seorang ibu dalam pembentukan karakter anak.
Apa yang Kami Lakukan?
Agama
Pendidikan tentang agama harus jadi pondasi dasar dalam mendidik anak. Seorang pemimpin yang baik tentu saja harus mempunyai pondasi agama yang kuat. Selain mengajarkan agama secara langsung, anak-anak juga kami sekolahkan di sekolah islam.Makanan
Makanan bergizi dan seimbang juga mampu membantu pertumbuhan karakter seorang anak. Anak yang gizinya bagus, akan lebih sehat. Anak yang sehat tidak hanya menjadikannya cerdas tapi juga dapat membantu perkembangan karakter anak.Memberikan gizi terbaik bagi Keke, saya lakukan sejak mengandung. Selalu makan makanan dengan komposisi gizi yang seimbang, serta meminimalkan jajan di luar. Sejak lahir, saya memberikan Keke asupan ASI eksklusif kemudian dilanjut dengan MPASI setelah usianya 6 bulan. Setelah bisa menyantap makanan keluarga, saya tetap memerhatikan komposisi gizinya.
Diawali sarapan pagi, supaya Keke mempunyai tenaga cukup untuk memulai aktifitasnya. Kemudian memberikan dia bekal untuk dibawa ke sekolah. Saya tidak membiasakan Keke untuk jajan, walaupun kantinnya terlihat bersih. Tapi membawa bekal yang saya buat sendiri akan lebih ketahuan gizinya.

Hari Demi Hari dalam Mendidik Anak
Mendidik anak menjadi seorang pemimpin, tentunya gak instan. Sejak lahir, hari demi hari, dan terus berlanjut hingga saat anak dewasa nanti. 5 tahun pertama di kehidupan seorang anak tentu aja masa keemasan (golden age) yang seharusnya dimanfaatkan untuk mendidik seorang anak terutama pada pembentukan karakternya. Karena semakin anak besar, membentuk karakter akan menjadi lebih sulit. Tapi bukan berarti gak mungkin.
Saya teringat ketika bayi, Keke termasuk bayi yang tenang. Lalu ada teman mamah yang menyarankan supaya Keke rajin dibikin nangis dan dibiarkan agak lama menangisnya. Alasannya, bayi yang terlalu tenang nantinya akan mempunyai suara yang kecil. Suara yang kecil akan membuat anak tidak dianggap dan katanya itu terjadi dengan anaknya.
Saya, kok, kasihan kalo harus sengaja bikin Keke menangis supaya suaranya jadi lantang. Saya lebih suka mengajarkan Keke cara berkomunikasi. Berani bersikap ketika mengeluarkan pendapat termasuk berkata tidak tapi tetap dengan cara yang santun. Terbukti dari cerita wali kelas Keke di atas. Dan sebetulnya gak cuma wali kelas waktu Keke kelas 2 aja yang bilang gitu, saya beberapa kali dapat laporan seperti itu sejak Keke TK.

Padahal sebagai orang tua, saya ingin sekali melihat Keke langsung berani kalau bertemu orang atau suasana baru. Ingin sesekali lihat dia ikut lomba yang mengharuskan dia naik ke panggung, misalnya lomba nyanyi. Semasa TK, Keke selalu gak mau kalau diminta ikut lomba perorangan.
Tapi saya sadar, memaksakan anak hanyalah bentuk keegoisan orang tua. Ngomong baik-baik aja dulu. Mungkin Keke memang bukan anak yang suka tampil sendiri atau mungkin aja karena rasa percaya dirinya kurang. Memaksa dan menghakimi hanya akan membuatnya minder, lebih baik saya tingkatkan rasa percaya dirinya.
Sekarang tiap kali tahun ajaran baru, saya selalu terharu melihat Keke masuk sendiri ke sekolah tanpa harus ngumpet di balik punggung saya. Bahkan tahun lalu, dengan bangganya Keke bercerita kalau dia dipilih jadi salah satu siswa yang ikut lomba membaca Al-Qur'an.

Waktu TK, Keke pernah bilang cita-citanya adalah menjadi tukang becak. Saya tertawa dengernya. Bukan tertawa meledek, tapi memang lucu aja buat saya. Saya lalu bilang ke Keke, "Boleh juga tapi kalau bisa Keke jadi boss becaknya. Kalau Boss kan punya banyak becak pastinya." Mendengar cita-citanya didukung, apalagi membayangkan jadi boss becak membuat wajah Keke terlihat senang. Saya memang gak mau mematikan mimpi anak. Mimpi itu perlu, dari mimpi akan mempunyai visi-misi, lalu menjadi cita-cita, kemudian bisa bekerja sesuai dengan minat dan bakat yang mereka inginkan. Mematikan mimpi bisa membuat anak menjadi tidak tahu tujuan hidupnya.
Cita-cita anak bisa berubah-ubah dan punya alasannya. Keke ingin menjadi tukang beca, mungkin karena saat itu dia lagi senang-senangnya dengan lagu 'Becak'. Cita-citanyaya sempat berubah, yaitu ingin menjadi petugas pemadam kebakaran, karena dia ingin sekali memadamkan api neraka supaya gak ada manusia yang masuk neraka. Sekarang cita-cita Keke adalah menjadi anggota TNI.
Gak ada yang salah dengan semua mimpi. Bahkan kalopun suatu saat, dia punya cita-cita 'aneh' menjadi kelinci pink misalnya. Memang tidak akan mungkin Keke menjadi kelinci pink, tapi mungkin dia berpikir seperti karena sedang berimajinasi. Dan siapa tahu kelak dia menjadi seorang ilustrator andal. Jadi tugas saya sebagai orang tua adalah mengarahkan dan membimbing Keke supaya dia dapat mencapai cita-citanya.

"Bunda, bacain buku trus peluk." Kalau Keke berkata seperti itu berarti dia sudah mengantuk tapi belum bisa tidur kalau saya belum membacakan dia buku (walaupun hanya beberapa lembar) dan kemudian memeluknya.
Sekarang karena usianya sudah 9 tahun, kegiatan yang berkaitan dengan buku gak selalu saya yang membaca. Kadang Keke membaca buku sendiri. Biasanya saya selalu berpesan ke Keke kalau sudah selesai untuk diceritakan lagi ke saya dan apa yang bisa Keke ambil dari cerita tersebut.
Di situ saya bisa menilai apakah Keke benar-benar membaca bukunya. Dan dengan mendengar pendapatnya tentang buku yang dibaca, saya bisa melihat seperti apa cara Keke menangkap nilai-nilai dari setiap buku yang dibacanya. Dari sebuah buku, kadang saya bisa melihat pendapat Keke yang bijak, berani ambil keputusan, dan lainnya.
Tapi setelah setelah saya pikir-pikir lagi dengan tenang, sebetulnya sikap provokasi Keke itu ada bagusnya. Bukankah seorang pemimpin juga harus mampu mempengaruhi dan mengarahkan orang lain? Jadi sebaiknya diarahkan saja dan jangan dihakimi sikap provokatornya itu. Seperti tadi pagi, Adiknya ngotot ingin sarapan dulu baru pakai seragam, padahal hari udah semakin siang dan sup dihidangkan masih panas. Setelah dikasih tau Keke kalau nanti mereka bisa terlambat, adiknya baru nurut. Nah, ini berarti Keke bisa mengarahkan adiknya dengan benar.

Ngomong-ngomong tentang kepercayaan, saya pernah dapat teguran dari Keke. "Bunda teriak-teriak terus, gak percaya banget sama Keke? Keke itu bisa bundaaa..." Saat itu memang saya terlalu cerewet mengingatkan Keke untuk berhati-hati ketika di Tangkuban Perahu. Saya seperti gak percaya dengan kemampuannya dan itu membuat dia protes.
Saya gak marah, justru sadar kalau saya memang salah. Gimana Keke bisa jadi pemimpin kalau kita gak pernah kasih dia kepercayaan? Harusnya saya cukup mengarahkan saja sesekali. Teguran Keke adalah bentuk komunikasi yang bagus.

Oiya seorang pemimpin juga harus mandiri. 2 hari lalu saya terharu dengan sikap Keke yang bangun dengan semangat dan ingin memasak sarapan dan bekal untuk dia dan adiknya. Saya hanya memantau dari dekat karena Keke pengen melakukannya sendiri.

20 comments
namanya unik mbk,semoga jadi anak yang kuat ya ke..baarokallah ^^
ReplyDeletekeren maak, saya harus banyak belajar dari mak myra soal pengasuhan anak nih :)
ReplyDeletesama2 berbagi :)
Deletekeke persis sama saya dulu mbak... :D
ReplyDelete(sok pede, hehe)
sukses selalu buat keke dan nai, nanti kalo keke udah jadi TNI, mas imam pinjam AK 47 nya ya... :D
sukses juga buat mbak mira di lomba ini :D
Wah sayang ya untuk peran IBU saja. HIehiehiehel Ya deh mengalah dulu. Hiehiehiehiehie. Buat bapak bapak lainnya yang juga berperan dalam membesarkan buah hatinya harap bersabar ya. Tunggu Giveaway atau kontes selanjutnya aja. Menunggu Mode ON
ReplyDeletetp bapak2 juga boleh ikutan, kok. ceritain ttg ibu :)
DeleteSemoga Keke bisa menjadi pemimpin yang bertaqwa. Amin
ReplyDeleteGutlak lomba tulisannya
sudah dipersiapkan dari awal untuk menjadi pemimpin ya
ReplyDeleteMudah2an Keke menjadi pemimpin dalam maknanya. Walau tak memimpin banyak orang, minimal mampu memimpin dirinya dan keluarganya ya mbak ... ^__^
ReplyDeleteMoga menang yaa :)
aamiin :)
Deletewah tulisannya keren, sudah memberikan inspirasi banyak orang dalam hal parenting nih mba ^^
ReplyDeleteSukses buat Keke dan mimpi-mimpinya..
ReplyDeleteSemangat mbak jai orang tua yang mengarahkannya hehe..
Dia bisa jadi pemimpin dlm hidupnya
insya Allah. aamiin
Deletenoted, mesti nyontek kayak bunda Chi nih :) Keke hebat ya, smg tercapai segala yg dicita2kan & jd anak kebanggaan aybun nya
ReplyDeletecerita yang menginspirasi bun......
ReplyDeletethx ya :)
DeleteHebat Keke, ibunya juga hebat hehehee....
ReplyDeletethx y
DeleteHihi pengen jadi tukang beca segala. Sukses aja buat semua cita-cita Keke.
ReplyDeleteaamiin
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^